Latar Belakang Kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim

6. Bab keempat menjelaskan akhlak murid terhadap pelajaran dan segala yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Pada bab ini diuraikan tiga belas penjelasan tentang akhlak. 7. Bab kelima menjelaskan tentang akhlak yang harus ada bagi guru. Terdiri atas sepuluh penjelasan akhlak. 8. Bab keenam menjelaskan tentang akhlak guru terhadap pelajarannya. Pada bab ini tidak berisi penjelasan panjang lebar tentang akhlak-akhlak guru terhadap pelajaran. 9. Bab ketujuh menjelaskan tentang akhlak guru terhadap murid. Pada bab ini terdiri atas empat belas pembahasan tentang akhlak. 10. Bab kedelapan, sebagai bab yang terakhir berisi tentang penjelasan secara umum terhadap kitab dan segala hal yang ada hubungan dengannya cara mendapatakan, meletakkan dan menulisnya. 11. Surat altaqariz surat pujian dari para ulama‟ terhadap kemunculan kitab ini . 12. Fahrasat daftar isi. 25

C. Riwayat Hidup KH. Hasyim Asyari

KH. Hasyim Asyari 1871- 1947 dilahirkan pada tanggal 14 Februari 1871 M. Di Jombang Jawa Timur, kepada ayahnya beliau belajar agama Islam yaitu KH. Asyari. Kemudian melanjutkan ke pondok pesantren di Probolinggo, pindah ke Langitan dan pesantren- pesantren lainya. Selagi ia belajar di Siwalan 25 . Op. Cit. , Muhammad Ishom Hadziq. Panji Sidoarjo pada tahun 1891, KH. Yaqub yang menjadi gurunya terkesan kepada tingkah lakunya yang baik dan sopan santunnya yang halus, sehingga ia mengambilnya sebagai menantu dan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Khadijah pada tahun 1892. Tidak begitu lama setelah itu ia bersama istrinya pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan bermukim selama satu tahun. Pada kepergian yang pertama ke Mekkah ini, istrinya meninggal dunia di Mekkah. Setelah satu tahun mukim di Mekkah, ia kembali ke Indonesia, namun ini tidak berlangsung lama, beberapa waktu kemudian ia kembali ketanah suci. Kali ini tujuannya adalah untuk menuntut ilmu dan belajar di sana. Ia tinggal di Mekkah selama 8 tahun. Sepulang dari Mekkah, Hasyim Asyari mendirikan pesantren untuk mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya, yaitu pesantren Tebu Ireng di Jombang. Hal ini terjadi pada tanggal 12 Robi‟ul Awwal tahun 1899 M. Sebagai pembaharuan yang pertama bagi Tebu Ireng ialah dengan didirikanya madrasah salafiyyah pada tahun 1919, yang merupakan tangga untuk memasuki tingkat menengah pesantren Tebu Ireng. 26 Silsilah keturunan KH.Hasyim Asy‟ari berasal dari Raja Brawijaya VI yang juga dikenal dengan nama Lembu Peteng. Salah seorang keturunan Lembu Peteng dikenal dengan nama Jaka Tingkir atau Mas Karebat adalah salah satu 26 . Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam , Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1999. h. 122- 123. kakeknya Tingkir adalah nama daerah diwilayah Salatiga Jaka Tingkir kemudian menjadi Raja Pajang dengan gelar Sultan Adiwiyaya . 27 Silsilah Nasab beliau, melalui Sunan Giri Raden Ainul Yaqin KH Hasyim Asy‟ari memiliki garis keturunan sampai dengan Rasulullah dengan urutan lanjutan sebagai berikut: Sunan Giri Raden Ainul Yaqin Abdurrohman Jaka Tingkir Sultan Pajang Abdul Halim Pangeran Benawa Abdurrohman Pangeran Samhud Bagda Abdul Halim Abdul Wahid Abu Sarwan KH. Asy‟ari Jombang KH. Hasyim Asy‟ari Jombang Menurut catatan nasab Sa‟adah BaAlawi Hadramaut, silsilah dari Sunan Giri Raden Ainul Yaqin merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut: Husain bin Ali Ali Zainal Abidin Muhammad al-Baqir Ja‟far ash-Shadiq Ali al-Uraidhi Muhammad an-Naqib Isa ar-Rumi 27 . Agus Mulyana, et. al, Pendidikan Ahlussunnah Waljamaah dan Ke- NUan, Tanggerang: Jelajah Nusa, 2011. h. 43- 44.