Sebaran Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi Sebaran Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi

Nusan Mauli Pranata, 2014 Pemetaan lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas di kota Cimahi melalui Sistem Informasi Geografis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sesuai dengan skor dan bobotnya dalam pengharkatan yang nantinya akan memberikan gambaran secara visual beberapa analisis dalam penelitian ini.

d. Analisis

Analisis yang akan diterapkan dalam penelitian secara fundamental memanfaatkan metode SIG dimana SIG memiliki kemampuan utama yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu, analisis overlay yang nantinya akan diketahui penggabungantumpang susun beberapa peta tematik yang telah diolah untuk memunculkan hasil tematik yang baru. Maka dari itu telah peneliti telah menyusun kerangka pengharkatan untuk indikator-indikator yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah ke dalam bentuk beberapa tabel. Secara rinci penyajian hasil analisis peta tematik yang telah dibubuhi oleh data-data sekunder dilakukan dengan SIG melalui proses overlay untuk menggambarkan fungsi monitoring dan evaluasi dalam bidang pendidikan, yang terbagi kedalam tiga rumusan masalah yaitu memvisualisasikan sebaran lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, Sebaran Kondisi lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, dan area jangkauan pelayanan lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, berikut adalah rancangan peneliti dalam SIG untuk menjawab rumusan masalah tersebut.

1. Sebaran Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah plotting titik lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas yang ada Di Kota Cimahi dengan menggunankan GPS handheld yang akurasinya 6 meter, setelah nilai koordinat dari keseluruhan sampel SMA yang dibutuhkan didapatkan, proses selanjutnya adalah memasukkan nilai koordinat tersebut kedalam alat Sistem Informasi Geografis yang berupa software Map Info seri 9,5. Nusan Mauli Pranata, 2014 Pemetaan lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas di kota Cimahi melalui Sistem Informasi Geografis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Proses selanjutnya adalah merubah nilai koordinat tersebut menjadi titik- titik sebaran lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas dengan menyertakan informasi keterangan nama dari masing-masing SMA, kemudian layout akhir informasi yang ditampilkan adalah peta administratif Kota Cimahi yang memiliki layer jalan, sungai, serta batas kota dan kecamatan akan di overlay dengan titik- titik sebaran SMA tersebut dan menghasilkan peta tematik baru.

2. Sebaran Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi

Peneliti telah membuat beberapa parameter yang nantinya akan menjadi acuan untuk memvisualisaikan kodisi dari pada lembaga pendidikan SMA yang ada di Kota Cimahi, parameter tersebut terbatas pada beberapa aspek utama yang akan diukur, yaitu aspek pelayanan, aspek Sarana Prasarana, dan aspek aksesibilitas. Penjabaran parameter tersebut akan diperjelas dalam tebel berikut. Tabel 3.3 Parameter Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Parameter Kriteria Pelayanan Jumlah Guru mata pelajaran dominan terkualifikasi S1 bahkan hingga S2 Jumlah Guru mata pelajaran dominan terkualifikasi S1 Jumlah Guru mata pelajaran dominan tidak terkualifikasi S1 Sarana Prasarana Jumlah dan Kondisi Ruang Kelas, Ruang Guru, Ruang BK,Ruang TU, UKS, OSIS, Perpustakaan, Laboratorium, Ruang Ibadah, Toilet Aksesibilitas Jarak Dengan Pemukiman 0-600m, memiliki jaringan jalan yang dilalui oleh kendaraan umum, waktu tempuh 0-10 menit. Jarak Dengan pemukiman 600-1200m, memiliki jaringan jalan yang dilalui oleh kendaraan umum, waktu tempuh 10-20 menit. Jarak dengan pemukiman 1200m dan tidak dilalui oleh kendaraan umum, jarak tempuh 20 menit Sumber : Udjianto, 1994 dalam Agustin 2006 Nusan Mauli Pranata, 2014 Pemetaan lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas di kota Cimahi melalui Sistem Informasi Geografis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Parameter Pengharkatan Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi Parameter Klasifikasi Kriteria Skor Bobot Pelayanan Baik Jumlah Guru mata pelajaran dominan terkualifikasi S1 bahkan hingga S2 3 3 Cukup Jumlah Guru mata pelajaran dominan terkualifikasi S1 2 Kurang Jumlah Guru mata pelajaran dominan tidak terkualifikasi S1 1 Sarana Prasarana Baik Jumlah dan Kondisi Ruang Kelas, Ruang Guru, Ruang BK,Ruang TU, UKS, OSIS, Perpustakaan, Laboratorium, Ruang Ibadah, Toilet 3 3 Cukup 2 Rusak 1 Aksesibilitas Dekat Jarak Dengan Pemukiman 0-600m, memiliki jaringan jalan yang dilalui oleh kendaraan umum, waktu tempuh 0-10 menit. 3 2 Cukup Jarak Dengan pemukiman 600- 1200m, memiliki jaringan jalan yang dilalui oleh kendaraan umum, waktu tempuh 10-20 menit. 2 Jauh Jarak dengan pemukiman 1200m dan tidak dilalui oleh kendaraan umum, jarak tempuh 20 menit 1 Sumber : Udjianto, 1994 dalam Agustin 2006 Keterangan : 1. Kurang Penting 2. Penting 3. Sangat Penting Rasionalisasi dari bobot yang diberikan kepada masing-masing parameter yang mempengaruhi kondisi lembaga pendidikan SMA antara lain sebagai berikut: Nusan Mauli Pranata, 2014 Pemetaan lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas di kota Cimahi melalui Sistem Informasi Geografis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Parameter pelayanan pada setiap SMA diberi bobot 3, karena dianggap sangat penting dalam penentuan parameter kondisi fasilitas pendidikan yang telah tersedia, hal ini akan mencerminkan ketersediaan fasilitas layanan sekolah yang mendukung berjalannya suatu kegiatan pembelajaran. b. Parameter sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena dianggap sangat penting, hal ini didasarkan pada jumlah sarana dan prasarana yang telah tersedia di sekolah untuk mendukung kinerja sekolah dalam segala aktifitasnya. c. Parameter Aksesibilitas diberi bobot 2 karena dianggap penting sebagai faktor pendukung yang berpengaruh kedalam keterjangkauan mobilitas komponen-komponen yang ada di sekolah. Setelah itu untuk mengklasifikasikan kondisi lembaga pendidikan SMA di Kota Cimahi dilakukan proses zonifikasi, berikut ini merupakan rumus yang digunakan dalam analisis zonasi penelitian yaitu: Skor Total Minimal = S Pmin . B Pmin + S SPmin . B SPmin + S Amin . B Amin Skor Total Maksimal = S Pmax . B Pmax + S SPmax . B SPmax + S Amax . B Amax Keterangan : S = Skor B = Bobot P = Pelayanan SP = Sarana dan Prasarana A = Aksesibilitas min = Minimal max = Maksimal Penentuan kriteria tingkat kondisi lembaga pendidikan SMA Skor Total Minimal = 1 . 3 + 1 . 3 + 1 . 2 = 3 + 3 + 2 = 8 Nusan Mauli Pranata, 2014 Pemetaan lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas di kota Cimahi melalui Sistem Informasi Geografis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor Total Maksimal = 3 . 3 + 3 . 3 + 3 . 2 = 9 + 9 + 6 = 24 Interval Kelas = skor total maksimal – skor total minimal Jumlah Kelas Interval Kelas = 24 – 8 = 4 Rentang Zona 4

3. Jangkauan Area Pelayanan Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi