Pendidikan Lama Berusahatani Luas Lahan Produksi

Karakteristik Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mendapatkan bantuan pupuk, benih, dan pestisida dari PT. Perkebunan Nusantara III yang ada di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan dan produksi. Adapun karakteristik sampel dapat di lihat pada tabel 9. Tabel 9. Karakteristik Sampel Petani Anggota Kelompok Tani di Desa Tumpatan Nibung Sumber: Pengolahan Data Primer, Lampiran 1 1. Umur Umur adalah usia petani yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukan kuesioner tahun. Rata- rata umur petani sampel adalah 45,71 tahun atau 46 tahun dengan range 30-66 tahun. Dari data yang diolah dapat dilihat bahwa petani sampel tergolong masih produktif.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah lama pendidikan yang ditempuh petani di bangku sekolah tahun. Pendidikan yang ditempuh oleh petani adalah SD sampai SMA atau Range 6-12 tahun dengan rata-rata pendidikan petani 9,23 tahun. Dari data No. Karakteristik Sampel Satuan Range Rata-rata 1. Umur Tahun 30-66 45,71 2. Pendidikan Tahun 6-12 9,23 3. Lama Berusahatani Tahun 4-40 20 4. Luas Lahan Ha 0,3-2 0,75 5. Produksi Ton 6-6,875 6,486 Universitas Sumatera Utara yang diolah dapat di lihat bahwa rata-rata pendidikan yang ditempuh oleh petani di daerah penelitian adalah SMP.

3. Lama Berusahatani

Lama berusahatani adalah lama petani telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani. Lama berusahatani di daerah penelitian adalah antara 4-40 tahun dengan rata-rata lama berusahatani adalah 20 tahun. Dari data yang diolah dapat dilihat bahwa rata-rata petani di daerah penelitian sudah lama berusahatani.

4. Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian adalah antara 0,3-2 ha dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian adalah 0,75 ha.

5. Produksi

Produksi adalah hasil panen yang diperoleh petani dari usahatani padi ton. Produksi yang diperoleh petani di daerah penelitian antara 6-6,875 ton dengan rata-rata produksi yang diperoleh petani di daerah penelitian adalah 6,486 ton. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Program CSR atau Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dimana terdapat keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan. CSR Corporate Social Responsibility merupakan program baru di PTPN III yaitu mulai efektif dari tahun 2009, dan program ini wajib dilaksanakan karena adanya instruksi dari pemerintah. Perkebunan Nusantara III melakukan program CSR ini dengan memberi bantuan kepada petani-petani di sekitar lingkungan PTPN III yaitu berupa pupuk, benih, dan pestisida. Bantuan yang diberikan Perkebunan Nusantara III adalah berbentuk fisik atau barang bukan berbentuk uang tunai agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang diberi bantuan. Bantuan disalurkan kepada petani yang mengikuti kelompok tani, pada daerah penelitian di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang yang mendapat bantuan adalah kelompok tani Mekar Wangi pada tahun 2011. Kelompok tani Mekar Wangi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III ini sudah berdiri sejak tahun 1981 hingga sekarang, dimana pengurusnya yang sekarang adalah Bapak Sumardi sebagai ketua kelompok tani, Bapak Jaelani sebagai sekretaris kelompok tani, dan Bapak Sudirman sebagai bendahara Kelompok tani. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani Mekar Wangi ini adalah melakukan pertemuan atau melakukan sharing sesama petani setiap musim tanamnya dan melakukan Universitas Sumatera Utara agrowisata ketempat-tempat yang memiliki potensi yang baik dalam bidang pertanian untuk menambah semangat petani untuk lebih sukses lagi dalam usahataninya. Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi PT. Perkebunan Nusantara III di Daerah Penelitian Pemberian bantuan sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani dapat dilihat pada skema dibawah ini: Memberikan Proposal sebagai Syarat Memberikan Bantuan Secara Dua Tahap PT. Perkebunan Nusantara III Memberikan Bantuan Berupa Pupuk, Benih, dan Pestisida Kelompok Tani Tahap Kedua: Pemberian Pupuk dan Pestisida Tahap Pertama: Pemberian Benih Kelompok Tani Petani Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi Untuk Petani Prosedur dalam mendapatkan bantuan CSR Corporate Social Responsibility dari PT. Perkebunan Nusantara III dimulai dari para petani yang tergabung dalam kelompok tani di desa nya membuat permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III. Petani-petani di daerah penelitian sebagian besar sudah mengetahui tentang program CSR PT. Perkebunan Nusantara III ini, dimana petani yang ingin mendapatkan bantuan wajib bergabung dalam kelompok tani, hal ini dilakukan untuk mempermudah penyaluran bantuan sehingga cepat sampai kepada petani. Para petani terdorong untuk mendapatkan bantuan CSR ini disebabkan karena kebutuhan yang semakin meningkat, oleh karena itu bantuan ini sangat membantu para petani untuk meningkatkan produksi dengan biaya produksi yang lebih rendah. Setelah kelompok tani mengajukan permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III, maka PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan sarana produksi yang dibutuhkan petani di daerah penelitian. Bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III untuk beberapa desa yang membudidayakan padi sawah adalah secara merata yaitu untuk luas areal lahan 20 ha untuk tiap kelompok taninya. Bantuan diberikan kepada kelompok tani secara dua tahap yaitu: 1. Tahap pertama pemberian benih terlebih dahulu. 2. Tahap kedua pemberian pupuk dan pestisida setelah tanaman mulai tumbuh. Bantuan ini diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada kelompok tani di daerah penelitian hanya satu periode musim tanam saja, karena PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan CSR ini secara bergiliran Universitas Sumatera Utara untuk semua desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III. Hal ini dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III agar semua desa yang dekat dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III dapat merasakan bantuan CSR sehingga dapat pula meningkatkan pendapatan petani. Petani padi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III tidak memberikan imbalan berupa materi maupun non materi kepada Perkebunan Nusantara III setelah petani padi tersebut panen karena bantuan tersebut bukan berupa pinjaman melainkan diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Bantuan yang telah diterima kelompok tani akan dibagikan kepada semua anggota kelompok tani. Petani-petani dalam mendapatkan bantuan ini juga mengalami sedikit masalah yaitu bantuan yang diberikan tidak cukup untuk luas areal lahan mereka karena bantuan yang diberikan untuk tiap kelompok tani di beberapa desa adalah 20 ha sedangkan luas areal lahan untuk kelompok tani di daerah penelitian adalah 41 ha. Oleh karena itu, ketua kelompok tani membagikan bantuan sesuai dengan luas areal lahan tiap petani yaitu memberikan bantuan setengah bagian dari luas lahan petani, sehingga semua anggota kelompok tani bisa mendapatkan bantuan. Kelompok tani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III untuk luas areal lahan usahatani padi seluas 20 ha dan semua bantuan tersebut memang digunakan untuk mengusahakan padi kering sedangkan luas lahan yang 21 ha diusahakan dengan menggunakan biaya petani sendiri. Petani-petani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III hanya untuk usahatani padi saja tidak untuk usahatani komoditi lain atau untuk dijual, sehingga para petani tersebut merasakan Universitas Sumatera Utara manfaat dari bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III seperti biaya produksi berkurang karena sebagian benih, pupuk, dan pestisida sudah diberikan sehingga pengeluaran pun menjadi berkurang, meningkatnya hasil produksi karena bantuan yang diberikan yaitu benih, pupuk, dan pestisida memiliki kualitas yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produksi padi mengakibatkan pendapatan petani juga meningkat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Pendapatan Petani Padi Sebelum Mendapatkan Bantuan Dari PT. Perkebunan Nusantara III Pendapatan petani padi di daerah penelitian dapat dilihat dari analisis usahatani padinya. Analisis usahatani padi menjelaskan mengenai banyaknya biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk usahataninya dan seberapa besar pendapatan yang diperoleh petani dari berusahatani padi. Pendapatan petani padi dapat dihitung dengan rumus: Pd=TR –TC Dimana: Pd = Pendapatan TR = Total Revenue atau Penerimaan Total TC = Total Cost atau Biaya Total Untuk mengetahui pendapatan petani padi sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III, maka terlebih dahulu harus dihitung semua biaya-biaya yang dikeluarkan selama satu musim berusahatani padi serta menghitung penerimaan dari hasil penjualan produksi padi yang terangkum Universitas Sumatera Utara dalam analisis usahatani padi tersebut. Adapun analisis usahatani padi petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan No Uraian Per Petani Per Ha I Luas Lahan Ha 0.758974359 0.758974359 II Produksi ton 3.976,923077 5.239,123932 III Harga Jual RpKg 3.500 3.500 IV Penerimaan Rp 13.919.230,77 18.336.933,76 V Biaya Produksi: a. Pestisida Bestok Rp 169.505,3846 225.684,7985 Pospit Rp 8.329,230769 11.103,60195 Deris Rp 53.391,28205 56.118,80342 Total Biaya Pestisida Rp 231.225,8974 292.907,2039 b. Pupuk Urea Rp 304.447,4359 405.475,2137 NPK Rp 232.900,641 307.096,688 ZA Rp 142.551,2821 193.099,9186 SP-36 Rp 253.794,8718 330.599,0028 Total Biaya Pupuk Rp 933.694,2308 1.236.270,823 c. Benih Rp 271.187,1795 355.633,781

d. Penyusutan