dan signifikan terhadap risiko sistematis.
Penelitian Army 2013 menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap risiko sistematis. Penelitian Patiku 2013
menghasilkan bahwa ROI memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap beta saham.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Dalam menjalankan aktivitasnya
perusahaan manufaktur mampu menyerap banyak tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan. Indonesia merupakan negara yang memenuhi
kebutuhan perusahaan manufaktur, karena di Indonesia tersedia tenaga kerja murah dan sumber daya alam yang menjadi bahan baku perusahaan.
Bagi investor pilihan untuk melakukan investasi pada perusahaan manufaktur menjadi pilihan yang menarik mengingat banyaknya perusahaan
manufaktur yang berdiri di negara ini. Investor harus mampu menilai expected return dan risiko yang terkandung dalam instrumen investasi yang akan dipilih agar
memperoleh hasil yang sesuai. Perlu diingat bahwa terdapat risiko yang akan selalu melekat pada instrumen investasi. Risiko sistematis akan selalu ada pada instrumen
investasi bahkan setelah melakukan diversifikasi risiko ini akan tetap ada. Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat pentingnya beta saham bagi
investor, karena beta saham menjadi ukuran tingkat risiko yang melekat pada saham yang akan dibeli. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
keuangan terhadap beta saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
periode tahun 2013-2015. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul :”
Pengaruh Asset Growth, Earnings per Share, Debt to Total Asset, Return on
Investment, Dividend Yield terhadap Beta Saham Studi pada Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode 2013-2015“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pembangunan dan proses pertumbuhan perusahaan membutuhkan modal
yang sangat besar, sehingga dalam memenuhi kecukupan modalnya perusahaan perlu melakukan pinjaman. Pinjaman melalui bank
membutuhkan agunan dan tahapan birokrasi, sedangkan menghimpun dana dari masyarakat investor pada pasar modal membutuhkan kepercayaan
dan minat dari investor. Memperoleh dana melalui pasar modal akan lebih mudah dilakukan oleh perusahaan besar dengan reputasi yang baik,
sedangkan bagi perusahaan baru hal ini menjadi masalah. 2.
Dalam investasi return yang diharapkan oleh investor merupakan hal yang tidak pasti. Kenyataannya sering terjadi kesenjangan antara return yang
diharapkan dengan return yang terealisasi, kesenjangan ini merupakan bentuk dari risiko yang terkandung pada produk investasi. Semakin besar
return yang diharapkan maka akan meningkatkan kesenjangan yang mungkin terjadi karena return dan risiko memiliki hubungan yang positif.
3. Laporan keuangan perusahaan mengandung banyak informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan, tetapi tidak semua informasi positif mampu meminimalkan risiko investasi pada perusahaan.
4. Investor pada umumnya besifat risk averse, sehingga ia berusaha
semaksimal mungkin untuk meminimalkan risiko yang terkandung pada produk investasi yang ia pilih. Namun terdapat risko sistematis beta yang
tidak dapat dihilangkan, sehingga investor perlu mengestimasi besarnya risiko tersebut. Investor seringkali mengalami kesulitan dalam menilai
besarnya risiko dari instrumen investasi yang akan dibeli, informasi yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan merupakan data mentah yang
perlu diolah. 5.
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh asset growth, earnings per share, debt to total asset, return on investment, dividend yield
terhadap beta saham menunjukkan hasil yang belum konsisten.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukan di atas maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini akan dibatasi pada Pengaruh Asset Growth,
Earnings per Share, Debt to Total Asset, Return on Investment, Dividend Yield terhadap Beta Saham Studi pada Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI
periode 2013-2015.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh asset growth terhadap risiko sistematis beta saham
pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2013-2015 ?
2. Bagaimana pengaruh earnings per share terhadap risiko sistematis beta
saham pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2013-2015 ? 3.
Bagaimana pengaruh debt to total asset terhadap risiko sistematis beta saham pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2013-2015 ?
4. Bagaimana pengaruh return on investment terhadap risiko sistematis beta
saham pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2013-2015 ? 5.
Bagaimana pengaruh dividend yield terhadap risiko sistematis beta saham pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2013-2015 ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Asset Growth, Earnings per Share, Debt to Total Asset, Return on Investment, Dividend Yield
terhadap Beta Saham Studi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di BEI periode 2013-2015.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain : 1.
Bagi perusahaan a.
Sebagai bahan masukan terutama investor untuk dijadikan pertimbangan dalam penentuan penanaman investasi pada perusahaan
yang go publik di Bursa Efek Indonesia. b.
Penelitian ini diharapkan mampu membantu perusahaan emiten dalam menarik minat investor dengan memperhatikan faktor fundamental yang
mempengaruhi risiko investasi atas investasi ditawarkan.
2. Bagi Akademik
a.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai asset growth, earnings per share,
debt to total asset, return on investment dan dividend yield terhadap Risisko sistematis beta saham pada perusahaan yang go publik di
Bursa Efek Indonesia.
b.
Sebagai bahan acuan dan menambah referensi informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu membangun minat masyarakat untuk berinvestasi, agar investasi pada pasar modal menjadi hal yang dekat
bagi masyarakat.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Signalling Theory Menurut Brigham dan Houston 2001 “signal adalah suatu tindakan
yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”. Signal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting
bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa
lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar investor dan kreditur. Kurangnya
informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka