Peran pustakawan terhadap pengembangan perpustakaan keliling pada Perpustakaan Umum Kota Tangerang

(1)

PERAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN

PERPUSTAKAAN KELILING PADA PERPUSTAKAAN UMUM

KOTA TANGERANG

Oleh

FAHMI BASA

NIM. 103025027579

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PERAN PUSTAKAWAN TERHADAP

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN KELILING PADA

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA TANGERANG telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.Ip).

Jakarta, 23 September 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS

780.00.585 150.295.468

Anggota,

Kosam Rimbarawa, MLIS Drs. Zaenal Arifin Toy. M.Sc 320.000.689 150.031.215


(3)

ABSTRAK

Peran merupakan suatu keterkaitan terhadap tugas dan tanggung jawab. Peran Pustakawan dalam menggembangkan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang saat ini meliputi pengembangan kendaraan, koleksi, layanan dan promosi. Beberapa kendala yang dialami pustakawan dalam mengembangkan Perpustakaan keliling Kota Tangerang meliputi minimnya dana yang dianggarkan oleh Pemerintah, birokrasi yang berbelit-belit pada saat menggajukan proposal untuk kebutuhan Perpustakaan Keliling. Perkembangan yang dialami oleh Perpustakaan Keliling Kota Tangerang dari awal berdirinya hingga Desember 2007 antara lain bertambahnya kendaraan, awalnya 1 menjadi 4 kendaraan. Koleksi perpustakaan keliling awalnya hanya ± 1.500 koleksi dan sekarang sudah mencapai 34.281, koleksi tersebut biasanya disimpan dan dirawat di Perpustakaan Umum Kota Tangerang. Layanan Perpustakaan Keliling yang awalnya hanya peminjaman dan baca ditempat sekarang bertambah dengan adanya layanan nonton bareng dan kegiatan layanan lainnya. Promosi yang awalnya hanya dari mulut kemulut, saat ini dilakukan dengan cara menyiarkan di radio lokal, surat kabar lokal dan brosur-brosur.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “Peran Pustakawan Terhadap Pengembangan Perpustakaan Keliling pada Perpustakaan Umum Kota Tangerang”. Telah dapat diselesaikan, penyusunan Laporan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Tingkat 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi tahun 2003 – 2008.

Dalam penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik materil maupun moril. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Abdul Choir selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

2. Bapak Rizal Syaifulhaq selaku Kepala Jurusan Ilmu Perpustalaan dan Informasi.

3. Bapak Pungki Purnomo selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

4. Bapak Kosam Rimbarawa M.LS selaku dosen pembimbimg yang tiada henti-hentinya memberikan arahan serta saran.

5. Bapak Zaenal Arifin Toy selaku penguji pada sidang munaqasyah.

6. Para Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

7. Ibu Ika Sumiarti selaku Kepala Perpustakaan Umum Kota Tangerang. 8. Bapak Casmat Junaedi selaku Kepala Seksi Layanan Bibliografi dan

Beposit.

9. Ibu Nurul Aini selaku Kepala Seksi Pengolahan, Akuisisi dan Informasi. 10.Kedua Orang Tua dan keluarga yang telah membantu secara materil dan

moril yang tak terhingga.

11.Istri tercinta dan tersayang yang senantiasa mendampingi pada saat susah dan senang serta sebagai motivator semangat.

12.Teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2003.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik materi maupun teknik. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan dimasa yang akan datang. Harapan penulis Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat begi semua pihak.

Tangerang, 10 Desember 2008


(6)

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR...i

DAFTAR

ISI...iv

BAB I

PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang

Masalah………..………….…...1

B. Pembatasan dan Perumusan

Masalah……….……...….4 C. Tujuan

Penelitian………...…...………..5 D. Manfaat

Penelitian………...………...……….6 E. Metodelogi

Penelitian………...………...…...6 F. Sistematika

Penulisan……….…....…7

BAB II TINJAUN


(7)

A. Perpustakaan

Umum………...……9

1. Definisi dan Ciri-ciri Perpustakaan Umum...9

2. Visi dan Misi Perpustakaan

Umum………...…...11

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan

Umum……….….……..…..13

B. Pustakawan………... ….15

1. Pengertian

Pustakawan………...…...….15

2. Fungsi Pustakawan

………...….19

C. Peran………...……... ….19

1. Pengertian Peran

………...…...…..…..20 2. Indikator

Peran………...…...…….21 D. Perpustakaan

keliling…………...…...……21

1. Pengertian Perpustakaan Keliling


(8)

2. Sejarah Singkat Perpustakaan Keliling………...…...….22

3. Ciri-ciri Perpustakaan

Keliling…………...…...…24

4. Tujuan Perpustakaan

Keliling……...…...……25

5. Tugas & Fungsi Perpustakaan

Keliling…...…...…..26

6. Koleksi Perpustakaan

Keliling...28

BAB III GAMBARAN

UMUM………...….32

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Tangerang...32

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan Umum Kota Tangerang...34

C. Sejarah Singkat Perpustakaan Keliling Kota Tangerang...36

D. Tujuan Perpustakaan Keiling Kota

Tangerang...38

E. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang...38


(9)

F. Koleksi Perpustakaan Kota Tangerang...39

G. Staff Perpustakaan Keliilng Kota

Tangerang...39

H. Layanan Perpustakaan Keililng Kota

Tangerang...42

I. Sarana dan Perlengkapan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang...44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

………....…...……45

1. Peran Pustakawan Terhadap Pengembangan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang………... ..51

2. Kendala-kendala Yang dihadapi Oleh Pustakawan Dalam Mengembangkan

Perpustakaan Keliling Kota

Tangerang………….….…...57

3. Perkembangan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang...62

BAB V PENUTUP ( KESIMPULAN DAN


(10)

A. Kesimpulan

...72

B. Saran... ..73

DAFTAR PUSTAKA


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan salah satu dari sekian banyak tempat dimana masyarakat umum bisa mendapatkan wawasan serta pengetahuan secara gratis, dalam hal ini informasi yang di dapatkan di perpustakaan tidak kalah berkualitas dengan sumber-sumber informasi lainnya. Perpustakaan bukan merupakan hal baru dikalangan masyarakat. Di mana-mana telah diselenggarakan perpustakaan, mulai dari keberadaannya yang permanen (menetap) sampai dengan yang bergerak (perpustakaan keliling).

Penyelenggaraan perpustakaan diberbagai daerah pemukiman, terutama yang warganya sangat membutuhkan sarana dan sumber belajar, bukan saja untuk berusaha meningkatkan taraf kecerdasannya, melainkan juga untuk memperbaiki mutu perikehidupannya. Banyak kawasan yang sangat memerlukan dukungan perpustakaan untuk memperbaiki kualitas hidup warganya. Untuk keperluan itu tidak cukup hanya tersedia sekolah-sekolah yang menampung anak-anak usia sekolah, melainkan diperlukan juga tersedianya bahan pustaka yang efektif sebagai sumber belajar bagi populasinya yang tidak (lagi) bersekolah dan sebagai orang dewasa telah menjadi andalah pencari nafkah bagi keluarganya. Kita semua maklum bahwa ketertinggalan suatu masyarakat terutama disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya yaitu: ketidaktahuan, dan dalam usaha untuk menaggulanginya biasanya diutamakan berbagai ikhtiar yang


(12)

ditujukan pada teratasinya faktor ketidak tahuan, seperti antara lain program pemberantasan buta huruf, disusul dengan penyelenggaraan sekolah-sekolah dan kursus-kursus. Berbagai ikhtiar tersebut ditujukan pada meningkatnya penguasaan pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat yang bersangkutan singkatnya, tindakan untuk mengatasi ketertinggalan suatu masyarakat biasanya dimulai dengan ikhtiar untuk meningkatkan kecerdasannya. Dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat maka meluas pula cakrawala pandangan masyarakat yang bersangkutan.

Perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan. Berbeda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat digumuli oleh peminatnya masing-masing. Seperti halnya dengan kegiatan lain, kegiatan kepustakaan kini berkembang menjadi lebih khusus. Dalam kaitannya dengan perpustakaan, kini timbul berbagai jenis perpustakaan. Adapun alasan timbulnya berbagai jenis perpustakaan ialah:

1. Akibat munculnya berbagai jenis pemakai perpustakaan. 2. Adanya kebutuhan informasi yang berbeda-beda.

3. karena pertumbuhan ilmu pengetahuan sangat pesat sehingga semakin banyak ilmu-ilmu memiliki jenis, cabang, dan spesialisasinya.1 Dari alasan-alasan tersebut diatas kini terdapat berbagi jenis perpustakaan di antara sebai berikut:

1

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan ( Jakarta : Universitas Terbuka, 1994 ), h. 147-148.


(13)

1. Perpustakaan Nasional 2. Perpustakaan Umum 3. Perpustakaan Khusus 4. Perpustakaan Sekolah

5. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dari berbagi jenis perpustakaan tersebut di atas salah satunya terdapat perpustakaan yang memiliki perpustakaan, yaitu perpustakaan umum. Perpustakaan umum memiliki perpustakaan keliling yang merupakan perluasan jasa sebuah perpustakaan umum untuk melayani pemakai yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum tetap (statik). Perluasan jasa tersebut dilakukan dengan kendaran.

Seperti telah dinyatakan di atas lokasi perpustakaan umum bersifat statik artinya tidak dapat berpindah-pindah. Hal tersebut merugikan masyarakat yang letaknya jauh dari perpustakaan sedangkan pemerintah daerah tidak mampuh membangun perpustakaan umum yang baru. Juga bila letaknya jauh, perpustakaan umum tidak dapat di kunjung oleh anak-anak, demikian pula dengan orang-orang yang sudah pesiun dan sudah tua tidak mampu lagi mengunjungi perpustakaan karena kemampuan fisik mereka terbatas.2 Perpustakaan keliling merupakan perpustakaan yang mencari pemakainya dengan cara sistem jemput bola dengan kata lain perpustakaan keliling melakukan pelayanannya dengan cara mendatangi pemakainya. Dengan cara ini pemakai yang selama ini jarang datang ke perpustakaan umum bahkan yang

2


(14)

belum pernah sekalipun berkesempatan untuk mendapatkan layanan perpustakaan tanpa harus datang langsung ke perpustakaan umum.

Berbicara tentang perpustakaan maka tidak lepas dengan peran seorang pustakawan, pustakawan merupakan seseorang yang berperan sangat vital bagi kemajuan perpustakaan tanpa adanya pustakawan pada sebuah perpustakaan maka perpustakaan tersebut tidak akan berjalan dengan semetinya.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah peran pustakawan pada perpustakaan keliling yang dimiliki oleh perpustakaan umum kota Tangerang sudah benar-benar maksimal. Sehingga

penulis mengajukan judul penelitian ini sebagai berikut

:

PERAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN

PERPUSTAKAAN KELILING PADA PERPUSTAKAAN UMUM KOTA

TANGERANG “.

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan pada perpustakaan umum Kota Tangerang dengan mengkhususkan kepada perpustakaan keliling yang di miliki oleh perpustakaan tersebut.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Segala keterbatasan waktu dan tenaga serta penafsiran yang melebar dan lebih luas menyebabkan diperlukannya batasan masalah yang akan diteliti oleh penulis penelitian ini hanya dilakukan pada perpustakaan kelilling yang di miliki oleh perpustakaan daerah kota Tangerang dan hanya meliputi kawasan kota Tangerang serta meliputi analisa pemakai,


(15)

kebijakan pengadaan perpustakaan keliling, koleksi perpustakaan keliling, seleksi serta beberapa produser yang memiliki keterkaitan dengan perpustakaan keliling.

2. Perumusan Masalah

Untuk memperjelas rumusan masalah yang sudah dipaparkan, maka penulis menuangkan rumusan di atas ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana peran pustakawan terhadap pengembangan perpustakaan keliling?

b. Kendala-kendala apasaja yang dihadapi oleh pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan keliling?

c. Perkembangan yang dialami oleh perpustakaan keliing sejak mulai diresmikan hingga sekarang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk :

a. Secara umum ingin mengetahui seberapa besar perhatian pustakawan terhadap perpustakaan keliling.

b. Untuk mengetahui peran pustakawan terhadap perpustakaan keliling. c. Bagi penulis, sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata


(16)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi dunia pendidikan, untuk menambah literatur dan refrensi bagi orang yang tertarik dengan dunia perpustakaan khususnya perpustakaan keliling. 2. Bagi dunia perpustakaan untuk membantu mempromosikan sekaligus

sebagai bahan pertimbangan untuk memajukan perpustakaan keliling. 3. Bagi pengguna perpustakaan untuk memperluas pengetahuan tentang

keberadaan atau jenis perpustakaan yang selama ini belum banyak di ketahui.

E. Metode Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah deskriftif yaitu penelitian yang bertujun untuk menggambrakan sifat sesuatu yang sedang berlangsung, dengan tujuan agar objek yang dikaji dapat dibahas seara mendalam. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka akan digunakan juga:

a. Data Primer

Merupakan sumber data peneitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berubah opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau


(17)

kegiatan dalam hasil penyajian3. Data primer didapatkan dari hasil observasi dan wawancara kepada sumber yang terkait.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa buku, catatan/ laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak di publikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data profil Perpustakaan Umum Kota Tangerang tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis membagi penulisan kedalam lima bab, yang mana tiap bab membahas secara terperinci bagian-bagian yang di paparkan, kelima bab itu adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Mencakup latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta metode penelitian dan sistematika penulisan.

3

Indriantoro, Nur, Metode Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1999), h. 147. (Kutipan langsung dari Skripsi Fadhilatul hamdani, Persepsi Pustakawan Terhadap Angka Kredit Beserta Butir Kegiatannya dan Pengaruhnya terhadap Kenaikan Jabatan Fungsional Pustakawan.


(18)

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Mencakup definisi, ciri-ciri, tujuan dan fungsi perpustakaan umum. Pengertian pustakawan, tugas-tugas pustakawan, pengertian peran, indikator peran, pengertian perpustakaan keliling, ciri-ciri perpustakaan keliling, tujuan dan fungsi perpustakaan keliling.

BAB III GAMBARAN UMUM

Berisi tentang sejarah dan latar belakang Perpustakaan Umum Kota Tangerang, visi, misi, dan tujuan Perpustakaan Umum, struktur organisasi perpustakaan Umum Kota Tangerang, Perpustakaan Keliling yang di miliki Perpustakaan Kota Tangerang serta pustakawan yang berada di lingkungan Perpustakaan Kota Tangerang.

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian serta pembahasan tentang hasil penelitian yang dilakukan di perpustakaan umum kota Tangerang, dalam hal ini menyangkut Peran Pustakawan Terhadap Pengembangan Perpustakaan Keliling, Perkembangan perpustakaan Keliling Secara menyeluruh, Kendala-kendala Yang dihadapi Oleh Pustakawan Dalam Pengembangan Perpustakaan Keliling

BAB V PENUTUP


(19)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Umum

1. Definisi dan ciri-ciri perpustakaan umum

Perpustakaan adalah institusi/ lembaga yang menyediakan koleksi bahan perpustakaan tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat sumber informasi yang diatur menurut system dan aturan yang baku dan didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian dan rekreasi intelektual bagi masyarakat.

Perpustakaan umum sebagaimana kita ketahui adalah membidangi dan bertanggung jawab atas tersedianya informasi yang lengkap dan terselenggaranya layanan yang cepat dan tepat sehingga setiap saat dapat di akses oleh pengguna jasa perpustakaan dengan memuaskan.

Perpustakaan sebenarnya bukan merupakan nama yang asing bagi masyarakat luas. Dalam batas-batas pengertian yang beraneka ragam, terutama bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal, bagaimanapun juga pernah berkepentingan dengan jasa layanan perpustakaan. Hanya persoalannya adalah tidak sedikit anggota masyarakat lebih mempersepsikan perpustakaan sebagaimana suatu lembaga ketimbang sebagai suatu layanan informasi, pengetahuann dan pendidikan. Untuk itu perlu kiranya kita membuat tatanan baru tentang konsep perpustakaan yang lebih memberikan nuansa pelayanan ketimbang hanya sebagai lembaga


(20)

yang kurang memberikan makna bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

Di abad informasi, teknologi dan globalisasi sekarang ini perlu mencari bentuk strategi operasional yang dilakukan secara sistematik agar perpustakaan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada dasarnya perpustakaan merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dengan penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non formal. Sejak pendidikan dasar, menengah pertama, menengah lanjutan sampai perguruan tinggi, perpustakaan sangat diperlukan, bahkan menurut suatu istilah dalam pendidikan tinggi, perpustakaan merupakan jantung pendidikan. Itu menandakan bahwa perpustakaan bukan hanya harus ada melainkan menempati kedudukan yang sangat strategis.

Begitu pula sebuah Perpustakaan Umum merupakan bagian dari kegiatan layanan pemerintah kepada masyarakat dalam hal menyediakan dan memberikan sumber informasi dan bahan bacaan yang sehat dan bermutu. Secara tidak langsung Perpustakaan Umum ikut berperan dalam menyelenggarakan pendidikan, terutama yang bersifat non formal.

Perpustakaan umum merupakan salah satu dari 6 jenis perpustakaan yang ada di Indonesia yaitu : Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Perguruaan Tinggi/ Universitas, Perpustakaan Pribadi dan Perpustakaan Umum itu sendiri. 4

4

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan ( Jakarta : Universitas Terbuka, 1994 ), cet. 2, h 149 - 161


(21)

Perpustakaan kabupaten/ kota adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/ kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten/ kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.5

Harrod’s Librarians’ Glossary and Refrence Book mendefinisikan perpustakaan umum sebagai “ A library provided wholly or party from public funds, and the use of which is not restricted to any class of person in the community but is freely available to all.”6

Dari kedua definisi diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang didanai oleh dana umum baik keseluruhan ataupun seagian dan pengguna perpustakaan umum tidak terbatas pada suatu kelompok, usia, jenis kelamin, ras, pekerjaan serta keturunan. Tetapi perpustakaan umum dapat di manfaat oleh semua lapisan masyarakat tanpa membedakan dari segi apapun.

2. Visi dan Misi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan lembaga layanan informasi dan bahan bacaan kepada masyarakat, oleh karenanya adanya masyarakat umum (yang tidak dibedakan lapisan, golongan lapangan pekerjaan dll.)

5

Perpustakaan Nasional RI, Standar Perpustakaan umum kabupaten/ Kota (Jakarta : Perpustakaan nasional RI, 2002). h. 2

6

Ray prytherch, Harrod’s Librarians’ Glossary and Reference Book of Terms Used in Librarianship, Dokumentation and the Book Craft, (London : Gower Publishing Company Limited, 1987), ed. 9, h.636 (Kutipan langsung dari skripsi, Tinna Noviyanti (Layanan Perpustakaan Keliling Kotamadya Jakarta Timur).


(22)

yang akan menggunakan dan yang menjadi sasaran layanan perpustakaan, merupakan seharusnya.

Perpustakaan umum mempunya visi adalah terciptanya ,masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas.7

Perpustakaan umum mempunyai misi sebagai berikut:

a. Menciptakan dan menetapkan kebiasaan membaca anak-anak sejak usia dini

b. Mendukung baik pendidikan perorangan secara mandiri maupun pendidikan formal pada semua jenjang.

c. Memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas pribadi. d. Menstimulasi imajinasi dan kreativitas anak-anak dan orang muda. e. Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi pada seni

kesenian dan hasil-hasil penemuan ilmiah.

f. Menyediakan akses kepada ekspresi-ekspresi kultural dari dari semua seni pentas.

g. Mendorong terciptanya dialog antara budaya oleh karena keanekaragaman budaya.

h. Mengusahakan agar semua penduduk dapat mengakses segala macam informasi yang tersedia untuk masyarakat.

i. Memberikan layanan informasi yang sesuai kepada perusahaan-perusahaan, perkumpulan-perkumpulan dan kelompok-kelompok setempat yang memerlukan.

7

Sumardjo, Dhuharno, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta : perpustakaan Nasiona RI, 2006), h. 5


(23)

j. Memberi kemudahan kepada pengembangan informasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan memakai komputer dan perangkat keras lainnya yang berbasis teknologi informasi.

k. Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan dan program-program pemberantasan buta huruf untuk semua kelompok usia, dan apabila dianggap perlu memprakrsai kegiatan-kegiatan ini.8

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum

Tugas utama perpustakaan umum adalah berperan aktif melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan daerah dan masyarakat dengan cara:

a. Menyediakan, menyiapkan, mengolah dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai, serta sarana informasi lainnya yang sesuai dengan keperluan pemerintah daerah dan warga masyarakatnya.

b. Mendayagunakan koleksi, berupa penyediaan sistem layanan, penyiapan tenaga manusia, penyediaan sarana dan prasarana serta menginformasikan/ mempromosikan koleksi dan jasa kepada masyarakat.

c. Melaksanakan layanan kepada masyarakat pemakainya.

d. Bekerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi, sarana dan prasarana perpustakaan secara bersama-sama untuk kepentingan masing-masing.

8

Sumardjo, Dhuharno, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, (Jakarta : Perpustakaan Nasiona RI, 2006), h.5-6


(24)

e. Menjalin hubungan baik dengan pihak pimpinan pembina, mitra kerja dan unit-unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan.

f. Memasyarakatkan perpustakaan. g. Melakukan pengkajian pengembangan.

h. Melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan profesi. i. Melaksanakan pendidikan masyarakat pemakainya.

j. Melaksanakan pengelolaan/ manajemen dan tata usaha, termasuk pengembangan staf dan pegawai serta peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan.9

Perpustakaan umum merupakan suatu lembaga yang berperan penting dalam memajukan, mencerdaskan dan meningkatkan sumberdaya manusia memiliki beberapa Fungsi , diantaranya:

a. Fungsi Edukatif

Perpustakaan umum menyediakan jenis bahan bacaan baik tercetak atau terekam yang dapat digunakan sebagai sumber belajar atau menambah pengetahuan.

b. Fungsi Informasi

Perpustakaan umum menyediakan bahan bacaan yang dapat di gunakan untuk menjawab pertanyaan pengguna informasi seperti penyediaan buku-buku referensi.

9

Sumardjo, Dhuharno, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, (Jakarta : Perpustakaan Nasiona RI, 2006), h 46-47


(25)

c. Fungsi Kultural

Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebaga hasil budaya bangsa.

d. Fungsi Rekreatif

Perpustakaan umum menyediakan bahan bacaan yang bersifat hiburan seperti buku-buku cerita dan majalah hiburan.10

Dari fungsi-fungsi yang tertera diatas tersebut, dapat dikatakan perpustakaan umum merupak suatu lembaga yang menyediakan unsur pendidikan, unsur pengetahuan yaitu informasi, unsur budaya dimana perpustakaan menyediakan koleksi yang berkaitan dengan sejarah suatu daerah atau sejarah bangsa dan unsur rekreasi dengan menyediakan koleksi-koleksi yang dapat membuat sesorang merasa nyaman dan dapat menikmati saat berada di perpustakaan umum. Selain itu perpustakaan umum juga dapat mnyediakan berbagai bentuk layanan perpustakaan yaitu layanan sirkulasi, layanan refrensi, layanan anak-anak, layanan remaja, layanan kelompok pembaca khusus dan layanan jarak jauh atau perpustakaan keliling.11

B. Pustakawan

1. Pengertian Pustakawan

Pustakawan merupakan suatu jabatan penting dalam suatu keorganisasian perpustakaan, pustakawan merupakan seorang ahli dalam

10

Talimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1996), h. 21

11


(26)

bidang kepustakawanan baik dalam bidang teknis maupun bidang nonteknis. Pustakawan merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap perngembangan suatu perpustakaan.

Di Indonesia pengertian pustakawan memiliki beberapa versi, antara lain:

Pengertian pustakawan menurut hasil lokakarya IPI DIY tanggal 5 juli 1989 adalah seseorang yang memiliki keahlian dan keterampilan dibidang ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal dan memiliki sikap pengembangan diri, mau menerima dan melaksanakan hal-hal baru dengan jalan memberikan pelayanan professional kepada masyarakat dalam melaksanakan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pustakawan harus memiliki komitmen untuk:

a. Mengembangkan diri dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

b. Memanfaatkan hal-hal yang baru untuk pengembangan informasi. c. Bersikaf eksperimen dan inovatif.

d. Memberikan layanan kepada masyarakat tanpa memandang atau membedakan agama, ras, golongan maupun aliran politik.

e. Mematuhi kode etik pustakawan.12

Versi Ikatan Pustakawan Indonesia, dalam kode etik pustakawan Bab I disebutkan bahwa pustakawan seorang yang melaksanakan kegiatan

12

Lokakarya IPI DIY di Universitas Kristen Dutawacana (tanggal 5 Juli 1989)


(27)

perpustakaan dengan jalan memberikan layanan kepada masyarakat yang sesuai dengan tugas lembaga induk berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Kemudian pengertian tersebut dibahas dalam lokakarya pengembangan kurikulum dan pelatihan perpustakaan di Indonesia yang di selengarakan bersama antara PB IPI Perpustakaan Nasional RI dengan The British Council di Jakarta pada tanggal 9 – 11 Agustus 1994 yang merumuskan perlu adanya Standar Profil Pustakawan Indonesia. Dalam rumusan itu disebutkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang dalam memiliki pendidikan bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi sekurang-kurangnya tingkat pendidikan professional dan atau berkualitas setingkat yang di akui Ikatan Pustakawan Indonesia dan berkarya dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi sesuai dengan metodelogi keilmuan yang diperolehnya.

Sedangkan menurut SK kepala perpustakaan nasional RI No.72 tahun 1999 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angkla kredit. Dalam keputusan ini disebutkan bahwa pustakawan adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakaan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.

Tenaga inti sebuah perpustakaan umum adalah pustakawan dikalangan pegawai negeri sipil. Pustakawan adalah orang yang sudah


(28)

diangkat dalam jabatan fungsional pustakawan berdasarkan SK Menpan No. 18 tahun 1988 dan atau SK menpan no. 33 tahun 198813

Secara garis besar dalam keoraganisasian perpustakaan umum, pustakawan mempunya 2 kategori status kepegawaian yaitu pustakawan fugsional dan pustakawan struktural:

Jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.14

Dari keterangan diatas dapat di definisakan bahwa dalam struktur keorganisasian perpustakaan dalam hal ini mungkin lebih dikhususkan bagi perpustakaan yang dimiliki oleh pemerintah atau perpustakaan umum, pustakawan fungsional adalah pustakawan yang sudah menjadi atau diangkat sebagai karyawan tetap atau sebagai seorang pegawi negeri sipil.

Dan dari segi tunjangan pustakawan fungsional mempunyai hukum yang lebih pasti dan dapat dilihat pada keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2000.

Sedangkan pustakawan/ jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan Pegawai

13

Sumardjo, Dhuharno, Pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum, (Jakarta : perpustakaan Nasiona RI, 2006), h. 44

14


(29)

Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural tidak dapat merangkap jabatan struktural lain maupun dengan jabatan fungsional.15

Pada perpustakaan swasta pengertian pustakawan agar disertarakankan dengan pegawai negeri sipil. Pengangkatan tenaga/ pegawai pada perpustakaan umum harus mengutamakan orang-orang yang memenuhi syarat diangkat dalam jabatan fungsional pustakawan, terutama pula yang akan menjabat kepala perpustakaannya.16

2. Fungsi Pustakawan

Bertautan erat dengan fungsi perpustakaan. Fungsi perpustakaan adalah penyimpanan, informasi, pendidikan, penelitian, kultural (Sulistyo 2000). Fungsi penyimpanan artinya perpustakaan bertugas menyimpan hasil karya manusia khususnya informasi terekam dengan tidak memandang format maupun medianya, Fungsi informasi artinya perpustakaan bertugas menyediakan serta memberikan informasi bagi pemakainya.

Fungsi pendidikan berarti perpustakaan menunjang kegiatan pendidikan pemakainya.

Fungsi penelitian artinya perpustakaan bertugas membantu penelitian yang dilakukan oleh anggotanya dengan wujud penyediaan informasi dan databagi pemakainya.

15

http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/kp/2003/005-03.pdf

16

Sumardjo, Dhuharno, Pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum, (Jakarta : Perpustakaan Nasiona RI, 2006), h. 44


(30)

Fungsi kultural dilakukan perpustakaan untuk menumbuhkan apresiasi budaya anggota masyarakat.

Dengan adanya fungsi perpustakaan, maka fungsi pustakawanpun mengikutinya. Maka pustakawan bertugas membantu pemakai dengan berbagai jasa seperti jasa informasi, jasa penelusuran, pendidikan pemakai, membantu penelitian. 17

C. Peran

1. Pengertian Peran

Menurut tesaurus bahasa Indonesia kata peran memiliki kesamaan arti dengan fungsi dan tugas. 18

Fungsi merupakan arti lain dari kata berguna dan menjalankan tugasnya.19

Tugas adalah yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang, pekerjaan yang dibebankan seseorang.20

Dari kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran adalah keikutsertaan atau partisipasi seseorang/ kelompok dalam suatu kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan 21

17

http://www.google.co.id/tugas+pustakawan

18 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta : Gramedia, 2006) hal.467 19

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2005) hal.322

20

Ibid. hal. 1215

21


(31)

2. Indikator peran

Indikator adalah alat ukur berupa statistik yang dapat menunjukan perbandingan, kecenderungan atau perkembangan. 22

Sedangkan peran yang telah kita bahas diatas adalah keikutsertaan atau partisipasi seseorang/ kelompok dalam suatu kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan.

Jadi indikator peran merupakan suatu alat ukur yang berupa statistik yang dapat menunjukan perbandingan, kecenderungan atau perkembangan pada suatu peran.

D. Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan minat baca dan kegemaran membaca/ belajar masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat di pedesaan pada khususnya yang jauh dari perpustakaan yang ada dalam rangka pendidikan seumur hidup.

Usaha ini dapat memberikan kesempatan pemerataan untuk memperoleh informasi dan pengembangan pengetahuan bagi masyarakat masyarakat desa terpencil.

Jadwal layanan perpustakaaan keliling ke suatu pemukiman tertentu tidak dilakukan setiap hari, tetapi cukup satu atau dua kali seminggu23

22


(32)

1. Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling adalah layanan perpustakaan umum yang bergerak dari suatu tempat ketempat lain dengan menggunakan kendaraan darat, air dan udara. Perpustakaan keliling biasanya dilaksanakan untuk melayani daerah-daerah jauh dan terpencil. Kendaraan yang digunakan bervaryasi, dari kendaraan bis, gerobak, sepeda motor sampai kapal laut dan kapal terbang.24

Perpustakaan keliling adalah bagian dari pelayanan perpustakaan umum yang mendatangi/ mengunjungi pembacanya dengan menggunakan kendaraan, baik darat (mobil) maupun air (perahu). Dengan kata lain, perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawabahan pustaka untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh perpustakaan umum, dalam hal ini adalah perpustakaan menetap (stationary library). Jadi secara teknis, pada umumnya, perpustakaan keliling menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perpustakaan umum di suatu wilayah.

2. Sejarah Singkat Perpustakaan Keliling

Layanan perpustakaan keliling pertama kali diperkenalkan di sebuah Negara yang menganut system pemerintahan kerajaan yaitu di Inggris tepatnya di kota yang bernama Warrington pada tahun 1859. Sarana 23

Sumardjo, Dhuharno, Pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum, (Jakarta : perpustakaan Nasiona RI, 2006), h.41

24

Sumardjo, Dhuharno, Pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum, (Jakarta : perpustakaan Nasiona RI, 2006), h.41


(33)

kendaraan untuk perpustakaan keliling pada waktu itu terus dikembangkan oleh para ahli mekanika sampa pertengahan abad ke 19. pada tahun 1920, pengembangan sarana kendaraan untuk perpustakaan keliling dilakukan dengan cara mengganti kendaraan kereta kuda dengan kendaraan bermotor.25

Karena keberadaan perpustakaan keliling dapat membantu dalam memperkenalkan perpustakaan dari daerah perkotaan hingga ke daerah pedalaman, maka pada tahun 1955, inggris memiliki armada perpustakaan keiling di 41 daerah.26

Di Indonesia, keberadaan perpustakaan keliling diperkenalkan oleh suatu lembaga bernama Volkslectuur (Kini Balai Pustaka) pada tahun 1920-an yaitu mengedarkan buku-buku dengan mengunakan kendaraan mobil sampai ke plosok daerah pulau jawa. Pada tahun 1950-an, beberapa penerbit swasta juga pernah melakukan hal tersebut yaitu mengedarkan buku-buku dengan menggunaan gerbong kereta api berkeliling pulau jawa.27

Di DKI Jakarta, pengoperasian perpustakaan keliling telah dirintis oleh pemda DKI sejak tahun 1975 dengan mengoperasikan sebuah mobil perpustakaan sumbangan dari UNESCO. Pada tahun 1976, pusat

25

John feather dan paul Sturger (ed), International Encyclopedia of information and Library Science, (London : Routledge, 1997), h.300 (Indonesian Version)

26

Ibid (Kutipan langsung dari skripsi, Tinna Noviyanti (Layanan Perpustakaan Keliling Kotamadya Jakarta Timur).

27

Sulistyo basuki, periodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), cet. 1, h.49-50


(34)

pembinaan perpustakaan juga melakukan proyek percobaan pengoperasian perpustakaan keliling di wilayah Jakarta.28

3. Ciri-ciri Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling merupakan perpustakaan yang dapat dikatakan unik dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakaan yang lainnya. Keunikan ini dapat dilihat dari bentuk perpustakaannya, cara pelayanannya dan juga lokasi layanannya, dan perpustakaan keliling memiliki beberapa ciri, di antaranya:

a. Bergerak b. Ada pengguna c. Ada bahan pustaka d. Memberikan jasa

e. Tidak terjangkau dan menggunakan kendaraan.

Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan dan membawa bahan pustaka serta memberikan layanan jasa perpustakaan kepada pengguna di daerah yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum/ menetap (Sulistiyo-Basuki,1991:48).

28


(35)

4. Tujuan Perpustakaan Keliling

Tujuan dari perpustakaan keliling adalah : memperluas layanan perpustakaan sampai kepada masyarakat di daerah-daerah dan tempat yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan perpustkaan menetap . Melayani masyarakat yang oleh karena situasi dan kondisinya tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, Memasyarakatkan perpustakaan dan meningkatkan minat baca.

Adanya perpustakaan disebabkan adanya suatu tujuan dalam melaksanakan tugasnya, berikut ini merupakan tujuan perpustakaan keliling:

a. Memeratakan layanan informasi dan bahan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil yang belum atau tidak memungkinkan didirikan perpustakan menetap.

b. Membantu Perpustakaan Umum dalam mengembangkan pendidikan non-formal kepada masyarakat.

c. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.29

Tujuan perpustakaan keliling perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang dan mendesak. Jika hasil kerja atau manfaat perpustakaan keliling kurang dirasakan masyarakat, maka dukungan masyarakat terhadap keberadaan perpustakaan keliling akan semakin

29

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, (Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 1992), ed. 1, cet. 1, h.4


(36)

berkurang. Dan apabila kondisi yang kurang menguntungkan ini berlarut-larut, maka perpustakaan keliling akan terancam ditinggalkan oleh para pembaca (Perpustakaan Nasional RI,1992:20).

5. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling merupakan perluasan jasa dari kegiatan atau layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Umum mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut.

a. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum.

b. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat atau mencapai perpustakaan menetap.

c. Mempromosikan koleksi dan layanan perpustakaan kepada masyarakat. d. Menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat

penggunaannya serta memberikan waktu layanan yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya.30

Perpustakaan Keliling merupakan perpanjangan atau perluasan jangkauan layanan Perpustakaan Umum yang berfungsi untuk mempertemukan bahan bacaan dengan pembacanya di daerah yang relatif jauh dari Perpustakaan Umum atau karena situasi dan kondisi tertentu, tidak sempat datang ke Perpustakaan Umum. Walaupun masih terdapat banyak kendala dalam perwujudannya, fungsi utama dari Perpustakaan

30


(37)

Keliling adalah mendekatkan informasi kepada masyarakat desa, karena mereka belum mampu memperoleh informasi secara mandiri. Dengan kata lain, hakekat keberadaan perpustakaan keliling adalah pelayanan bagi pembaca. Apa pun bentuk operasionalnya, yang penting bahan bacaan dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh publik pembaca.

Secara umum Perpustakaan Keliling dan Perpustakaan Umum mengacu kepada prinsip-prinsip yang sama, yaitu

a. Pendidikan bersifat seumur hidup (lifelong education). Dalam hal ini perpustakaan keliling pun ikut memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan atau kelompok pada semua tingkat pendidikan dan kemampuan.

b. Sumber informasi dan rujukan. Artinya perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses cepat (diberikan dalam waktu yang singkat) dan tepat (sesuai dengan kehendak dan minat pembaca) terhadap penggunaan informasi.

c. Bahan hiburan. Artinya Perpustakaan memiliki peranan penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan mempunyai waktu senggang dengan menyediakan bahan bacaan. Dan perpustakaan juga sepatutnya menjadi lembaga prodeo yang tak pandang bulu, tempat di mana masyarakat dapat memperoleh informasi secara cuma-cuma tanpa membedakan baik jenis kelamin, umur, ras, pekerjaan, agama, partai pilitik maupun kedudukan sosial.


(38)

d. Pusat kehidupan dan kebudayaan. Dalam hal ini, Perpustakaan Keliling pun merupakan pusat kehidupan dan kebudayaan (peradaban) yang secara aktif mempromosikan partisipasi pada semua bentuk seni dan hasil kreasi manusia (Perpustakaan Nasional RI, 1992:1).

6. Koleksi Perpustakaan Keliling

Koleksi merupakan bagian yang utama dari setiap perpustakaan. Keberhasilan suatu perpustakaan adalah koleksi yang disediakan telah dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya. Agar koleksi yang disediakan telah dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya, maka sudah seharusnya perpustakaan keliling menyediakan koleksi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat penggunannya. Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan koleksi perpustakaan keliling.

A. Jenis Koleksi

Pada dasarnya koleksi perpustakaan keliling yang dapat disediakan kepada pengguna jasa perpustakaan keliilng dikelompokan dalam tiga bentuk, yaitu:

1) Bahan Pustaka Tercetak

Yang termasuk bahan pustakan tercetak antara lain buku, surat kabar, majalah dan buletin. Khusus untuk buku dapat dikelompokan dalam dua kategori, yaitu buku sirkulasi merupakan


(39)

buku yang dipinjam kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang dan buku referensi merupakan buku yang digunakan hanya di perpustakaan saja sebagai acuan, seperti ensiklopedia, kamus, direktori, bibiliografi dan lain-lain.

2) Bahan Pustaka Yang Terekam

Yang termasuk pustaka terekam antara lain film, kaset-audio dan lain-lain. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang dapat menyediakan bahan pustaka terekam dalam bentuk micro atau microform, seperti microfilm atau pun microfish.

3) Bahan Pustaka Yang Tidak Tercetak atau Terekam

Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk melayani anak-anak, maka perpustakaan keliilng dapat menyediakan koleksi berupa mainan anak-anak seperti catur, balok dan lain-lain.31 Koleksi tersebut dapat membantu dalam mengembangkan kreatitifitas anak.

B. Kriteria Pemilihan Koleksi

Layanan Perpustakaan Keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila koleksi yang disediakan telah diseleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. Secara garis besar kriteria pemilihan koleksi yang harus diperhatikan, yaitu:

31


(40)

1) Sesuai dengan kebutuhan penggunanya baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan dapat dilihat dari kuesioner yang dibagiakan kepada penggunannya sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling.

2) Tahun terbit koleksi dipilih yang paling akhir, sebaiknya dua tahun terakhir.

3) Diupayakan agar penulis atau pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi penggunjung.

4) Isi bukan tidak melanggar normal-normal moral (susila dan etika), normal agama, norma estetika yang berlaku dan hidup di Indonesia. 5) Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan bermanfaat bagi

pengembangan kecerdasan dan budaya masyarakat.

6) Fisik buku mencerminkan disain dan tipografi yang baik, kertas dan penjilidan yang baik serta huruf, gambar dan ilustrasinya menarik.32 C. Perbandingan koleksi

Perpustakaan keliling dapat disediakan secara terpisah dengan perpustakaan umum. Kebijakan yang kebanyakan dipakai oleh perpustakaan keliling adalah koleksi disediakan secara terpisah dengan perpustakaan umum.

Standar jumlah koleksi yang dapat dibawa oleh perpustakaan keliling adalah 2.500 sampai 3.000 jilid buku.33 Perpustakaan Nasional

32


(41)

Republik Indonesia memberikan kebijakan tentang perbandingan antara jumlah koleksi fiksi dan koleksi non-fiksi yang dapat disediakan oleh perpustakaan keliling yaitu 40 : 60. Agar koleksi lebih bervariasi dan tidak membosankan, maka perpustakaan keliling dlapat melakukan pertukaran koleksi antara satuan perpustakaan keliling yang diatur oleh perpustakaan daerah atau perpustakaan umum.

33

The Working on Bookmobile of the Dutch Center For Public Libraries and Literature,

Recommendation For the Acquisition of Bookmobile, (Hague : Dutch Center For Public Liberaries and Literature, 1981), h.18 (kutipan langsung yang sudah berbahasa Indonesia)


(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Tangerang

Sebagaimana telah didefinisikan pada bab sebelumnya, keberadaan sebuah Perpustakaan Umum adalah sangat penting sebagai sarana pendidikan masyarakat. Dengan menyadari hal itu, Pemerintah Kota Tangerang membentuk Perpustakaan Umum Kota Tangerang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999 dan Surat Keputusan Walikota Tangerang Nomor 20 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Umum Kota Tangerang. Berdasarkan hal tersebut diatas, Perpustakaan Umum Kota Tangerang resmi berdiri sendiri. Komitmen Pemerintah Kota Tangerang dengan dibangunnya Perpustakaan Umum Kota Tangerang yaitu untuk memberikan layanan informasi yang lengkap, tepat, cepat dan bermanfaat bagi masyarakat.

Jika menengok sejarah ke belakang mengenai perkembangan Perpustakaan Umum Kota Tangerang, keberadaan gedung kantor Perpustakaan Umum yang tidak memadai terletak di jalan Berhias No. 40 di pinggir kali Cisadane, dengan luas bangunan 48 M2 dilengkapi koleksi pustaka yang didapat dari hibah Dinas, Instansi. Sarana dan prasarana yang kurang memadai serta pegawai yang ada pada waktu itu berjumlah 4 orang dengan Kepala Kantor, maka pada bulan Januari 2001 atau bersamaan dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, Kantor Perpustakaan Umum Kota


(43)

Tangerang pindah ke Jalan Perintis Kemerdekaan II No. 9 Cikokol Kota Tangerang.

Peta Wilayah Kota Tangerang

Dengan kondisi gedung yang layak untuk pengguna jasa perpustakaan dan dilengkapi berbagai jenis koleksi pustaka seperti buku-buku, majalah, surat kabar, bulletin dan terbitan lainnya, juga ditunjang berbagai sarana dan prasarana perlengkapan kantor, fasilitas serta pegawai yang memadai.

Sejak didirikannya Perpustakaan Umum Pemerintah Kota Tangerang terus meningkatkan keberadaannya. Hal ini bukan saja karena tuntutan kebutuhan masyarakat akan pentingnya layanan informasi yang dapat diakses dengan cepat dan mudah, melainkan juga disebabkan oleh semakin membaiknya dan berkembangnya pembangunan di segala bidang. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) semakin besar, program dan proyek semakin beragam sementara ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang


(44)

dengan cepat. Berkat perkembangan itu buku-buku, majalah, surat kabar dan berbagai sumber informasi yang bersifat ilmiah, informatif terus bertambah. Jadi, sudah semestinya Perpustakaan Umum Kota Tangerang yang salah satu tugasnya mengumpulkan, mengolah, merawat, melestarikan dan memberdayakan koleksi itu senantiasa ditingkatkan kemampuan kinerjanya. Keberadaan dan kemampuan serta kegiatan perpustakaan berbanding lurus dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat melayani masyarakat dengan baik. Namun dikarenakan oleh berbagai kendala dan hambatan serta keterbatasan dalam banyak hal, maka Perpustakaan Umum semakin tertinggal jika dibandingkan dengan perkembangan bidang yang lain terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya sementara bidang-bidang tersebut berkembang pesat, sedangkan perpustakaan berjalan dengan perlahan.

Namun demikian, Pemerintah Kota Tangerang, khususnya yang bertanggung jawab dan membidangi pembinaan dan pengembangan Perpustakaan Umum tetap komit untuk secara konsepsional, berencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan untuk berbenah diri, baik ke dalam maupun ke luar guna meningkatkan kinerja dan jatidiri perpustakaan untuk memberikan layanan jasa perpustakaan kepada masyarakat Kota Tangerang.

Dalam dunia pendidikan, Perpustakaan Umum merupakan penunjang dan rujukan untuk menambah pengetahuan bagi peserta didik. Bagi masyarakat merupakan salah satu pusat dan sumber ilmu pengetahuan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Perpustakaan Umum merupakan Universitasnya


(45)

masyarakat dalam rangka pendidikan seumur hidup dan pendidikan untuk semua.

B. Visi, Misi dan Strategi Perpustakaan Umum Kota Tangerang

Visi Perpustakaan Umum Kota Tangerang adalah sesuatu yang ditentukan yang memungkinkan tujuan Perpustakaan dapat dicapai. Melalui Visi ini dapat dibayangkan sesuatu mimpi berubah menjadi kenyataan. Sesuatu itu adalah terwujudnya masyarakat kota Tangerang yang cerdas melalui minat baca yang tinggi.

Misi Perpustakaan Umum Kota Tangerang : a. Mampu meningkatan SDM pengelola Perpustakaan.

b. Mampu meningkatkan kualitas manajemen pelayanan Perpustakaan.

c. membudayakan perpustakaan sebagai pusat belajar, informasi dan penelitian bagi masyarakat.

d. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca anak-anak sejak usia dini.

e. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.

f. Mengusahakan agar semua penduduk dapat mengetahui kepada segala macam informasi yang tersedia untuk masyarakat.

g. Mengusahakan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


(46)

h. Memberikan layanan informasi yang sesuai kepada Kelurahan-kelurahan, perusahaan-perusahaan, perkumpulan-perkumpulan, dan kelompok-kelompok masyarakat setempat yang memerlukan.

Strategi perpustakaan umum kota Tangerang

Strategi sebagai rumusan garis-garis besar kebijakan, pembinaan dan pengembangan perpustakaan umum , merupakan penentuan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran yang akan dicapai . Strategi disusun untuk pedoman dan panduan kearah mana perpustakaan akan dikendalikan . Strategi juga bersifat dinamis sehingga pada saat-saat tertentu dapat diperbaharui. Strategi Perpustakaan Umum Kota Tangerang sebagai berikut :

1. Mengadakan diklat dibidang perpustakaan bagi pengelola Perpustakaan. 2. Membentuk perpustakaan keliling, perpustakaan kecamatan dan

perpustakaan kelurahan.

3. Membentuk jaringan layanan perpustakaan.

4. Perpustakaan Umum merupakan lembaga publik, layanan masyarakat yang mengutamakan kepentingan orang banyak dengan motto “melayani bukan dilayani” sehingga berusaha memberikan yang terbaik agar masyarakat puas.

5. Perpustakaan perlu menjalin kerjasama saling membantu dan mengisi satu sama lain dengan Dinas instansi yang terkait.

6. Pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar.


(47)

C. Sejarah Singkat Perpustakaan Keliling Kota Tangerang

Perpustakaan Keliling merupakan perluasan jasa layanan yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum. Awal keberadaan Perpustakaan Keliling yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Kota Tangerang adalah kesadaran akan pentingnya jasa layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Umum Kota Tangerang tanpa masyarakat harus datang kePerpustakaan Umum Kota Tangerang.

Pada tanggal 15 Desember 2003 merupakan pertama kalinya Perpustakaan Keliling yang dimiliki oleh Perpustakan Umum Kota Tangerang berjalan atau beroperasi. Peresmian beroperasinya perpustakaan keliling tersebut diresmikan secara langsung oleh Bapak Walikota Tangerang yaitu Bapak Wahidin Halim yang dihadiri oleh segenap jajaran diPerpustakaan Umum Kota Tangerang dan juga jajaran pegawai Pemerintahan Kota Tangerang, peresmian dilangsungkan di lapangan kantor Walikota Tangerang dengan acara yang sederhana.

Pada priode ini atau pada awal berjalannya perpustakaan keliling yang dimiliki oleh perpustakaan umum kota Tangerang, jumlah kendaraan operasional yang dimiliki oleh perpustakaan keliling tersebut hanya satu kendaraan, itupun kendaraan yang di sumbangkan oleh perpustakaan Nasional Indonesia34.

34


(48)

D. Tujuan Perpustakaan Keilling Kota Tangerang

Sebagai perluasan jasa dari Perpustakaan Umum Kota Tangerang, maka Perpustakaan Keliilng Kota Tangerang mempunyai dua tujuan umum dan satu tujuan khusus.

Adapun tujuan umum Perpustakaan Keliilng Kota Tangerang adalah: 1. Memeperluas jangkauan jaringan layanan sampai masyarakat yang jauh

dan tidak terjangkau oleh Perpustakaan Umum Kota Tangerang.

2. Melayani masyarakat yang oleh karena dan kondisinya tidak dapat ke Perpustakaan Umum Kota Tangerang.

Sedangkan tujuan khusus yaitu meningkatkan pemerataan kesempatan budaya gemar membaca.

E. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang

Agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai, maka Perpustakaan Keliilng Kota Tangerang mempunyai pokok, yaitu membantu dalam melayani masyarakat (khususnya masyarakat diwilayah Kota Tangerang) yang tidak dapat menjangkau Perpustakaan Umum Kota Tangerang.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, maka Perpustakaan Keliling Kota Tangerang mempunyai fungsi sebagai berikkut:

1. Pengaturan dan pendayagunaan bahan pustaka dan informasi sebagai pusat belajar, layanan informasi, penlitian dan menumbuhkan minat dan budaya membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.


(49)

F. Koleksi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang

Penyedia koleksi merupakan prioritas utama bagi seluruh perpustakaan. Koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan keliing Kota Tangerang terdiri dari buku-buku fiksi dan non-fiksi, buku referensi seperti kamus dan ensiklopedia serta majalah yang disediakan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Buku-buku yang disediakan tidak hanya dalam bahasa Indonesia tetapi juga tersedia buku-buku dalam bahasa Inggris.

Sampai bulan Desember 2007 jumlah koleksi yang dimiliki Perpustakaan keliing Kota Tangerang yaitu 34.281. Jumlah tersebut terbagi dalam empat unit kendaraan perpustakaan keliling, setiap satu unit kendaraan perpustakaan keliling dapat membawa ± 325 judul. Pergantian koleksi dilakukan oleh Perpustakaan Keliling Kota Tangerang yaitu satu kali dalam enam bulan.

Penyusunan koleksi di rak Perpustakaan Keliling Kota Tangerang dilakukan berdasarkan nomor klasifikasi DDC. Setiap koleksi yang disediakan oleh Perpustakaan Keliling Kota Tangerang diberikan lebel berwarna yang berbeda untuk masing-masing subjek dan ditempelkan pada setip punggung buku. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam menelusur informasi dan juga memudahkan staff perpustakaan keiling dalam menyusun koleksi dirak.

G. Staff Perpustakaan Keliling Kota Tangerang

Menurut teori organisasi, Struktur Organisasi suatu lembaga atau unit satuan kerja harus menggambarkan dengan jelas hal-hal prinsip sebagai berikut


(50)

: Pembagian kerja, pengaturan kekuasaan, dan wewenang berikut tanggung jawab, kerjasama, koordinasi, komunikasi dan rentang wilayah kerja dan tertib administrasi dan manajemen.35

Struktur organisasi Perpustakaan Umum Kota Tangerang sebagaimana tertuang dalam Keputusan Walikota Tangerang Nomor 20 Tahun 2001 terdiri atas Kepala Kantor Perpustakaan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Layanan,

35

Tesisi, Nurhasan “Pengaruh Sistem Organisasi Sekolah Pada Sektor Pendidikan Sekolah Menengah Atas

KEPALA PERPUSTAKAAN

SEKSI PENGOLAHAN,

AKUISIS & INFORMASI BIBLIOGRAFI & DEPOSIT SEKSI LAYANAN, KASUBAG TATA

USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

B 3180 JE Pelaksana

B 1107 IP Pelaksana

B 8709 CI Pelaksana

B 6328 UN Pelaksana


(51)

Bibliografi dan Deposit, Kepala Seksi Akuisisi, Pengolahan Bahan Pustaka & Informasi dan Staf pelaksana serta kelompok Pustakawan.

Adapun tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab masing-masing adalah : 1. Kepala Kantor Perpustakaan Umum mempunyai tugas pokok :

a. Memimpin, mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan kantor.

b. Membina pegawai perpustakaan agar berdayaguna dan berhasilguna. c. Melakukan kerjasama, jaringan informasi kepustakaan antar

perpustakaan.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok : a. Melakukan urusan kepegawaian

b. Melakukan urusan keuangan c. Melakukan urusan Perlengkapan d. Menyiapkan laporan.

3. Kepala Seksi Akuisisi, Pengolahan Bahan Pustaka dan Informasi mempunyai tugas pokok :

a. Menyusun bahan pembinaan akuisisi perpustakaan b. Melaksanakan kegiatan pengadaan bahan pustaka c. Mengolah bahan pustaka


(52)

4. Kepala Seksi Layanan, Bibliografi dan Deposit mempunyai tugas pokok : a. Menyelenggarakan pelayanan perpustakaan yang meliputi peminjaman

dan pengembalian bahan pustaka.

b. Menyelenggarakan pelayanan keanggotaan perpustakaan.

5. Kelompok Pustakawan mempunyai tugas pokok mengembangkan, mengolah, dan melakukan layanan bahan pustaka dan informasi kepustakaan serta melakukan pemasyarakatan perpustakaan dan pengembangan profesi.

Organisasi akan menyesuaikan diri dengan program dinamika kehidupan masyarakat. Mungkin suatu saat oragnisasi akan dibubarkan, diganti, dirampingkan/ disederhanakan atau bahkan dikembangkan. Tetapi pada masa yang lain akan muncul organisasi yang baru. Semua itu sangat bergantung kepada yang berkepentingan. Demikian pula halnya dengan organisasi perpustakaan umum untuk tetap eksis, berkembang atau bahkan berganti wajah, tergantung kepada penyelenggaraan perpustakaan umum dan Pemerintah Kota Tangerang.

H. Layanan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang

Untuk melayani masyarakat penggunanya, Perputakaan Keliling Kota Tangerang menggunakan sistem layanan terbuka yaitu pengunjung secara bebas memilih dan mencari sendiri buku-buku yang dibutuhkannya. Pengujung secara langsung dapat menuju rak-rak buku yang tersedia di mobil


(53)

Perpustakaan Keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan buku yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas layanan perpustakaan keliling.

Jenis layanan yang disediakan oleh Perpustakaan Keliling Kota Tangerang adalah layanan peminjaman koleksi, layanan membaca dan mengadakan acara yang berkaitan dengan education.

Lokasi layanan yang dikunjungi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang terdiri dari 14 Kecamatan, 104 Kelurahan, 915 Rukun Warga dan 4376 Rukun Tetangga. Dalam satu hari Perpustakaan Keliling Kota Tangerang dapat mengunjungi minimal 2 lokasi layanan. Waktu kunjungan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang yaitu dari senin sampai Senin sampai Jum’at dari pukul 09-00 – 14.00 kecuali hari Jum’at. Jam 09.00 sampai jam 11.00, jam layanan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. setiap satu lokasi layanan mendapatkan waktu kunjungan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang selama ± 2 jam.

Sementara masyarakat yang dilayani Perpustakaan Keliling Kota Tangerang lebih banyak didominasi oleh anak-anak sekolah (SD/MI, SLTP/MTS dan SLTA/MA), selain itu juga ada mahasiswa dan Ibu rumah tangga.36

36


(54)

I. Sarana dan Prasarana Perpustakaan Keliling Kota Tangerang

Sebagai sarana utama, Perpustakaan Keliling Kota Tangerang mempunyai empat unit kendaraan perpustakaan keliling yang terdiri yang terdiri dari:

1. Suzuki Futura modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan keliling dengan nomor polisi B 3180 JE

2. Kijang kapsul modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk perpustakaaan keliling dengan nomor polisi B 1107 IP

3. Kijang kapsul modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk perpustakaan keliling dengan nomor polisi B 8709 CI

4. Isuzu ELF modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan keliling dengan nomor polisi B 6328 UN

Prasarana setiap unit kendaraan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang terdiri dari:

1. Rak buku yang dibuat sesuai dengan layanan lay out mobil 2. Kursi untuk pengunjung dan petugas keliling

3. Meja layanan unit keliling 4. Formulir untuk anggota baru 5. Kotak kartu peminjam

6. Perlengkapan lainnya seperti tikar, alat pemadam kebakaran, box buku.37

37


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Mengetahui perkembangan perpustakaan keliling secara menyeluruh (Kendaraan, Koleksi, Layanan serta Promosi yang di miliki oleh Perpustakan Umum Kota Tangerang), mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan keliling yang di miliki oleh perpustakan umum kota Tangerang.

Instrumen yang digunakan penulis dalam pengumpulan data penelitian ini adalah berupa pedoman wawancara.

Kategori penelitian ini merupakan kategori penelitian berdasarkan metode deskriftif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang sedang berlangsung, dengan tujuan agar objek yang dikaji dapat dibahas seara mendalam.

Sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan alat pengumpul dan pencatat data sebagai berikut :

1. Wawancara

Adalah percakapan dua arah atas initiatif pewawancara unutk memperoleh informasi dari narasumber. Keunggulan dalam wawancara adalah adanya jaminan kedalam dan rincian informasi yang diperoleh. Dengan metode ini pewawancara juga dapat melakukan lebih banyak hal untuk mengembangkan kualitas informasi yang diterima daripada dengan metode lain. Selain itu pewawancara juga dapat mencatat kondisi responden, memiliki


(56)

peluang untuk pengajuan pertanyaan tambahan dan mengumpulkan informasi penunjang lewat observasi.

2. Observasi

Adalah segala hal yang menyangkut pengamatan aktivitas atau kondisi perilaku maupun noprilaku (Cooper & Emory 1996:357). Untuk konteks penelitian ini peneliti lebih banyak melakukan observasi nonprilaku, sedangkan untuk observasi perilaku hanya terbatas pada analisa bahasa.

3. Dokumentasi

Adalah kegiatan untuk merekam dan menyimpan berbagai data penting yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dalam konteks ini penulis melakukan kegiatan penggumpulan, pemeriksaan, pemilihan dokumen yang sesuai dengan kebutuhan dalam penulisan skripsi ini.

4. Perekaman

Adalah gabungan dari data-data yang saling berkaitan sehingga dapat menjelaskan sebuah identitas, contoh : “Indonesia”,”Jakarta” dalam satu baris sehingga keduanya bisa dikaitkan.38 Dalam kontek ini penulis menggabungkan data yang didapat dari berbagai sumber dan menjadikan data tersebut sebagai informasi dalam penulisan penelitian ini.

Karena penelitian ini memfokuskan kepada peran pustakawan, maka inti penelitian ini haya terfokuskan kepada narasumber yang bersangkutan, yaitu pustakawan yang ada di perpustakaan umum kota Tangerang yang bersangkutan

38


(57)

langsung dengan perpustakaan keliling dan dalam mendapatkan informasi mengenai peranan pustakawan terhadap pengembangan perpustakaan keliling peneliti melakukan wawancara terhadap 2 pustakawan dan para staff di perpustakaan keliling Kota Tangerang tersebut, karena pada perpustakaan keliling tersebut orang yang benar-benar lulusan jurusan ilmu perpustakaan hanya terdapat 2 orang, peneliti juga mendapatkan informasi dari beberapa staff perpustakaan keliling kota Tangerang lainnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka akan digunakan dari beberapa sumber data yaitu :

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berubah opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dalam hasil penyajian39. Data primer didapatkan dari hasil observasi dan wawancara kepada sumber yang terkait. Data primer ini berupa perencanaan yang ada diperpustakaan keliling dan kondisi perpustakaan keliling di Kota Tangerang, dimana data ini didapat dari hasil wawancara langsung antara penulis dengan narasumber dan dari hasil wawancara tidak bersetruktur dengan staff di Perpustakaan Keliling Kota Tangerang tersebut.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan diperoleh melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

39


(58)

Data sekunder umumnya berupa buku, catatan/ laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah data profil Perpustakaan Umum Kota Tangerang tahun 2007.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam mendapatkan data, yaitu : membuat surat izin penelitian, observasi awal, observasi lapangan, melakukan wawancara, memeriksakan jawaban. Selanjutnya hasil penelitian disajikan dalam bentuk uraian. Untuk lebih jelasnya bab ini dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu : Persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian serta hasil penelitian dan analisa data.

A. Persiapan Penelitian

Sebelum masuk ke dalam proses penelitian, peneliti melakukan persiapan penelitian dengan melaksanakan langkah pendahuluan dan observasi awal.

1. Langkah Pendahuluan

Dalam langkah ini penulis mendatangi Perpustakaan Umum Kota Tangerang dengan tujuan :

a. Untuk memastikan bahwa Perpustakaan Umum Kota Tangerang telah mengadakan layanan perpustakaan keliling dan masih berlangsung hingga saat ini.

b. Untuk mengutarakan maksud dan tujuan ingin mengadakan penelitian mengenai Perpustakaan keliling Kota Tangerang.


(59)

c. Meminta izin penelitian secara formal dengan mengajukan surat ijin penelitian dari Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Observasi Awal

Pada langkah ini penulis melakukan observasi awal dengan cara : 1. Melihat kondisi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang secara umum,

dengan hasil yaitu:

a. Perpustakaan Keliling Kota Tangerang memiliki 4 kendaraan operasional dengan kondisi kendaraan laik pakai.

b. Perpustakaan Keliling Kota Tangerang memiliki 34.281 koleksi yang siap untuk didistribusikan kepada pemakai.

c. Setiap kendaraan operasional Perpustakaan Keliling memuat 2.500 sampai 3.000 koleksi. sedangkan sisa koleksi yang tidak dapat dibawa oleh Perpustakaan Keliling diletakan diPerpustakaan Umum Kota Tangerang dan dipinjamkan ke Perpustakaan Kecamatan dan Kelurahan.

2. Menganalisa atau mengawasi pekerjaan Pustakawan yang berhubungan langsung dengan Perpustakaan Keliling. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan Pustakawan sebagai berikut:

a. Pekerjaan Pustakawan yang menjabat sebagai Kepala Seksi Akuisisi, Pengolahan Bahan Pustaka dan Informasi mempunyai tugas mengenai Perpustakaan Keliling meliputi: Penyusunan bahan pembinaan akuisisi perpustakaan, melaksanakan kegiatan


(60)

pengadaan bahan pustaka, Mengolah bahan pustaka, memberikan informasi perpustakaan.

b. Pekerjaan Pustakawan yang menjabat sebagai Kepala Seksi Layanan, Bibliografi dan Deposit mempunyai tugas pokok meliputi : Menyelenggarakan pelayanan perpustakaan yang meliputi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dan menyelenggarakan pelayanan keanggotaan perpustakaan.

3. Melakukan wawancara tidak berstruktur dengan Kepala Seksi Layanan dan Pemasyarakatan dan staff Perpustakaan untuk medapatkan informasi mengenai Perpustakaan Keliling Kota Tangerang secara umum.

B. Pelaksanaan Penelitian

Setelah mendapat ijin penelitian dari pihak perpustakaan yang bersangkutan, penulis mulai melaksanakan penelitian sejak Desember sampai dengan April 2008.

Dalam memperoleh data-data penulis melakukan wawancara kepada narasumber yaitu pustakawan selama dua hari dengan frekuensi waktu 2 jam dalam sehari/ sekali pertemuan.

C. Hasil Penelitian dan Analisa Data

Pada bagian ini penulis membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang akan diuraikan berdasarkan wawancara dan data yang didapat di lapangan. Pembahasan ini akan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:


(61)

1. Peran Pustakawan Terhadap Pengembangan Perpustakaan Keliling

Kota Tangerang.40

a. Peran Pustakawan dalam hal Pengembangan Kendaraan Perpustakaan Keliling.

Pustakawan memiliki peran yang sangat penting mulai dari mengusulkan pengadaan kendaraan perpustakaan keliling sampai mengusulkan layout dan perangkat yang digunakan untuk perpustakaan kelilling tersebut. Saat akan mengusulkan kendaraan yang akan digunakan oleh perpustakaan keliling atau keperluan dana yang dibutuhkan untuk hal lain, pustakawan harus melewati birokrasi yang sudah diatur ketentuannya oleh pemerintah kota setempat yaitu pemerintah kota Tangerang (dapat dilihat digambar data flow diagram pada hal. 52).

Dalam penggembangan kendaraan Perpustakaan Keliling seorang Pustakawan mempunyai peran sebagai berikut:

1. Membuat proposal untuk pengajuan/pengusulan permohonan dana atau kendaraan untuk penambahan armada Perpustakaan Keliling.

2. Membantu pembuatan lay out untuk diterapkan dikendaraan Perpustakaan Keliling.

3. Pemilihan perangkat yang akan diterapkan dikendaraan Perpustakaan Keliling.41

40

Wawancara dengan Casmat Junaedi dan Nurul Aini. Tangerang, 11 Februari 2008.

41


(62)

Keterangan flow:

b. DALBANG tugas Pengendalian dan merakap harga kebutuhan

c. BAPEDA tugas Mengobservasi kembali tentang kebutuhan

d. BKKD tugas Menyetujui/ tidak menyetujui dari DALBANG dan BAPEDA42

42

Casmat Junaedi kepala seksi layanan, bibliografi dan deposit.

Diagram flow pengusulan dana perpustakaan umum kota Tangerang

MUSREMBANG

Perumusan proposal

Wali Kota Tangerang DPRD

DALBANG BKKD BAPEDA

Final/ Hasil Persetujuan DPRD &

Walikota

ya Tidak

ya

ya

SKPD Kep. perpustakaan


(63)

b. Peran Pustakawan dalam penggembangan koleksi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.

Dalam penggembangan suatu koleksi perpustakaan seorang pustakawan yang berada di Perpustakaan Kota Tangerang mempunyai peran sebagai berikut:

1. Menyediakan atau mengadakan koleksi yang dibutuhkan oleh para pemakai Perpustakaan Keliling, baik itu dengan cara membeli atau meminjam kePerpustakaan Umum Kota Tangerang.

2. Mengajukan permohonan dana kepada pihak ketiga seperti perusahan swasta, instansi swasta dan instansi pemerintahan untuk mendapatkan anggaran pembelian koleksi Perpustakaan. 3. Melakukan kerjasama dengan Perpustakaan lain dengan tujuan untuk pertukaran bahan pustaka. Salah satu Perpustakaan yang diajak kerjasama yaitu Perpustakaan Umum Kabupaten Tangerang.

4. Mengelola bahan pustaka yang rusak sehingga siap untuk digunakan kembali43

c. Peran Pustakawan dalam pengembangan layanan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.

