PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA TAMAN BALI RAJA, DESA TAMANBALI-BANGLI.

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA

TAMAN BALI RAJA, DESA TAMANBALI-BANGLI

Oleh :

DESAK PUTU KORPIYONI

1204205062

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

2016


(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA

TAMAN BALI RAJA, DESA TAMANBALI-BANGLI

Oleh :

DESAK PUTU KORPIYONI 1204205062

Dosen Pembimbing:

1. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. 2. Ir. Anak Agung Gede Djaja Bharuna S, MT.

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

2016


(3)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS

UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

Jdtan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

A (0361) 703384,7A3320 Fax : 703384 www. ar.unud. ac. id

Judul Tugas Akhir

Periode Mahasiswa

NIM Jurusan

Telah Diuji Tanggal

LEMBARPENGESAHAN

Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman BaIi Raja, Desa Tamanbali-Bangli

Februari 2016

Desak Putu Korpiyoni

120420s062

Teknik Arsitektur (Re guler)

22lApml2016

Menyetujui:

Dosen Pembimbing

II

Dosen Pembimbing

I

1q61041s 100103 1

Mengesahkan: Jurusan Arsitektur,


(4)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS

UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

A (0361) 7An84.703320 Fax: 703384 wurv. ar.unud.ac. id

SURAT

KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Dosen Pembimbing dan Penguji Studio Tugas Akhir, dengan ini menerangkan bahwa :

Mahasiswa : Desak Putu Korpiyoni

NIM

:1204205062

Jurusan

: Teknik Arsitektur (Reguler)

Judul Tugas

Akhir

: Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, Desa Tamanbali-Bangli

Telah melakukan revisi pada hasil rancangan Studio Tugas Akhir (TA) periode Februari 2016, sesuai dengan saran dan masukan saat sidang ujian yang dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Apt'rl2}rc.

Penguji Studio Tugas Akhir

NTP 19610415 198702 2 001 Dosen Penguji

I

W4,

Dosen

I Ketut Mudra. ST..MT. NrP. 19681120 199503 I 001

Dr.Ir.

Widiastuti, MT.

NIP. 19630825 t99tB 2 A03

Mengetahui,

Koordinator Studio Tugas Akhir

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Dosen Pembimbing dan

Pembimbing

I

Dosen Pembimbing II

Dosen Penguji

III

/

042t 240003 2 001


(5)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

(0361) 703384, 703320 Fax : 703384

www.ar.unud.ac.id

PERNYATAAN

Judul Tugas Akhir : Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman

Bali Raja, Desa Tamanbali-Bangli

Nama : Desak Putu Korpiyoni

NIM : 1204205062

Program Studi : Arsitektur

Periode : Pebruari 2016

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Denpasar, 19 April 2016

Desak Putu Korpiyoni


(6)

ABSTRACT

Design Tourist Attraction (DTW) Taman Bali Raja located at Dusun Sidawa, Tamanbali Village, Bangli Regency. Exsisting condition of DTW Taman Bali Raja such as Pura Taman Narmada Bali Raja around rice fields and pool. The potentials and problems of DTW Taman Bali Raja can be proponent to determine the theme. Green Architecture be the theme of area DTW Taman Bali Raja. Theme of Green Architecture being DTW Taman Bali Raja into tourism destination with nuanced friendly environment, looking for sociocultural around then environmental conservation around stay preserve

Keywords: DTW Taman Bali Raja, Green Architecture

ABSTRAK

Daya Tarik Wisata (DTW) Taman Bali Raja terletak di Dusun Sidawa, Desa Tamanbali, Kabupaten Bangli. Kondisi eksisting DTW Taman Bali Raja berupa Pura Taman Narmada Bali Raja yang dikelilingi persawahan dan kolam. Potensi dan permasalahan yang ada pada DTW Taman Bali Raja menjadi pendukung dalam menentukan tema penataan DTW Taman Bali Raja. Tema yang digunakan pada penataan DTW Taman Bali Raja ini adalah Green Architecture. Penggunaan tema Green Architecture dapat menjadikan DTW Taman Bali Raja menjadi tempat wisata yang bernuansa ramah lingkungan, memperhatikan sosio kultural, sehingga konservasi lingkungan sekitar tetap terjaga.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya Laporan Studio Tugas Akhir yang berjudul “Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, Desa Tamanbali-Bangli” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan laporan Studio Tugas Akhir ini sebagai syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik bagi mahasiswa program S1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Penyusunan laporan Studio Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, informasi, petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak yang telah membantu tersusunnya laporan Studio Tugas Akhir ini. Maka daripada itu ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana

2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Dosen Pembimbing 1 Studio Tugas Akhir

3. Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT. selaku Dosen Koordinator Studio Tugas Akhir

4. Bapak Ir. Anak Agung Gede Djaja Bharuna S, MT. selaku Dosen Pembimbing 2 Studio Tugas Akhir

5. Bapak I Ketut Mudra, ST., MT. selaku Dosen Penguji 1 Studio Tugas Akhir 6. Ibu Dr. Ir. Widiastuti, MT. selaku Dosen Penguji 2 Studio Tugas Akhir 7. Ibu Ni Made Swanendri, ST.,MT. selaku Dosen Penguji 3 Studio Tugas

Akhir

8. Pemangku Dewa Aji Mangku Taman selaku Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja Tamanbali, Bangli

9. Terisitimewa kepada orang tua penulis Ngakan Putu Kirim dan Desak Made Astuti dan saudara kandung penulis Desak Made Dwi Astari dan

Dewa Nyoman Tri Astawa Putra, yang selalu mendoakan, memberi motivasi, dukungan semangat, menyediakan fasilitas kepada penulis dalam penyelesaian laporan Studio Tugas Akhir ini.


(8)

iv

10. Kepada seluruh sahabat, dan teman-teman Arsitektur angkatan 2012 yang telah saling memberi dukungan dan semangat.

11. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan Studio Tugas Akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Laporan Studio Tugas Akhir ini tentulah memerlukan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan Laporan Studio Tugas Akhir ini, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, Pebruari 2016

Desak Putu Korpiyoni NIM : 1204205062


(9)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah. ... 3

1.3 Tujuan. ... 4

1.4 Metode Perancangan. ... 4

1.4.1 Ide atau Gagasan Perancangan. ... 4

1.4.2 Pemahaman Terhadap Proyek Penataan Kawasan... 4

1.4.3 Konsep Penataan Kawasan DTW Taman Bali Raja. ... 6

Bali Raja Desa Tamanbali-Bangli BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA 2.1 Kondisi Fisik DTW Taman Bali Raja ... 8

2.1.1 Lokasi DTW Taman Bali Raja... 8

2.1.2 Eksisting Kawasan DTW Taman Bali Raja ... 10

2.1.3 Objek Wisata Sekitar DTW Taman Bali Raja ... 18

2.2 Kondisi Non Fisik ... 20

2.2.1 Kondisi Non Fisik Desa Tamanbali ... 20

2.2.2 Kondisi Non Fisik DTW Taman Bali Raja ... 21

2.3 Sejarah Pura Taman Narmada Bali Raja ... 23

2.4 Potensi dan Permasalahan Kawasan DTW Taman Bali Raja ... 25

BAB III PEMAHAMAN TEORI PENATAAN KAWASAN 3.1 Kawasan ... 32


(10)

vi

3.1.1 Pura ... 33

3.1.2 Kawasan Tempat suci ... 34

3.1.3 Bhisama Kesucian Pura ... 34

3.2 Daya Tarik Wisata... 35

3.2.1 Tujuan Pembangunan Objek dan Daya Tarik Wisata dan ... 35

Dampak Pariwisata 3.2.2 Jenis Daya Tarik Wisata ... 37

3.2.3 Peristiwa Pariwisata ... 38

3.2.4 Pelayanan ... 40

3.3 Sistem Pengelolaan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 41

3.4 Elemen Perancangan dalam Perancangan Kawasan ... 41

3.4.1 Tata Guna Lahan (Land Use) ... 42

3.4.2 Tata Bangunan (Building Form and Massing) ... 44

3.4.3 Sistem Sirkulasi dan Perparkiran ... 47

3.4.4 Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian) ... 49

3.4.5 Ruang Terbuka dan Tata Hijau ... 52

3.4.6 Sistem Penanda ... 54

3.4.7 Aktifitas Pendukung ... 56

3.4.8 Preservasi dan Konservasi ... 57

3.5 Arahan Regulasi ... 59

3.6 Tinjauan Objek Sejenis ... 60

3.6.1 Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan ... 61

3.6.2 Objek Wisata Kawasan Luar Pura Taman Ayun ... 68

3.6.3 Objek Wisata Taman Narmada ... 75

3.6.4 Kesimpulan Tinjauan Objek Sejenis ... 76

3.7 Spesifikasi Khusus Penataan Kawasan ... 77

Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja 3.7.1 Pengertian Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja ... 77

3.7.2 Lingkup Penataan Kawasan ... 78

3.7.3 Fungsi yang Diwadahi ... 78

3.7.4 Sasaran Penataan ... 79


(11)

vii

BAB IV TEMA DAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN

4.1 Tema ... 81

4.1.1 Pendekatan Tema ... 81

4.1.2 Rumusan Tema ... 82

4.2 Analisis Kebutuhan Pada Kawasan ... 84

4.2.1 Kebutuhan Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan ... 84

4.2.2 Kebutuhan Berdasarkan Elemen Fisik Kawasan ... 89

4.3 Program Penataan Kawasan ... 91

4.3.1 Program Penataan Fasilitas ... 91

4.3.2 Besaran Ruang ... 96

4.3.3 Suasana Ruang ...103

4.4 Pola Sirkulasi ...107

4.4.1 Pola Sirkulasi Makro ...107

4.4.2 Pola Sirkulasi Mikro ...108

4.4.3 Organisasi Ruang ...109

4.5 Skenario Penataan ...110

4.6 Strategi Penataan ...111

BAB V KONSEP PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA TAMAN BALI RAJA 5.1 Konsep Elemen Perancangan ...113

5.1.1 Konsep Tata Guna Lahan ...113

5.1.2 Konsep Tata Guna Bangunan ...116

5.1.3 Konsep Ruang Terbuka ...118

5.1.4 Konsep Sirkulasi dan Parkir ...120

5.1.5 Konsep Jalur Pejalan Kaki ...124

5.1.6 Konsep Penandaan ...125

5.1.7 Konsep Aktifitas Pendukung ...126

5.1.8 Konsep Konservasi dan Preservasi ...128

5.2 Konsep Utilitas ...129

5.2.1 Konsep UtilitasDrainase ...129


(12)

viii

5.2.3 Konsep Utilitas Pemadam Kebakaran...130

5.2.4 Konsep Utilitas Penyediaan Air Bersih ...131

5.2.5 Konsep Utilitas Air Kotor dan Limbah ...133

5.2.6 Konsep Utilitas Pencahayaan pada Bangunan ...134


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Pulau Bali ... 10

Gambar 2.2 Peta wilayah administrasi Kabupaten Bangli ... 10

Gambar 2.3 Peta wilayah administrasi Desa Tamanbali ... 10

Gambar 2.4 Pekerjaan penduduk Desa Tamanbali ... 11

Gambar 2.5 Jalur menuju objek wisata ... 12

Gambar 2.6 Peta wilayah administrasi Desa Tamanbali ... 13

Gambar 2.7 Peta sebaran DTW Taman Bali Raja... 13

Gambar 2.8 Lokasi Pura Taman Narmada Bali Raja ... 13

Gambar 2.9 Layout renovasi Pura Taman Narmada Bali Raja ... 17

Gambar 2.10 Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja sebelum renovasi ... 18

Gambar 2.11 Pelinggih Dasar ... 18

Gambar 2.12 Piyasan ... 19

Gambar 2.13 Gedong Penyineban... 19

Gambar 2.14 Pelinggih Taksu Agung ... 20

Gambar 2.15 Pelinggih Padmasana... 20

Gambar 2.16 Pelinggih Gedong ... 21

Gambar 2.17 Pelinggih Meru Tumpang Telu ... 21

Gambar 2.18 Pelinggih Pengaruman... 22

Gambar 2.19 Bale Pawedan ... 23

Gambar 2.20 Pelinggih Apit Lawang... 23

Gambar 2.21 Pelinggih Lebuh ... 24

Gambar 2.22 Pelinggih Pulo ... 24

Gambar 2.23 Bale Kulkul ... 25

Gambar 2.24 Bale Gong ... 25

Gambar 2.25 Pelinggih Ida Betara Sakti Ulun Danu ... 26

Gambar 2.26 Bale Pesanekan ... 26

Gambar 2.27 Struktur organisasi Pura Taman Narmada Bali Raja ... 27

Gambar 2.28 Tata guna lahan di Pura Taman Narmada Bali Raja ... 29

Gambar 2.29 Pembagian menurut zona ... 30


(14)

x

Gambar 2.31 Area Parkir Sepeda Motor pada saat piodalan ... 32

Gambar 2.32 Pohon Kamboja dan Puring di area Pura ... 33

Gambar 2.33 Kondisi kursi taman ... 33

Gambar 2.34 Jalan setapak menuju Pura ... 33

Gambar 2.35 Tangga menuju pura ... 33

Gambar 2.36 Pedagang pada saat piodalan ... 34

Gambar 2.37 Penanda area pura... 34

Gambar 2.38 Penanda berupa tapal batas Dusun Sidawa ... 34

Dan rambu jalan tikungan Gambar 2.39 Pohon bringin sebagai konservasi dan preservasi ... 35

Gambar 2.40 Pura Taman Narmada Bali Raja sebagai ... 35

Konservasi dan Preservasi Gambar 2.41 Penerangan di area pura ... 35

Gambar 2.42 Penyediaan air bersih ... 35

Gambar 2.43 Potensi lahan kosong ... 36

Gambar 2.44 Street Furniture yang tidak terawatt ... 36

Gambar 2.45 Penggunaan material batu padas dan ukiran ... 37

Gambar 2.46 Bale Pesandekan yang belum menggunakan ... 37

Batu padas dan ukiran Gambar 2.47 Lahan kosong untuk parkir ... 38

Gambar 2.48 Ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan ... 39

Gambar 2.49 Ruang Terbuka dengan semak belukar ... 39

Gambar 2.50 Jalur pejalan kaki pinggir area persawahan ... 40

Gambar 2.51 Kondisi jalur pejalan kaki yang ditumbuhi rumput ... 40

Gamabr 2.52 Kondisi penandaan tapal batas Dusun Sidawa ... 41

Gambar 3.1 Lokasi DTW Ulun Danu Beratan pada peta pulau Bali ... 72

Gambar 3.2 Lokasi DTW Ulun Danu Beratan ... 72

Gambar 3.3 Ilustrasi layout DTW Ulun Danu Beratan ... 74

Gambar 3.4 Preservasi dan konservasi di DTW Ulun Danu Beratan ... 75

Gambar 3.5 Pengnjung hanya dapat melihat pura dari luar ... 75

Gambar 3.6 Parkir roda empat di DTW Ulun Danu Beratan ... 75


(15)

xi

Gambar 3.8 Parkir roda dua di DTW Ulun Danu Beratan ... 76

Gambar 3.9 Area drop off di depan loket ... 76

Gambar 3.10 Restoran di DTW Ulun Danu Beratan ... 76

Gambar 3.11 Foto booth binatang di DTW Ulun Danu Beratan ... 76

Gambar 3.12 Taman bermain anak di DTW Ulun Danu Berata ... 76

Gambar 3.13 Art shop di DTW Ulun Danu Beratan ... 76

Gambar 3.14 Penandaan masuk di DTW Ulun Danu Beratan ... 77

Gambar 3.15 Penandaan arah keluar dan toilet di DTW ... 77

Ulun Danu Beratan Gambar 3.16 Penandaan untuk tidak memasuki area Pura ... 77

Penataran Beratan Gambar 3.17 Penandaan peringatan yang terdapat di ... 77

Candi bentar masuk menuju pura Gambar 3.18 Ruang terbuka hijau di DTW Ulun Danu Beratan ... 78

Gambar 3.19 Pohon cemara di DTW Ulun Danu Beratan ... 78

Gambar 3.20 Bunga pada ruang terbuka di DTW Ulun Danu Beratan ... 78

Gambar 3.21 Pohon peneduh di DTW Ulun Danu Beratan ... 78

Gamabr 3.22 Lampu Taman di DTW Ulun Danu Beratan ... 78

Gambar 3.23 Jalur pejalan kaki dengan batu sikat di DTW ... 78

Gambar 3.24 Kursi taman di DTW Ulun Danu Berata ... 79

Gambar 3.25 Patung binatang di DTW Ulun Danu Beratan ... 79

Gambar 3.26 Lokasi objek wisata kawasan luar Pura Taman Ayun... 80

Pada peta pulau Bali Gambar 3.27 Lokasi objek wisata kawasa luar Pura Taman Ayun... 80

Gambar 3.28 Ilustrasi layout objek wisata kawasan luar ... 81

Pura Taman Ayun Gambar 3.29 Parkir roda dua di objek wisata kawasan luar ... 82

Pura Taman Ayun Gambar 3.30 Parkir roda empat dan bus di objek wisata ... 82

Kawasan luar Pura Taman Ayun Gambar 3.31 Wisatawan berjalan dari area parkir menuju objek wisata ... 82


(16)

xii

Gambar 3.33 Penandaan berupa penunjuk arah untuk pengunjung disable ... 83

Gambar 3.34 Papan dilarang berhenti di parkir roda dua ... 83

Gambar 3.35 Penandaan informasi bagi pengunjung ... 83

Gambar 3.36 Penunjuk arah untuk mengelilingi pura ... 83

Gambar 3.37 Ruang terbuka di sisi utara pura ... 83

Gambar 3.38 Ruang terbuka di sisi timur pura ... 83

Gambar 3.39 Ruang terbuka di sisi depan pura ... 84

Gambar 3.40 Ruang terbuka di area Madya Mandala pura ... 84

Gambar 3.41 Jalur khusus untuk diffable menggunakan kursi roda ... 84

Gambar 3.42 Jalur pejalan kaki dengan paving dan trali ... 84

Gambar 3.43 Togog dan lampu taman di depan candi bentar menuju pura ... 85

Gambar 3.44 Bale bengong di pinggir kolam ... 85

Gambar 3.45 Area depan Pasar Tenten Taman Ayun ... 85

Gambar 3.46 Pedagang di Pasar Tenten Taman Ayun ... 85

Gambar 3.47 Lokasi Taman Narmada di peta pulau Lombok ... 86

Gambar 3.48 Lokasi Taman Narmada ... 86

Gambar 3.49 Permainan flying fox di Taman Narmada ... 87

Gambar 3.50 Kolam Taman Narmada ... 87

Gambar 4.1 Alur kegiatan pemangku ... 97

Gambar 4.2 Alur kegiatan Pengempon Pura ... 97

Gambar 4.3 Alur kegiatan Pemedek pura ... 98

Gambar 4.4 Alur kegiatan penabuh gambelan ... 98

Gambar 4.5 Alur kegiatan penari ... 98

Gambar 4.6 Alur kegiatan pecalang ... 99

Gambar 4.7 Alur kegiatan pedagang ... 99

Gambar 4.8 Alur kegiatan wisatawan ...100

Gambar 4.9 Area kegiatan pengelola ...100

Gambar 4.10 Hubungan ruang pada kawasan ...118

Gambar 4.11 Sirkulasi ruang pada kawasan ...119

Gambar 4.12 Batas-batas kawasan ...120

Pura Taman Narmada Bali Raja dengan luas 96 are Gambar 4.13 Plot bentuk dan luasan tapak ...121


(17)

xiii

Gambar 4.14 Potongan tapak DTW Taman Bali Raja ...122

Gambar 4.15 Iklim pada tapak ...122

Gambar 4.16 Vegetasi pada tapak ...123

Gambar 4.17 View pada tapak ...124

Gambar4.18 Implikasi view pada tapak ...125

Gambar 4.19 Letak utilitas pada site ...126

Gambar 4.20 Implikasi tata guna lahan pada tapak ...127

Gambar 4.21 Sirkulasi eksisting pada tapak ...128

Gambar 4.22 Implikasi sirkulasi pada tapak ...129

Gambar 4.23 Skenario penataan kawasan ...131

Gambar 5.1 Pembagian zona...133

Gambar 5.2 Fungsi setiap zona ...134

Gambar 5.3 Entrance dan Out zona sakral ...134

Gambar 5.4 Entrance dan Out zona propan ...135

Gambar 5.5 Tampilan bangunan eksisting ...136

Gambar 5.6 Tampilan bangunan berbentuk persegi ...136

dengan konsep Tri Angga Gambar 5.7 Skyline pada bangunan, dengan jumlah satu lantai ...136

Gambar 5.8 Hardscape berupa batu sikat dan grass block ...137

Gambar 5.9 Jenis tanaman peneduh ...138

Gambar 5.10 Ilustrasi perancangan pohon peneduh pada ruang terbuka...138

Gambar 5.11 Ilustrasi perancangan street furniture pada ruang terbuka ...139

Gambar 5.12 Sirkulasi pada segmen 2 dan segmen 2 ...140

Gambar 5.13 Letak parkir pada segmen 1 dan segmen 2 ...141

Gambar 5.14 Dimensi space parkir roda empat kemiringan 45° ...141

Gambar 5.15 Dimensi space parkir roda empat kemiringan 90° ...141

Gambar 5.16 Dimensi space parkir roda dua kemiringan 90° ...142

Gambar 5.17 Dimensi space parkir bus kemiringan 90° ...142

Gambar 5.18 Ilustrasi konsep perancangan parkir roda empat ...142

pada segmen 1 dan segmen 2 Gambar 5.19 Ilustrasi konsep perancangan parkir roda dua ...142


(18)

xiv

Gambar 5.20 Jalur pejalan kaki yang dapat dilalui dua orang ...144

Gambar 5.21 Jalur pejalan kaki yang dapat dilalui empat orang ...144

Gambar 5.22 Jalur pejalan kaki yang dapat dilalui dua orang ...144

dan dua orang bersepeda Gambar 5.23 Dimensi dan material penandaan ...145

Gambar 5.24 Penempatan aktifitas pendukung pada segmen ...146

Gambar 5.25 Letak kios makanan pada segmen 1 ...146

Gambar 5.26 Letak fasilitas komersial pada segmen 2 ...147

Gambar 5.27 Pembatas visual untuk konservasi ...148

Gambar 5.28 Dimensi drainase ...149

Gambar 5.29 Alur supply air bersih ...151

Gambar 5.30 Peletakan air bersih pada tapak ...151

Gambar 5.31 Alur pembuangan air hujan ...152

Gambar 5.32 Alur pembuangan air kotor dari toilet ...152

Gambar 5.33 Alur pembuangan limbah ...152

Gambar 5.34 Peletakan utilitas air kotor dan limbah pada tapak ...153


(19)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemanfaatan lahan Desa Tamanbali ... 9

Tabel 2.2 Jumlah penduduk Desa Tamanbali ... 11

Tabel 2.3 Jumlah kunjungan wisatawan pada objek-objek wisata ... 12

di Bali Tahun 2012-2014 Tabel 3.1 Kesimpulan Tinjauan objek sejenis ... 87

Tabel 4.1 Kebutuhan ruang ...101

Tabel 4.2 Persyaratan ruang ...103

Tabel 4.3 Jumlah pengelola...109

Tabel 4.4 Studi besaran ruang ...112


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan.

1.1LATAR BELAKANG

Keanekaragaman kekayaan alam, budaya, hasil buatan manusia serta aktifitas sosial budaya masyarakat merupakan suatu keunikan, keindahan dan memiliki nilai untuk bisa dijadikan sebuah daya tarik, khususnya untuk pariwisata. Untuk memperkenalkan kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia dibangunlah suatu daya tarik wisata (DTW), yang nantinya akan berdampak kepada pengembangan sosial ekonomi regional penduduk sekitar dan optimalisasi sumberdaya yang ada di daerah tersebut. Di Bali setiap kabupaten telah memiliki sebaran daya tarik wisata (DTW), yang telah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah di setiap Kabupaten/Kota, daya tarik yang ditawarkan beranekaragam seperti daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya


(21)

2

tarik wisata buatan manusia. Kabupaten/Kota di Bali memiliki potensi, pertunjukan yang berbeda-beda bagi setiap daya tarik wisata yang ada.

Kabupaten Bangli merupakan salah satu dari 9 Kabupaten/Kota di Bali yang memiliki daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata buatan manusia. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bangli Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli Tahun 2013-2033, dengan sebaran daya tarik wisata (DTW) yang tersebar di seluruh Kabupaten Bangli. Salah satu daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Bangli berupa, daya tarik wisata alam yaitu Taman Bali Raja yang terletak di Desa Tamanbali. DTW Taman Bali Raja seperti yang telah ada pada RTRW Kabupaten Bangli disebutkan, Taman Bali Raja merupakan daya tarik wisata alam yang termasuk kedalam daya tarik wisata berupa wisata sejarah/purbakal. DTW Taman Bali Raja masuk kedalam salah satu daya tarik wisata Kabupaten Bangli, yang merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Tamanbali. DTW Taman Bali Raja memiliki potensi berupa taman, yang dahulunya digunakan sebagai tempat bersemedi oleh Raja Kerajaan Tamanbali, dengan dikelilingi sawah dan terdapat kolam yang ditengah-tengah kolam tersebut terdapat Pura Taman Narmada Bali Raja, yang merupakan pura kawitan bagi seluruh warih Ksatriya Tamanbali.

Pura Taman Narmada Bali Raja berada satu kawasan dengan DTW Taman Bali Raja. Pura Taman Narmada Bali Raja merupakan pura kawitan untuk warih

Ksatriya Tamanbali, berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi Atma Sidha Dewata

Kerajaan Tamanbali. Piodalan di Pura Taman Narmada Bali Raja dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada Sukra Wage Wuku Landep. Pura Taman Narmada Bali Raja terletak di pinggir kolam DTW Taman Bali Raja, sehingga untuk dapat mencapai pura harus melewati jembatan kecil di atas kolam. Pada saat piodalan berlangsung selama tiga hari, Pemedek yang datang dari seluruh Bali untuk melaksanakan persembahyangan berjumlah ribuan orang. Di area pura

Pemedek tidak bisa memasuki Utama Mandala pura dengan jumlah orang yang

banyak, dikarenakan keadaan luasan Utama Mandala tidak begitu besar, sehingga

Pemedek akan menunggu giliran untuk memasuki Utama Mandala di area Nista

Mandala pura, yaitu di pinggir sawah, di pinggir pura dan di area DTW Taman


(22)

3

Taman Bali Raja adalah 96 are. Dipinggir taman terdapat hamparan sawah yang luas dan letak pura dari rumah penduduk pun tidak terlalu jauh.

Daya tarik wisata Taman Bali Raja ini sebelumnya sudah dijadikan sebagai taman rekreasi bagi masyarakat sekitar seperti memancing ikan, naik sepeda ataupun bersantai dipinggir kolam. Sampai saat ini street furniture berupa kursi taman masih ada di kawasan taman, namun dengan kondisi yang sudah tidak layak pakai, dikarenakan kurang adanya perawatan dan pengelolaan yang lebih lanjut. Kondisi eksisting dari DTW Taman Bali Raja ini dikelilingi dengan persawahan, yang dengan status kepemilikan sawah tersebut dimiliki oleh Pura Taman Narmada Bali Raja, desa adat, dan perseorangan. Sehingga untuk dapat membangun kembali potensi dari DTW Taman Bali Raja, dilakukan penataan kawasan DTW Taman Bali Raja dengan potensi-potensi berupa alam dan kondisi eksisting yang ada disekitar DTW Taman Bali Raja, sehingga menjadi suatu daya tarik selain wisata sejarah/purbakala yang terdapat di kawasan DTW Taman Bali Raja dan Pura Taman Narmada Bali Raja, yang merupakan bagian dari sejarah Kerajaan Tamanbali.

Penataan kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja ini akan menata DTW Taman Bali Raja untuk dijadikan objek wisata alam, sejarah dan budaya, namun dengan tetap mempertahankan radius dari kesucian Pura Taman Narmada Bali Raja. Penataan kawasan DTW Taman Bali Raja mengacu kepada konsep penataan kawasan berupa penataan konservasi dan preservasi, penataan tata guna lahan, penataan bangunan, penataan sirkulasi parkir, penataan ruang terbuka, penataan jalur pejalan kaki, penataan penandaan, dan penataan aktifitas pendukung. Konsep penataan kawasan ini nantinya akan menjadi acuan perancangan dalam penataan kawasan DTW Taman Bali Raja menjadi objek wisata yang memiliki daya tarik berupa sejarah/purbakala dan potensi alam sekitar DTW Taman Bali Raja.

1.2RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka diperlukan upaya dalam penataan kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja. Masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :


(23)

4

b. Potensi apa yang ada jika kawasan DTW Taman Bali Raja ditata menjadi objek wisata alam, sejarah, dan budaya?

c. Bagaimana konsep perancangan kawasan DTW Taman Bali Raja ?

1.3TUJUAN

Dapat menata kawasan DTW Taman Bali Raja berupa penataan konservasi dan preservasi, penataan guna lahan, penataan bangunan, penataan sisrkulasi dan parkir, penataan ruang terbuka, penataaan jalur pejalan kaki, penataan penandaan, dan penataan aktifitas pendukung. Membangun potensi yang ada pada sekitar DTW Taman Bali Raja berupa potensi alam, potensi budaya, dan potensi hasil buatan manusia. Penataan kawasan DTW Taman Bali Raja dirancang dengan konsep elemen perancangan kawasan, sehingga DTW Taman Bali Raja dapat ditata menjadi DTW berupa sejarah/purbakala .

1.4METODE PERANCANGAN

Penggunaan metode perancangan bertujuan untuk mempertimbangkan proses dan hasil akhir dari data yang didapat sehingga terbentuk konsep penataan kawasan yang dirancang. Tahapan metode perancangan berupa pengumpulan data yang selanjutnya dianalisis dan dievaluasi yang diharapkan dapat memecahkan seluruh permasalahan dan mendapatkan alternatif desain penataan pada Kawasan DTW Taman Bali Raja Desa Tamanbali Bangli. Berikut tahapan-tahapan proses dalam perancangan :

1.4.1 Ide atau Gagasan Perancangan

Tahapan perumusan ide atau gagasan perancangan dari Penataan Kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja adalah :

a. Penyusunan latar belakang b. Penyusunan rumusan masalah c. Penyusunan tujuan

d. Penyusunan metode penelitian

1.4.2 Pemahaman Terhadap Proyek Penataan Kawasan

Pemahaman terhadap proyek merupakan tahap analisa secara langsung mengenai kondisi eksisting kawasan DTW Taman Bali Raja, pengumpulan data


(24)

5

dan melakukan studi banding objek sejenis sehingga diperoleh perbandingan desain.

A. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu : 1) Data Primer

a. Observasi

Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan DTW Taman Bali Raja dan mendapatkan data mengenai kondisi fisik, dan permasalahan yang ada, serta pengamatan dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti kamera foto dan alat ukur berupa meteran.

b. Wawancara

Mengumpulkan infromasi dengan melakukan wawancara dengan narasumber dengan hal ini bersama Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja Tamanbali Bangli, Kepala Desa Tamanbali dan masyarakat sekitar. Narasumber yang diwawancarai yaitu :

1. Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja, Dewa Aji Mangku Taman pada tanggal 08 Oktober 2015 , 10 Oktober 2015

2. Kepala Desa Desa Tamanbali, I Dewa Ngurah Oka pada tanggal 10 Oktober 2015

3. Masyarakat sekitar Pura Taman Narmada Bali Raja pada tanggal 10 Oktober 2015

c. Studi Banding

Studi banding dilakukan untuk mengumpulkan data yang berasal dari objek sejenis, untuk memperoleh gambaran umum mengenai proyek yang akan dirancang. Objek sejenis yang akan digunakan sebagai studi banding kawasan pura yang berdampingan dengan objek wisata adalah:

1. Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan

2. Objek Wisata Kawasan Luar Pura Taman Ayun 3. Objek Wisata Taman Narmada, Lombok


(25)

6

2) Data Sekunder a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pengenalan sejarah terbentuknya Pura Taman Narmada Bali Raja Tamanbali Bangli yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam proses perancangan.

b. Studi Instansional

Mencari data yang berkaitan dengan peraturan-peraturan kebijakan pemerintah tentang radius kesucian pura, RDTR Kecamatan Bangli dan Perda sebaran DTW.

B.Metode Analisis Data

Setelah pengumpulan data, kemudian dilakukan analisa data dengan metode sebagai berikut:

1. Metode Analisis Kuantitatif

Dalam analisis kuantitatif yang dilakukan adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiyono,147:2014). Dalam hal ini menganalisa data dengan cara sistematis. 2. Metode Analisis Kualitatif

Dalam analisis kualitatif yang dilakukan adalah mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola dan membuat kesimpulan (Sugiyono,244:2014) Dalam hal ini menganalisis data dan membuat diagramatik seperti diagram hubungan, organisasi dan sirkulasi ruang dan disimpulkan.

1.4.3 Konsep Penataan Kawasan DTW Taman Bali Raja

Pada konsep Penataan Kawasan DTW Taman Bali Raja Desa Tamanbali-Bangli, terdapat beberapa macam konsep yang digunakan yaitu :

a. Konsep penataan konservasi dan preservasi b. Konsep penataan guna lahan


(26)

7

d. Konsep penataan sirkulasi parkir e. Konsep penataan ruang terbuka f. Konsep penataan jalur pejalan kaki g. Konsep penataan penandaan

h. Konsep penataan aktifitas pendukung i. Konsep penataan sistem utilitas


(27)

8

BAB II

TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik, potensi dan permasalahan, dan studi kelayakan atas permasalahan yang akan digunakan untuk menentukan literatur terkait pada bab berikutnya.

2.1Kondisi Fisik DTW Taman Bali Raja

Kondisi fisik DTW Taman Bali Raja menguraikan mengenai lokasi dan letak geografis DTW Taman Bali Raja dan eksisting kawasan DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi fisik DTW Taman Bali Raja:

2.1.1 Lokasi DTW Taman Bali Raja

DTW Taman Bali Raja terletak di Desa Tamanbali yang merupakan salah satu desa dari 9 desa di wilayah Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli yang terletak 4 km kearah selatan dari kota Kecamatan Bangli. Untuk mencapai DTW Taman Bali Raja di Desa Tamanbali dari Kota Bangli ke arah selatan dengan menempuh jarak 5 km dan dari ibu kota propinsi dapat ditempuh melalui jalan utama Gianyar –Bangli yang berjarak 35 km . DTW


(28)

9

Taman Bali Raja terletak di Dusun Sidawa Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, lihat Gambar 2.1 sampai dengan Gambar 2.3

Gambar 2.1 Peta Pulau Bali Sumber : www.googlemaps.com

diakses 07/10/2015, pukul 01.17

Gambar 2.2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bangli

Sumber : RTRW Bangli,2013

Gambar 2.3 Lokasi DTW Taman Bali Raja Sumber : Hasil Observasi,2015


(29)

10

Pencapaian DTW Taman Bali Raja dari pusat Desa Tamanbali dapat melalui jalan setapak kearah barat yang jaraknya kurang lebih 500 meter. Selain itu dapat ditempuh ke arah barat melalui jalan aspal sebelum memasuki Dusun Sidawa belok ke arah selatan dengan jarak kurang lebih 300 meter. Batas – batas dari Kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja adalah disebelah utara adalah Pura Subak Masceti, disebelah timur adalah pemukiman, disebelah selatan adalah area persawahan, disebelah barat adalah area persawahan

2.1.2 Eksisting Kawasan DTW Taman Bali Raja

Kondisi eksisting pada kawasan DTW Taman Bali Raja dapat menjadi gambaran umum bagaimana kondisi dari DTW Taman Bali Raja sebelum diadakan penataan, sehingga dapat dianalisis potensi dan permasalahan dari Taman Bali Raja setelah meninjau kondisi eksisting dari DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi eksisting DTW Taman Bali Raja:

A. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan pada DTW Taman Bali Raja terbagi menjadi dua fungsi yaitu fungsi sakral yang terdapat Pura Taman Narmada Bali Raja dan fungsi propan yang terdapat pada DTW Taman Bali Raja. Area sekitar DTW Taman Bali Raja merupakan area persawahan milik Desa dan perkebunan milik masyarakat sekitar, lihat Gambar 2.4.


(30)

11

Gambar 2.4 Tata Guna Lahan di DTW Taman Bali Raja

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Tangga menuju pura

Pedestrian di tengah sawah menuju pura

Area timur dari pura

Area selatan dari pura

Area jalan di selatan pura Jalan menuju pura

KETERANGAN :

: Fungsi Sakral : Fungsi Propan


(31)

12

Fungsi sakral pada DTW Taman Bali Raja merupakan fungsi dari seluruh kegiatan keagamaan berupa Piodalan pada Pura Taman Narmada Bali Raja. Struktur Pura Taman Narmada Bali Raja tidak berbeda dengan pembagian area pura secara umum di Bali yaitu terdiri atas Tri Mandala yaitu Utama Mandala,

Madya Mandala, dan Nista Mandala, Pura Taman Narmada Bali Raja juga

memiliki pembagian area pura berupa Tri Mandala yaitu Utama Mandala atau

Jeroan, Madya Mandala atau Jaba Tengah dan Nista Mandala atau Jaba Sisi

dari pura. Fungsi propan merupakan kegiatan yang mencakup pariwisata pada DTW Taman Bali Raja.

1) Kondisi Pura sebelum Renovasi

Pura Taman Narmada Bali Raja direnovasi pada tahun 2006. Renovasi pada Pura berupa bentuk dari pelinggih dan beberapa perubahan dimensi dari pelinggih dan penggunaan material yang baru yaitu batu padas hitam. Penataan

hardscape pada Utama Mandala dan Madya Mandala pura juga dilakukan

dengan pemasangan berupa paving. Layout Pura Taman Narmada Bali Raja dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan kondisi pura sebelum renovasi dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.5 : Layout renovasi Pura Taman Narmada Bali Raja Sumber: Panitia Renovasi Pura, 2006


(32)

13

2) Kondisi Pura setelah Renovasi

Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja setelah di renovasi dapat dijelaskan dengan struktur dari pura, lihat lampiran 1

B. Tata Bangunan

Bangunan yang terdapat di DTW Taman Bali Raja hanyalah kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja. Bangunan pelinggih yang ada di Pura Taman Narmada Bali Raja tersebar di area Utama Mandala, dan Madya Mandala. Pelinggih yang terdapat di area Utama Mandala adalah Piyasan, Pelinggih Dasar, Gedong Penyineban, Pelinggih Taksu Agung, Pelinggih Padmasana, Pelinggih Gedong, Pelinggih Meru Tumpang Telu, Bale Paselang, Bale Paruman, Bale Pawedan, dan Pelinggih Papanggungan. Pelinggih yang terdapat di area Madya Mandala adalah Apit Lawang, Pelinggih Lebuh, Pelinggih Pulo, Bale Gong, Bale Kul-kul.

Gambar 2.6 : Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja sebelum renovasi Sumber: Panitia Renovasi Pura, 2006


(33)

14

Konsep yang digunakan pada bangunan pelinggih adalah konsep Tri

Angga berupa kepala, badan, dan kaki sesuai dengan Arsitektur Tradisional

Bali. Ketinggian dari setiap bangunan pelinggih pun berbeda-beda sesuai dengan jenis pelinggihnya. Penggunaan bahan bangunan pada setiap pelinggih di Pura Taman Narmada Bali Raja menggunakan bahan yang sama, diantaranya bahan penutup atap berupa ijuk pada bangunan Gedong, Bale dan Piyasan, pada meru Tumpang Telu berbahan dari batu, lihat Gambar 2.7.

C. Sirkulasi dan Parkir

Sirkulasi dari jalan menuju ke area Pura Taman Narmada Bali Raja dan area Taman Bali Raja belum termasuk kedalam kriteria ideal dari sirkulasi hal ini dikarenakan jalan yang ada tidak mendukung seluruh aktifitas sirkulasi kendaraan Pengempon pada saat upacara Piodalan dilaksanakan sehingga kepadatan pada jalur sirkulasi pun tidak terkendalikan.

Di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja penyediaan parkir masih belum tersedia baik dari parkir kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, lihat Gambar 2.8. Sehingga pada saat upacara Piodalan dilaksanakan

Pengempon dan Pengempon pura memarkirkan kendaraan di pinggir jalan

sehingga hal ini berdampak pada kepadatan sirkulasi di jalan raya sehingga kemacetan dan ketidak teraturan parkir pun terjadi. Selain itu Pengempon yang

Gambar 2.7 Pelinggih Lebuh di area Madya Mandala


(34)

15

tidak mendapatkan parkir akan memasuki area pura dari arah selatan sehingga diharuskan memarkirkan kendaraannya jauh dari pura dan melewati persawahan untuk akses menuju Pura Taman Narmada Bali Raja.

D. Ruang Terbuka

Ruang Terbuka di Kawasan Pura Taman Narmada mencakup seluruh unsur landscape yang ada di area Taman Bali Raja. Pada area Utama Mandala

dan Madya Mandala ruang terbuka berupa landscape sudah tertata dengan baik

seperti penataan vegetasi berupa pohon jepun dan perkerasan berupa paving. Dan pada area Nista Mandala yaitu Taman Bali Raja belum tertata dengan baik. Taman Bali Raja di dominasi oleh semak belukar, di taman ini juga terdapat pohon-pohon seperti pohon kamboja, pohon cempaka, pohon mengkudu, pohon pisang, pohon puring, lihat Gambar 2.9. Di area taman ini juga masih terlihat meja dan kursi taman yang kondisinya sudah tidak bagus lagi, hal ini dikarenakan tidak terawatnya kursi taman yang ada, lihat Gambar 2.10.

Gambar 2.8 Area parkir sepeda motor pada saat piodalan Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015

Gambar 2.9 Pohon Kamboja dan puring di area pura Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.10 Kondisi kursi taman Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(35)

16

E. Jalur Pejalan Kaki

Dikawasan Pura Taman Narmada dan di area Taman Bali Raja jalur pejalan kaki sudah disiapkan jika memasuki area pura dari arah utara, jalur pejalan kaki ini berada diantara hamparan persawahan. Namun jika mengakses pura dari arah selatan jalur pejalan kaki masih belum tersedia, sehingga

Pengempon mengakses jalan setapak yang dilalui kendaraan pada area selatan

pura dan area persawahan, lihat Gambar 2.11 dan Gambar 2.12.

F. Aktifitas Pendukung

Aktifitas pendukung di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja tidak bersifat permanen. Aktifitas pendukung hanya ada pada saat upacara Piodalan

dilaksanakan seperti pedagang asongan dari penduduk sekitar yang membuka barang dagangannya untuk dijual kepada Pengempon disekitar area Nista

Mandala pura. Namun dipinggir jalan Sidawa terdapat sebuah warung, lihat

Gambar 2.13.

Gambar 2.11 Jalan setapak menuju pura Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.12 Tangga menuju pura Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015

Gambar 2.13 Pedagang pada saat piodalan Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015


(36)

17

G. Penandaan

Penandaan yang ada di area Taman Bali Raja tidak begitu banyak, penandaan hanya terdapat di candi bentar menuju Utama Mandala Pura Taman Narmada Bali Raja yang berfungsi sebagai penunjuk untuk arah masuk dan keluar dari dan menuju Utama Mandala berupa tulisan Ngeranjing dan

Medal. Selain itu penandaan juga terdapat pada pinggir jalan yang

menunjukkan area pura dan tapal batas Dusun Sidawa, lihat Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.

H. Preservasi dan Konservasi

Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon yang dipercayai sakral dan tidak dapat dipindahkan, selain itu area Utama Mandala dan Madya Mandala

merupakan preservasi dikarenakan sangat sakral dan suci keberadaannya sehingga harus tetap dilestarikan dan dijaga, lihat Gambar 2.16 dan Gambar 2.17.

Gambar 2.14 Penanda area pura Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.16 Pohon beringin sebagai konservasi dan preservasi

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.15 Penanda berupa tapal batas Dusun Sidawa dan rambu jalan tikungan

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.17 Pura Taman Narmada Bali Raja sebagai konservasi dan preservasi


(37)

18

I. Utilitas

Sistem utilitas yang telah tersedia di Kawasan Pura berupa utilitas seperti penerangan dan air. Penerangan pada area menuju pura menggunakan lampu jalan dan di area pura sudah tersedia penerangan diantaranya di area Utama

Mandala dan Mandya Mandala dan pinggir kolam sudah terdapat penerangan.

Selain itu saluran untuk penyediaan air bersih berupa kran pun sudah tersedia, lihat Gambar 2.18 dan Gambar 2.19.

2.1.3 Objek Wisata Sekitar DTW Taman Bali Raja

Data jumlah kunjungan wisata dibeberapa objek wisata yang melewati jalur kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, nantinya dapat sebagai acuan dan studi banding dalam penentuan kapasitas dengan presentase, jumlah dari pengunjung kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja yang akan mengunjungi Taman Bali Raja. Berikut statistik pengunjung objek wisata dibeberapa objek wisata yang melewati jalur kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, Tabel 2.1

Gambar 2.18 Penerangan di area pura

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.19 Penyediaaan air bersih Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(38)

19

Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Objek-objek Wisata di Bali Tahun 2012-2014 Kabupaten Gianyar

Objek 2012 2013 2014

WN WM JML WN WM JML WN WM JML

Goa Gajah

62.739 190.002 252.741 52.559 200.896 253.455 43.920 242.498 286.418

Bukit Jati

7.652 - 7.652 - - - -

Alam Sidan

- 255 255 - 295 295 - 631 631

Taman Nusa

- - - 48.127 1.887 50.014 Kabupaten Bangli

Objek 2012 2013 2014

WN WM JML WN WM JML WN WM JML

Pura Kehen

- 12.669 - - 10.373 10.373 16.563 16.563

Panglipur an

14.069 18.599 32.668 20.471 21.342 41.813 39.005 25.687 64.692

P3GB - 29.300 29.300 - 37.122 37.122 49.818 49.818

Desa Trunyan

8.497 5.935 14.432 10.408 6.066 16.546 10.977 4.207 15.184

Penelokan Batur

179.030 279.154 458.184 191.419 318.564 509.983 150.331 349.993 500.324

Penulisan 62 837 899 61 739 800 95 931 1026

Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, 2014

Berikut perkiraan jalur menuju objek wisata yang melewati kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, lihat Gambar 2.20

Gambar 2.20 Jalur menuju objek wisata Sumber : www.googlemaps.com diakses


(39)

20

2.2 Kondisi Non Fisik

Kondisi non fisik akan diuraikan menjadi kondisi non fisik Desa Tamanbali dan kondisi non fisik DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi non fisik:

2.2.1 Kondisi Non Fisik Desa Tamanbali

Kondisi non fisik Desa Tamanbali akan menguraikan Desa Tamanbali dari jumlah penduduk dan pekerjaan penduduk, berikut uraian kondisi fisik Desa Tamanbali:

a. Jumlah Penduduk

Jumlah seluruh penduduk di Desa Tamanbali Bangli di seluruh dusun berjumlah 7550 jiwa, lihat Tabel 2.2:

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Desa Tamanbali

NO DUSUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Dadia 302 298 600

2 Gaga 363 362 725

3 Guliang Kangin 488 485 973 4 Jelekungkang 500 495 995 5 Kuning 120 123 243 6 Pande 259 245 504 7 Sidawa 565 614 1179 8 Siladan 644 664 1308 9 Teruna 223 274 497 10 Umanyar 269 257 526

JUMLAH 3733 3817 7550

Sumber : Humas Desa Tamanbali , diakses 06-10-2015

Jumlah penduduk Desa Tamanbali setiap banjar dapat menjadi sumber data dalam penentuan kapasitas dari Pengempon Pura Taman Narmada Bali Raja. Pengempon dari Pura Taman Narmada Bali Raja meliputi Banjar Adat Dadia dengan jumlah 87 Kepala Keluarga. Pengempon yang datang merupakan

warih Maha Gotra Tirta Harum dan seluruh masyarakat Desa Pakraman

Tamanbali.

b. Pekerjaan Penduduk


(40)

21

Dari statistik Desa Tamanbali berdasarkan pekerjaan penduduk pada Gambar 2.4, maka dapat dikaitkan dari jenis pekerjaan apa saja yang nantinya dapat sebagai kegiatan pendukung pada kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, sehingga penduduk sekitar DTW mendapat dampak positif dari adanya DTW Taman Bali Raja inikarena dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk yang belum atau tidak bekerja, pedagang, dan pekerjaan lainnya.

2.2.2 Kondisi Non Fisik DTW Taman Bali Raja

Kondisi non fisik DTW Taman Bali Raja menguraikan mengenai upacara keagamaan pada Pura Taman Narmada Bali Raja dan Pengelolaan Pura Taman Narmada Bali Raja yang merupakan daya tarik yang ada, sehingga dapat menjadi gambaran dari suasana Pura Taman Narmada Bali Raja pada saat

Piodalan berlangsung.

a. Upacara Keagamaan

Upacara Piodalan pada Pura Taman Narmada Bali Raja tidak hanya saja dilaksanakan setiap enam bulan sekali tetapi setiap hari besar keagamaan juga dilaksanakan Piodalan diantaranya :

1. Upacara Piodalan

Piodalan dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada Sukra Wage

Wuku Landep. Pemedek yang datang untuk melakukan persembahyangan tidak

saja dari pengempon pura namun dari seluruh keturunan dari Ksatria Tamanbali di seluruh Bali. Pelaksanaan Piodalan berlangsung selama 3 hari.

Gambar 2.21 Pekerjaan Penduduk Desa Tamanbali


(41)

22

Pada saat Piodalan pertunjukan berupa tari-tarian pun dilaksanakan seperti Tari Rejang, dan Tari Pendet.

2. Upacara Hari Besar

Selain pada saat Piodalan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali, pada saat perayaan hari besar seperti Galungan dan Kuningan banyak pemedek yang melakukan persembahyangan di Pura Taman Narmada Bali Raja baik dari

Pemedek Desa Tamanbali maupun Pemedek dari kawitan Tirtha Harum.

b. Pengelola Pura

Menurut wawancara yang dilakukan dengan Pemangku Dewa Aji Mangku Taman pada 08 Oktober 2015, Pura Taman Narmada Bali Raja belum memiliki struktur organisasi kepengurusan yang tertulis, namun jika dilihat dari saat piodalan dapat diuraikan sebagai berikut, lihat gambar 2.22

Pada saat upacara Piodalan dilaksanakan, penyangra piodalan Pura Taman Narmada Bali Raja sudah mempersiapkan seluruh rentetan dalam menyambut Piodalan yang jatuh setiap Sukra Wage Landep. Penyangra piodalan telah mempersiapkan segala jenis upakara yang diperlukan, dengan sistem gotong royong (ngayah) yang dilaksanakan di area Pura Taman Narmada Bali Raja. Pemedek yang datang dari seluruh bali setiap harinya pada saat Piodalan dilaksanakan berjumlah ribuan orang, sehingga pada saat

Piodalan pasti selalu ramai dan mengantri untuk melakukan persembahyangan,

melihat area Utama Mandala dan Madya Mandala dari pura tidak terlalu luas.

Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja

Penyangra piodalan : 1. Desa Pakraman Guliang Kangin 2. Desa Pakraman Tamanbali

Pemedek :

Ksatria Tamanbali Maha Gotra Tirta Harum

Gambar 2.22 Struktur Organisasi Pura Taman Narmada Bali Raja Sumber : Wawancara Dewa Aji Mangku Taman, 08/10/2015


(42)

23

2.3 Sejarah Pura Taman Narmada Bali Raja

Informasi dari berdirinya Pura Taman Narmada Bali Raja dan sejarah Ksatria Tamanbali diperoleh dari Babad Satria Tamanbali dan didukung dari hasil wawancara dengan pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja yaitu Dewa Aji Mangku Taman pada Kamis, 08 Oktober 2015. Asal mula didirikannya Pura Taman Narmada Bali Raja ini diceritakan bahwa Sanghyang Subali memiliki ikatan darah dengan Sanghyang Aji Rembat. Sanghyang Aji Rembat berpesraman di Kentel Gumi, Sanghyang Subali ini bertempat tinggal di Gunung Agung atau Gunung Tohlangkir, Sanghyang Sekar Angsana bertempat tinggal di Gelgel. Ida Mas Kuning bertempat di Pucak Tuluk Biu Gunung Abang, Kintamani. Begitu juga dengan saudara-saudara yang lainnya memiliki tempat tinggal di lokasi yang berbeda.

Sanghyang Subali sekembalinya dari Gunung Agung merasa lelah dan kehausan karena menempuh perjalanan jauh. Sesampainya di Sungai Melangit Sanghyang Subali menancapkan tongkat yang dibawa beliau di sebuah batu besar di tebing sungai. Setelah beliau menancapkan tongkat tersebut keluarlah air dari batu besar tersebut yang berbau harum yang keharumannya tercium hingga ke Tegalwangi dan seorang gadis cantik yang bernama Dewi Njung Asti, karena keharuman dari air tersebut kemudian air itu diberi nama Tirta Harum. Dewi Njung Asti ditugaskan untuk menjaga air yang berbau wangi tersebut. Tidak saja tercium didaratan, keharuman dari Tirtha Harum pun tercium hingga ke Wisnu Loka, sehingga Hyang Wisnu mencium keharuman air tersebut. Lalu Hyang Wisnu memutuskan untuk turun ke dunia dan mandi disana. Pada saat Hyang Wisnu mandi beliau melihat Dewi Njung Asti. Dewi Njung Asti melihat air mani Hyang Wisnu dan memakannya dan akhirnya Dewi Njung Asti hamil. Pada saat Dewi Njung Asti hamil Hyang Wisnu menemui Dewi Njung Asti dan bertanya mengenai asal usul dari dirinya. Lalu Dewi Njung Asti diajak ke Wisnu Loka.

Sanghyang Aji Rembat memiliki putra Sira Dukuh Suladri. Ida Mas Kuning memiliki dua orang putra yaitu Ida Tapadhana dan Ida Nagapuspa. Sanghyang Sekar Angsana berputrikan Ni Dewi Ayu Mas. Pada saat itu Sanghyang Subali emmohon kepada Hyang Wisnu untuk diberikan putra, dan permohonannya pun terkabul. Hyang Wisnu memberikan Sanghyang Subali seorang putra yang


(43)

24

merupakan putra dari Dewi Njung Asti dengan Hyang Wisnu yaitu Sang Gangga Tirta. Sang Gangga Tirta dibawa oleh Sanghyang Subali ke Tirta Harum. Sesampainya di Tirta Harum Sang Gangga Tirta dirawat oleh Sanghyang Aji Rembat dan Sanghyang Subali kembali ke Tolangkir. Nama Sang Gangga Tirta lalu diganti menjadi Sang Anom. Sang Anom tumbuh menjadi remaja putra yang rupawan dan pindah ke Rewataka Singasara (Jero Puri).

Hubunganpun terjalin antara Sang Anom dengan Ni Dewi Ayu Mas, dikarenakan Ni Dewi Ayu Mas terus tinggal di Tamanbali, dikarenakan Ni Dewi Ayu Mas sakit jika tinggal di Gelgel. Ni Dewi Ayu Mas pun hamil anak dari Sang Anom. Sanghyang Sekar Angsana amat marah mendengar berita tersebut dan memerintahkan prajurit untuk membunuh Sanghyang Aji Rembat dan Sang Anom di Tamanbali. Sang Anom tertangkap dan dibawa ke Gelgel. Sesampainya di Gelgel, Sanghyang Sekar Angsana memerintahkan untuk menangkap Sanghyang Aji Rembat. Sanghyang Subali turun dari Tolangkir menuju Gelgel dan menceritakan asal usul dari Sang Anom kepada Sanghyang Sekar Angsana dan meminta agar Sang Anom memperistri Dewi Ayu Mas.Sanghyang Sekar Angsana sangat menyayangi Sang Anom dan membuatkan Sang Anom Puri disebelah utara pasar Gelgel yang bernama Puri Denpasar atau Puri Kilian. Namun karena merasa tidak nyaman Sang Anom dan Dewi Ayu Mas kembali ke Tamanbali.

Sang Anom meninggalkan Dewi Ayu Mas pada saat hamil untuk bertapa, dengan pesan jika kelak anaknya lahir di beri nama I Dewa Garba Jata. Pada saat I Dewa Garba Jata lahir beliau mempertanyakan keberadaan ayahnya kepada Dewi Ayu Mas. Dewi Ayu Mas menceritakan ciri-ciri khas dari Sang Anom. Dari Jero Puri I Dewa Garba Jata berjalan ke barat dengan keadaan menangis di sebuah pohon cempaka. Sanghyang Aji Rembat menyematkan cempaka yang terjatuh di telinga I Dewa Garba Jata, tangis I Dewa Garba Jata pun terhenti sehingga dia berpesan jika nanti dibangun Pelinggih ditempat itu diberi nama Pura Tingaling. Perjalanan pun dilanjutkan ke barat karena kelelahan I Dewa Garba Jata beristirahat (mesanekan) dan tempat itu diberinama Senetan atau Pura Senetan. Perjalanan dilanjutkan kembali ke selatan menuju sebuah bukit karena I Dewa Garba Jata masih kecil maka beliau naik ke batu besar dan bukit itu diberi nama Batu Madeg atau Pura Batu Madeg. Perjalanan dilanjutkan ke utara menuju Alas


(44)

25

Dawa yang sekarang disebut Sidawa sampai diutara beliau menjumpai tanah yang menyerupai sebuah bukit, dilihatnya tanah tersebut bergerak naik sedikit demi sedikit, karena I Dewa Garba Jata terus memperhatikan tanah tersebut pun berhenti bergerak sehingga diberi nama Bukit Buwung. Dari atas Bukit Buwung I Dewa Garba Jata melihat asap di selatan dan kemudian beliau kembali ke selatan dan bertemulah I Dewa Garba Jata dengan ayahnya di Pura Taman di Pelinggih Pulo. Dari pelinggih inilah I Dewa Garba Jata melihat kepulan asap, sehingga pelinggih ini diberi nama Pelinggih Pulo.

Sang Anom lalu memberi pesan kepada I Dewa Garba Jata untuk kembali pulang dan menjaga ibunya, maka I Dewa Garba Jata kembali pulang ke Jero Puri dan menceritakan semuanya kepada ibunya. Sang Anom Bagus memiliki kesaktian yang luar biasa maka kemudian Sang Anom Bagus mendirikan Kerajaan Tamanbali. Dalam amsa pemerintahannya inilah kemudian Sang Anom mendirikan suatu tempat pemujaan yakni Pura Kawitan Mahagotra Tirta Harum dan juga Taman Narmada Bali Raja (Dwijendra, 2010).

Berdasarkan wawancara dengan Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja pada 08 Oktober 2015, pada tahun 1970 muncul seekor ular berkepala tiga dari tengah taman, pengelingsir Maha Gotra Tirta Harum meyakini hal tersebut merupakan petunjuk dari leluhur untuk tetap memperhatikan Pura Taman Narmada Bali Raja, sehingga pada tahun 1972 Pura Taman Narmada dikembangkan dan dilengkapi dengan natar yang difungsikan untuk tempat persembahyangan yang tepat berada di sebelah timur Pelinggih Pulo. Pada tahun 1974 Karya Agung pertama kali dilaksanakan di Pura Taman Narmada Bali Raja. Dan pada tahun 2006 pemugaran terhadap pelinggih dilakukan melihat kondisi Pelinggihpura yang telah rusak, dan ditambahkan bale gong serta penataan layout pada area pura , sehingga sirkulasi yang nyaman pun tercipta saat Piodalan

dilaksanakan.

2.4Potensi dan Permasalahan Kawasan DTW Taman Bali Raja

Potensi dan permasalahan di Kawasan DTW Taman Bali Raja dapat ditinjau dari aspek fisik dan non fisik diantaranya :


(45)

26

A.Tata Guna Lahan

1. Potensi

DTW Taman Bali Raja memiliki potensi tata guna lahan dengan pengelompokan berupa aktifitas, fungsi dan karakter dari lahan. Fungsi yang mendukung aktifitas pada DTW Taman Bali Raja, seperti fungsi komersial, fungsi rekreasi, fungsi service. Dengan adanya pengelompokan dari setiap aktifitas, fungsi, dan karakter lahan akan memudahkan penataan dan perencanaan baik secara makro ataupun mikro. Lahan yang ada akan disesuaikan dengan pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi dan karakter lahan, lihat Gambar 2.23

2. Permasalahan

Tidak adanya pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi, dan karakter lahan sehingga potensi lahan yang ada pada DTW Taman Bali Raja belum secara optimal.

B.Tata Bangunan

1. Potensi

Penggunaan material dari batu padas hitam yang mendominasi pada pelinggih-pelinggih di area pura, dengan ukiran Arsitektur Tradisional Bali, lihat Gambar 2.24.

Gambar 2.23 Potensi lahan kosong disesuaikan dengan pengelompokan Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(46)

27

2. Permasalahan

Bale Pesandekan sebagai bangunan pendukung yang terdapat di Nista

Mandala tidak selaras dalam penggunaan material seperti pelinggih-pelinggih

utama yang ada di area Utama Mandala dan Madya Mandala, lihat Gambar 2.25.

C.Sirkulasi dan Parkir

1. Potensi

Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)

dapat dipisahkan sehingga sirkulasi dan parkir akan menjadi efisien. Sirkulasi untuk civitas kegiatan sakral dan kegiatan propan dapat dipisahkan. Penggunaan

Gambar 2.24 Penggunaan material batu padas dan ukiran Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.25 Bale Pesandekan yang belum menggunakan batu padas dan ukiran Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(47)

28

jenis parkir dapat berupa parkir di luar jalan (off street parking) yang dalam bentuk parkir terbuka, lihat Gambar 2.26

2. Permasalahan

Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)

masih menjadi satu sehingga efisiensi dalam sirkulasi tidak tercipta, parkir masih pada badan jalan (on street parkir)

D.Ruang Terbuka

1. Potensi

Ruang terbuka pada DTW Taman Bali Raja menurut penggolongan ruang terbuka menurut kegiatannya dapat dijadikan sebagai ruang terbuka aktif, karena kegiatan didalamnya terkesan mengundang, sehingga akan dijadikan sebagai tempat bermain, tempat rekreasi dan bersantai, lihat Gambar 2.27

Gambar 2.26 Lahan kosong untuk parkir Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.27 Ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(48)

29

2. Permasalahan

Belum dimanfaatkannya ruang terbuka yang ada pada Taman Bali Raja dari aspek aktifitas yang pernah ada, sehingga fungsi yang ada tidak menjadi optimal, lihat Gambar 2.28.

E.Jalur Pejalan Kaki

1. Potensi

Jalur pejalan kaki pada DTW Taman Bali Raja dapat menggunakan tipe jalur pejalan kaki yaitu jalur pedestrian penuh yang dirancang sepenuhnya untuk pejalan kaki tanpa adanya kendaraan yang melintas, yang nantinya dirancang di dalam kawasan taman. Jalur semi pedestrian pada area parkir dengan kecepatan kendaraan 10 km/jam, lihat gambar 2.29

Gambar 2.28 pemanfaatan yang belum optimal pada ruang terbuka hijau Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.29 Jalur pedestrian penuh pinggir area persawahan Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015


(49)

30

2. Permasalahan

Tidak adanya keseimbangan antara penggunaan jalur pejalan kaki dengan jalur kendaraan, masyarakat sekitar yang mengakses persawahan melalui DTW Taman Bali Raja mengendarai kendaraannya pada jelur pejalan kaki sehingga elemen yang digunakan pada jalur pejalan kaki tersebut mengalami kerusakan dan kesan menarik dan nyaman pun tidak ada, lihat Gambar 2.30

F.Aktifitas Pendukung

1. Potensi

Aktifitas pendukung perlu diadakan di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja,dan untuk menunjang kegiatan komersial di DTW Taman Bali Raja nantinya, sehingga pada saat Piodalan Pengempon ,Pemedek dan pengunjung dapat memanfaatkan semua aktifitas pendukung berupa fasilitas komersial yang ada seperti warung, restoran, art shop. Aktifitas pendukung ini nantinya akan dekat dengan jalur pejalan kaki dan ruang terbuka.

2. Permasalahan

Belum adanya aktifitas pendukung di kawasan pura seperti toilet, warung, bale bengong. Sehingga pengadaan aktifitas pendukung tersebut nantinya akan sangat bermanfaat bagi Pemedek Pura, Pengempon, dan pengunjung DTW Taman Bali Raja.

Gambar 2.30 Kondisi jalur pejalan kaki yang sering dilalui kendaraan Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(50)

31

G.Penandaan

1. Potensi

Penandaan pada DTW Taman Bali Raja sesuai kriteria perancangan sistem petanda, penampilan petanda memiliki elemen dekoratif, penyajian lebih dari satu bahasa, penempatan petanda pada dinding bangunan yang telah ada ataupun dengan sendirinya.

2. Permasalahan

Petanda yang penempatannya tidak sesuai dengan faktor lingkungan sekitar dan visual yang terkesan kurang, sehingga tidak terlihat dengan jelas penadaan yang telah ada, lihat Gambar 2.31

Gambar 2.31Kondisi penandaan tapal batas Dusun Sidawa Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(1)

26 A.Tata Guna Lahan

1. Potensi

DTW Taman Bali Raja memiliki potensi tata guna lahan dengan pengelompokan berupa aktifitas, fungsi dan karakter dari lahan. Fungsi yang mendukung aktifitas pada DTW Taman Bali Raja, seperti fungsi komersial, fungsi

rekreasi, fungsi service. Dengan adanya pengelompokan dari setiap aktifitas,

fungsi, dan karakter lahan akan memudahkan penataan dan perencanaan baik secara makro ataupun mikro. Lahan yang ada akan disesuaikan dengan pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi dan karakter lahan, lihat Gambar 2.23

2. Permasalahan

Tidak adanya pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi, dan karakter lahan sehingga potensi lahan yang ada pada DTW Taman Bali Raja belum secara optimal.

B.Tata Bangunan

1. Potensi

Penggunaan material dari batu padas hitam yang mendominasi pada pelinggih-pelinggih di area pura, dengan ukiran Arsitektur Tradisional Bali, lihat Gambar 2.24.

Gambar 2.23 Potensi lahan kosong disesuaikan dengan pengelompokan Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(2)

27

2. Permasalahan

Bale Pesandekan sebagai bangunan pendukung yang terdapat di Nista

Mandala tidak selaras dalam penggunaan material seperti pelinggih-pelinggih

utama yang ada di area Utama Mandala dan Madya Mandala, lihat Gambar 2.25.

C.Sirkulasi dan Parkir

1. Potensi

Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)

dapat dipisahkan sehingga sirkulasi dan parkir akan menjadi efisien. Sirkulasi untuk civitas kegiatan sakral dan kegiatan propan dapat dipisahkan. Penggunaan

Gambar 2.24 Penggunaan material batu padas dan ukiran Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.25 Bale Pesandekan yang belum menggunakan batu padas dan ukiran Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(3)

28

jenis parkir dapat berupa parkir di luar jalan (off street parking) yang dalam

bentuk parkir terbuka, lihat Gambar 2.26

2. Permasalahan

Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)

masih menjadi satu sehingga efisiensi dalam sirkulasi tidak tercipta, parkir masih

pada badan jalan (on street parkir)

D.Ruang Terbuka

1. Potensi

Ruang terbuka pada DTW Taman Bali Raja menurut penggolongan ruang terbuka menurut kegiatannya dapat dijadikan sebagai ruang terbuka aktif, karena kegiatan didalamnya terkesan mengundang, sehingga akan dijadikan sebagai tempat bermain, tempat rekreasi dan bersantai, lihat Gambar 2.27

Gambar 2.26 Lahan kosong untuk parkir Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.27 Ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(4)

29

2. Permasalahan

Belum dimanfaatkannya ruang terbuka yang ada pada Taman Bali Raja dari aspek aktifitas yang pernah ada, sehingga fungsi yang ada tidak menjadi optimal,

lihat Gambar 2.28.

E.Jalur Pejalan Kaki

1. Potensi

Jalur pejalan kaki pada DTW Taman Bali Raja dapat menggunakan tipe jalur pejalan kaki yaitu jalur pedestrian penuh yang dirancang sepenuhnya untuk pejalan kaki tanpa adanya kendaraan yang melintas, yang nantinya dirancang di dalam kawasan taman. Jalur semi pedestrian pada area parkir dengan kecepatan kendaraan 10 km/jam, lihat gambar 2.29

Gambar 2.28 pemanfaatan yang belum optimal pada ruang terbuka hijau Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.29 Jalur pedestrian penuh pinggir area persawahan Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015


(5)

30

2. Permasalahan

Tidak adanya keseimbangan antara penggunaan jalur pejalan kaki dengan jalur kendaraan, masyarakat sekitar yang mengakses persawahan melalui DTW Taman Bali Raja mengendarai kendaraannya pada jelur pejalan kaki sehingga elemen yang digunakan pada jalur pejalan kaki tersebut mengalami kerusakan dan kesan menarik dan nyaman pun tidak ada, lihat Gambar 2.30

F.Aktifitas Pendukung

1. Potensi

Aktifitas pendukung perlu diadakan di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja,dan untuk menunjang kegiatan komersial di DTW Taman Bali Raja

nantinya, sehingga pada saat Piodalan Pengempon ,Pemedek dan pengunjung

dapat memanfaatkan semua aktifitas pendukung berupa fasilitas komersial yang

ada seperti warung, restoran, art shop. Aktifitas pendukung ini nantinya akan

dekat dengan jalur pejalan kaki dan ruang terbuka.

2. Permasalahan

Belum adanya aktifitas pendukung di kawasan pura seperti toilet, warung, bale bengong. Sehingga pengadaan aktifitas pendukung tersebut nantinya akan

sangat bermanfaat bagi Pemedek Pura, Pengempon, dan pengunjung DTW Taman

Bali Raja.

Gambar 2.30 Kondisi jalur pejalan kaki yang sering dilalui kendaraan Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015


(6)

31 G.Penandaan

1. Potensi

Penandaan pada DTW Taman Bali Raja sesuai kriteria perancangan sistem petanda, penampilan petanda memiliki elemen dekoratif, penyajian lebih dari satu bahasa, penempatan petanda pada dinding bangunan yang telah ada ataupun dengan sendirinya.

2. Permasalahan

Petanda yang penempatannya tidak sesuai dengan faktor lingkungan sekitar dan visual yang terkesan kurang, sehingga tidak terlihat dengan jelas penadaan yang telah ada, lihat Gambar 2.31

Gambar 2.31Kondisi penandaan tapal batas Dusun Sidawa Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015