Analisis Layanan Perpustakaan Keliling Kota Solok untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf

(1)

ANALISIS LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING KOTA SOLOK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA

LEMBAGA SOSIAL RUMAH SINGGAH AMAL MA’RUF

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) dalam Bidang Studi

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH: PRI UTAMI NIM 120723041

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pri Utami.2014. Analisis Layanan Perpustakaan Keliling Kota Solok untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui layanan perpustakaan keliling untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf.

Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian seluruh pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf yaitu 85 orang. Penentuan sampel berpedoman pada tabel kretji dengan taraf kesalahan 10 %, maka banyak sampel yang diperoleh adalah 65 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah aksidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa layanan perpustakaan keliling Kota Solok untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf Sebagian besar responden (63,08%) menyatakan pelayanan yang diberikan sudah mampu memberikan kepuasan kepada pengguna, tetapi dengan waktu peminjaman 3 hari dirasakan belum cukup, hampir setengah (46,15%) menyatakan koleksi yang disediakan perpustakaan keliling bervariasi, Sebagian besar pengguna LSRS Amal Ma’ruf (69,24%) menyatakan koleksi yang ada membantu dalam mengetahui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna LSRS Amal Ma’ruf, perpustakaan keliling meningkatkan pelayanan, jadwal layanan, serta waktu layanan. Dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna LSRS Amal Ma’ruf memanfaatkan koleksi fiksi diantaranya komik, buku dongeng, buku cerita rakyat. Bacaan fiksi dapat menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari anak-anak. Perpustakaan keliling dengan pelayanannya membantu pengguna LSRS Amal Ma’ruf dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Kata kunci : Layanan Perpustakaan Keliling, Kebutuhan Informasi, Rumah Singgah


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Layanan Perpustakaan Keliling Kota Solok untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan, antara lain kurangnya pengetahuan penulis dalam penelitian ilmiah dan kurangnya buku-buku atau bahan pustaka tentang penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dalam mencapai kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dari hati yang tulus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda Teristimewa Drs. Zubir Chan dan Enida yang telah mencurahkan kasih sayangnya untuk mendukung, membesarkan, mendidik, dan memenuhi kebutuhan penulis sejak kecil sampai penulis mengikuti perkuliahan, berkat doa dan pengorbanan kedua orangtualah ananda dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Perpustakaan dan Informasi

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum selaku sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU.

4. Ibu Laila Hadri Nasution selaku pembimbing I, yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.


(4)

5. Ibu Dra.Zurni Zahara Samosir,M.Si selaku pembimbing II, yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang bermanfaat bagi penulis.

7. Seluruh pustakawan dan staf Perpustakaan Umum Kota Solok yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Kakak tercinta Siska Zinelly S.Sos, Sri Vonny S.pd. ketiga adik tersayang Isra Wahyudi, Fauzani Hayati, dan Fahmi Aditya Putra yang penuh kasih sayang dan selalu memberi dorongan moril, yang membantu melalui do’a demi kesuksesan penulis dalam menyelesaikan skripsi dan studi ini.

9. Buat teman – teman seperantauan yang telah memberikan banyak masukan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Semua teman-teman seperjuangan ilmu perpustakaan ekstensi angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan, semangat dan dorongan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua bantuan, pengorbanan dan amal baik mereka semua, serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi diri penulis dan orang yang membacanya, serta mohon kritikan dan saran-saran yang membangun demi terjaminnya kualitas skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan dapat memperluas pemikiran serta wawasan dimasa yang akan datang.

Medan, 17 Agustus 2014 Penulis

Pri Utami NIM. 120723041


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1Perpustakaan Umum ... 5

2.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 5

2.3 Fungsi Perpustakaan Umum ... 6

2.4 Perpustakaan keliling ... 7

2.4.1 Tujuan Perpustakaan Keliling ... 8

2.4.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling ... 8

2.4.3 Koleksi Perpustakaan Keliling ... 9

2.4.4 Jenis-Jenis Koleksi ... 10

2.4.5 Kriteria Pemilihan Koleksi ... 11

2.4.6 Pengadaan Koleksi ... 11

2.4.7 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling ... 13

2.4.8 Jenis Layanan Perpustakaan Keliling ... 15

2.4.9 Pos dan Waktu Pelayanan ... 16

2.4.10 Penentuan Jadwal Pelayanan ... 17

2.5 Pengertian Rumah Singgah ... 19

2.5.1 Fungsi Rumah Singgah ... 19

2.5.2 Tujuan Rumah Singgah ... 22

2.6.Informasi ... 22

2.6.1 Karakteristik Informasi ... 26

2.6.2.Kebutuhan Informasi ... .28

2.6.3.Jenis Kebutuhan Informasi ... 29

2.6.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... .30

2.6.5.Sumber-Sumber Informasi ... .32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian... 36

3.2.Lokasi Penelitian ... 36

3.3.Populasi ... 36

3.4.Sampel ... 33

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6.Jenis dan Sumber Data ... 37


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling ... 39 4.2.Koleksi Perpustakaan Keliling ... 41 4.3.Kebutuhan Informasi ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 47 5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling Bagi Pengguna LSRS Amal Ma’ruf ... 39 Tabel 4.2 Jadwal Kunjungan Perpustakaan Keliling untuk Pengguna LSRS Amal

Ma’ruf ... 40 Tabel 4.3 Waktu Layanan Peminjaman Buku yang hanya dibatasi 3 hari... 41 Tabel 4.4 Koleksi yang disediakan Perpustakaan Keliling Bagi Pengguna LSRS

Amal Ma’ruf ... 42 Tabel 4.5 Jenis Koleksi yang dimanfaatkan Pengguna di LSRS Amal Ma’ruf ... 43 Tabel 4.6 Koleksi yang disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna

LSRS Amal Ma’ruf ... 44 Tabel 4.7 Koleksi yang disediakan Membantu Pengguna LSRS Amal Ma’ruf

dalam Mengetahui Informasi ... 45 Tabel 4.8 Koleksi yang disediakan Membantu Pengguna LSRS Amal Ma’ruf


(8)

ABSTRAK

Pri Utami.2014. Analisis Layanan Perpustakaan Keliling Kota Solok untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui layanan perpustakaan keliling untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf.

Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian seluruh pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf yaitu 85 orang. Penentuan sampel berpedoman pada tabel kretji dengan taraf kesalahan 10 %, maka banyak sampel yang diperoleh adalah 65 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah aksidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa layanan perpustakaan keliling Kota Solok untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf Sebagian besar responden (63,08%) menyatakan pelayanan yang diberikan sudah mampu memberikan kepuasan kepada pengguna, tetapi dengan waktu peminjaman 3 hari dirasakan belum cukup, hampir setengah (46,15%) menyatakan koleksi yang disediakan perpustakaan keliling bervariasi, Sebagian besar pengguna LSRS Amal Ma’ruf (69,24%) menyatakan koleksi yang ada membantu dalam mengetahui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna LSRS Amal Ma’ruf, perpustakaan keliling meningkatkan pelayanan, jadwal layanan, serta waktu layanan. Dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna LSRS Amal Ma’ruf memanfaatkan koleksi fiksi diantaranya komik, buku dongeng, buku cerita rakyat. Bacaan fiksi dapat menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari anak-anak. Perpustakaan keliling dengan pelayanannya membantu pengguna LSRS Amal Ma’ruf dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Kata kunci : Layanan Perpustakaan Keliling, Kebutuhan Informasi, Rumah Singgah


(9)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran dan sumber informasi merupakan gerbang ilmu pengetahuan yang digunakan masyarakat untuk belajar sepanjang hayat (long life education). Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, maka perpustakaan juga harus mengalami kemajuan. Oleh karena itu, perpustakaan sebagai organisasi publik yang mengedepankan kepuasan pengguna harus senantiasa berkembang dan tumbuh menjadi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, salah satunya dengan memberikan layanan perpustakaan. Pada hakekatnya pelayanan merupakan suatu hak yang melekat pada masyarakat dan pemerintah yang mempunyai andil cukup besar dalam bidang dan peranannya karena menyangkut dengan kepentingan umum bahkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Layanan yang baik yang diberikan oleh suatu perpustakaan akan mempengaruhi kunjungan pengguna perpustakaan.

Di era informasi sekarang ini, perubahan dapat terjadi dalam waktu cepat. Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Tanpa adanya informasi atau pengetahuan, maka pengguna informasi akan kesulitan untuk menentukan keputusan yang tepat. Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi. Kebutuhan informasi seseorang sangat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya.

Perpustakaan Umum Kota Solok merupakan salah satu Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Kota Solok. Perpustakaan Umum ini mempunyai enam orang pustakawan. Layanan yang disediakan oleh perpustakaan berupa layanan koleksi umum, layanan katalog online, layanan koleksi anak, layanan referensi dan tandon, layanan koleksi Minangkabau, layanan digital dan audiovisual, layanan repository, layanan keanggotaan dan informasi pengguna, layanan


(10)

sirkulasi, serta layanan perpustakaan keliling. Berbagai jenis koleksi perpustakaan disediakan pada perpustakaan ini yaitu berupa buku dan terbitan berkala dengan jumlah koleksi sebanyak 3.370 judul, 15.081 eksemplar, dan koleksi digital sebanyak 175 keping.

Perpustakaan Umum Kota Solok menjalankan layanan perpustakaan keliling yang bekerjasama dengan 50 pos layanan yang terdiri dari lembaga pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA dan Perguruan tinggi), instansi (kantor lurah, sanggar belajar), lembaga sosial (rumah singgah, lembaga pemasyarakatan, panti asuhan), lembaga masyarakat, rumah ibadah, komplek perumahan dan lain-lain. Layanan perpustakaan keliling mencakup layanan baca di tempat, layanan peminjaman dan pemesanan koleksi perpustakaan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat pada 50 pos layanan tersebut, Perpustakaan Keliling Pemko Solok melakukan total 180 hari kunjungan dalam satu tahun.

Perpustakaan keliling merupakan perluasan jasa sebuah perpustakaan umum untuk melayani pengguna yang tidak dapat berkunjung ke perpustakaan tersebut. Untuk melaksanakan amanat itu perpustakaan keliling mempunyai tugas mengumpulkan, memilih, dan menyajikan berbagai macam koleksi kepada masyarakat yang tidak terlayani oleh perpustakaan umum. Salah satu usaha untuk meningkatkan minat baca dan kegemaran membaca masyarakat, perpustakaan berupaya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.

Salah satu diantara 50 pos yang dikunjungi perpustakaan keliling adalah Lembaga Sosial Rumah Singgah (LSRS) Amal Ma’ruf yang selanjutnya akan penulis singkat menjadi LSRS Amal Ma’ruf. Rumah singgah ini merupakan tempat untuk membantu anak-anak jalanan serta anak-anak yang berasal dari keluarga yang berekonomi lemah mendapatkan pendidikan yang bersifat nonformal, anak-anak bisa belajar mandiri dengan memanfaatkan koleksi yang ada dirumah singgah, serta bisa menambah pengetahuan yang tidak didapatkan dibangku pendidikan. Bentuk layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling berupa layanan baca ditempat, layanan koleksi umum, layanan koleksi anak serta layanan peminjaman buku.


(11)

Koleksi yang disediakan untuk satu unit mobil perpustakaan keliling sebanyak 516 eksemplar, dengan waktu kunjung dimulai dari jam 08.00-12.00 WIB pada shift pertama, sedangkan shift kedua dibuka dari jam 13.30-15.30 WIB. Perpustakaan keliling bekerja sama dengan LSRS Amal Ma’ruf dengan meminjamkan 60 koleksi ke rumah singgah. Perpustakaan keliling mendatangi rumah singgah dalam 1 minggu sebanyak 3 kali, pada hari senin, rabu dan jum’at. Perpustakaan keliling meminjamkan koleksi melalui pengurus rumah singgah, pada rumah singgah memiliki 2 pengurus, sekaligus penanggung jawab terhadap peminjaman serta pengembalian koleksi yang telah dipinjamkan oleh perpustakaan keliling. Untuk selanjutnya pengurus bertanggung jawab atas koleksi yang ada di rumah singgah dan dapat dipinjamkan selama 3 hari.

Perpustakaan keliling telah menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dijadikan sumber belajar , menambah pengetahuan secara mandiri, serta menghimpun bacaan hiburan untuk anak-anak dan remaja. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman serta menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari anak-anak, perpustakaan keliling mendatangi rumah singgah sebagai perantara bagi anak-anak jalanan untuk mendapatkan kebutuhan informasi

Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan sebagian besar anak-anak yang berkunjung ke rumah singgah hanya memanfaatkan koleksi fiksi seperti; membaca komik, buku cerita, novel, dan majalah. Anak-anak hanya memanfaatkan koleksi hiburan untuk kebutuhan kognitifnya, untuk koleksi non fiksi seperti buku pelajaran hanya sebagian kecil pengguna Rumah Singgah yang memanfaatkan. Dugaan awal peneliti dari permasalahan yang ditemukan di lapangan adalah Perpustakaan Keliling lebih banyak menyediakan buku-buku untuk menambah pengetahuan afektif pengguna sedangkan dalam penyediaan buku untuk pemenuhan kebutuhan kognitif masih kurang.

Koleksi yang disediakan oleh perpustakaan keliling untuk LSRS Amal Ma’ruf kurang memenuhi kebutuhan informasi anak-anak rumah singgah seperti koleksi yang disediakan tidak membantu anak-anak dalam menambah pengetahuan dalam belajar, Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


(12)

tentang analisis layanan perpustakaan keliling Kota Solok untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna LSRS Amal Ma’ruf.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah menganalisis bagaimanakah layanan perpustakaan keliling kota Solok untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan perpustakaan keliling untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perpustakaan Keliling Pemko Solok, sebagai bahan masukan untuk memenuhui kebutuhan informasi LSRS Amal Ma’ruf.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian akademik dan menambah pengetahuan dalam meneliti.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan topik yang sama.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengetahui kebutuhan informasi pengguna LSRS Amal Ma’ruf yang meliputi: layanan, koleksi dan kebutuhan informasi.


(13)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas tanpa memandang latar belakang dari pengguna perpustakaan tersebut. Menurut Hermawan dan Zulfikar ( 2006, 30) “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3), “perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum”.

Dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku tercetak serta non cetak, menyediakan sumber informasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tanpa memandang latar belakang.

2.2Tujuan Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan perpustakaan umum pada dasarnya memiliki tujuan yang ingin di capai. Menurut Hermawan dan Zulfikar ( 2006, 31), tujuan perpustakaan umum antara lain untuk; (a) memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya; (b) menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari; (c) membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi; (d) bertindak selaku agen cultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya; (e) memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistiyo-Basuki ( 1993, 46), tujuan perpustakaan umum adalah: (a) memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik; (b) menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang


(14)

hangat dalam kalangan masyarakat; (c) membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; (d) bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan pelayanan bagi masyarakat umum dan membantu masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya serta memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

2.3Fungsi Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan Perpustakaan umum sudah seharusnya memiliki fungsi yang diemban untuk tercapainya tujuan perpustakaan tersebut. Menurut Sutarno (2006, 37) tugas dan fungsi Perpustakaan umum adalah “memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”.

Sedangkan menurut Yusuf ( 1995, 21) fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah popular berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang di perlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat


(15)

menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai sarana informatif, rekreasi, kultural, dan sebagai sarana simpan karya manusia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna.

2.4 Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling adalah bagian dari Perpustakaan Umum. Perpustakaan keliling disediakan untuk memberikan layanan ekstensi, yaitu masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan. Perpustakaan keliling memberikan layanan bergerak mendatangi penggunanya di beberapa tempat pemukiman penduduk, dan tempat terkonsentrasinya jumlah penduduk seperti sekolah, kantor kelurahan. Perpustakaan keliling biasanya menggunakan mobil yang dirancang khusus untuk keperluan perpustakaan.

Menurut Ali ( 2006, 108) perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum Kotamadya yang menetap.

Sedangkan menurut Lasa, HS (1998, 56) menyatakan perpustakaan keliling ialah perpustakaan yang dapat berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tertentu, terutama bila di tempat itu belum didirikan perpustakaan umum.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan keliling ialah salah satu layanan yang ada di perpustakaan umum dalam menjangkau masyarakat yang keberadaannya jauh dari perpustakaan agar memanfaatkan perpustakaan dalam menambah wawasan dan kebutuhan informasi masyarakat.

2.4.1 Tujuan Perpustakaan Keliling

Tujuan perpustakaan keliling menurut Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan RI ( 1992, 4), adalah:


(16)

1. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil dan belum/tidak mungkin didirikan perpustakaan menetap.

2. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

3. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

4. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat.

5. Meningkatkan minat baca dengan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

6. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.

Dapat diketahui tujuan perpustakaan keliling adalah untuk memberikan layanan kepada masyarakat sampai daerah terpencil, memperkenalkan buku-buku, memperkenalkan jasa pelayanan perpustakaan serta meningkatkan minat dan budaya gemar membaca.

2.4.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling merupakan perpustakaan yang bergerak membawa bahan pustaka baik berupa buku maupun non-buku, untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ketempat yang lainnya yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan merata ke semua daerah, maka perpustakaan umum harus tetap melakukan pelayanan ekstensinya kepada masyarakat. Perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan perpustakaan umum mempunyai tugas dan fungsi. Menurut Perpustakaan Nasional RI (1992, 11) adalah sebagai berikut :

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan. 2. Melayani masyarakaat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat

datang atau tercapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga permasyarakataan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakaat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.


(17)

6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut.

7. Melakukan tugas-tugas kepustakawan, seperti : mendata/membuat lokasi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan bulanan, tribulanan dan tahunan.

2.4.3 Koleksi Perpustakaan Keliling

Salah satu masalah yang dihadapi oleh perpustakaan keliling adalah bagaimana mereka dapat melayani masyarakat yang hidrogen dengan koleksi terbatas dalam waktu layanan yang terbatas pula. Dengan demikian pesatnya laju informasi, perpustakaan keliling harus berperan lebih giat lagi untuk menyebarkan informasi tersebut dalam berbagai bentuk, terutama sekali informasi tersebut dalam bentuk buku. Oleh karena itu pemilihan koleksi perpustakaan keliling haruslah benar-benar dilakukan dengan lebih profesional. Salah satu keberhasilan perpustakaan keliling adalah apabila koleksi yang disediakan dimanfaatkan oleh masyarakat pemakai. Agar koleksi yang disajikan dapat dimanfaatkan oleh pemakai, maka koleksi haruslah sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat yang akan dilayani.

Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap perpustakaan untuk digunakakan oleh pengguna yang ingin memperoleh informasi yang butuhkannya. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 43 tahun 6007 pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan karya rekaman dalam bentuk berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun diolah dan dilayankan. Menurut Siregar (1998 : 2) yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna, untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.

Sedangkan menurut Perpustakaan Nasional RI (1992, 11) yaitu: perpustakaan keliling yang baik minimal memiliki koleksi 2.500 jilid atau 1.000 judul. Koleksi perpustakaan setiap tahun diusahakan untuk ditambah agar pemustaka tidak merasa bosan karena tidak ada judul-judul baru”.

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada ketentuan yang mengikat pustakawan dalam menyajikan sejumlah koleksinya kepada pemustaka.


(18)

Walaupun demikian, pendapat tersebut telah memandu kita dalam memberikan gambar untuk memudahkan pengembangan koleksi perpustakaan keliling.

2.4.4 Jenis-Jenis Koleksi

Pada dasarnya bahan pustaka atau koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemakai jasa perpustakaan keliling dapat dikelompokkan tiga macam sebagai berikut:

a. Bahan pustaka yang tercetak.Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: buku,surat kabar, majalah, buletin, pamflet dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan ke dalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku digunakan hanya di perpustakaan menetap saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedi, kamus, direktori, alamanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman/ panduan/ petunjuk/ lembaga. b. Bahan pustaka terekam

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: slide,kaset audio, kaset vidio, flem strip, compact disc, vidio compact disc, film dan sejenisnya. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro seperti: microfilm dan microfish.

c. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam

Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak, maka sebaiknya bahan pustaka perpustakaan keliling berupa: kumpulan mainan anak-anak, nintendo, tetris, manik-manik, balok-balok dan lain-lain yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi ini merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak-anak yang tidak sempat belajar di rumah maupun di sekolah. (Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan RI 1992, 10) adalah:

2.4.5 Kriteria Pemilihan Koleksi

Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila bahan-bahan koleksi yang disajikan sesuai kebutuhan dan memenuhi selera pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. Untuk memilih bahan pustaka bagi perpustakaan keliling, perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi sebagai berikut:


(19)

1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuisioner yang dibagikan kepada mereka sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling. 2. Tahun terbit koleksi pilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua

tahun terakhir dan berupaya edisi terbaru.

3. Usahakan agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung/ pemakai jasa perpustakaan keliling. 4. Isi bahan pustaka tidak mengandung “sara” propaganda politik,

mengkritik, menentang dan memberi tafsiran yang salah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakatan berbangsa dan bernegara.

5. Isi bahan pustaka tidak mengandung ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, marxisme, lenimisme, maupun ajaran komunis lainnya. 6. Isi bahan pustaka tidak melanggar norma-norma moral (susila, etika),

norma agama keindahan (estetika) yang berlaku dan hidup di indonesia umumnya.

7. Isi bahan pustaka tidak mengetengahkan sadisme dan kekerasan yang berlawanan dangan asa perikemanusia-an yang berlaku di Indonesia dan dunia Internasional.

8. Isi bahan pustaka tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.

9. Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan penghibur sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

10.Isi bahan pustaka berguna bagi masyarakat dan dapat menunjang pembangunan nasional.

11.Fisik bahan pustaka mencerminkan desain dan tipografi yang baik, kertas dan menjilid yang baik, serta huruf, gambar dan ilustrasin ya menarik. (Ali 2006, 124).

2.4.6 Pengadaan Koleksi

Pengadaan buku-buku untuk Perpustakaan Keliling dilakukan oleh Perpustakaan Daerah atau Perpustakaan Umum yang bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat (Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan RI 1992, 12). Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. Koleksi perpustakaan berasal dari berbagai macam sumber seperti hadiah, tukar menukar, titipan dan pembelian. (Soeatminah 1992, 71).dalam pemilihan bahan pustaka hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan para pemakai agar perpustakaan tersebut benar-benar dapat bermanfaat bagi pemiliknya.


(20)

Perpustakaan membeli atau memperoleh buku dengan cara: (a) pembelian, (b) pertukaran. (c) hadiah, dan (d) keanggotaan organisasi. (Sulistyo Basuki 1993, 222-223):

a. Pembelian

Pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku. Penerbit Indonesia umumnya melayani permintaan, perpustakaan namun tidak dengan penerbit asing. Mereka ini hanya melayani pembelian dari toko buku ataupun penjaja (vendor), sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku. Pialang buku masih belum banyak disini.

b. Pertukaran

Bahan pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, hanya dapat diperoleh melaui pertukaran ataupun hadiah. Untuk bahan pertukaran sebaiknya perpustakaan menerbitkan berbagai terbitan termasuk penerbitan badan induk. Contoh Pusat Perpustakaan Kimia menerbitkan beberapa majalah, dan majalah ini kemudian dijadikan bahan pertukaran. c. Hadiah

Karena kondisi sosial ekonomi yang masih belum sepenuhnya berkembang, tradisi pengembangan perpustakaan dengan melalui sumbangan atau hadiah, masih belum memasyarakat. Hal ini berbeda dengan situasi negara maju, hadiah untuk perpustakaan selalu ada. Hadiah hanya diterima bila memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perpustakaan manakala perpustakaan telah meneliti dengan saksama subjek koleksi hadiah tersebut sesuai dengan kepentingan perpustakaan. Hadiah buku juga ada kaitannya dengan deposit. Penerbit mengirimkan contoh terbitannya pada perpustakaan karena diwajibkan ataupun sukarela. Pengiriman buku tersebut mengikat perpustakaan untuk mengolahnya dan menyimpannya. Semuanya itu dapat dimanfaatkan perpustakaan untuk mengembangkan koleksinya. Bahkan perpustakaan pun dapat minta perorangan untuk membantu pengadaan buku dan majalah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. Koleksi perpustakaan dapat berasal dari berbagai macam sumber seperti hadiah, tukar menukar, titipan dan pembelian.

2.4.7 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling

Layanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, karena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa membedakaan status sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun


(21)

status- status lainnya. Semua warga masyarakat, tanpa mengenal batas usia, bebas memanfaatkan layanan jasa tanpa perpustakaan keliling. Ada dua sistem layanan perpustakaan keliling yang dikenal dewasa ini yaitu :

1. Layanan Terbuka (Open Acces)

Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara bebas memilih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung menuju ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di perpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan. (Ali 2006, 123)

Salah satu keuntungan dari sistem layanan terbuka ini adalah: “sistem terbuka dapat menyadarkan seorang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan jalan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Kesadaran seseorang dimulai dari melihat, kemudian mangamati dan akhirnya membaca bahan pustaka yang dapat ditemukan di perpustakaan. Dari membaca sebuah buku kemudian timbul keinginan untuk membaca yang lain, yang akhirnya ingin membaca sebanyak mungkin. Tanpa disadari orang akan mendapatkan tambahan pengetahuan dari pembaca”.(Soeatminah 1987, 77 ).

Sedangkan menurut Sariahmas ( 2007, 17) keuntungan dari sistem pelayanan terbuka adalah sebagai berikut:

a. Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak untuk memilih sendiri.

b. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang sudah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.

c. Judul-judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna.

d. Petugas akan segera mencatat judul buku yang sedang dipinjam serta nama ataupun alamat dari peminjam.

e. Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

f. Kecil kemungkinan ada kesalahpahaman antara petugas dan pengguna. Menurut Lasa ( 1994, 5-6) selain keuntungan yang diperoleh dari sistem ini, ada juga kerugiaannya:


(22)

b. Memerlukan ruangan yang yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan rak yang lain nya memerlukan jarak yang longgar.

c. Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh sebab itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving.

d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk mencari buku sering bingung.

Menurut Sariahmas ( 2007, 17) kelemahan dari sistem pelayanan terbuka adalah sebagai berikut:

a. Frekuensi kerusakan lebih besar.

b. Memerlukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih longgar.

c. Susunan buku menjadi tidak teratur.

d. Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhan.

2. Layanan Tetutup (Close Acces)

Dalam layanan ini, pustakawan yang mengambil bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling. Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkan kepada yang bersangkutan. Dalam sistem tertutup ini, peminjaman tidak boleh mengambil sendiri bahan dari tempatnya. Pengunjung tidak diperoleh masuk kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan. Menurut Ali ( 2006, 123) agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung dapat menggunakan katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh perpustakaan keliling.

Menurut Soeatminah ( 1987, 78) salah satu keuntungan dari sistem tertutup ini adalah “penyalahgunaan kepercayaan yang mengakibatkan penyobekan buku pada halaman-halaman tertentu dan pencurian buku dapat diperkecil, sebab buku-buku hanya keluar apabila sudah dicatat peminjamannya”.


(23)

Menurut Sariahmas ( 2007, 18) keuntungan dari sistem pelayanan tertutup adalah sebagai berikut:

a. Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.

b. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

c. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka.

d. Tidak memerlukan ruang baca di ruangan koleksi.

Sedangkan kerugian layanan tertutup menurut (Lasa 1994, 5) adalah: a. Banyak energi yang terserap dibagian sirkulasi.

b. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam.

d. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku dibagian ini sering berjubel, keadaan ini berarti membuang waktu.

Menurut Sariahmas ( 2007, 18) kelemahan dari sistem pelayanan tertutup adalah sebagai berikut:

a. Banyak tenaga yang terserap.

b. Terdapat bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya salah pengertian antara pengguna dan petugas.

d. Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang.

2.4.8 Jenis Layanan Perpustakaan Keliling

Pelayanan pengguna yang diberikan oleh perpustakaan dapat ditentukan oleh keadaan ataupun kondisi dari perpustakaan dan dimana tempatnya bernaung serta keadaan masyarakat yang dilayani. Dalam memberikan pelayanan kepada pengguna itu tidak semua sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya, hal ini disebabkan oleh besar kecilnya perpustakaaan itu sendiri dan koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan dibatasi dengan tenaga pengolahan yang telah ada. Menurut Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan RI ( 1992, 23) jenis layanan yang dapat diusahakan oleh perpustakaan keliling adalah;

1. Layanan Sirkulasi

Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.


(24)

Pengunjung yang memerlukan penelusuran informasi akan memperoleh layanan referensi. Layanan ini mengacu pada bahan-bahan referensi, seperti: direktori, dan terbitan pemerintah.

3. Layanan Baca.

Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya membacanya saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling.

4. Pembacaan Cerita

Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh Perpustakaan Umum, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya. Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita, dan tempat.

5. Pemutaran Film

Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh masyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.

6. Layanan Jasa Dokumentasi

Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang telah dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.

7. Layanan Jasa Informasi

Pengunjung bisa menanyakan langsung kepada petugas perpustakaan tentang informasi-informasi yang bersifat umum.

2.4.9 Pos dan Waktu Pelayanan

Pos pelayanan adalah lokasi pelayanan perpustakaan keliling terhadap pemakai, dimana hari dan jam telah ditentukan. Dalam penentuan pos sebaiknya kita juga berpedoman kepada usul dan saran para pemuka masyarakat, kepala sekolah, pengawas jalan dan lain-lain, begitu pula dengan jadwal pelayanan. Hal ini dikarenakan mereka telah mengenal persis keadaan tempat disekitarnya, sehingga mereka lebih mudah dalam memberikan keterangan petugas perpustakaan keliling.

Dalam menentukan pos pelayanan mobil perpustakaan keliling, perlu hendaknya mempertimbangkan beberapa kriteria dibawah ini:

1. Lokasi pemberhentian strategis , yaitu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, misalnya komplek pendidikan, tempat peribadatan, tempat umum lainnya.

2. Agar tidak menggangu kelancaran arus lalu lintas. Seharusnya lokasi pemberhentian terletak di pinggir jalan yang memiliki halaman yang cukup luas.


(25)

3. Kondisi jalan sangat memungkinkan, sehingga mobil perpustakan dapat menempuh jarak tersebut dengan aman dan tepat waktu.

4. Jarak antara pos pelayanan harus diperhitungkan, mengingat waktu layanan yang diberikan terbatas. Selain itu keterlambatan pada satu pos akan mengganggu jadwal pos lainnya.

