commit to user 29
penjualan atau pengadaiannya atau untuk menyesatkan pejabat kehakiman atau kepolisian tentang asalnya, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun. 2 Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan maksud
tersebut, memakai surat keterangan itu seolah-olah benar dan tidak dipalsu.
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Skematik Kerangka Pemikiran Pembuktian di
Persidangan Putusan
Upaya Hukum
Pengajuan Kasasi Alasan Kasasi
Pertimbangan Mahkamah Agung
Perkara Pemberian keeterangan palsu
commit to user 30
Penjelasan :
Proses pidana diawali dari sebuah penyelidikan yaitu serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
Setelah itu dilakukan suatu penyidikan yaitu serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang dalam undang-undang untuk
mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti ini membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Setelah adanya barang bukti yang cukup kemudian dilakukan penangkapan dan penahanan kepada tersangka. Proses selanjutnya adalah
pembuatan BAP dari kepolisian yang kemudian berkas perkara tersebut diserahkan oleh penyidik kepada Penuntut Umum dan menyerahkan
tanggungjawab atas tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum. Penuntut Umum kemudian memeriksa dan membuat surat dakwaan yang
selanjutnya dikirim ke Pengadilan Negeri bagian Panmud Pidana. Selanjutnya dalam acara sidang yang pertama adalah pembukaan
sidang yang dilanjutkan dengan pembacaan surat dakwaan oleh Penuntut Umum dan kemudian dilanjutkan dengan acara sidang yang berikutnya
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Pengadilan yaitu eksepsi, jawaban atas eksepsi, putusan sela, pemeriksaan saksi, setelah
pemeriksaan terhadap saksi dan barang bukti yang dianggap terkait erat dengan dugaan tindak pidana ditingkat pengadilan pertama Pengadilan
Negeri dinyatan selesai, selanjutnya giliran berikutnya adalah menjadi hak Jaksa Penuntut Umum untuk mengajukan tuntutan terhadap terdakwa
kepada Majelis Hakim yang menyidangkan perkara itu, dan dalam acara sidang selanjutnya adalah pledoi, replik, duplik, dan yang terakhir adalah
putusan. Dalam perkara keterangan palsu ini setiap pihak yang tidak merasa
puas oleh akan adanya putusan yang telah dijatuhakan hakim, maka para pihak dapat mengajukan upaya hukum untuk mendapatkan keadilan
commit to user 31
seperti yang mereka harapakan atau mereka inginkan. Upaya hukum selanjutnya yang harus ditempuh yakni upaya hukum banding. Tujuan dari
diadakannya banding yaitu, pertama untuk menguji keputusan pengadilan tingkat pertama tentang ketepatannya, dan kedua untuk pemeriksaan baru
untuk keseluruahan perkara itu. Oleh karena itu banding juga dapat disebut dengan revisi.
Berdasarkan putusan banding yang dilakukan oleh pengadilan tinggi apabila terdakwa dengan kuasa hukumnya dan atau Penuntut Umum
merasa belum puas maka selanjutnya dilakukan upaya hukum kasasi. Tujuan dari dilakukannya upaya hukum ini adalah, pertama memperbaiki
dan meluruskan kesalahan penerapan hukum, agar hukum benar-benar dapat diterapkan sebagaimana mestinya serta apakah cara mengadili
perkara benar-benar dilakukan menurut ketentuan undang-undang. Kedua disamping tindakan korelasi yang dilakukan Mahkamah Agung dalam
peradilan kasasi, adakalanya tindakan kolerasi itu sekaligus menciptakan ”hukum baru” dalam bentuk yurisprudensi. Dan yang ketiga yaitu
bertujuan untuk pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum.
commit to user 32
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.