Pengaruh Bantuan Pupuk, Benih, dan Pestisida PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Padi

(1)

PENGARUH BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT

PENDAPATAN PETANI PADI

SKRIPSI

OLEH:

BEBY ANDREA SINULINGGA 080309012

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Beby Andrea Sinulingga (080309012), dengan judul “PENGARUH BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI”

di Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 dan dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi dan Ibu Siti Khadijah H.Nst. SP.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Untuk mengetahui pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan dengan sesudah medapat bantuan.

3. Untuk mengetahui pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi.

4. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive (sengaja) yaitu di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah ini karena di daerah ini terdapat PT. Perkebunan Nusantara III yang memberikan bantuan pupuk, benih dan pestisida kepada petani padi dan merupakan salah satu sentra terbaik serta salah satu kelompok tani yang memiliki jumlah anggota terbanyak. Metode penarikan sampel menggunakan metode Random Sampling yaitu penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh petani di daerah penelitian.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Cara pembagian sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III adalah diberi secara bergiliran untuk setiap desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Pendapatan petani sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih rendah daripada pendapatan petani sesudah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.

3. Produktivitas padi di daerah penelitian setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi daripada produktivitas padi sebelum mendapatkan bantuan.

4. Terdapat perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum mendapat bantuan dengan sesudah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.


(3)

RIWAYAT HIDUP

Beby Andrea Sinulingga, lahir pada tanggal 10 Oktober 1990 di Tebing Tinggi. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Bahagia Sinulingga, SE dan Ibu Anita Chairani Sembiring Milala.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Negri No. 091259 di Pematang Siantar dan tamat pada tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Methodist 1 di Medan dan tamat pada tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negri 1 Medan dan tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Tahun 2012 pada tanggal 05 Juli hingga 30 Juli, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Desa Pulau Pule Kecamatan Airbatu Kabupaten Asahan.

6. Tahun 2012 bulan Agustus penulis melakukan penelitian skripsi di Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Bantuan Pupuk, Benih, dan Pestisida PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Padi “.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu

Ir. Lily Fauzia, Msi selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu

Siti Khadijah H.Nst. SP selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala bimbingannya pada saat penyusunan usulan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat besar untuk keluargaku, papa dan mama, Bahagia Sinulingga SE dan Anita Chairani Sembiring Milala yang telah memberikan dukungan berupa doa serta selalu memberikan semangat dan memberikan kasih kepada penulis sehingga segala proses sampai kepada skripsi ini selesai, semoga papa dan mama selalu sehat dan panjang umur. Kepada abang dan adik ku tersayang Billy Agriva SP dan Frisky Agashi Sinulingga yang selalu menemani dalam pengerjaan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih, semoga dapat sukses dalam pekerjaan dan perkuliahan. Penulis juga berterimakasih kepada karo yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan menemani penulis mengerjakan skripsi setiap malam, semoga karo tetap sehat dan panjang umur. Bahkan buat keluarga besar, penulis


(5)

mengucapkan terimakasih, serta sepupuku Grace Rassa Sinulingga dan Rasella Tiffany yang selalu memberikan semangat satu dengan yang lainnya.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-temanku, terkhususnya sahabatku Rika Febriani Ginting, Sisilia Marshela Silitonga, Kartika Fidesia Purba, Steffi S.C Saragih, Puji Adelina Siahaan, dan Romelia Junita Hutajulu yang selalu bersama-sama dalam masa perkuliahan hingga saat ini, semoga kebersamaan kita ini dapat terus berlanjut sampai kemasa depan. Untuk teman-teman seangkatan stambuk 2008, penulis juga mengucapkan terima kasih buat dukungan dan semangatnya. Bahkan untuk semua pihak yang sudah mendukung penulis, baik dari instansi yang terkait dengan skripsi ini, para responden yang sudah mengisi kuisoner sehingga proses skripsi ini dapat berjalan dengan lancer.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk pembaca, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


(6)

DAFTAR ISI

Hal.

DAFTAR ISI ……… i

DAFTAR TABEL ……….. iii

DAFTAR GAMBAR ……….. v

DAFTAR LAMPIRAN ………. vi

PENDAHULUAN

Latar Belakang ………. 1

Identifikasi Masalah ………. 6

Tujuan Penelitian ………..7

Kegunaan Penelitian ……….7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka ……….. 8

Landasan Teori ………13

Kerangka Pemikiran ………... 19

Hipotesis Penelitian ……… 22

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Sampel ……… 23

Metode Penarikan Sampel ………. 24

Metode Pengumpulan Data ………... 25


(7)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

ANGGOTA SAMPEL

Kondisi Geografis ……….. 29

Kondisi Demografis ………29

Sarana dan Prasarana ………. 34

Sejarah Perusahaan ……… 36

Karakteristik Sampel ………. 38

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi PT. Perkebunan Nusantara III di Daerah Penelitian ………... 41

Pendapatan Petani Padi Sebelum Mendapatkan Bantuan Dari PT. Perkebunan Nusantara III ……….. 44

Pengaruh Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Produktivitas Usahatani Padi ……… 50

Perbedaan Tingkat Pendapatan Petani Setelah Mendapat Bantuan Dengan Sebelum Mendapat Bantuan Dari PT. Perkebunan Nusantara III ……… 53

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ……… 55

Saran ……….. 56

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Jenis dan Jumlah Bantuan Fisik Benih, Pupuk, dan Pestisida yang Diberikan oleh PTPN III kepada Petani Padi di Daerah Penelitian ……… 16 2. Data Populasi Petani Padi yang Menerima Bantuan di Kabupaten Deli Serdang,

Serdang Bedagai dan Asahan Provinsi Sumatera Utara ………. 23 3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa

Tumpatan Nibung, 2010 ……… 30 4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Tumpatan Nibung, 2010 ……… 31 5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama di Desa Tumpatan

Nibung, 2010 ………. 32 6. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tumpatan

Nibung, 2010 ………. 33 7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di Desa Tumpatan

Nibung,2010 ………... 34 8. Sarana dan Prasarana di Desa Tumpatan Nibung, 2010 ……….... 35 9. Karakteristik Sampel Petani Anggota Kelompok Tani di Desa Tumpatan

Nibung ………... 38 10. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan

……… 45 11. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Setelah Mendapatkan Bantuan


(9)

12. Besar Produksi Usahatani Padi Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan….50 13. Besar Produktivitas Usahatani Padi Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan

………. 51 14. Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan……….54 15. Hasil uji-t Pendapatan Petani Di Daerah Penelitian……….55


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran ……….. 21 2. Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi Untuk Petani………41


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Karakteristik Petani sampel

2. a. Biaya Pupuk Sebelum Mendapat Bantuan Per Petani b. Biaya Pupuk Sebelum Mendapat Bantuan Per Ha 3. a. Biaya Benih Sebelum Per Petani

b. Biaya Benih Sebelum Per Ha 4. a. Biaya Pestisida Sebelum Per Petani

b. Biaya Pestisida Sebelum Per Ha 5. Biaya Penyusutan Babat

6. Biaya Penyusutan Mesin Air 7. Biaya Penyusutan Cangkul 8. Biaya Penyusutan Sprayer 9. Total Biaya penyusutan

10. a Biaya Tenaga Kerja Per Petani b. Biaya Tenaga Kerja Per Ha 11. a. Biaya Bensin Per Petani

b. Biaya Bensin Per Ha 12. a. Biaya Sewa Per Petani

b. Biaya Sewa Per Hektar

13. a. Total Biaya Produksi sebelum Mendapat bantuan Per Petani b. Total Biaya Produksi sebelum Mendapat bantuan Per Ha


(12)

15. a. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Petani b. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Petani

16. a. Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan Per Petani b. Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan Per Ha 17. a. Biaya Pupuk Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani

b. Biaya Pupuk Sesudah Mendapat Bantuan Per Ha 18. a. Biaya Benih Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani

b. Biaya Benih Sesudah Mendapat Bantuan Per Ha 19. a. Biaya Pestisida Sesudah Per Petani

b. Biaya Pestisida Sesudah Per Ha

20. a. Produksi dan Penerimaan Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani b. Produksi dan Penerimaan Sesudah Mendapat Bantuan Per . Ha 21. a. Total Biaya Produksi Sesudah Mendapat bantuan Per Petani

b. Total Biaya Produksi Sesudah Mendapat bantuan Per Ha 22. a. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Petani

b. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Ha

23. a. Pendapatan Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani b. Pendapatan Sesudah Mendapat Bantuan Per Ha

24. Produksi Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani 25. Produktivitas Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan dan Uji t 26. Data Input Uji t


(13)

ABSTRAK

Beby Andrea Sinulingga (080309012), dengan judul “PENGARUH BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI”

di Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 dan dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi dan Ibu Siti Khadijah H.Nst. SP.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Untuk mengetahui pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan dengan sesudah medapat bantuan.

3. Untuk mengetahui pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi.

4. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive (sengaja) yaitu di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah ini karena di daerah ini terdapat PT. Perkebunan Nusantara III yang memberikan bantuan pupuk, benih dan pestisida kepada petani padi dan merupakan salah satu sentra terbaik serta salah satu kelompok tani yang memiliki jumlah anggota terbanyak. Metode penarikan sampel menggunakan metode Random Sampling yaitu penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh petani di daerah penelitian.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Cara pembagian sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III adalah diberi secara bergiliran untuk setiap desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Pendapatan petani sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih rendah daripada pendapatan petani sesudah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.

