Kategori dan Rancangan Penelitian Variabel Penelitian Alat Dan Bahan yang Digunakan Jalannya Penelitian

3 mempunyai efek antiinflamasi, analgesik dan aktivitas antipiretik. Tanaman papasan mengandung saponin, flavonoid, sterol. Saponin dan flavonoid yang ditemukan bertanggung jawab untuk aktivitas antidiabetes Deokateet et al., 2012, Sebagian besar penelitian daun papasan dilakukan pada negara India, sedangkan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Indonesia digunakan sebagai sayuran. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini ingin mengetahui aktivitas antidiabetites terhadap daun papasan yang berasal dari negara Indonesia. Penelitian ini menggunakan tikus wistar yang diinduksi hiperglikemia dengan pemberian aloksan sebagai model percobaan. Tikus wistar dipilih sebagai model percobaan karena metabolisme dalam tubuhnya serta rentang kadar glukosa darah normal yang dimiliki mirip dengan manusia Sugiyanto, 1995. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai manfaat ekstrak etanol daun papasan yang berasal dari negara Indonesia sebagai obat antidiabetes dikarenakan penelitian tentang daun papasan masih sangat terbatas. METODE PENELITIAN

A. Kategori dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental, dengan menggunakan rancangan pre and post test control group design untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun papasan dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus putih.

B. Variabel Penelitian

Terdapat 3 variabel uji dalam penelitian ini yaitu; 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol daun papasan 2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar glukosa serum darah tikus 3. Variabel Terkontrol: a. Hewan Uji : tikus putih jantan galur Wistar berumur 8-12 minggu, sehat dengan berat badan ±150-250 gram. b. Metode Penyarian : maserasi. c. Larutan Penyari : etanol 96. d. Tanaman Uji : daun papasan yang muda Daerah karangasem

C. Alat Dan Bahan yang Digunakan

1. Alat Alat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak adalah neraca analitik, maserator, rotary evaporator, corong Buchner dan pompa vakum, kertas saring, alumunium foil, 4 cawan porselen, dan waterbath. Alat yang digunakan untuk penanganan hewan uji adalah timbangan tikus, sonde oral, tabung eppendorf, scalpel no.20, jarum suntik dan spuit dispossable, mikropipet, blue tip dan yellow tip, kandang tikus, tempat minum tikus, pipet tetes, sentrifugator, bekker glass, kuvet dan spektrofotometri UV-Vis, vortex StarDust FC15, sarung tangan, dan masker 2. Bahan a. Bahan tumbuhan yang digunakan adalah daun papasan b. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar berumur 8-12 minggu dengan berat badan ±150-250 gram. c. Bahan untuk pengukur kadar glukosa darah GOD-PAP Glucose Oksidase Phenol 4- Aminoantipirin dari DSI Diagnosa Systems Internasional d. Bahan kimia yang digunakan adalah reagen kit Glucose, aloksan monohidrat Sigma Aldrich, aqua bidestillata water for injection WFI e. Glibenklamid Generik f. Pelarut yang digunakan adalah etanol 96,

D. Jalannya Penelitian

1. Determinasi Daun Papasan Determinasi tanaman ini adalah untuk menetapkan kebenaran sampel daun papasan yang berkaitan dengan ciri-ciri makroskopis dengan mencocokkan ciri-ciri morfologi tanaman terhadap pustaka. Tanaman ini dideterminasi di laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Papasan Sampel dibersihkan dari pengotor, di keringkan dengan oven,.dihaluskan dengan menggunakan blender sampai diperoleh serbuk daun papasan lalu Sampel lalu ditimbang Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 96. 400 gram serbuk daun papasan direndam dengan 2,4 litter etanol 96 dengan perbandingan 1:6. Daun papasan didiamkan selama 3 hari dengan sesekali diaduk. Ekstrak etanol kemudian disaring menggunakan corong Buchner dan diuapkan menggunakan rotary evaporator. Kemudian ekstrak etanol yang diperoleh diuapkan pada water bath sehingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen x 100 5 3. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Papasan a. Pembuatan Model Tikus Diabetes Dua puluh lima ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengukur kadar glukosa darah tikus pada hari ke-0 glukosa darah pre aloksan yang sebelumnya tikus dipuasakan dulu selama 16 jam. Pengambilan darah dilakukan melalui vena lateralis yang terdapat di ekor tikus sebanyak 0,5 mL lalu ditampung di tabung ependorf dan kemudian disentrifuse menggunakan minispin selama 15 menit dengan kecepatan 12.000 rpm untuk mendapatkan serumnya. Selanjutnya supernatannya diambil dengan menggunakan mikropipet sebanyak 10 µL dimasukkan ke dalam kuvet lalu ditambah 1000,0 µL campuran pereaksi DiaSys dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruang. Kemudian blanko, standar dan sampel dibaca serapannya menggunakan spektrofotometer visibel λ= 500 nm. Gambar 1.Reaksi pembentukan warna pada penetapan kadar glukosa darah metode enzimatik Diasys,1999. Selanjutnya 25 ekor tikus diinjeksi aloksan monohidrat dengan dosis 150 mgkg BB secara intraperitoneal Sujono dan Munawaroh, 2009. Setelah induksi aloksan 4 jam pada hari pertama diberikan air gula Lenzen, 2008. Setelah 4 hari diukur lagi kadar glukosa darahnya glukosa darah post aloksan , lalu dibandingkan dengan kadar glukosa darah 6 pada hari pertama sebelum diberi aloksan. Apabila terjadi kenaikan kadar glukosa darah tikus yaitu menjadi 200 mgdL maka tikus dianggap sudah diabetes Federiuk et al., 2004. Selanjutnya 25 ekor tikus ini dibagi dalam 5 kelompok perlakuan sebagai berikut: Kelompok I : Diberi CMC- Na 0,5 kontrol negatif Kelompok II : Diberi glibenklamid 0,5 mgkg BB kontrol positif per oral. Kelompok III : Diberi ekstrak 50 mgkg BB per oral. Kelompok IV : Diberi ekstrak 100 mgkg BB per oral. Kelompok V : Didiberi ekstrak 200 mg kg BB per oral. Selanjutnya setelah tujuh hari diberi perlakuan, kadar glukosa darah tikus diukur kembali untuk dibandingkan dengan kadar glukosa darah setelah diberi aloksan pada hari keempat sesuai dengan Gambar 2.

E. Tempat Penelitian

Dokumen yang terkait

Uji Lethal Concentration (Lc50)Ekstrak Etanol Daun Legundi (Vitex Trifolia L.)Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

11 162 40

Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia sp.) pada Tikus Putih yang Diinduksi Parasetamol

9 73 100

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Dandang Gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) Pada Mencit

6 83 72

Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Andong HijaU (Cordyline fruticosa. Goepp) Terhadap Tikus Putih Jantan

5 60 91

Skrining Fitokimia Dan Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Terhadap Radang Pada Tikus

9 81 83

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN PAPASAN (Coccinia grandis L.) DAN FRAKSI-FRAKSINYA DENGAN METODE Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Papasan(Coccinia Grandis L.) Dan Fraksi-Fraksinya Dengan Metode Dpph Serta Penetapan Kadar Fenolik Totaln

0 2 11

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN PAPASAN (Coccinia grandis L.) DAN FRAKSI-FRAKSINYA DENGAN METODE Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Papasan(Coccinia Grandis L.) Dan Fraksi-Fraksinya Dengan Metode Dpph Serta Penetapan Kadar Fenolik Totaln

0 3 13

PENDAHULUAN Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Papasan(Coccinia Grandis L.) Dan Fraksi-Fraksinya Dengan Metode Dpph Serta Penetapan Kadar Fenolik Totalnya.

1 5 7

AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN PAPASAN (Coccinia grandis (L.) Voigt) PADA Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Papasan (Coccinia Grandis (L.) Voigt) Pada Tikus Putih Galur Wistar.

0 5 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Papasan (Coccinia Grandis (L.) Voigt) Pada Tikus Putih Galur Wistar.

4 49 8