Kriteria penentuan lokasi pelayanan perpustakaan diatas tidaklah mutlak, hanya saja diusahakan agar layanan perpustakaan keliling merata keseluruh kecamatan yang belum sempat dilayani oleh Perpustakaan Umun atau Perpustakaan Desa.

2.4.10 Penentuan Jadwal Pelayanan

Mengingat layanan perpustakaan keliling merata untuk semua kalangan, tanpa memandang golongan, status, dan ekonomi. Maka petugas perpustakaan keliling perlu mengatur waktu sebaik-baiknya sehingga dalam melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling tidak mengalami banyak kendala terutama sekali dalam pengembangan layanan. Dalam melakukan pelayanan petugas harus konsekuen dengan jadwal pelayanan yang telah ditentukan, yaitu tidak dapat menetapkan sendiri jadwal pindahan dari satu pos ke pos lainya. Karena dapat mengganggu proses pelayanan pada pos yang lainnya. Menurut Perpustakaan Nasional RI (1992, 21) yaitu: “Secara ideal waktu pelayanan perpustakaan keliling dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi antara pukul 08.30 s/d 14.00 dan shift sore antara pukul 15.00 s/d 20.00.

Ada beberapa kriteria dalam menentukan jadwal pelayanan perpustakaan keliling, yaitu:

1. Petugas terlebih dahulu berkonsultasi dengan para kepala sekolah setempat tentang saat-saat jam istirahat.

2. Petugas harus mengetahui tempat dan waktu yang ramai dikunjungi oleh masyarakat.

3. Petugas harus terlebih dahulu mengetahui jenis mata pencarian masyarakat setempat.

Jika hal-hal tersebut di atas telah diperhatikan dan dilakukan dengan baik, maka dalam pengaturan jadwal, petugas tidak banyak mengalami masalah yang dapat mengganggu kelancaran pelayanan perpustakaan keliling. Sedangkan (Ali


(26)

1. Waktu Layanan

Mengingat layanan perpustakaan keliling bersifat demokratis yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan dua shift perhari, yaitu shift pagi antara pukul 09.00-11.30 dan shift siang antara pukul 11.30-14. 30,dengan demikian shift pagi dapat melayani satu pos layanan (service poin) dan shift siang dapat melayani satu pos layanan (service poin) sehingga setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat melayani dua pos layanan membaca.

2. Tempat Layanan

Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat dilakukan diruangan khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah atau pos RT/RW atau lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling, serta sebaliknya pada tempat layanan membaca di beri papan nama yang bertuliskan hari dan waktu kunjungan perpustakaan keliling.

2.5 Pengertian Rumah Singgah

Pengertian rumah singgah secara terminologi rumah berarti bangunan untuk tempat tinggal, sedangkan singgah adalah mampir atau berhenti sebentar di suatu tempat ketika dalam perjalanan dari pengertian diatas rumah singgah bisa diartikan sebagai bangunan atau tempat tinggal yang di tempati dalam waktu yang tidak lama. Sedangkan secara etimologi, rumah singgah adalah suatu wahana yang di persiapkan sebagai perantara antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang membantu mereka.

Rumah Singgah merupakan suatu shelter yang berfungsi sebagai tempat tinggal, pusat kegiatan, dan pusat informasi bagi anak jalanan. Dari pengertian diatas rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana resosialisasi kepada anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat setempat. Rumah singgah merupakan tahap awal bagi seorang anak untuk memperoleh pelayanan selanjutnya, oleh karenanya penting menciptakan rumah singgah sebagai tempat yang aman, nyaman, menarik, dan menyenangkan bagi anak jalanan sehingga anak akan selalu di rumah singgah. Selanjutnya


(27)

(Departemen Sosial Republik Indonesia 2000, 12) rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak-anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka.

Berdasarkan pengertian rumah singgah di atas maka dapat diketahui rumah singgah merupakan perantara anak jalanan dan pihak-pihak yang akan membantu mereka untuk mendapatkan sebuah informasi.

2.5.1 Fungsi Rumah Singgah

Adapun rumah singgah didirikan mempunyai beberapa fungsi:

1. Tempat pertemuan pekerja sosial dengan anak jalanan untuk menciptakan persahabatan, mengkaji kebutuhan, dan melakukan kegiatan

2. Tempat untuk mengkaji kebutuhan dan masalah anak serta menyediakan rujukan untuk pelayanan lanjutan

3. Perantara antara anak jalanan dengan keluarga, panti, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya

4. Perlindungan bagi anak dari kekerasan, ekonomi, dan bentuk lainnya yang terjadi di jalanan

5. Pusat informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus keterampilan, dan lain-lain

6. Mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak dimana para pekerja sosial diharapkan mampu mengatasi permasalahan anak jalanan dan menumbuhkan keberfungsisosialan anak. Cara-cara penanganan profesional dilakukan antara lain menggunakan konselor yang sesuai dengan masalahnya.

7. Jalur masuk kepada berbagai pelayanan sosial dimana pekerja sosial membantu anak mencapai pelayanan tersebut

8. Pengenalan nilai dan norma sosial pada anak. Lokasi rumah singgah berada di tengah-tengah lingkunagn masyarakat sebagai upaya mengenalkan kembali norma, situasi, dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada pengakuan, tanggung jawab, dan upaya warga masyarakat terhadap penanganan masalah anak jalanan ini.

Fungsi utama rumah singgah adalah sebagai perantara atau penghubung antara anak jalanan dan keluarga, panti, atau lembaga-lembaga lainnya. Rumah singgah juga berfungsi sebagai tempat memperbaiki sikap dan perilaku yang menyimpang dalam batasan yang sempit dalam artian perilaku kehidupan sehari-hari, melindungi anak jalanan dari korban kekerasan eksploitasi seks dan ekonomi serta bentuk lainnya, menyiapkan berbagai informasi yang berkaitan dengan


(28)

kepentingan anak seperti bursa kerja, pendidikan dan kursus, serta menjadi rujukan terhadap masalah dan kebutuhan anak jalanan yang tidak terpenuhi juga merupakan fungsi rumah singgah (Departemen Sosial Republik Indonesia 2000, 42-43).

Dalam buku (Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan melalui Rumah Singgah 2002, 13-15), setiap rumah singgah boleh menentukan sendiri kategori anak jalanan yang didampingi. Secara umum kategori anak jalanan sebagai berikut :

1. Anak jalanan yang hidup dijalanan, dengan cirinya sebagai berikut:

a. Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya minimal setahun yang lalu

b. Berada di jalan seharian untuk bekerja atau menggelandang

c. Bertempat tinggal dijalanan dan tidur disembarang tempat seperti emper toko, kolong jembatan, terminal, stasiun dll.

d. tidak bersekolah lagi.

2. Anak jalanan yang bekerja dijalanan, cirinya adalah :

a. Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, yakni pulang secara periode misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu. Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja dijalanan.

b. Berada dijalanan sekitar 8 s/d 12 untuk bekerja sebagian mencapai 16 jam.

c. Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama teman, dengan orang tua /saudaranya, atau ditempat kerjanya dijalan.

Lebih jelas (Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Deputi Bidang peningkatan Kesejahteraan Sosial 2000, 61-62) kategori dan karakteristik anak jalanan :

1. Kelompok anak yang bekerja dan hidup dijalanan Karakteristiknya:

a. menghabiskan seluruh waktunya dijalanan b. hidup dalam kelompok kecil atau perorangan

c. tidur diruang-ruang atau cekungan diperkotaan, seperi; terminal , emper toko, kolong jembatan dan pertokoan.

d. Hubungan dengan orang tuanya biasanya sudah putus e. Putus sekolah

f. Bekerja sebagai: pemulung, ngamen, mengemis, semir, kuli angkut barang

g. Berpindah-pindah tempat

2. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan masih pulang kerumah orang tua mereka setiap hari.

