Tari Tradisional Deskripsi Teori
b. Tata rias
Fungsi tata rias antara lain mengubah karakter pribadi menjadi tokoh yang sedang dibawakan. Untuk memperkuat ekspresi
dan untuk menambah daya tarik penampilan Jazuli, 1994: 19. Menurut Mahasta, dkk 2011: 23, rias terkait dengan cara berdandan
untuk menghasilkan bentuk yang diharapkan, dalam hal ini rias sebagai salah satu cara untuk mempercantik diri.
c. Tata busana
Tata busana adalah perlengkapan yang dikenakan oleh penari maupun pemusik kenthongan dalam suatu pertunjukan. Tata busana
dapat menunjang penampilan penari dan pemusik. Warna harus diperhatikan dalam tata busana. Menurut La Meri 1986: 106, dari
sudut praktis ada pertimbangan dari bagaimana lighting akan memberi efek warna-warna tertentu dan dari sudut pandang imaginatif, warna
itu sendiri memiliki kekutan membawa suasana pada penonton.
d. Tempat Pertunjukan
Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat untuk menyelenggarakan pertunjukan tersebut. Kesenian
kenthongan sebagai pertunjukan massal, memerlukan tempat yang luas dalam pementasannya. Kesenian tersebut dapat dipentaskan di ruang
terbuka outdoor atau tertutup indoor. Menurut Supardjan dan I
Gusti Ngurah Supartha 1982: 16, dalam perkembangan kebudayaan manusia sampai dewasa ini akhirnya terbentuklah suatu tempat khusus
yang dipergunakan untuk pagelaran seperti berbentuk arena, lingkaran ataupun suatu tempat pertunjukan yang berbentuk proscenium, yaitu
suatu tempat pertunjukan yang antara penonton dengan yang ditonton dibatasi dengan suatu bingkai yang lazim dinamai proscenium.
e. Perlengkapan atau properti
Properti adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum, tidak termasuk pula perlengkapan panggung, tetapi merupakan
perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari Sedyawati, dkk. 1986: 119. Properti yang biasa digunakan oleh penari kenthongan
diantaranya adalah sampur dan kipas.