3. Produktivitas padi di daerah penelitian setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi daripada produktivitas padi sebelum mendapatkan bantuan.

4. Terdapat perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum mendapat bantuan dengan sesudah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak tahun 1945, perkembangan ekonomi menjadi suatu masalah sosial dan ekonomi yang sangat penting dalam percaturan dunia. Ini bukanlah disebabkan oleh ditemukannya secara mendadak kemiskinan yang sangat luas di dunia, tetapi lebih disebabkan karena terjadinya perubahan sikap sosial terhadap adanya kemiskinan itu. Setelah perkembangan ekonomi terjadi maka pertumbuhan ekonomi pun mulai terjadi di negara-negara berkembang (Baldwin, 1986).

Pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB ( Produk Nasional Bruto) atau PDB ( Produk Domestik Bruto) menurut harga harga yang berlaku dalam tahun dasar (Sukirno, 2006).

Pertumbuhan ekonomi mempunyai empat asumsi yang teguh yaitu barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan proporsional dengan pendapatan nasional, rasio antara modal dan produksi ( Capital Output Rasio atau COR) tetap, dan perekonomian dalam dua sektor (Mahyudi, 2004).

Pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik peranannya terhadap pembentukan


(15)

pendapatan nasional, maupun peranannya dalam penyediaan lapangan kerja disebut dengan pembangunan ekonomi (Mahyudi, 2004).

Strategi pembangunan di negara sedang berkembang masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi atau grow oriented strategi. Strategi tersebut berpusat pada investasi modal luar negri yang cukup besar di beberapa sektor seperti industri dan pertambangan sedangkan pemerintah mengarahkan modalnya pada sektor pedesaan (Evers dan Sumardi, 1982).

Dalam memacu pembangunan saat ini pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada swasta untuk berperan serta di berbagai sektor pembangunan. Peran swasta sangat diharapkan terutama untuk pembangunan di bi dang yang menjadi pemicu untuk menghasilkan devisa, menyerap tenaga kerja, mempercepat pembangunan wilayah dan meningkatkan pendapatan masyarakat ( Hafsah, 2000).

Pelaku ekonomi lainnya selain swasta yang diharapkan berperan serta dalam pembangunan adalah Badan Usaha Milik Negara dan usaha kecil/koperasi. Ketiga pelaku ekonomi memang diisyaratkan sebagai Tri Tunggal pelaku pembangunan seperti yang diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945. Khusus swasta, dari skala ekonominya dikenal skala ekonomi besar, menengah dan kecil ( Hafsah, 2000).

Peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembangunan sangat diharapkan, misalnya di PT. Perkebunan Nusantara III dengan memberikan bantuan untuk pangan atau hortikultura berupa bantuan pupuk, benih, dan pestisida. Benih yang diberikan adalah benih padi karena mengingat sebagian besar penduduk di Indonesia mengkonsumsi nasi sehingga dibutuhkan


(16)

produktivitas padi yang meningkat agar tercapainya ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karena itu padi sangat banyak dibudidayakan di Indonesia.

Padi (Oryza sativa l.) tumbuh baik didaerah tropis maupun sub tropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus menerus maka tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi seperti tanah lempung. Untuk kebutuhan air tersebut diperlukan sumber mata air yang besar kemudian ditampung dalam bentuk waduk (danau). Dari waduk inilah sewaktu

waktu air dapat dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah (Setyono dan Suparyono, 1997).

Tanah yang baik untuk areal persawahan adalah tanah yang mampu memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia (Setyono dan Suparyono, 1997).

Bagi seorang yang bukan pemulia padi (nice breeder), mengenal satu jenis padi hanya dengan melihat gabah saja sangatlah sulit, apalagi memilihnya sebagai benih. Untuk itu, sudah tersedia benih padi dalam bentuk kemasan yang baik dan diberi label (dipasarkan). Kualitas benih meliputi kemurnian, daya kecambah, dan tanggal kadaluwarsa) sangat berpengaruh terhadap hasil padi. Kualitas benih yang baik dapat mempertahankan potensi hasil suatu varietas, sebaliknya kualitas yang rendah dapat menyebabkan hasil yang diperoleh di bawah potensi hasil varietas yang diinginkan. Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan menggunakan


(17)

benih dari hasil pertanaman biasa untuk pertanaman berikutnya (Setyono dan Suparyono, 1997).

Untuk menghasilkan produktivitas padi yang meningkat, bukan hanya memperhatikan dalam pemilihan benih padi yang berkualitas saja, tetapi juga harus memperhatikan pemberian pupuk yang tepat untuk tanaman padi tersebut agar mendapatkan produktivitas padi yang diinginkan.

Pupuk dasar dapat diberikan satu hari sebelum tanam atau saat tanam. Tujuan pemupukan dasar ini adalah menyediakan unsur hara pada saat perakaran tanaman padi siap menyerap unsur hara. Pupuk yang diberikan berupa pupuk nitrogen sebanyak 1/3 dosis per hektar, sedangkan pupuk fosfor dan kalium biasanya diberikan seluruh dosis. Jadi, bila dalam satu hektar sawah akan dipupuk dengan dosis 300 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL maka pupuk dasar yang diberikan 100 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL. Unsur nitrogen yang diberikan sebagai pupuk dasar sebaiknya dalam bentuk ammonium (NH4+), sedangkan nitrogen yang diberikan pada pemupukan berikutnya dapat dalam bentuk ammonium atau nitrat (NO3+). Unsur nitrogen dalam bentuk nitrat sebaliknya tidak diberikan sebagai pupuk dasar. Hal ini disebabkan nitrat mudah mengalami denitrifikasi sehingga saat nitrat siap diserap tanaman, tanaman belum siap menyerap unsur hara. Bila nitrat diberikan sebagai pupuk lanjutan, tanaman padi sudah siap menyerap pupuk sehingga kehilangan melalui denitrifikasi dapat dihindari ( Setyono dan Suparyono, 1997).

Setelah padi diberi pupuk, hal selanjutnya yang diperhatikan adalah pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi tersebut. Pengendalian hama dan penyakit yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida,


(18)

pemberian pestisida pun harus diperhatikan dalam pengaplikasiannya dibudidaya padi tersebut.

Pemakai pestisida harus sadar bahwa pestisida merupakan racun. Oleh karena itu, pemakaian pestisida harus benar benar berdasarkan pertimbangan seperti: keperluan, jenisnya benar, jumlahnya tepat (sesuai dosis) dan waktunya tepat. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan, hasil yang akan kita peroleh bukan hasil yang menguntungkan ( penekanan hama sasaran dan menaikkan hasil), tetapi sebaliknya. Efek negatif seperti matinya serangga berguna, kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan manusia dan hewan piaraan, dapat terjadi. Secara keseluruhan, keadaan demikian jelas akan mengganggu ekosistem (Setyono dan Suparyono, 1997).

Pengendalian kimia dilakukan apabila cara cara lain tidak mungkin lagi dan populasi wereng sudah berada di atas ambang ekonomi. Ambang ekonomi yang telah ditetapkan adalah rata rata 5 ekor per rumpun untuk tanaman padi berumur kurang dari 40 hari, atau rata rata 20 ekor per rumpun untuk tanaman padi berumur lebih dari 40 hari setelah tanam. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikian rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan. Pada varietas tahan tidak perlu digunakan insektisida kecuali kalau ketahanannya patah. Sedang aplikasi insektisida pada varietas rentan harus didasarkan pada hasil pengamatan (Tjahjono dan Harahap,2003).

Dengan melihat hal-hal yang dapat meningkatkan produktivitas padi yaitu dalam pemilihan benih padi dari varietas unggul, pemberian pupuk untuk menyuburkan tanaman, dan pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida yang tepat, maka PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan


(19)

tersebut untuk membantu petani padi meningkatkan produktivitas padinya sehingga dengan meningkatnya produktivitas padi diharapkan pendapatan petani juga meningkat. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pengaruh bantuan benih, pupuk, dan pestisida PT.Perkebunan Nusantara III maka perlu dilaksanakan penelitian secara ilmiah agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh bantuan yang diberi yaitu benih, pupuk, dan pestisida terhadap pendapatan petani padi di daerah penelitian. Selain itu alasan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk menyalurkan dana CSR yang wajib dikeluarkan oleh

PT. Perkebunan Nusantara III, karena apabila tidak dikeluarkan maka PT. Perkebunan Nusantara III dapat dikenakan sanksi.

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III?

2 Bagaimana pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan dengan sesudah mendapat bantuan?

3 Apakah ada pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi?

4. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III?


(20)

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Untuk mengetahui pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan dengan sesudah medapat bantuan.

3. Untuk mengetahui pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi.

4. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak akademik yang ingin mengadakan penelitian mengenai pengaruh bantuan pupuk,benih, dan pestisida PT. Perkebunan Nusantara III terhadap tingkat pendapatan petani padi di masa yang akan datang.

2. Sebagai masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan bantuan pupuk,benih, dan pestisida PT. Perkebunan Nusantara III terhadap tingkat pendapatan petani.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai sekarang menjadi tanaman utama dunia. Bukti sejarah di Provinsi Zheijiang, Cina Selatan, menunjukkan bahwa penanaman padi di Asia sudah dimulai 7.000 tahun yang lalu. Beberapa daerah yang diduga menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara, dan daerah yang membatasi negara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, dan Cina (Suparyono dan Setyono, 1993).

Sebagai makanan pokok, padi telah lama dikenal orang. Sampai saat ini hampir separuh penduduk dunia menggantungkan hidupnya pada padi. Begitu pentingnya arti padi sehingga kegagalan panen dapat menyebabkan kelaparan dan kematian yang luas. Sebagai contoh pada tahun 1944 di Bangladesh terjadi kelaparan dan kematian yang parah akibat kegagalan panen yang terjadi (Suparyono dan Setyono, 1993).

Daerah yang cocok untuk tanaman padi sangat bervariasi mulai dari Lintang Utara sampai 35-40 derajat Lintang Selatan, mulai dari daerah pantai sampai ketinggian 2400 m dpl. Sebagai makanan utama, padi lebih disukai daripada tanaman lain seperti terigu dan jagung. Ini didukung oleh kenyataan bahwa meskipun luas total tanaman padi lebih kecil dibanding luas total tanaman terigu, tetapi produksi padi yang tidak dimakan hanya 7 %, sedangkan terigu sekitar 25 % (Suparyono dan Setyono, 1993).


(22)

Beras merupakan salah satu makanan pokok bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perhatian akan beras atau tanaman padi tidak ada henti-hentinya. Perjalanan Bangsa Indonesia dalam pengadaan beras pun berliku-liku yang pada akhirnya dapat berswasembada beras pada tahun 1984. Keadaan tersebut tentunya perlu dipertahankan hingga sekarang. Kebutuhan beras semakin meningkat karena jumlah penduduk bertambah dan terjadi pergeseran menu non-beras ke non-beras. Keadaan tersebut mendorong pemerintah untuk mencari terobosan baru guna meningkatkan produksi pangan yang bersifat massal dan integral. Pada tahun 1959, dibentuklah badan perusahaan produksi bahan makanan dan pembukaan tanah (BMPT) (Pitojo, 2006).

Klasifikasi Tanaman Padi : Famili : Gramineae Subfamili : Oryzidae Genus : Oryzae

Dari dua puluh spesies anggota genus Oryzae yang sering dibudidayakan adalah Oryza sativa L. dan O. glaberima Steund (Suparyono dan Setyono, 1993).

Pupuk

Petani padi masih sangat jarang menggunakan pupuk, baik pupuk Nitrogen , Fosfat, maupun Kalium. Yang agak sering diberi adalah pupuk organik berupa kotoran ternak ataupun sisa-sisa tanaman yang sudah membusuk. Idealnya lahan kering perlu penambahan pupuk, Suprijadi dkk melaporkan bahwa kombinasi pupuk NPK dengan dosis 60-45-50 kg/ha ditambah lima ton kotoran

hewan/ha akan memberikan hasil sebesar 5,6 ton/ha (Suparyono dan Setyono, 1993).


(23)

Hara yang tersedia ditanah sawah sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman padi. Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit antara lain seng (Zn), belerang (S), dan magnesium (Mg). Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara bagi tanaman. Oleh karena itu, diperlukan penambahan unsur hara yang berasal dari pupuk organik atau pupuk anorganik. Pupuk yang digunakan untuk padi sawah adalah TSP/SP 36, KCL, dan sepertiga bagian pupuk nitrogen (urea) diberikan sekaligus setelah pengolahan tanah. Sepertiga bagian pupuk nitrogen susulan diberikan sewaktu tanaman berumur 6-7 minggu bersamaan dilakukan penyiangan gulma. Sisa pupuk nitrogen diberikan pada umur 50-60 hari setelah tanam. Apabila berasal dari urea tablet, sumber nitrogen ini diaplikasikan pada umur 20 hari setelah tanam. Caranya membenamkan pupuk pada alur antara tanaman padi (Pitojo, 2006).

Benih

Salah satu kunci budi daya padi terletak pada kualitas benih yang ditanam. Untuk ini diperlukan benih yang memiliki daya kecambah tinggi (90-100%), sehat, dan murni. Benih yang memiliki persyaratan tersebut diharapkan akan menghasilkan bibit yang kekar (vigorous), seragam dan sehat. Berdasarkan persyaratan kualitas, benih padi yang ditanam harus bermutu tinggi. Benih padi dibagi menjadi empat kelas yaitu benih penjenis (breeder seed =BS), benih dasar ( foundation seed =FS), benih pokok ( registered seed =RS), dan benih sebar (extension seed = ES). Benih pejenis adalah benih yang dihasilkan oleh pemulia tanaman. Benih ini tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas dan dalam kemasan yang diberi label putih. Benih pemulia dituntut memiliki kemurnian


(24)

99%, kotoran 1%, dengan daya tumbuh minimum 99% (Suparyono dan Setyono, 1993).

Benih dasar diperoleh dari pertanaman benih penjenis. Penanaman dilakukan oleh instansi atau badan yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, dan disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih. Benih dasar harus memiliki kualifikasi daya tumbuh minimum 80%, kemurnian 99%, kotoran 1% dan mengandung biji kotoran (rumput) 0,05%. Benih ini tersedia dalam kemasan yang ditandai dengan label putih. Benih pokok adalah benih yang diperoleh dari pertanaman benih penjenis atau benih dasar yang dipelihara ketat agar identitas dan kemurniannya tetap terjaga. Benih pokok harus mempunyai daya tumbuh minimum 80%, kemurnian 99%, kotoran 1%, kotoran biji rumput 0,05% dan campuran varietas lain 0,1%. Benih pokok tersedia dalam kemasan yang diberi label ungu. Sedangkan benih sebar adalah benih yang diperoleh dari pertanaman benih pejenis, benih dasar, atau benih pokok di bawah pengawasan pemulia tanaman. Benih sebar harus memiliki daya tumbuh minimum 80%, kemurnian 98%, kotoran 2% (Suparyono dan Setyono, 1993).

Benih yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani padi adalah benih dari varietas yang unggul yaitu varietas cihierang keluaran PT. Siangyan Seri.

Pestisida

Hama padi umumnya dikendalikan dengan varietas yang tahan dan insektisida. Cara pengendalian lain yang masih terbatas adalah kultur teknis dan biologis. Pengendalian dengan insektisida sampai sekarang merupakan cara kedua yang banyak dilakukan petani. Bahkan dalam keadaan panik, strategi ini


(25)

merupakan satu-satunya cara yang sering sangat diharapkan memecahkan masalah hama. Harus diakui bahwa pestisida telah menjadi bagian dalam sistem pertanian di Indonesia. Namun, dibalik efektivitas yang tinggi, insektisida banyak menimbulkan efek negatif yang merugikan. Efek sampingan tersebut ialah resistensi dan resurgensi hama sasaran, ledakan hama penyakit bukan sasaran (sekunder),pengaruh negatif terhadap biota bukan sasaran ( musuh alami dan serangga berguna), residu pestisida, bahaya langsung terhadap pemakai, dan pencemaran lingkungan. Resistensi serangga terhadap insektisida ialah kemampuan suatu serangga hama untuk bertahan terhadap terhadap sifat racun insektisida pada dosis yang dalam keadaan normal serangga sudah tidak mampu bertahan. Hal ini muncul sebagian disebabkan oleh seleksi mutan-mutan yang memiliki gen yang mampu menawarkan racun ( detoxification gene), dengan kata lain resistensi terjadi bila suatu individu anggota populasi diberi pestisida kehilangan sifat rentannya sampai titik yang kemudian tahan terhadap pestisidanya. Komponen pengendalian hama terpadu terdiri dari varietas tahan, kultur teknis, biologis dan pemakaian insektisida. Varietas yang tahan sebaiknya dikombinasikan dengan komponen-komponen tersebut karena pada akhirnya varietas tahan saja belum cukup menekan populasi hama, demikian juga cara

pengendalian yang lain, sebaiknya dikombinasikan (Suparyono dan Setyono, 1993).


(26)

Landasan Teori

Komitmen perusahaan terhadap masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dari kegiatan perusahaan. Membangun masyarakat yang sehat dan kinerja yang tinggi merupakan tujuan setiap perusahaan, sehingga perusahaan akan terus berupaya mencapai pengakuan, termasuk dalam kepedulian masyarakat. Indonesia adalah salah satu negara yang sangat kaya akan sumber alamnya, termasuk sumber daya alam yang berdampingan bahkan milik langsung dari masyarakatnya. Dengan demikian, banyak perusahaan beroperasi pada lahan yang bersentuhan langsung dengan kehidupan hajat hidup orang banyak. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan akan dengan mudah memberikan kemampuan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, namun dilain sisi perusahaan juga bisa saja mengalami dilema dalam melakukan kegiatan sosial ini akibat banyaknya permintaan dan motivasi tertentu dari masyarakat itu sendiri (Anonimous, 2009).

Untuk mencapai keberlangsungan, lahirlah konsep yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Dimana CSR merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial dengan selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai profit yang maksimum yang dapat meningkatkan harga saham (Tresnawati, 2008).

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 UU Perseroan Terbatas (UUPT). Dengan adanya UU ini, maka perusahaan, industri atau korporasi korporasi wajib untuk melaksanakannya atau dengan kata lain, sebuah


(27)

korporasi juga dituntut untuk memperhatikan aspek sosial, dan lingkungan selain daripada aspek keuangannya. Namun demikian, CSR belum seluruhnya dilakukan oleh setiap korporasi, oleh karena CSR dianggap tidak mampu memberikan dampak keuntungan keuangan dalam jangka pendek dan mungkin juga karena ketidaktahuan dalam mengelolah CSR dengan baik. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dimana terdapat keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan ( Anonimous, 2009).

Perkembangan dalam dunia bisnis secara global telah diikuti oleh peningkatan kesadaran publik akan tanggungjawab perusahaan, terutama dalam 40 tahun terakhir. Indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan persaingan di dalam dunia bisnis adalah profit dan pertumbuhan, tetapi juga keberlangsungan dimana untuk mencapainya, perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu-isu sosial baik di dalam perusahaan maupun yang berkembang di dalam masyarakat (Tresnawati, 2008).

Perkebunan Nusantara III memiliki suatu program yaitu PKBL ( Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Dimana dasar dari PKBL adalah mengatur berbagai urusan urusan yang menyangkut dengan lingkungan PTPN III. Ada empat urusan dalam PKBL, yaitu:

1. Urusan Keuangan / Umum 2. Urusan Perencanaan 3. Urusan Pembinaan


(28)

CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan program baru di PTPN III yaitu mulai efektif dari tahun 2009, CSR (Corporate Social Responsibility) dibuat karena instruksi dari pemerintah yang harus dan wajib dilaksanakan.

Kebijakan itu dibuat dalam:

1. Keputusan Mentri No.100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002

2. Keputusan Mentri BUMN KEP 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 3. Surat Edaran BUMN SE 433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 4. PEROS/MBU/2007 tanggal 27 April 2007

Anggaran CSR (Corporate Social Responsibility) diberlakukan untuk seluruh BUMN, misalnya PERTAMINA, PLN, Bank, Perkebunan, dan lain lain. Jadi untuk di Sumatera Utara ada 36 BUMN yang memiliki anggaran CSR dan koordinatornya adalah PT. Perkebunan Nusantara III. Di PT. Perkebunana Nusantara III dana CSR dialokasikan kepada enam sektor utama, yaitu:

1. Bantuan untuk olahraga

2. Bantuan untuk peringatan hari besar atau perayaan 3. Bantuan untuk pelestarian

4. Bantuan untuk pangan atau hortikultura 5. Bantuan untuk sarana atau prasarana umum

6. Dan lain lain ( Institusi, pemberian bantuan untuk penghijauan)

PT. Perkebunan Nusantara III membuat program CSR ini dari tahun 2010 dan dilaksanakan pada tahun 2011. Bantuan yang diberikan kepada petani padi termasuk dalam bantuan untuk pangan atau hortikultura, bantuan yang diberikan berupa pupuk, benih dan pestisida. Jenis dan jumlah bantuan berupa pupuk,


(29)

benih, dan pestisida yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Bantuan Fisik Benih, Pupuk, dan Pestisida yang Diberikan oleh PT. Perkebunana Nusantara III kepada Petani Padi di Daerah Penelitian.

No Nama/Jenis Satuan Jumlah

1 Benih padi kg 550

2 Pupuk :

a. KCL kg 2.000

b. Petro/organic/ kandang kg 20.000

c. Dolomit kg 500

d. Posfat plus kg 1.000 3 Pestisida :

a. Bakgycraft btl 20 b. Puradan 3G kg 200

c. Spontan btl 25

d. Score btl 105

e. Plantomicin kg 100 f. Baylucida btl 30

g. Trisula btl 20

h. Policur bks 40

i. Curater kg 350

j. TSM (keong Mas) kg 500 4 Herbisida (Ally Plus) bks 50 Sumber: Perkebunan Nusantara III Tahun 2011

Kebanyakan CSR diberikan dalam bentuk fisik atau barang (95%) agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang diberi bantuan. Bantuan berupa pupuk, benih dan pestisida diberikan kepada petani padi oleh PT. Perkebunan Nusantara III sesuai dengan permohonan yang diajukan oleh kelompok taninya dan sesuai dengan luas areal tanamnya. Bantuan diberikan sesuai dengan musim tanamnya, dan dilakukan secara dua tahap yaitu tahap pertama diberikan terlebih dahulu benih kemudian tahap kedua diberikan pupuk dan pestisida setelah tanaman

tersebut mulai tumbuh. Bantuan ini diberikan kepada petani padi oleh PT. Perkebunan Nusantara III untuk satu periode musim tanam, dan bantuan


(30)

diberikan kepada petani petani yang masih dekat dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu paling jauh radius 35 kilometer.

Petani yang ingin mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III harus masuk dalam kelompok tani, kemudian kelompok tani tersebut membuat proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III untuk mendapatkan bantuan tersebut. Bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dapat langsung diterima oleh petani padi saat petani padi akan mulai menanam padi.

Dengan diberinya bantuan berupa pupuk, benih, dan pestisida maka petani padi di daerah penelitian akan memperoleh pendapatan yang lebih meningkat

karena kebutuhan pupuk, benih dan pestisida diberikan sebagian oleh PT. Perkebunan Nusantara III sehingga petani padi mengeluarkan biaya produksi

yang lebih kecil dibanding sebelum mendapat bantuan dan PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan yang berkualitas tinggi seperti benih dari varietas yang unggul begitu juga pupuk dan pestisida yang berkualitas sehingga produktivitas padi meningkat dan pendapatan petani padi juga meningkat.

Petani padi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III

tidak memberikan imbalan berupa materi maupun non materi kepada PT. Perkebunan Nusantara III setelah petani padi tersebut panen karena bantuan

tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Perkebunan Nusantara III untuk menjaga ketahanan pangan.


(31)

Pendapatan

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk sesuatu negara. Dari istilah ini pendapatan pribadi ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat dimana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalan ( Sukirno,2006).

Rumus Pendapatan:

Pd=TR –TC ……….…. (1)

Dimana :

Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue atau Penerimaan Total TC = Total Cost atau Biaya Total

Pendapatan dalam usahatani dapat berupa pendapatan kotor (penerimaan) yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali. Pendapatan bersih dalam usahatani adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan (Suratiyah, 2009).

Biaya produksi usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tetap (FC= Fixed Cost) yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi dan biaya variable (VC= Variable Cost) yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi. Seperti pada fungi produksi, pada biaya ini dikenal konsep


(32)

biaya marjinal (MC= Marginal Cost) yaitu perubahan biaya per kesatuan perubahan produksi,dan biaya rata-rata (AC= Average Cost) yaitu biaya per kesatuan produksi (Suratiyah, 2009).

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Rosana Podesta S (2009) tentang tingkat pendapatan petani dengan menggunakan rumus pendapatan yaitu selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani serta merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Dengan menggunakan rumus pendapatan menunjukkan adanya peningkatan pendapatan petani di daerah penelitian.

Menurut Pintani M.P.Gea (2011) tentang perbedaan pendapatan petani sebelum mendapat bantuan dan setelah mendapat bantuan dengan menggunakan uji statistik t-hitung. Dengan menggunakan uji statistik t-hitung dapat dilihat bahwa bantuan tersebut berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani yaitu pendapatan petani meningkat setelah mendapatkan bantuan.

Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan fungsi manajemen dalam pemanfaatan dana untuk program yaitu PKBL ( Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) dan untuk mewujudkan misi perusahaan sebagai perwujudan CSR (Corporate Social Responsibility) di lingkungan wilayah perusahaan maka dibentuklah bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan (BKL) pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi kerakyatan sehingga tercapainya


(33)

PT. Perkebunan Nusantara III berupa pupuk, benih, dan pestisida untuk dapat meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.

Sesuai dengan Keputusan Mentri No.100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, Keputusan Mentri BUMN KEP 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003, Surat Edaran BUMN SE 433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003, PEROS/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 maka PT. Perkebunan Nusantara III selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpedoman kepada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara dapat melaksanakan tugasnya yaitu dengan memberikan bantuan kepada usaha kecil, petani-petani dan masyarakat umum yang masih berada dalam kawasan perusahaan. Bantuan yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani-petani seperti petani padi adalah berupa bantuan fisik yaitu pupuk, benih, dan pestisida. Perusahaan tidak memberikan bantuan berbentuk uang karena untuk menghindari penyalahgunaan bantuan yang diberikan.

Dengan adanya bantuan-bantuan tersebut diharapkan meningkatkan hubungan baik dengan petani-petani sehingga dapat dirasakan manfaat bagi petani-petani itu sendiri. Dimana hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan petani yang diberi bantuan oleh PT. Perkebunan Nusantara III sehingga kesejahteraan hidup petani juga meningkat.

