2. MOCAF Modified Cassava Flour
Mocaf  adalah  tepung  dari  ubi  kayu  yang  diproduksi  dengan  prinsip memodifikasi  sel  ubi  kayu  melalui  fermentasi  bakteri  asam  laktat  BAL.
Mocaf  adalah  singkatan  dari  Modified  Cassava  Flour  yang  berarti  tepung ubi kayu yang dimodifikasi. Cara lain pembuatan mocaf adalah dengan cara
memendam  sawut  ubi  kayu  dengan  penambahan  enzim  tertentu  Subagio, 2009.
Secara  umum  proses  pembuatan  mocaf  meliputi  tahap-tahap penimbangan,
pengupasan, pemotongan,
perendaman fermentasi,
pengeringan  dan  penepungan.  Karakteristik  mocaf  dipengaruhi  oleh  jenis kultur dan lama fermentasi ubi kayu Amanu, 2014. Ubi kayu mengandung
senyawa  sianogenik  yang  terdiri  dari  linamarin  dan  lotaustralin  dengan perbandingan  10  :  1  dimana  senyawa  ini  dapat  berubah  menjadi  sianida
yang  sangat  beracun.  Sedangkan  Lotaustralin  memiliki  jumlah  yang  lebih sedikit  apabila  dibandingkan  denga  linamarin.  Perbandingannya  berkisar
antara  3-7  lotustralin  berbanding  dengan  93-97  linamarin.  Linamarin dan  lotaustralin  larut  dalam  air  dan  dapat  hancur  oleh  panas  diatas  suhu
150 C Nambisan, 1999. Oleh karena itu perlu dilakukan proses pencucian
dengan  air  mengalir  untuk  menghilangkan  kandungan  sianogenik  pada  ubi kayu.
Mocaf  dapat  digolongkan  sebagai  produk  edible  cassava  flour berdasarkan  Codex  Standard,  Codex  Stan  176
–  1989  Rev.  1  –  1995. Walaupun  dari  komposisi  kimianya  tidak  terlalu  jauh  berbeda,  mocaf
mempunyai  karakteristik  fisik  dan  organoleptik  yang  spesifik  jika dibandingkan dengan tepung ubikayu pada umumnya Subagio, 2009. Ciri
khas  dari  mocaf  berupa  tepung  yang  citarasa  ubi  kayu  telah  hilang.  Tetapi yang  istimewa  pada  mocaf  yaitu  tidak  mengandung  gluten  sehingga  aman
untuk penderita autism Duryatmo, 2009. Perbandingan komposisi kimia mocaf dan tepung ubi kayu dapat dilihat
pada  Tabel  2.1.  Mocaf  memiliki  karakteristik  fisik  dan  organoleptik  yang
spesifik  jika  dibandingkan  dengan  tepung  ubi  kayu  pada  umumnya.
Kandungan protein mocaf lebih rendah apabila dibandingkan dengan tepung ubi  kayu,  dimana  senyawa  ini  dapat  menyebabkan  warna  coklat  ketika
pengeringan  atau  pemanasan.  Dampaknya  adalah  warna  mocaf  yang dihasilkan  lebih  putih  jika  dibandingkan  dengan  warna  tepung  ubi  kayu
biasa.
Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi Kimia MOCAF dengan Tepung Ubi kayu
No Parameter
Mocaf Tepung Ubi kayu
1  Kadar air  Max 13
13
2  Kadar protein  Max 1,0
1,2
3  Kadar abu  Max 0,2
0,2
4  Kadar pati
87 85
5  Kadar serat
3,4 4,2
6  Kadar lemak 0,8
0,8
7  Kadar HCN mgkg Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi Sumber: Codex Stan 176-1989
Tabel 2.2 Perbedaan Sifat Fisik MOCAF dengan Tepung Ubi kayu
No Parameter
Mocaf Tepung Ubi kayu
1 Besar Butiran mesh
Max 80 Max 80
2 Derajat Keputihan
88 - 91 85
– 87
3
Kekentalan mPa.s 52
– 55 2 pasta panas  20 – 40 2 pasta panas
4 Kekentalan mPa.s
75 – 77 2 pasta
dingin 30
– 50 2 pasta dingin Sumber: Codex Stan 176-1989
Untuk  perbandingan  sifat  organoleptik  mocaf  dan  tepung  ubi  kayu
tercantum  dalam  Tabel  2.3.Mocaf  menghasilkan  aroma  dan  cita  rasa  khas
yang  dapat  menutupi  citarasa  dan  aroma  ubi  kayu  yang  cenderung  tidak menyenangkan  konsumen  apabila  bahan  diolah.  Hal  ini  diakibatkan  oleh
hidrolisis granula pati yang menghasilkan monosakarida sebagai bahan baku penghasil  asam-asam  organik,  terutama  asam  laktat  yang  akan  terimbibisi
dalam bahan.
Tabel 2.3 Perbedaan Sifat Organoleptik MOCAF dengan Tepung Ubi kayu
No Parameter
Mocaf Tepung Ubi kayu
1            Warna
Putih Putih agak kecoklatan
2
Aroma Netral
Kesan ubi kayu
3 Rasa
Netral Kesan ubi kayu
Sumber: Codex Stan 176-1989 Menurut Wahyuningsih 2009 ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar dihasilkan mocaf dengan mutu baik, antara lain sebagai berikut: a. Bahan Baku:
1. Varietas ubi kayu mempengaruhi karakteristik mocaf yang dihasilkan, dimana  berbeda  varietas  akan  berbeda  cara  fermentasi  dan  aplikasinya,
misalkan untuk varietas mentega sangat baik untuk kue dan biskuit. 2. Umur ubi yang digunakan sebaiknya berumur sedang jika terlalu tua
serat banyak dan jika terlalu muda rendemen akan kurang. 3.  Mutu  baik,  tidak  bogel  atau  bercak-bercak  hitam  tanda  disimpan
sudah lama b. Selama penelitian, hindari dari kontaminasi dengan kotoran agar hasil
bisa putih dan bersih. c.  Fermentasi  harus  berjalan  sempurnya,  waktu  fermentasi  menjadi
sangat penting secara teknis maupun ekonomis. Lama fermentasi tergantung dari tipe produk yang dikehendaki.
d.  Jika  menggunakan  alat  pengering.  Suhu  pengeringan  tidak  boleh terlalu tinggi agar pati tidak mengalami gelantinisasi dan tidak terlalu rendah
yang menyebabkan tumbuhnya jamur selama pengeringan ± 50
o
C. e.  Pengayakan  semakin  kecil  semakin  baik,  tetapi  jumlah  sortiran  juga
akan semakin besar. Apabila  dibandingkan  dengan  pati  tapioka,  viskositas  mocaf  lebih
rendah.  Hal  ini  disebabkan  karena  pada  tapioka  komponen  pati  mencakup hampir  seluruh  bahan  kering,  sedangkan  pada  mocaf  komponen  selain  pati
masih dalam jumlah yang signifikan. Namun apabila lama fermentasi 72 jam akan  didapatkan  produk  mocaf  yang  mempunyai  viskositas  mendekati
tapioka.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  fermentasi  yang  lama  maka  akan
semakin  banyak  sel  ubi  kayu  yang  pecah  sehingga  liberasi  granula  pati menjadi  sangat  ekstensif.  Liberasi  pati  akan  memudahkan  membentuk
jaringan  tiga  dimensi  antar  komponen,  sehingga  mendorong  timbulnya konsistensi yang lebih baik dari produk. Liberasi pati ini juga meningkatkan
kemampuan  mengikat  air  dan  mendorong  kemudahan  terdispersinya  butir- butir tepung pada sistem pangan Wahyuningsih, 2009.
Aminudin,  dkk.  2010,  telah  mencoba  membuat  mocaf  dengan  bakteri asal laktat berupa Lactobacilus achidophillus FNCC 0051 dan Lactobacillus
plantarum FNCC 0125, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa inokulasi dengan L. Plantarum sebanyak 10
6
cfuml dihasilkan mocaf terbaik dengan keasaman  berupa  asam  laktat  0,29.  Mocaf  tersebut  berwarna  putih,  sifat
pengembangan  sebesar  6,8  mlg  atau  99,31;  viskositas  puncak  6,95  dP 85
o
C dan balik 11,17 dP 27
o
C lebih tinggi daripada tepung ubi kayu yang tidak  difermentasi.  Konsistensi  gel  yang  dihasilkan  pun  sangat  tinggi.
Semakin  lama  fermentasi,  maka  viskositas  pasta  panas  dan  dingin  akan semakin  meningkat.  Hal  ini  disebabkan  selama  fermentasi  mikrobia  akan
mendegradasi  dinding  sel  yang  menyebabkan  pati  dalam  sel  akan  keluar Subagio, 2009.
Tabel 2.4 Syarat Mutu Mocaf Menurut SNI
No Kriteria Uji
Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Bentuk
- Serbuk halus
1.2 Bau
- Normal
1.3 Warna
- Putih
2 Benda-benda asing
- Tidak ada
3 Serangga  dalam  semua  bentuk
stadia  dan  potongan-potongannya yang tampak
- Tidak ada
4 Kehalusan
4.1 Lolos ayakan 100 mesh
bb Min. 90
4.2 Lolos ayakan 80 mesh
bb 100
5 Kadar air
bb Maks. 13
6 Abu
bb Maks. 1,5
7 Serat Kasar
bb Maks. 2,0
8 Derajat putih MgO = 100
- Min. 87
9 Belerangdioksida SO
2
bb Negatif
10 Derajat asam
ml NaOH  1
N100 gmgkg
Maks. 4,0
11 HCN
mgkg Maks. 10
12 Cemaran logam
12.1  Cadmium Cd mgg
Maks. 0,2 12.2  Timbal Pb
mgg Maks. 0,3
12.3  Timah Sn mgg
Maks. 40,0 12.4  Merkuri
mgg Maks. 0.05
13 Cemara Arsen As
mgg Maks. 0,5
14 Cemaran Mikroba
14.1  Angka  Lempeng  Total  35
o
C,  48 jam
Kolonig Maks. 1 x 10
6
14.2  Escherichia coli APMg
Maks. 10 14.3
14.4 Bacillus cereus
Kapang Kolonig
Kolonig 1 x 10
4
Maks. 1 x 10
4
Sumber: SNI 7622-2011
3. Fermentasi