Salah satu Pustakawan yang bekerja di Perpustakaan Keliling Kota Tangerang menjabat sebagai Kepala Seksi Layanan, sehingga

43


(64)

peranan pustakawan dalam hal pengembangan layanan Perpustakaan Keliling menjadi sebuah tanggung jawab dan kewajiban. Peran Pustakawan dalam hal pengembangan layanan Perpustakaan Keliling meliput:

1. Merancang program terbaru untuk layanan Perpustakaan Keliling yang akan diberikan kepada masyarakat.

2. Merancang sistem layanan yang akan diberikan oleh pengguna. Perancangan sistem layanan ini bermanfaat untuk memberikan layanan yang baik secara maksimal. Contohnya: keterbatas waktu kunjungan dari satu tempat ketempat lain mengakibatkan masyarakat tidak leluasa saat membaca diPerpustakaan Keliling, sehingga Perpustakaan Keliling menerapkan sistem drop koleksi kekantor pemerintahan terdekat seperti kelurahan dan kecamatan dengan tujuan apabila pemakai kurang cukup waktu yang diberikan untuk membaca diPerpustakaan Keliling, pemakai bisa membaca koleksi tersebut di kantor pemerintahan tersebut. Setiap 3 bulan sekali buku yang didrop dikantor pemerintahan setempat akan ditukar oleh petugas Perpustakaan Keliling dengan koleksi yang lain.

3. Merencanakan perluasan lokasi layanan dan pengaturan waktu pelayanan perpustakaan keliling.


(65)

d. Peran Pustakawan dalam promosi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.

Promosi menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan keberadaan perpustakaan keliling dan juga perpustakaan umum kota Tangerang. Peran pustakawan dalam hal promosi perpustakaan antara lain adalah:

1. Merancang dan menentukan jenis promosi yang akan digunakan serta menentukan waktu yang tepat promosi tersebut akan dilaksanakan. Sebab dalam menentukan jenis promosi dan waktu pelaksanaan promosi, Pustakawan harus dapat menentukan moment yang tepat. Tujuannya agar promosi yang dilakukan dapat menimbulkan kesan agar masyarakat tertarik untuk dapat berkunjung ke Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.

2. Menggadakan kerjasama dengan salah satu radio lokal yang berada di wilayah kota Tangerang yaitu EMC radio. Bentuk kerjasamanya adalah stasiun radio tersebut mengiklankan layanan yang dimiliki oleh Perpustakaan Kota Tangerang, mengadakan interaktif secara on line mengenai Program dan Layanan Perpustakaan Kota Tangerang.

3. Melakukan kerjasama dengan surat kabar lokal setempat, yaitu Koran Radar Tangerang. Bentuk kerjasama dengan surat kabar lokal ini meliputi pemuatan iklan pada salah satu halaman koran


(66)

tersebut mengenai program dan layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Kota Tangerang.

Manfaat dari kerjasama-kerasama tersebut adalah Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang dapat melakukan promosi tanpa datang langsung kepada masyarakat, promosi yang dilakukan dapat menjangkau keseluruh lapisan masyarakat, promosi tidak dibatasi pada daerah-daerah tertentu dan promosi dapat menjangkau masyarakat lebih luas.

e. Peran Pustakawan dalam pengembangan teknologi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.

Pustakawan disini berperan sebagai seorang ahli dalam menganalisa dan menentukan kebutuhan-kebutuhan teknologi yang cocok dan bermanfaat bagi penggunan Perpustakaan Keliling. Pustakawan melakukan kerjasama dalam bidang IT dengan vendor-vendor yang ditunjuk sebagai pelaksana pembuat sistem elektronik yang akan dipakai. Sistem tersebut dibuat oleh vendor sesuai dengan arahan dari Pustakawan yang disesuaikan dengan kebutuhan Perpustakaan Keliling dan bermanfaaat bagi masyarakat penggunanya. Teknologi yang telah dan akan diterapkan oleh Perpustakaan Keliling Kota Tangerang antara lain:

1. Perlengkapan Audio - Video, perlengkapan ini merupakan peralatan pendukung layanan Perpustakaan Keliling. Peralatan


(67)

ini digunakan saat Perpustakaan Keliling melakukan bedah film dan nonton film yang berhubungan dengan pendidikan.

2. Komputer yang on line dengan Internet, karena saat ini merupakan era digitalisasi sehingga Pustakawan mengadakan layanan pencarian informasi melalui internet. Hal ini juga dikarenakan keterbatasan buku yang dibawa oleh kendaraan Perpustakaan Keliling, keterbatasan ini disiasati Pustakawan dengan menerapkan sistem komputerisasi secara on line sehingga memudahkan pengunjung untuk mencari informasi yang tidak tersedia pada koleksi yang dibawa oleh Perpustakaan Keliling tersebut.

2. Kendala-kendala Yang dihadapi Oleh Pustakawan Dalam

Mengembangkan Perpustakaan Keliling

Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan di Perpustakaan Umum Kota Tangerang yang mengkhususkan pada Perpustakaan keliling didapat beberapa kendala-kendala yang dialami oleh pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan keliling, pembahasan mengenai kendala-kendala yang dialami oleh pustakawan dibagi menjadi beberapa bagian yang berkaitan dengan hal-hal dalam pengembangan perpustakaan keliling antara lain:

a. Kendala Pustakawan dalam mengembangkan jumlah kendaraan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.


(68)

Hingga penelitian ini dilaksanakan kendala-kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam melaksanakan pengembangan jumlah kendaraan operasional perpustakaan keliling tidak terlalu signifikan, hingga saat ini kendala yang dihadapi Pustakawan meliputi:

1. Pustakawan tidak memiliki akses langsung untuk mengajukan dana kepemerintah, sehingga dalam mengajukan suatu anggaran untuk penambahan armada atau untuk perawatan armada Pustakawan harus melalui tahapan – tahapan tertentu (Lihat. Hal 51 Flow diagram).

2. Jumlah anggaran yang diterima oleh Perpustakaan, sehingga tidak memunggkinkan untuk penambahan armada hingga Tahun anggaran 2007.44

b. Kendala Pustakawan dalam menggembangan koleksi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.

Ada beberapa kendala yang dihadapi Pustakawan dalam melaksanakan penggembangan koleksi pada perpustakaan antara lain: o Keterlambatan datangnya dana. Hal tersebut menjadikan pengadaan

koleksi yang sedang populer menjadi terhambat. Sehingga efeknya saat buku tersebut dibeli atau diadakan menjadikan buku tersebut tidak trend atau populer lagi. Contohnya saat buku tentang Harry Fotter yang sedang diminati banyak pengunjung atau pemakai tidak terdapat di Perpustakaan, pemakai akan mencari buku tersebut

44


(69)

ketempat lain atau dengan cara lain. Kemudian setelah Perpustakaan mengadakan buku tersebut masyarakat ternyata telah membaca buku tersebut dari tempat lain.

o Terbatasnya dana yang dilokasikan untuk penggadaan koleksi Perpustakaan Keliling. Hal tersebut menjadikan tidak terpenuhinya permintaan pengadaan koleksi yang dibutuhkan oleh penggunjung. Keterbatasan ini disikapi Pustakawan dengan melibatkan pihak ketiga seperti: pengunjung perpustakaan sendiri, perusahan swasta dan perseorangan yang peduli dengan kemajuan kualitas koleksi yang disediakan, yang bertujuan untuk memajukan pendidikan bagi masyarakat umum.45

c. Kendala Pustakawan dalam pengembangan layanan Perpustakaan Keliling Kota Tangerang.

Membahas tentang kendala yang dialami pustakawan dalam hal penggembangan layanan perpustakaan keliling sangat berkaitan erat dengan kesiapan teknis dan nonteknis. Sampai saat ini kendala yang dialami oleh pustakawan dalam hal layanan perpustakaan keliling antara lain:

1) Keterbatasan kendaraan, hal ini mengakibatkan ketidak merataan lokasi layanan yang diberikan. Biasanya perpustakaan keliling kota Tangerang lebih meprioritaskan layanan bagi instansi yang meminta untuk diberikan layanan perpustakaan seperti sekolah,

45


(70)

instansi negara seperti kecamatan dan kelurahan serta instansi lainnya.

2) Keterbatasan koleksi, hal ini menyebabkan pemakai menganggap koleksi yang dibawa oleh perpustakaan keliling sudah tidak up to date, tidak menarik dan bahkan informasi yang ada pada buku tersebut sudah banyak yang direvisi.

3) Keterbatasan fasilitas pendukung Perpustakaan Keliling lainnya, seperti:

a) Tidak adanya LCD dan layarnya, jadi pengunjung perpustakaan tidak dapat melihat dengan leluasa pada saat acara bedah film atau nonton bersama.

b) Tidak tersedianya tenda, mengakibatkan tidak ada tempat berteduh untuk pengujung apabila ingin membaca ditempat saat cuaca kurang bersahabat.

c) Belum berjalannya layanan on-line seperti internet. Alangkah bagus dan baiknya apabila pada jaman teknologi yang serba instan ini perpustakaan keliling disediakan jaringan berbasis internet. Sehingga pengunjung bisa lebih banyak lagi informasi yang didapat selain dari buku yang disediakan.46

46


(71)

d. Kendala Pustakawan dalam promosi Perpustakaan Keliling Kota Tangerang

Promosi merupakan salah satu tekhnik mencari perhatian pengguna/ pemakai tujuannya adalah untuk membuat pengguna atau masyarakat tertarik untuk datang dan mengunakan koleksi diperpustakaan. Kendala yang dihadapai hingga saat ini oleh Pustakawan dalam hal Promosi dapat dikatakan tidak ada kendala yang cukup berarti karena Pustakawan dan tim telah mempersiapkan segala hal baik perencanaan, lokasi promosi dan teknik promosi yang akan dilakukan. Adapun sedikin kendalanya antara lain:

1. Sulitnya menentukan momen yang tepat untuk mengadakan sebuah promosi. Sebab dalam melakukan sebuah promosi jika dilakukan pada saat/momen yang tepat bisa memberikan makna yang lebih mendalam pada masyarakat mengenai Perpustakaan. 2. Sulitnya mendapatkan ide yang kreatif dan unik untuk

penerapan sebuah promosi.

3. Luasnya daerah lokasi Kota Tangerang dan kurangnya personil yang terlibat dalam melakukan promosi Perpustakaan Keliling. Hal ini mengkibatkan promosi yang dilakukan tidak merata pada daerah Kota Tangerang.


(1)

93


(2)

94


(3)

(4)

(5)

(6)