Berdasarkan penilaian terhadap kinerja PT. Perkebunan Nusantara III dengan petani-petani di lingkungan perusahaan, maka dapat dilihat bagaimana peran PT. Perkebunan Nusantara III tersebut apakah bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pemberian bantuan tersebut.


(34)

Adapun skema kerangka pemikiran dapat digambarkan pada Gambar 1.

Keterangan:

Menyatakan Pengaruh Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

PT. Perkebunan Nusantara III Memberi bantuan:

Benih, Pupuk, dan Pestisida

Petani Padi

Usahatani Padi

Produktivitas Usahatani


(35)

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:

Hipotesis 2: Pendapatan petani di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan lebih rendah daripada sesudah mendapat bantuan.

Hipotesis 3: Adanya pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu produktivitas usahatani petani di daerah penelitian meningkat. Hipotesis 4: Adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapatkan

bantuan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu pendapatan petani di daerah penelitian meningkat.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Sampel

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive (sengaja) yaitu di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah ini karena di daerah ini terdapat PT. Perkebunan Nusantara III yang memberikan bantuan pupuk, benih dan pestisida kepada petani padi dan merupakan salah satu sentra terbaik serta salah satu kelompok tani yang memiliki jumlah anggota terbanyak. Selengkapnya dapat di lihat pada tabel 2.

Tabel 2. Data Populasi Petani Padi yang Menerima Bantuan di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Asahan Provinsi Sumatera Utara

Kabupaten Komoditi Kecamatan Desa Kelompok Tani Luas

(Ha) Nama Jlh.Anggota

Deli Serdang

Padi Galang Kramat

Gajah

Setia 65 20 Sempurna 64 20 P.Merbau Sukamani

Hilir

Harapan Makmur

30 20 Beringin Sidodadi

Ramunia

Jaya Tani 69 20

Batang Kuis Tumpatan Nibung Mekar Wangi

65 20

Jumlah Padi 293 100

Jagung STM. Hilir Laurampak Tani Jaya 40 30 Haroan

Bolon

42 30 Juma

Tombak

Makmur Sejahtera

42 30 Jumlah Jagung 124 90 Jumlah Deli Serdng 417 190 Sergei Padi T. Tinggi Paya

Lombang

Murni 175 70 Sri Rahayu 62 30

Jumlah Sergei 237 100

Asahan Padi Meranti Gajah Gabenaniula 94 60 Sejati 41 40

Jumlah Asahan 135 100

Total 789 390


(37)

Metode Penarikan Sampel

Sampel (objek) dalam penelitian ini ditentukan secara acak (random sampling) yaitu penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh petani di daerah penelitian.

Adapun populasi petani padi di daerah penelitian adalah sebanyak 65 orang di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Penetapan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla, 1993).

Besar Sampel:

n

=

Keterangan: n : Sampel N : Populasi

e : Margin Error (10%)

n

=

n = 39

Maka jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 39 petani padi di daerah penelitian yaitu di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis,


(38)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mewawancarai langsung sampel (anggota) petani padi di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang berdasarkan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait, literatur, buku maupun media lain yang sesuai dengan penelitian.

Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah pertama dianalisis dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan cara pemberian sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III.

Hipotesis kedua diselesaikan dengan cara menggunakan tabulasi dan rumus pendapatan untuk melihat tingkat pendapatan petani sebelum mendapatkan bantuan di daerah penelitian. Rumus pendapatan dapat ditulis sebagai berikut:

Pd = TR-TC

Hipotesis ketiga dianalisis dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi.

Hipotesis keempat yaitu untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani setelah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dengan cara dianalisis secara deskriptif yaitu menjelaskan perbedaan pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dengan sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dengan melihat biaya yang dikeluarkan petani setelah mendapat


(39)

batuan lebih kecil sehingga berpengaruh kepada pendapatan petani. Untuk melihat lebih jelas perbedaan pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dengan sebelum mendapatkan bantuan dapat juga menggunakan uji statistik t-hitung untuk berpasangan, dengan formulasinya sebagai berikut:

t-hitung = ; db = n-1

Dimana:

d = Rata-rata tingkat pendapatan setelah ada bantuan do = Rata-rata tingkat pendapatan sebelum ada bantuan Sd = Standar deviasi

n = Jumlah observasi db = Derajat bebas (Walpole,1997).

Hipotesis menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan petani padi sebelum dan sesudah adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : 1= 2

H1 : 2 > 1

Dimana :

1 = Pendapatan usahatani sebelum mendapatkan bantuan.


(40)

Kriteria uji:

H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel, db= n-1, = 0,05 artinya tidak ada

perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III.

H1 diterima apabila t-hitung > t-tabel, db= n-1, = 0,05 artinya ada perbedaan

tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Penggunaan alpha sebesar lima persen dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan kebutuhan peneliti, bahwa dalam penelitian sosial, besarnya alpha yang digunakan dapat bernilai satu persen atau lima persen. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti (Usman dan Akbar,2008).

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Defenisi

1. Petani padi adalah orang yang melaksanakan dan mengelola usahatani padi pada sebidang tanah atau lahan.

2. Pupuk adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi.

3. Benih padi yang diberi adalah benih dari varietas unggul yaitu ciherang. 4. Pestisida adalah bahan kimia yang diberikan pada tanaman padi agar


(41)

5. Pendapatan adalah jumlah pendapatan bersih yang diterima dari usahatani padi.

6. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat lingkungan (stakeholder).

7. Usahatani padi merupakan usahatani dalam melaksanakan dan mengelola tanaman padi pada sebidang tanah atau lahan.

8. Pendapatan petani adalah pendapatan bersih rata-rata yang diterima dari usahatani yaitu pendapatan kotor rata-rata dikurangi dengan biaya produksi rata-rata (Rp/Ha).

9. Biaya produksi adalah biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh petani setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III (Ton/Ha).

10. Produktivitas yang dimaksud adalah rata-rata produktivitas yaitu jumlah rata-rata produksi padi dibagi dengan rata-rata luas lahan dalam Ton/Ha. 11. Bantuan yang diberikan dari PT. Perkebunan Nusantara III adalah pupuk,

benih, dan pestisida.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

2. Petani sampel adalah petani padi yang membudidayakan padi, dan merupakan anggota kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari Perkebunan Nusantara III.


(42)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

ANGGOTA SAMPEL

Kondisi Geografis

Penelitian ini dilakukan di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli serdang. Desa ini terdiri dari delapan dusun. Desa ini memiliki luas 3,70 km2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Beringin

Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Tanjung Morawa

Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis

Kondisi Demografis

Penduduk yang ada di daerah penelitian berjumlah 6157 jiwa dengan 1280 kepala rumah tangga (KK). Jumlah dan distribusi penduduk di daerah penelitian dapat dilihat dibawah ini:

a. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:


(43)

Tabel 3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Tumpatan Nibung, 2010

Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur yaitu jumlah usia non produktif yaitu balita, anak-anak dan remaja (kelompok umur 0-15 tahun) sebesar 2165 jiwa (34,32%), jumlah usia produktif (kelompok umur 16-55 tahun) sebesar 3482 jiwa (54,29%), dan jumlah penduduk manula atau tidak produktif (kelompok umur 56 tahun keatas) sebesar 633 jiwa (9,91%). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di desa Tumpatan Nibung adalah tergolong produktif yaitu usia dimana orang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, yang dapat menghasilkan barang dan jasa dengan tersedianya tenaga kerja yang produktif.

Kelompok Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (Tahun)

Jiwa % Jiwa % Jiwa %

0-01 188 2,99 219 3,49 407 6,48 02-05 292 4,65 337 5,34 629 10,02 06-10 275 4,38 293 4,67 568 8,89 11-15 265 4,22 296 4,71 561 8,93 16-20 218 3,47 286 4,55 504 7,80 21-25 235 3,74 343 5,46 578 8,52 26-30 299 4,76 254 4,04 553 8,81 31-35 239 3,81 214 3,40 453 7,12 36-40 250 3,98 215 3,99 501 7,98 41-45 133 2,12 168 2,68 301 4,79 46-50 162 2,58 180 2,87 342 5,29 51-55 120 1,91 130 2,07 250 3,98 56-60 135 2,15 159 2,53 294 4,52 >60 182 2,89 157 2,50 339 5,39


(44)

b. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tumpatan Nibung, 2010

Tingkat Pendidikan Jumlah

Jiwa Persentase (%)

Tidak Tamat Sekolah 135 2,19 Belum Sekolah 1.036 16,83

TK 549 8,92

SD 2.036 33,07

SMP 1.165 18,92

SMA 1.154 18,74

Perguruan Tinggi 82 1,33

Jumlah 6157 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi jumlah penduduk berdasarkan Tingkat pendidikan di desa Tumpatan Nibung yaitu tidak tamat sekolah berjumlah 135 jiwa (2,19%), yang belum sekolah berjumlah 1036 jiwa (16,83%), tingkat pendidikan TK berjumlah 549 jiwa (8,92%), tingkat pendidikan SD berjumlah 2036 jiwa (33,07%), tingkat pendidikan SLTP berjumlah 1165 jiwa (18,92%), tingkat pendidikan SMA berjumlah 1154 jiwa (18,74%), dan tingkat pendidikan perguruan tinggi berjumlah 82 jiwa (1,33%). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan di Desa Tumpatan Nibung rata-rata masih tergolong rendah.


(45)

c. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan penganut agama di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama di Desa Tumpatan Nibung, 2010

Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa agama yang dianut oleh penduduk di desa Tumpatan Nibung adalah agama Islam, Kristen Protestan, dan Budha. Jumlah penduduk berdasarkan penganut agama yaitu penganut agama Islam dengan jumlah 1273 jiwa (99,45%), penganut agama Kristen Protestan sebanyak 6 jiwa (0,47%), dan penganut agama Budha dengan jumlah 1 jiwa (0,08%). Berdasarkan persentase tersebut, hal ini menunjukkan penduduk desa Tumpatan Nibung mayoritas menganut agama Islam.

d. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Agama Jiwa

Jiwa Persentase (%)

Islam 1273 99,45 Kristen Protestan 6 0,47 Kristen Katholik - - Budha 1 0,08 Hindu - -


(46)

Tabel 6. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tumpatan Nibung, 2010

Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk bermata pencaharian sebagai ABRI sebanyak 13 jiwa (0,75%), sebagai PNS sebanyak 23 jiwa (1,33%), sebagai Buruh sebanyak 277 jiwa (15,97%), sebagai Pegawai Swasta sebanyak 180 jiwa (10,37%), sebagai petani sebanyak 255 jiwa (14,70%), sebagai wiraswasta sebanyak 888 jiwa (51,08%), dan pekerjaan tidak tetap sebanyak 99 jiwa (5,70%). Berdasarkan persentase tersebut, penduduk di desa Tumpatan Nibung adalah sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta.

e. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa di desa Tumpatan Nibung dapat di ihat pada tabel 7 sebagai berikut:

Pekerjaan Jumlah

Jiwa Persentase (%)

ABRI 13 0,75 PNS 23 1,33 Buruh 277 15,97 Pegawai Swasta 180 10,37 Petani 255 14,70 Wiraswasta 888 51,08 Tidak Tetap 99 5,70


(47)

Tabel 7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di Desa Tumpatan Nibung,2010

Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010

Dari tabel 7 dapat di lihat bahwa suku bangsa di desa Tumpatan Nibung adalah suku Jawa, Batak, Nias, Padang, Melayu, Kalimantan dan Aceh. Suku Jawa berjumlah 1003 jiwa (78,36%), suku Batak berjumlah 66 jiwa (5,15%), suku Nias berjumlah 2 jiwa (0,16%), suku Padang berjumlah 10 jiwa (0,78%), suku Melayu berjumlah 192 jiwa (15%), suku Kalimantan berjumlah 3 jiwa (0,23%), dan suku Aceh berjumlah 3 jiwa (0,23%). Persentase tersebut menunjukkan bahwa penduduk desa Tumpatan Nibung adalah mayoritas suku Jawa.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sarana yang merupakan segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana yang merupakan barang atau benda yang tidak bergerak yang menunjang pelaksanaan pembangunan. Sarana dan prasarana di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 8, dimana sarana dan prasarana yang terdapat di desa Tumpatan Nibung meliputi sarana dan prasarana peribadatan, pendidikan,

Suku Bangsa Jumlah

Jiwa Persentase (%)

Jawa 1003 78,36 Batak 66 5,15 Nias 2 0,16 Padang 10 0,78 Melayu 192 15 Kalimantan 3 0,23 Aceh 3 0,23

Jumlah 1280 100


(48)

poskesdes, perpustakaan desa, aula desa dan jembatan penghubung antar dusun. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di desa Tumpatan Nibung sangat minim, sementara peranan sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat dalam melakukan kegiatannya.

Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Tumpatan Nibung, 2010

Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010

Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Peribadatan

- Mesjid 7 - Musholah 1 2. Pendidikan

- Gedung SD 4 3. Poskesdes 1 4. Perpustakaan Desa 1 5. Aula Desa 1 6. Jembatan Penghubung 2


(49)

Sejarah Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara III awalnya adalah perusahaan perkebunan milik bangsa asing (Belanda) yang dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1957 menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).

Setelah mengalami beberapa kali perubahan, maka pada tahun 1968 di organisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP), pada tahun 1974 ditetapkan pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan (PTP). Pada tahun 1994 diadakan penggabungan manajemen PT. Perkebunan III, IV, dan V yang dikelola oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara III.

Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, diadakan peleburan antara PT. Perkebunan III, IV, dan V menjadi PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN III).

PT. Perkebunan Nusantara III didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH dengan Nomor: 36 pada tanggal 11 Maret 1996 serta telah

mendapat pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: C2-8331.HT.01.TH.96 pada tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor : 81, pada tanggal 8 Oktober 1996, tambahan Nomor: 8674/1996.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah badan tertinggi dalam organisasi perusahaan. Dewan Komisaris (Dekom) berfungsi sebagai badan pengawas yang bertugas untuk kepentingan para pemegang saham. Pengelola usaha sepenuhnya dikendalikan oleh Direksi.

Komposisi dan Personalia beserta Direksi ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Republik Indonesia, sedangkan struktur organisasi


(50)

perusahaan yang berlaku terhitung mulai tanggal 6 Mei 1996, ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III No. III. BD/KPTS/R.01/1996.

Sehubungan dengan keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, maka dibentuk unit tersendiri yang khusus melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi perusahaan secara keseluruhan.

Keadaan Fisik dan Geografis

Berdasarkan data yang ada pada peta lokasi PTPN III (Sumber: PTPN III), maka PT. Perkebunan Nusantara III Medan secara keseluruhan memiliki luas area sebesar 9311 m2 yang terbagi dalam dua wilayah yaitu, Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 7854 m2 serta Kantor Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL) Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 1457 m2.

Batasan wilayah kantor PT. Perkebunan Nusantara III meliputi: - Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Gatot Subroto. - Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Sei Sikambing. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Sei Batanghari. - Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Sunggal.


(51)

Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mendapatkan bantuan pupuk, benih, dan pestisida dari PT. Perkebunan Nusantara III yang ada di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan dan produksi. Adapun karakteristik sampel dapat di lihat pada tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Sampel Petani Anggota Kelompok Tani di Desa Tumpatan Nibung

Sumber: Pengolahan Data Primer, Lampiran 1

1. Umur

Umur adalah usia petani yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukan kuesioner (tahun). Rata- rata umur petani sampel adalah 45,71 tahun atau 46 tahun dengan range 30-66 tahun. Dari data yang diolah dapat dilihat bahwa petani sampel tergolong masih produktif.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah lama pendidikan yang ditempuh petani di bangku sekolah (tahun). Pendidikan yang ditempuh oleh petani adalah SD sampai SMA atau Range 6-12 tahun dengan rata-rata pendidikan petani 9,23 tahun. Dari data

No. Karakteristik Sampel Satuan Range Rata-rata 1. Umur Tahun 30-66 45,71 2. Pendidikan Tahun 6-12 9,23 3. Lama Berusahatani Tahun 4-40 20 4. Luas Lahan Ha 0,3-2 0,75


(52)

yang diolah dapat di lihat bahwa rata-rata pendidikan yang ditempuh oleh petani di daerah penelitian adalah SMP.

3. Lama Berusahatani

Lama berusahatani adalah lama petani telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani. Lama berusahatani di daerah penelitian adalah antara 4-40 tahun dengan rata-rata lama berusahatani adalah 20 tahun. Dari data yang diolah dapat dilihat bahwa rata-rata petani di daerah penelitian sudah lama berusahatani.

4. Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian adalah antara 0,3-2 ha dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian adalah 0,75 ha.

5. Produksi

Produksi adalah hasil panen yang diperoleh petani dari usahatani padi (ton). Produksi yang diperoleh petani di daerah penelitian antara 6-6,875 ton dengan rata-rata produksi yang diperoleh petani di daerah penelitian adalah 6,486 ton.


(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program CSR atau Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dimana terdapat keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan.

CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan program baru di PTPN III yaitu mulai efektif dari tahun 2009, dan program ini wajib dilaksanakan karena adanya instruksi dari pemerintah. Perkebunan Nusantara III melakukan program CSR ini dengan memberi bantuan kepada petani-petani di sekitar lingkungan PTPN III yaitu berupa pupuk, benih, dan pestisida.

Bantuan yang diberikan Perkebunan Nusantara III adalah berbentuk fisik atau barang bukan berbentuk uang tunai agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang diberi bantuan. Bantuan disalurkan kepada petani yang mengikuti kelompok tani, pada daerah penelitian di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang yang mendapat bantuan adalah kelompok tani Mekar Wangi pada tahun 2011.

Kelompok tani Mekar Wangi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III ini sudah berdiri sejak tahun 1981 hingga sekarang,

dimana pengurusnya yang sekarang adalah Bapak Sumardi sebagai ketua kelompok tani, Bapak Jaelani sebagai sekretaris kelompok tani, dan Bapak Sudirman sebagai bendahara Kelompok tani. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani Mekar Wangi ini adalah melakukan pertemuan atau melakukan sharing sesama petani setiap musim tanamnya dan melakukan


(54)

agrowisata ketempat-tempat yang memiliki potensi yang baik dalam bidang pertanian untuk menambah semangat petani untuk lebih sukses lagi dalam usahataninya.

Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi PT. Perkebunan Nusantara III di Daerah Penelitian

Pemberian bantuan sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani dapat dilihat pada skema dibawah ini:

Memberikan Proposal sebagai Syarat

Memberikan

Bantuan Secara Dua Tahap

PT. Perkebunan Nusantara III Memberikan Bantuan Berupa Pupuk, Benih, dan Pestisida

Kelompok Tani

Tahap Kedua: Pemberian Pupuk dan

Pestisida Tahap Pertama:

Pemberian Benih

Kelompok Tani


(55)

Gambar 2. Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi Untuk Petani

Prosedur dalam mendapatkan bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT. Perkebunan Nusantara III dimulai dari para petani yang tergabung dalam kelompok tani di desa nya membuat permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III. Petani-petani di daerah penelitian sebagian besar sudah mengetahui tentang program CSR PT. Perkebunan Nusantara III ini, dimana petani yang ingin mendapatkan bantuan wajib bergabung dalam kelompok tani, hal ini dilakukan untuk mempermudah penyaluran bantuan sehingga cepat sampai kepada petani. Para petani terdorong untuk mendapatkan bantuan CSR ini disebabkan karena kebutuhan yang semakin meningkat, oleh karena itu bantuan ini sangat membantu para petani untuk meningkatkan produksi dengan biaya produksi yang lebih rendah.

Setelah kelompok tani mengajukan permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III, maka PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan sarana produksi yang dibutuhkan petani di daerah penelitian. Bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III untuk beberapa desa yang membudidayakan padi sawah adalah secara merata yaitu untuk luas areal lahan 20 ha untuk tiap kelompok taninya. Bantuan diberikan kepada kelompok tani secara dua tahap yaitu:

1. Tahap pertama pemberian benih terlebih dahulu.

2. Tahap kedua pemberian pupuk dan pestisida setelah tanaman mulai tumbuh. Bantuan ini diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada kelompok tani di daerah penelitian hanya satu periode musim tanam saja, karena PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan CSR ini secara bergiliran


(56)

untuk semua desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III. Hal ini dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara

III agar semua desa yang dekat dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III dapat merasakan bantuan CSR sehingga dapat pula meningkatkan pendapatan petani. Petani padi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III tidak memberikan imbalan berupa materi maupun non materi kepada Perkebunan Nusantara III setelah petani padi tersebut panen karena bantuan tersebut bukan berupa pinjaman melainkan diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Bantuan yang telah diterima kelompok tani akan dibagikan kepada semua anggota kelompok tani.

Petani-petani dalam mendapatkan bantuan ini juga mengalami sedikit masalah yaitu bantuan yang diberikan tidak cukup untuk luas areal lahan mereka karena bantuan yang diberikan untuk tiap kelompok tani di beberapa desa adalah 20 ha sedangkan luas areal lahan untuk kelompok tani di daerah penelitian adalah 41 ha. Oleh karena itu, ketua kelompok tani membagikan bantuan sesuai dengan luas areal lahan tiap petani yaitu memberikan bantuan setengah bagian dari luas lahan petani, sehingga semua anggota kelompok tani bisa mendapatkan bantuan. Kelompok tani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III untuk luas areal lahan usahatani padi seluas 20 ha dan semua bantuan tersebut memang digunakan untuk mengusahakan padi kering sedangkan luas lahan yang 21 ha diusahakan dengan menggunakan biaya petani sendiri.

Petani-petani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III hanya untuk usahatani padi saja tidak untuk


(57)

manfaat dari bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III seperti biaya produksi berkurang karena sebagian benih, pupuk, dan pestisida sudah diberikan sehingga pengeluaran pun menjadi berkurang, meningkatnya hasil produksi karena bantuan yang diberikan yaitu benih, pupuk, dan pestisida memiliki kualitas yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produksi padi mengakibatkan pendapatan petani juga meningkat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Pendapatan Petani Padi Sebelum Mendapatkan Bantuan Dari PT. Perkebunan Nusantara III

Pendapatan petani padi di daerah penelitian dapat dilihat dari analisis usahatani padinya. Analisis usahatani padi menjelaskan mengenai banyaknya biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk usahataninya dan seberapa besar pendapatan yang diperoleh petani dari berusahatani padi. Pendapatan petani padi dapat dihitung dengan rumus:

Pd=TR –TC

Dimana:

Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue atau Penerimaan Total TC = Total Cost atau Biaya Total

Untuk mengetahui pendapatan petani padi sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III, maka terlebih dahulu harus dihitung semua biaya-biaya yang dikeluarkan selama satu musim berusahatani padi serta menghitung penerimaan dari hasil penjualan produksi padi yang terangkum


(58)

dalam analisis usahatani padi tersebut. Adapun analisis usahatani padi petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan

No Uraian Per Petani Per Ha

I Luas Lahan (Ha) 0.758974359 0.758974359

II Produksi (ton) 3.976,923077 5.239,123932

III Harga Jual (Rp/Kg) 3.500 3.500

IV Penerimaan (Rp) 13.919.230,77 18.336.933,76

V Biaya Produksi:

a. Pestisida

Bestok (Rp) 169.505,3846 225.684,7985 Pospit (Rp) 8.329,230769 11.103,60195 Deris (Rp) 53.391,28205 56.118,80342 Total Biaya Pestisida (Rp) 231.225,8974 292.907,2039

b. Pupuk

Urea (Rp) 304.447,4359 405.475,2137 NPK (Rp) 232.900,641 307.096,688 ZA (Rp) 142.551,2821 193.099,9186 SP-36 (Rp) 253.794,8718 330.599,0028 Total Biaya Pupuk (Rp) 933.694,2308 1.236.270,823

c. Benih (Rp) 271.187,1795 355.633,781

d. Penyusutan

Babat (Rp) 77.230,05698 77.230,05698 Mesin Air (Rp) 88.012,82051 88.012,82051 Cangkul (Rp) 5.371,794872 5.371,794872 Sprayer (Rp) 13.638,88889 13.638,88889 Total Biaya Penyusutan (Rp) 184253.5613 184253.5613

e. Bensin (Rp) 494.769,2308 651.106,2271

f. Tenaga Kerja

Pembibitan (Rp)

TKDK 52.102,5641 82.858,16036 TKLK 14.410,25641 10.205,12821 Pengolahan tanah (Rp)

TKDK 206.987,1795 379.636,7521 TKLK 366.666,6667 380.986,4672


(59)

Penanaman (Rp)

TKDK 145.833,3333 289.241,453 TKLK 315.641,0256 325.288,4615

Sambungan Tabel 10. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan

No Uraian Per Petani Per Ha

Pemupukan (Rp)

TKDK 363.012,8205 693.012,8205

TKLK 718.282,0513 728.925,9259

Penyemprotan (Rp)

TKDK 223.333,3333 366.339,0313

TKLK 341.217,9487 397.873,9316

Pemanenan (Rp)

TKDK 287.884,6154 613.263,1258

TKLK 1.341.538,462 1.529.347,273

Total Biaya Tenaga Kerja

Dalam Keluarga (Rp) 1.279.153,846 2.424.351,343

Total Biaya Tenaga Kerja Luar

Keluarga (Rp) 3.097.756,41 3.372.627,188 Total Biaya Tenaga Kerja (Rp) 4.376.910,25 5.796.978,53

VI

Total Biaya Produksi (Rp) (Biaya TKDK Tidak

dimasukkan) 6.346.219,843 8.041.944,256 VII

Pendapatan Bersih Petani (Rp)

(IV - VI) 7.573.010,926 10.294.989,51

Sumber:Pengolahan Data Primer,Lampiran2-13a

Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa pengeluaran atau biaya yang

paling besar dikeluarkan oleh petani adalah biaya tenaga kerja yaitu Rp. 5.796.978,53/musim tanam per hektar, dimana biaya tenaga kerja dalam

keluarga sebesar Rp. 2.424.351,343/musim tanam per hektar dan biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp. 3.372.627,188/musim tanam per hektar. Oleh karena itu, biaya tenaga kerja berpengaruh paling besar dalam biaya produksi yang dapat mengakibatkan pendapatan petani semakin kecil, apabila pendapatan petani semakin rendah maka tingkat kesejahteraan petani pun semakin rendah


(60)

juga. Oleh karena itu, diupayakan untuk mengurangi menggunakan tenaga kerja luar keluarga dengan memaksimalkan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga.