Karakteristiknya


(29)

b. Sebagian besar dari mereka sudah putus sekolah dan sisanya rawan untuk meninggalkan bangku sekolah.

c. Rata-rata pulang setiap hari atau seminggu sekali kerumah

d. Bekerja sebagai pengemis, pengamen diperempatan, karnet, asongan koran, dan ojek payung.

3. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan pulang kedesanya antara 1 hingga2 bulan sekali.

Karakteristiknya:

a. Bekerja dijalanan sebagai pedagang asongan, menjual makanan keliling, kuli angkut barang

b. Hidup berkelompok bersama dengan orang-orang yang berasal dari satu daerah dengan cara mengontrak rumah atau tinggal disarana-sarana umum/ tempat ibadat seperti mesjid

c. Pulang antara 1 minggu hingga 3 bulan sekali d. Ikut membiayai keluarga didesanya

e. Putus sekolah

2.5.2 Tujuan Rumah Singgah

Tujuan umum rumah singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sedangkan tujuan khusus adalah:

1. Membentuk kembali sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat

2. Mengupayakan anak-anak kembali ke rumah jika memungkinkan atau kepanti dan lembaga lainnya jika diperlukan

3. Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi warga masyarakat yang produktif.

Adapun tujuan rumah singgah secara umum dapat dijabarkan sebagai wahana terhadap pembinaan anak-anak jalanan yang dilandasi dengan sikap pembentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku termasuk pembentukan anak atas nilai-nilai atau norma-norma termasuk nilai-nilai atau norma-norma agama. Dapat disimpulkan bahwa rumah singgah bertujuan sebagai tempat membentuk sikap dan perilaku anak yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.


(30)

Informasi berasal dari kosa kata bahasa belanda yaitu informative. Informasi berarti memberikan bentuk kepada atau menjelaskan sesuatu atau penjelasan tentang sesuatu. Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Hasugian 2011, 90-91) mengemukakan pengertian informasi dapat didefinisikan oleh para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Reizt, informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti yang maknanya dianggap disebabkan dalam konteks penggunaannya.

b. Menurut Stevenson (1997) dalam Sulistyo Basuki (2006) menyatakan bahwa informasi sebagai kata benda bermakna pengetahuan yang diberikan pada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain.

c. Menurut Blumenthal (1969) menyatakan bahwa informasi adalah data terekam, terklasifikasi, terorganisasi, berhubungan dengan atau ditafsirkan dalam konteks untuk meneruskan makna.

d. Menurut Burch (1974) menyatakan bahwa informasi adalah hasil pemodelan, pemformatan, pengorganisasian atau pengubahandata dalam sebuah cara sehingga meningkatkan arus pengetahuan penerimanya. e. Menurut Oxford English Dictionry (OED) menyatakan bahwa informasi

merupakan pengetahuan yang dikomunikasikan menyangkut fakta, subjek, atau peristiwa khusus.

f. Menurut Bell (1979) menyatakan bahwa informasi adalah sebagai sebuah pola atau desain yang menata ulang keperluan instrumental.

g. Menurut Desson (1991) menyatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang menambah pengetahuan manusia.

h. Menurut Stonier (1990) menyatakan bahwa informasi adalah sebuah kompleksitas.

i. Menurut Faradane (1976) menyatakan bahwa informasi merupakan perwakilan pengetahuan atau pikiran.

Setiap manusia selalu membutuhkan informasi ketika melakukan suatu kegiatan. Tanpa informasi manusia tidak akan dapat berperan banyak dalam melakukan kegiatannya. Menurut Davis seperti dikutip oleh (Abdul 2003, 28) ”informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”. Setiap data yang berguna bagi penerima dapat dianggap sebagai informasi.

Informasi selalu identik dengan data yang diolah. Seperti yang diungkapkan (Andri 2003, 6) yaitu “informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima”.


(31)

Informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Informasi juga merupakan serangkaian fakta yang diinformasikan.

Hal yang sama menurut Jogiyanto ( 2005, 8) “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”. Informasi merupakan pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. Informasi berkenaan dengan suatu fakta atau keadaan.Sedangkan menurut Suyanto ( 2000, 6) “informasi adalah data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan”. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi.

Informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data yang terkumpul untuk menemukan informasi yang diperlukan. Jadi dapat dipahami bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang bermanfaat dan dikomunikasikan kepada penerima dengan tujuan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan suatu pengetahuan yang dikomunikasikan.

Menurut Subtari ( 2005, 35-36) adapun kualitas dari informasi adalah sebagai berikut:

a. Akurat (accurate)

Suatu infomasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat waktu (timelines)

Suatu informasi yang datang harus tepat waktu kepada si penerima dan informasi yang di dapat tidak boleh usang karena informasi tersebut tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

c. Relevan (relevance)

Suatu informasi hendaklah harus relevan dan dapat dipercaya serta dijamin keakuratannya, karena informasi merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Karena relevansi merupakan kriteria keberhasilan suatu temu balik informasi.

Untuk memudahkan pengertian tentang informasi, dan karena adanya berbagai defenisi, maka perlu digunakan parameter yang berkaitan dengan


(32)

informasi. Adapun parameter mengenai informasi Sulistyo Basuki (2006) dikutip oleh Hasugian ( 2011, 93) ialah:

a. Kuantitas informasi berkaitan dengan pengertian bahwa informasi dapat diukur dalam jumlah dokumen, halaman, kata, huruf, bit, gambar, lukisan dan lain-lainnya.

b. Isi yaitu arti atau makna informasi.

c. Struktur, format atau tata susunan informasi serta hubungan logisnya dengan pernyataan atau unsure

d. Bahasa, simbol, abjad, kode dan sintaks yang mengungkapkan suatu gagasan atau ide.

e. Kualitas yang merupakan ciri keparipurnaan, ketepatan, relevansi dan kewaktuan informasi.

f. Hidup merupakan jumlah rentang waktu saat nilai dapat diambil manfaatnya dari informasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa informasi merupakan data yang sudah diolah dalam arti mampu mengolah data untuk berkomunikasi dan memberikan penjelasan mengenai hal tertentu. Pengetahuan yang diberikan pada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain. Informasi berupa data yang dapat diolah dan mampu untuk dikomunikasikan pada orang lain.

Informasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Menurut Davis and Newstrom ( 2000, 29) informasi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

1. Benar atau salah, ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak bila penerimaan informasi yang salah dipercayai mengakibatkan sama seperti benar.

2. Baru, informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya. 3. Tambahan, informasi dapat memperbaharui atau memberikan

tambahan baru pada informasi yang talah ada.

4. Korektif, informasi dapat menjadi suatu korektif atas informasi yang salah.

5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, ini berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atau kebenaran informasi tersebut.

Informasi dapat dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada pengguna. Menurut Sutanta ( 2003, 11) ada beberapa manfaat informasi yaitu :


(33)

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar

Aturan-aturan, ukuran-ukuran dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan.

Dapat diketahui manfaat informasi bagi pengguna adalah menambah pengetahuan, mengurangi ketidakpastian dalam mengambil keputusan, dan bisa dijadikan ukuran dalam menentukan sebuah tujuan

2.6.1 Karakteristik Informasi

Menurut James ( 2006, 17) dalam bukunya menyatakan bahwa karakteristik informasi yang berguna adalah sebagai berikut:

1. Relevan, isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Dengan demikian, laporan tersebut dapat mendukung keputusan manajemen atau petugas administrasi. Laporan yang berisi tidak relevan hanya memboroskan sumber daya dan tidak produktif bagi pemakai.

2. Tepat waktu, umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus lebih up-to date (informasi yang terbaru).

3. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Materialitas merupakan suatu konsep yang sulit dikualifikasi. Materialitas tidak memiliki nilai yang absolut, ia merupakan konsep masalah-spesifik (problem-spesific concept). Kesalahan-kesalahan material ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakai melakukan keputusan yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan.

4. Lengkap, tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang.

5. Rangkuman, informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai.


(34)

Pendapat dari Marshall and Steinbart ( 2006, 12) yang diterjemahkan oleh Dewi F dan Deny AK, tentang karakteristik informasi tidak terlalu berbeda dengan pendapat J. Hall, seperti yang mereka kemukakan dalam bukunya yang berjudul “Accounting Information System” adalah:

1. Relevan, informasi dikatakan relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambilan keputusan untuk memprediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. 2. Andal, informasi andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan dan

secara akurat mewakili aktivitas organisasi.

3. Lengkap, informasi lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

4. Tepat waktu, informasi tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan.

5. Dapat dipahami, informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.

6. Dapat diverifikasi, informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan secara ringkas mengenai karakteristik informasi sebagai berikut:

1. Informasi mengurangi ketidakpastian terhadap tindakan yang akan dilakukan dan memberikan kepastian akan tindakan yang telah dilakukan. 2. Informasi mempunyai fungsi menyadarkan. Dalam hal ini informasi

merupakan suatu alat yang mampu memberikan gambaran mengenai kemungkinan atau peluang organisasi.

3. Informasi berperan dalam membantu fungsi evaluasi. Hal ini sesuai dengan tanggung jawab pimpinan dalam mengungkapkan sampai sejauh mana tindakan yang telah direncanakan dan hasil yang telah dicapai. Dalam hal ini informasi sebagai alat pimpinan dalam menjalankan fungsi pengendalian.

Maka diketahui bahwa informasi yang baik harus memiliki karakteristik yang diantaranya adalah seperti relevan, tepat waktu, dapat dipahami, akurat, dapat diandalkan, lengkap, dapat diverifikasi (diperbandingkan) dan merupakan rangkuman. Dengan karakteristik yang dimilikinya tersebut maka informasi yang diperoleh para pemakainya diharapkan dapat lebih berguna dan sesuai dengan yang dibutuhkan sebagai landasan untuk mengambil suatu keputusan.


(35)

2.6.2 Kebutuhan Informasi

Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Kebutuhan informasi merupakan salah satu dari berbagai macam kebutuhan hidup manusia.

Adapun defenisi-definisi tentang kebutuhan informasi menurut para ahli Krikelas dikutip oleh Rayi ( 2009, 6-8) mendefinisikan “kebutuhan informasi sebagai pengakuan seseorang atas adanya ketidakpastian dalam dirinya. Rasa ketidakpastian ini mendorong seseorang untuk mencari informasi”. Lebih lanjut Krikelas dikutip oleh Rayi ( 2009, 9) mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai suatu permintaan dengan kata lain, permintaan dinyatakan sebagai kebutuhan yang nyata, sedangkan menurut Kuhlthau dikutip oleh Rayi ( 2009, 6-9) berpendapat bahwa kebutuhan informasi dipengaruhi oleh lingkungan, seperti pengalaman, pengetahuan, minat, ketersediaan informasi, masalah dan waktu, sebagaimana juga adanya keterkaitan isi dari temu kembali informasi.

Selain itu, setiap orang tentu membutuhkan informasi sebagai media informasi dari bagian tuntutan kehidupan dalam penunjang kegiatannya dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey dikutip oleh Yusuf ( 1995, 3) lebih jauh menjelaskan karena adanya kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan dan kebutuhan kognitif hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi.


(36)

yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu banyak fungsinya tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja, melainkan menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya (Yusuf 1995, 13)

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu informasi, karena ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam kebutuhan akan informasi, maka mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan akan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan mencari suatu informasi yang efesien.

2.6.3 Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi pengguna sangat beraneka ragam. Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Jarverlin yang dikutip oleh Ishak ( 2006, 4), “memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:

1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun, konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.

2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah kontruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis ini yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.

3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

“Sedangkan menurut Devadason yang dikutip oleh Ishak (2006, 92) Jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu/ bidang pekerjaan/ minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau jabatan seseorang,


(37)

motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran.”

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa jenis kebutuhan informasi ada beberapa jenis antara lain yaitu informasi yang berkaitan dengan masalah, informasi yang berkaitan dengan wilayah, informasi sebagai pemecahan masalah, dan jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu dan lain sebagainya.

2.6.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Wilson (1981, 3-15) menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti digambarkan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1: Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pada gambar tersebut di atas terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu:

a. Kebutuhan individu (person)

Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan

Rintangan-rintangan yang berasal dari pribadi, interpersonal, dan lingkungan

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI LINGKUNGAN

Lingkungan kerja

Lingkungan sosio-kultural Lingkungan politis-ekonomis Lingkungan fisik

PERAN

Peran dalam kerja Tingkatan untuk kerja

PRIBADI

Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan Afektif Kebutuhan Kognitif


(38)

Ketiga kebutuhan ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan informasi. b. Peran sosial (social role)

Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuha

n yang ada dalam diri individu.

c. Lingkungan (environment)

Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial-budaya (social-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politiceconomic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.

Dikaitkan dengan lingkungan yang merangsang timbulnya kebutuhan, khususnya yang berhubungan dengan seseorang yang dihadapkan pada berbagai sumber penampungan informasi, atau media komunikasi, maka ada banyak kebutuhan yang dikemukakan oleh Katz, Guvrevitch, dan Haas dikutip oleh Yusuf ( 1995, 3-4), yaitu sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif

Hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Disamping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

2. Kebutuhan Afektif

Ketuan ini dikaitkan dengan pengatura esteis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media dalam hal ini juga sering dijadikan alat untuk mengajar kesenjangan dan hiburan misalnya orang membeli radio dan surat kabar, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku ringan, tidak lain karena mencari hiburan. 3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs)

Hal ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan. Stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs)

Hal ini dikaitkan dengan pengaturan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

5. Kebutuhan Berhayal (Escapist Needs)

Kebutuhan berkhayal dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan.


(39)

Selanjutnya, (Yusuf 1995, 15) mengemukakan hasil penelitian Kazt Gurevich dan Haas bahwa orang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin kompleks pula jenis kebutuhannya juga tujuannya.

2.6.5 Sumber-Sumber Informasi

Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis yang masing-masing mempunyai ciri dan penekanan fungsi yang berbeda secara menyeluruh sebagai berikut: 1) ada yang berfungsi untuk melayani kebutuhan informasi bagi segenap anggota masyarakat luas secara menyeluruh. 2) ada yang berfungsi melayani kebutuhan informasi bagi kelompok masyarakat khusus seperti masyarakat peneliti saja atau masyarakat ilmuwan saja, atau masyarakat sekolah saja dan ada juga yang bertugas khusus melayani kebutuhan masyarakat dalam lingkungan organisasi khusus (Yusuf 1995, 13-14).

Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan. Sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasi. Sebenarnya informasi itu ada dimana-mana, di pasar, di sekolah, di rumah, di lembaga-lembaga atau organisasi komersial, di buku-buku, di majalah, di surat kabar, dan juga di perpustakaan atau di tempat- tempat lain. Namun, bukan informasi yang terdapat dimana-mana yang dimaksud namun informasi yang ditekankan kepada segala hal yang secara khusus dapat diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola untuk kepentingan umat manusia yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah.

Sumber-sumber informasi dari berbagai jenis dan bentuk itu tersebar dan dikelola oleh perpustakaan sesuai dengan jenis perpustakaan yang mengelolanya, yaitu perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perustakaan khusus, perpustakaan umum. Sumber sumber informasi seperti diuraikan di atas, semuanya diklasifikasikan oleh perpustakaan disegala jenisnya dengan tujuan untuk dimanfaatkan sebesar besarnya oleh segenap anggota masyarakat sesuai dengan tingkat dan jenis kebutuhannya (Yusuf 1995, 14).


