Tata Guna Lahan Eksisting Kawasan DTW Taman Bali Raja

12 Fungsi sakral pada DTW Taman Bali Raja merupakan fungsi dari seluruh kegiatan keagamaan berupa Piodalan pada Pura Taman Narmada Bali Raja. Struktur Pura Taman Narmada Bali Raja tidak berbeda dengan pembagian area pura secara umum di Bali yaitu terdiri atas Tri Mandala yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala, Pura Taman Narmada Bali Raja juga memiliki pembagian area pura berupa Tri Mandala yaitu Utama Mandala atau Jeroan, Madya Mandala atau Jaba Tengah dan Nista Mandala atau Jaba Sisi dari pura. Fungsi propan merupakan kegiatan yang mencakup pariwisata pada DTW Taman Bali Raja. 1 Kondisi Pura sebelum Renovasi Pura Taman Narmada Bali Raja direnovasi pada tahun 2006. Renovasi pada Pura berupa bentuk dari pelinggih dan beberapa perubahan dimensi dari pelinggih dan penggunaan material yang baru yaitu batu padas hitam. Penataan hardscape pada Utama Mandala dan Madya Mandala pura juga dilakukan dengan pemasangan berupa paving. Layout Pura Taman Narmada Bali Raja dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan kondisi pura sebelum renovasi dapat dilihat pada Gambar 2.6 Gambar 2.5 : Layout renovasi Pura Taman Narmada Bali Raja Sumber: Panitia Renovasi Pura, 2006 13 2 Kondisi Pura setelah Renovasi Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja setelah di renovasi dapat dijelaskan dengan struktur dari pura, lihat lampiran 1

B. Tata Bangunan

Bangunan yang terdapat di DTW Taman Bali Raja hanyalah kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja. Bangunan pelinggih yang ada di Pura Taman Narmada Bali Raja tersebar di area Utama Mandala, dan Madya Mandala. Pelinggih yang terdapat di area Utama Mandala adalah Piyasan, Pelinggih Dasar, Gedong Penyineban, Pelinggih Taksu Agung, Pelinggih Padmasana, Pelinggih Gedong, Pelinggih Meru Tumpang Telu, Bale Paselang, Bale Paruman, Bale Pawedan, dan Pelinggih Papanggungan. Pelinggih yang terdapat di area Madya Mandala adalah Apit Lawang, Pelinggih Lebuh, Pelinggih Pulo, Bale Gong, Bale Kul-kul. Gambar 2.6 : Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja sebelum renovasi Sumber: Panitia Renovasi Pura, 2006 14 Konsep yang digunakan pada bangunan pelinggih adalah konsep Tri Angga berupa kepala, badan, dan kaki sesuai dengan Arsitektur Tradisional Bali. Ketinggian dari setiap bangunan pelinggih pun berbeda-beda sesuai dengan jenis pelinggihnya. Penggunaan bahan bangunan pada setiap pelinggih di Pura Taman Narmada Bali Raja menggunakan bahan yang sama, diantaranya bahan penutup atap berupa ijuk pada bangunan Gedong, Bale dan Piyasan, pada meru Tumpang Telu berbahan dari batu, lihat Gambar 2.7.

C. Sirkulasi dan Parkir

Sirkulasi dari jalan menuju ke area Pura Taman Narmada Bali Raja dan area Taman Bali Raja belum termasuk kedalam kriteria ideal dari sirkulasi hal ini dikarenakan jalan yang ada tidak mendukung seluruh aktifitas sirkulasi kendaraan Pengempon pada saat upacara Piodalan dilaksanakan sehingga kepadatan pada jalur sirkulasi pun tidak terkendalikan. Di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja penyediaan parkir masih belum tersedia baik dari parkir kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, lihat Gambar 2.8. Sehingga pada saat upacara Piodalan dilaksanakan Pengempon dan Pengempon pura memarkirkan kendaraan di pinggir jalan sehingga hal ini berdampak pada kepadatan sirkulasi di jalan raya sehingga kemacetan dan ketidak teraturan parkir pun terjadi. Selain itu Pengempon yang Gambar 2.7 Pelinggih Lebuh di area Madya Mandala Sumber : Survey Lapangan, 08102015 15 tidak mendapatkan parkir akan memasuki area pura dari arah selatan sehingga diharuskan memarkirkan kendaraannya jauh dari pura dan melewati persawahan untuk akses menuju Pura Taman Narmada Bali Raja.

D. Ruang Terbuka

Ruang Terbuka di Kawasan Pura Taman Narmada mencakup seluruh unsur landscape yang ada di area Taman Bali Raja. Pada area Utama Mandala dan Madya Mandala ruang terbuka berupa landscape sudah tertata dengan baik seperti penataan vegetasi berupa pohon jepun dan perkerasan berupa paving. Dan pada area Nista Mandala yaitu Taman Bali Raja belum tertata dengan baik. Taman Bali Raja di dominasi oleh semak belukar, di taman ini juga terdapat pohon-pohon seperti pohon kamboja, pohon cempaka, pohon mengkudu, pohon pisang, pohon puring, lihat Gambar 2.9. Di area taman ini juga masih terlihat meja dan kursi taman yang kondisinya sudah tidak bagus lagi, hal ini dikarenakan tidak terawatnya kursi taman yang ada, lihat Gambar 2.10. Gambar 2.8 Area parkir sepeda motor pada saat piodalan Sumber : Survey Lapangan, 12122015 Gambar 2.9 Pohon Kamboja dan puring di area pura Sumber : Survey Lapangan, 08102015 Gambar 2.10 Kondisi kursi taman Sumber : Survey Lapangan, 08102015