Dari tabel di atas juga dapat dilihat penerimaan petani padi yaitu sebesar Rp. 18.336.933,76/musim tanam per hektar. Penerimaan petani padi ini didapat dengan mengkalikan jumlah produksi dengan harga jual, dengan biaya produksi

yang dikeluarkan dalam usahatani padi ini adalah sebesar Rp. 8.041.944,256/musim tanam per hektar. Biaya produksi tersebut tidak

termasuk biaya tenaga kerja dalam keluarga karena petani tidak mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keluarga nya sendiri. Setelah penerimaan dan biaya produksi diketahui, maka pendapatan bersih petani pun dapat diketahui dengan cara penerimaan petani dikurangi dengan biaya produksi nya, sehingga didapat pendapatan bersih petani sebesar Rp. 10.294.989,51/musim tanam per hektar. Data tersebut menunjukkan bahwa pendapatan sangat dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani, apabila biaya produksi yang dikeluarkan petani kecil maka pendapatan petani bisa meningkat, dan sebaliknya apabila biaya produksi yang dikeluarkan petani besar maka pendapatan petani pun menurun.

Pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi daripada pendapatan sebelum mendapatkan bantuan, hal ini dapat dilihat dari analisis usahatani dibawah ini.


(1)

Lampiran 23b. Pendapatan Sesudah Mendapat Bantuan Per Ha

No Luas Lahan (Ha)

Penerimaan (Rp)

Total Biaya Produksi (Rp)

Pendapatan Bersih (Rp)

1 0.8 22356250 5436100 16920150

2 0.9 22750000 6967680.247 15782319.75

3 0.5 23785000 5723125 18061875

4 0.4 24512500 4828872.22 19683627.78

5 2 21700000 7238852.778 14461147.22

6 0.8 22421875 8688138.889 13733736.11

7 0.6 22750000 5572662.963 17177337.04

8 0.8 21930000 8472388.889 13457611.11

9 0.5 22750000 4650894.44 18099105.56

10 0.9 23722222.22 6147614.506 17574607.71

11 1 22365000 7655233.333 14709766.67

12 0.4 23400000 4506269.44 18893730.56

13 1 22750000 7195038.889 15554961.11

14 0.8 24865625 7686217.361 17179407.64

15 0.7 22750000 7520488.096 15229511.9

16 0.8 22542500 9486493.056 13056006.94

17 0.8 23680000 10129253.47 13550746.53

18 0.8 24062500 10097447.92 13965052.08

19 0.5 21875000 5526955.556 16348044.44

20 0.3 22050000 5256287.033 16793712.97

21 1.5 22100000 7399207.408 14700792.59

22 0.6 21000000 6456921.296 14543078.7

23 0.6 22750000 5871981.482 16878018.52

24 0.8 22897500 9488590.278 13408909.72

25 1 23400000 7192316.667 16207683.33

26 0.4 22750000 4036527.778 18713472.22

27 0.4 23360000 4475479.17 18884520.83

28 1 22400000 6802472.222 15597527.78

29 0.3 23075000 4633120.373 18441879.63

30 0.8 24512500 4519270.833 19993229.17

31 1.5 23333333.33 7583859.26 15749474.07

32 0.8 22312500 14664589.31 7647910.69

33 1 22225000 10034733.33 12190266.67

34 0.4 22950000 7831305.56 15118694.44

35 0.6 23333333.33 6080662.036 17252671.29

36 0.8 24062500 7773225.69 16289274.31

37 0.5 22720000 7676938.89 15043061.11

38 0.8 22500000 9613031.25 12886968.75

39 0.5 23450000 6908277.78 16541722.22

Total 29.6 894150138.9 277828524.7 616321614.2 Rataan 0.758974359 22927859.21 7123808.326 15803118.31


(2)

Lampiran 24a. Produksi Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani Nomor Luas Lahan

(Ha)

Produksi Sebelum Mendapat Bantuan

(Kg)

Produksi Setelah Mendapat Bantuan

(Kg)

1 0.8 4000 4900

2 0.9 4950 5850

3 0.5 2750 3350

4 0.4 2000 2650

5 2 11000 12400

6 0.8 4250 5125

7 0.6 3300 3900

8 0.8 4100 5160

9 0.5 2500 3250

10 0.9 4500 6100

11 1 5000 6300

12 0.4 2050 2600

13 1 5500 6500

14 0.8 4150 5450

15 0.7 3500 4550

16 0.8 4220 5080

17 0.8 4010 5120

18 0.8 4300 5500

19 0.5 2650 3125

20 0.3 1500 1890

21 1.5 7500 9750

22 0.6 3115 3600

23 0.6 3300 3900

24 0.8 4450 5160

25 1 5310 6500

26 0.4 2125 2600

27 0.4 2200 2560

28 1 5450 6400

29 0.3 1650 1950

30 0.8 4150 5300

31 1.5 8000 10000

32 0.8 4315 5100

33 1 4450 6350

34 0.4 2030 2700

35 0.6 3110 4000

36 0.8 4005 5500

37 0.5 2660 3200

38 0.8 4350 5000

39 0.5 2700 3350

Total 29.6 155100 191720


(3)

Nomor Luas Lahan (Ha)

Produksi Sebelum Mendapat Bantuan

(Kg)

Produksi Setelah Mendapat Bantuan

(Kg)

1 0.8 5000 6125

2 0.9 5500 6500

3 0.5 5500 6700

4 0.4 5000 6625

5 2 5500 6200

6 0.8 5312.5 6406.25

7 0.6 5500 6500

8 0.8 5125 6450

9 0.5 5000 6500

10 0.9 5000 6777.777778

11 1 5000 6300

12 0.4 5125 6500

13 1 5500 6500

14 0.8 5187.5 6812.5

15 0.7 5000 6500

16 0.8 5275 6350

17 0.8 5012.5 6400

18 0.8 5375 6875

19 0.5 5300 6250

20 0.3 5000 6300

21 1.5 5000 6500

22 0.6 5191.666667 6000

23 0.6 5500 6500

24 0.8 5562.5 6450

25 1 5310 6500

26 0.4 5312.5 6500

27 0.4 5500 6400

28 1 5450 6400

29 0.3 5500 6500

30 0.8 5187.5 6625

31 1.5 5333.333333 6666.666667

32 0.8 5393.75 6375

33 1 4450 6350

34 0.4 5075 6750

35 0.6 5183.333333 6666.666667

36 0.8 5006.25 6875

37 0.5 5320 6400

38 0.8 5437.5 6250

39 0.5 5400 6700

Total 29.6 204325.8333 252979.8611


(4)

Lampiran 25. Produktivitas Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan dan Uji t

Produktivitas sebelum mendapat bantuan = Rata-rata produksi sebelum mendapat bantuan (Kg)

Rata-rata luas lahan (Ha) = 5.239,12 Kg / 0.758974359 Ha = 6903,57 Kg/Ha

= 6.90357 Ton/Ha

Produktivitas setelah mendapat bantuan = Rata-rata produksi setelah mendapat bantuan (Kg) Rata-rata luas lahan (Ha)

= 6.486,66 Kg / 0.758974359 Ha = 8547,45 Kg/Ha

= 8.547445 Ton/Ha t hitung = ; db = n-1 db= n-1

= 39-1 = 38 = 11688637,41 – 7573010,926

1951248,78 / = 4115626.484

1951248,41/ 6,24499 = 4115626.484

312450,2057 = 13,172


(5)

Lampiran 26. Data Input Uji t Nomor Luas Lahan

(Ha)

Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan (do)

(Rp)

Pendapatan Setelah Mendapat Bantuan (d)

(Rp)

1 0.8 8714140 13536120

2 0.9 10089337.78 14204087.78

3 0.5 6237325 9030937.5

4 0.4 4684441.111 7873451.111

5 2 21990794.44 28922294.44

6 0.8 7027088.889 10986988.89

7 0.6 7683782.222 10306402.22

8 0.8 6916613.889 10766088.89

9 0.5 5909727.778 9049552.778

10 0.9 9193424.444 15817146.94

11 1 8707516.667 14709766.67

12 0.4 4936262.222 7557492.222

13 1 11103461.11 15554961.11

14 0.8 7630991.111 13743526.11

15 0.7 6169783.333 10660658.33

16 0.8 6395455.556 10444805.56

17 0.8 5326447.222 10840597.22

18 0.8 6147316.667 11172041.67

19 0.5 6017272.222 8174022.222

20 0.3 3431288.889 5038113.889

21 1.5 13578888.89 22051188.89

22 0.6 6563372.222 8725847.222

23 0.6 7342961.111 10126811.11

24 0.8 7166377.778 10727127.78

25 1 10551783.33 16207683.33

26 0.4 5430288.889 7485388.889

27 0.4 5565533.333 7553808.333

28 1 11226427.78 15597527.78

29 0.3 4099563.889 5532563.889

30 0.8 10219933.33 15994583.33

31 1.5 15139086.11 23624211.11

32 0.8 5694905.556 6118328.56

33 1 4494516.67 12190266.67

34 0.4 3156877.778 6047477.778

35 0.6 6720727.778 10351602.78

36 0.8 7051244.444 13031419.44

37 0.5 4934555.556 7521530.556

38 0.8 6582550 10309575

39 0.5 5515361.111 8270861.111

Total 29.6 295347426.1 455856859.1


(6)

Lampiran 27. Hasil Uji t

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean

Pair 1 Sesudah 11688637.4131 39 4993905.95621 799664.94104

Sebelum 7573010.9258 39 3526712.04967 564725.88952

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sesudah & Sebelum 39 .953 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Sesudah -

Sebelum

4115626