Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Penyusutan Tenaga Kerja

c. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan penganut agama di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama di Desa Tumpatan Nibung, 2010 Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa agama yang dianut oleh penduduk di desa Tumpatan Nibung adalah agama Islam, Kristen Protestan, dan Budha. Jumlah penduduk berdasarkan penganut agama yaitu penganut agama Islam dengan jumlah 1273 jiwa 99,45, penganut agama Kristen Protestan sebanyak 6 jiwa 0,47, dan penganut agama Budha dengan jumlah 1 jiwa 0,08. Berdasarkan persentase tersebut, hal ini menunjukkan penduduk desa Tumpatan Nibung mayoritas menganut agama Islam.

d. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut: Agama Jiwa Jiwa Persentase Islam 1273 99,45 Kristen Protestan 6 0,47 Kristen Katholik - - Budha 1 0,08 Hindu - - Jumlah 1280 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tumpatan Nibung, 2010 Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk bermata pencaharian sebagai ABRI sebanyak 13 jiwa 0,75, sebagai PNS sebanyak 23 jiwa 1,33, sebagai Buruh sebanyak 277 jiwa 15,97, sebagai Pegawai Swasta sebanyak 180 jiwa 10,37, sebagai petani sebanyak 255 jiwa 14,70, sebagai wiraswasta sebanyak 888 jiwa 51,08, dan pekerjaan tidak tetap sebanyak 99 jiwa 5,70. Berdasarkan persentase tersebut, penduduk di desa Tumpatan Nibung adalah sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta.

e. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa di desa Tumpatan Nibung dapat di ihat pada tabel 7 sebagai berikut: Pekerjaan Jumlah Jiwa Persentase ABRI 13 0,75 PNS 23 1,33 Buruh 277 15,97 Pegawai Swasta 180 10,37 Petani 255 14,70 Wiraswasta 888 51,08 Tidak Tetap 99 5,70 Jumlah 1735 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di Desa Tumpatan Nibung,2010 Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010 Dari tabel 7 dapat di lihat bahwa suku bangsa di desa Tumpatan Nibung adalah suku Jawa, Batak, Nias, Padang, Melayu, Kalimantan dan Aceh. Suku Jawa berjumlah 1003 jiwa 78,36, suku Batak berjumlah 66 jiwa 5,15, suku Nias berjumlah 2 jiwa 0,16, suku Padang berjumlah 10 jiwa 0,78, suku Melayu berjumlah 192 jiwa 15, suku Kalimantan berjumlah 3 jiwa 0,23, dan suku Aceh berjumlah 3 jiwa 0,23. Persentase tersebut menunjukkan bahwa penduduk desa Tumpatan Nibung adalah mayoritas suku Jawa. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sarana yang merupakan segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana yang merupakan barang atau benda yang tidak bergerak yang menunjang pelaksanaan pembangunan. Sarana dan prasarana di desa Tumpatan Nibung dapat dilihat pada tabel 8, dimana sarana dan prasarana yang terdapat di desa Tumpatan Nibung meliputi sarana dan prasarana peribadatan, pendidikan, Suku Bangsa Jumlah Jiwa Persentase Jawa 1003 78,36 Batak 66 5,15 Nias 2 0,16 Padang 10 0,78 Melayu 192 15 Kalimantan 3 0,23 Aceh 3 0,23 Jumlah 1280 100 Universitas Sumatera Utara poskesdes, perpustakaan desa, aula desa dan jembatan penghubung antar dusun. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di desa Tumpatan Nibung sangat minim, sementara peranan sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat dalam melakukan kegiatannya. Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Tumpatan Nibung, 2010 Sumber: Kantor Kepala Desa Tumpatan Nibung, 2010 Sarana dan Prasarana Jumlah 1. Peribadatan - Mesjid 7 - Musholah 1 2. Pendidikan - Gedung SD 4 3. Poskesdes 1 4. Perpustakaan Desa 1 5. Aula Desa 1 6. Jembatan Penghubung 2 Universitas Sumatera Utara Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III awalnya adalah perusahaan perkebunan milik bangsa asing Belanda yang dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1957 menjadi Perusahaan Perkebunan Negara PPN. Setelah mengalami beberapa kali perubahan, maka pada tahun 1968 di organisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP, pada tahun 1974 ditetapkan pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan PTP. Pada tahun 1994 diadakan penggabungan manajemen PT. Perkebunan III, IV, dan V yang dikelola oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara III. Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, diadakan peleburan antara PT. Perkebunan III, IV, dan V menjadi PT. Perkebunan Nusantara III PTPN III. PT. Perkebunan Nusantara III didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH dengan Nomor: 36 pada tanggal 11 Maret 1996 serta telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: C2-8331.HT.01.TH.96 pada tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor : 81, pada tanggal 8 Oktober 1996, tambahan Nomor: 86741996. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah badan tertinggi dalam organisasi perusahaan. Dewan Komisaris Dekom berfungsi sebagai badan pengawas yang bertugas untuk kepentingan para pemegang saham. Pengelola usaha sepenuhnya dikendalikan oleh Direksi. Komposisi dan Personalia beserta Direksi ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Republik Indonesia, sedangkan struktur organisasi Universitas Sumatera Utara perusahaan yang berlaku terhitung mulai tanggal 6 Mei 1996, ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III No. III. BDKPTSR.011996. