Berbagai metode penelitian dapat digunakan dalam meningkatkan kualitas burung puyuh dalam usaha peternakan, sampai saat ini penelitian yang menyangkut semen burung puyuh masih
jarang ditemui. Burung puyuh jantan yang memiliki sperma dengan karakteristik baik di harap menghasilkan bibit yang berkualitas. Karakteristik meliputi pemeriksaan makroskopik dan
mikroskopik, sehingga kualitas bibit burung puyuh dapat diseleksi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah karakteristik semen burung puyuh secara makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik meliputi volume, warna, pH dan konsistensi tingkat kekentalan dan
pemeriksaan mikroskopik meliputi konsentrasi spermatozoa, morfologi, abnormalitas, jumlah spermatozoa hidup dan motilitas spermatozoa, sehingga dapat diseleksi untuk mendapatkan bibit
burung puyuh yang berkualitas.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik semen burung puyuh secara makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik meliputi volume, warna, pH dan
konsistensi dan pemeriksaan mikroskopik meliputi konsentrasi spermatozoa, morfologi, abnormalitas, jumlah spermatozoa hidup dan motilitas spermatozoa sehingga dapat diseleksi
semen yang baik untuk mendapatkan bibit burung puyuh yang berkualitas.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menunjang pelaksanaan teknologi inseminasi buatan pada burung puyuh.
1.5 Kerangka Konsep
Masalah utama yang dihadapi oleh peternak dalam pengembangan usaha ternak burung puyuh yaitu tidak tersedianya bibit burung puyuh secara komersial seperti ternak ayam ras. Pada
umumnya peternak melakukan pembibitan sendiri melalui penetasan telur burung puyuh yang dihasilkan atau membeli kepada peternak lain. Pembibitan yang dilakukan biasanya dengan
metode seadanya tanpa suatu program peningkatan mutu puyuh sehingga didapatkan burung puyuh yang tidak terjamin kualitasnya. Pembibitan semacam ini berjalan terus-menerus tanpa
adanya pemakaian bibit dari luar daerah untuk mengimbangi mutu genetiknya dari bibit burung puyuh yang dihasilkan. Desia, 2008.
Burung puyuh Coturnix – Coturnix Japonica yang ada di Indonesia sampai saat ini
merupakan bibit peninggalan Jepang yang belum mendapat perubahan mutu, sehingga diperlukan perbaikan genetik melalui inseminasi buatan. Sebelum melakukan inseminasi buatan perlu
memahami karakteristik semen burung puyuh itu sendiri yang sampai sekarang belum ada laporan yang pasti, dengan demikian untuk mendapat bibit burung puyuh yang berkualitas perlu diadakan
seleksi semen burung puyuh atau mendatangkan semen burung yang berkualitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Burung Puyuh