(1)

al-qur’an, majalah anak-anak, atlas, buku-buku do’a, buku cerita rakyat, dan buku bergambar untuk meningkatkan kreatifitas anak sebagai selingan dalam belajar sumber informasi juga didukung oleh sumber-sumber media, seperti media elektronik, media cetak, peranan orang tua juga membantuanak dalam memenuhi kebutuhan informasi anak.


(2)

Tabel 4.8

Koleksi yang disediakam Membantu pengguna LSRS Amal Ma’ruf dalam Belajar

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

8 Menurut anda, apakah buku-buku yang ada diperpustakaan keliling membantu anda dalam belajar.

a. Sangat membantu 10 15,39%

b. Membantu 15 23,08%

c. Kurang membantu 25 38,46% d. Tidak membantu 15 23,07%

Jumlah 65 100%

Dari data pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan buku-buku yang disediakan membantu pengguna dalam belajar sebanyak 10 orang responden (15,39%) menjawab sangat membantu, 15 responden (23,08%) menjawab membantu, 25 responden ( 38,46%) menjawab kurang membantu, dan 15 responden (23,07%) menjawab tidak membantu.

Berdasarkan hasil dari jawaban responden dapat dianalisis bahwa buku-buku yang disediakan perpustakaan keliling membantu pengguna dalam belajar sebagian kecil responden (23,08%) menyatakan membantu,walaupun pada kenyataanya hampir setengah responden (38,46%) menyatakan koleksi yang disediakan perpustakaan keliling kurang membantu pengguna LSRS Amal Ma’ruf dalam belajar. Dengan demikian perpustakaan keliling dalam memenuhi kebutuhan pengguna dalam belajar lebih dioptimalkan lagi,karena anak-anak rumah singgah melalui perpustakaan keliling bisa mendapatkan buku belajar bagi pengguna yang tidak duduk dibangkku sekolah,bisa menambah kebutuhan kognitif pengguna dalam belajar serta kebutuhan afektif dalam pemenuhan informasi.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian penelitian di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Perpustakaan keliling Kota Solok melalui LSRS Amal Ma’ruf bertugas melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak dengan memberikan pelayanan yang optimal dengan meminjamkan koleksi perpustakaan untuk pengguna LSRS Amal Ma’ruf. Sebagian besar responden (63,08%) menyatakan pelayanan yang diberikan sudah mampu memberikan kepuasan kepada pengguna, tetapi dengan waktu peminjaman 3 hari dirasakan belum cukup.

2. Pengguna LSRS Amal Ma’ruf hampir setengah (46,15%)menyatakan koleksi yang disediakan perpustakaan keliling bervariasi, koleksi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna adalah komik, buku dongeng, dan buku cerita rakyat.

3. Sebagian besar pengguna LSRS Amal Ma’ruf (69,24%) menyatakan koleksi yang ada membantu dalam mengetahui informasi. Dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi, perpustakaan keliling memfasilitasi LSRS Amal Ma’ruf menyediakan koleksi pengguna untuk belajar, namun masih kurang memenuhi kebutuhan pengguna

5.2 Saran

1. Perpustakaan keliling sangat berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi penggunanya khususnya pada anak-anak di LSRS Amal Ma’ruf. Maka perpustakaan keliling harus mengoptimalkan layanan yang diberikan sehingga pengguna dapat memanfaatkan koleksi yang telah disediakan.

2. Pustakawan harus lebih memotivasi penggunanya dalam memanfaatkan koleksi, dan meningkatkan minat baca penggunanya dengan cara menyediakan koleksi-koleksi pelajaran yang terbaru dan diminati pengguna.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Kadir. Pengenalam Sistem Informasi. Yogyakarta: Erlangga, 2003.

Ali, M. Abdul Wahid. Layanan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Ikatan Perpustakaan Indonesia, 2006.

Andri, Kristanto. Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Gava Media, 2003. Arikunto, Suharsimi.manajemen penelitian:jakarta: Asdimahastya. 2006.

Davis, Keith, and John W. Newstrom. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga, 2000.

Departemen Sosial Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Rumah Singgah. Jakarta, 2000.

Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Deputi Bidang

Peningkatan Kesejahteraan Sosial. Modul Pelatihan Pimpinan Rumah Singgah. Jakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN), 2000.

Endarto, Danang. Geografi 1: Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Edhy, Sutanta. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2003 Hasugian, Jonner. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan informasi. Medan: USU,

2011.

Hermawan, Rachman, dan Zulfikar. Etika Kepustakawanan: suatu pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2006. Ishak. "Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis

(PPDS) FK-UI Dalam Meneliti Tugas Journal Reading." Pustaha: Jurnal studi perpustakaan dan informasi, 2006: Vol.2/No.2/.

James, A Hall. Sistem Informasi Akuntasi. Edisi pertama. Translated by Thomson Learning. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Jogiyanto. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi, 2005. Lasa, Hs. Jenis-jenis Pelayanan Informasi di Perpustakaan. Yogyakarta : , 1994. Marshall, B Romney, and Paul John Steinbart. Accounting Information System.

Ninth Edition. Translated by Dewi F and Deny AK. Prentice Hall, 2006. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


(5)

Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan RI. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Ed. 1. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.

Rayi, Pasya. Hubungan antara Kebutuhan Informasi Dosen dengan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta. Jakarta: Thesis: Lontar UI, 2009.

Sariahmas. Sistem Pelayanan Pengguna. 2007. http://repository.usu. ac.id/ (accessed April 12, 2014).

Siregar, Belling. 1998. Pembinaan koleksi Perpustakaan dan Pengetahuan . Medan: Pembinaan Perpustakaan Sumatera Utara.

Soetminah. kepustakawanan dan pustakawan. Yogyakarta: Kanisius, 1992. Subtari, Tata. Sistem Menajemen Informasi. Yogjakarta: Anddi Offset, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian. Bandung: Alfabetis, 2007.

—. Metodologi Penelitian Kualitatif dan R & B. Bandung: CV. Alfabeta, 2008. Sulistiyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan . Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1993 .

Sutarno. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

Suyanto. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adicitra, 2000.

Syahrial-pamuntjak. pedoman penyelenggaran perpustakaan. Jakarta: Djambatan.2000

Supardi, A. 1979. Statistik Bandung: Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Gunung Jati. Yusuf, Pawit M. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995.

Wilson, T.D (1981) on user studies and information needs. Journal of Librarianship,3-5(Available at http://information.net/tdw/publ/papers/1981 infoneeds.html)


(6)

Kuesioner Penelitian

ANALISIS LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING KOTA SOLOK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA LEMBAGA SOSIAL

RUMAH SINGGAH AMAL MA’RUF

Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujurnya, untuk keperluan penelitian saya mengenai “analisis layanan perpustakaan keliling kota solok untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf. Atas bantuan Saudara, saya ucapkan terima kasih.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Sebelum Anda menjawab pertanyaan bacalah dengan baik 2. Berikan tanda X pada jawaban yang paling benar

3. Usahakan untuk menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan. PERTANYAAN KUESIONER

1. Sistem pelayanan yang diberikan perpustakaan keliling sudah mampu memenuhi kepuasan pengguna di LSRS Amal Ma’ruf ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

2. Bagaimana pendapat Anda tentang jadwal kunjungan perpustakaan keiling yang diadakan 3 kali dalam seminggu ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

3. Bagaimana pendapat Anda tentang layanan peminjaman buku yang hanya dibatasi 3 hari?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

4. Bagaimana pendapat Anda tentang buku-buku yang disediakan perpustakaan keliling?

a. Sangat bervariasi b. Bervariasi

c. Kurang bervariasi d. Tidak bervariasi

5. Jenis buku apa saja yang lebih sering Anda manfaatkan ketika berada di LSRS Amal Ma’ruf?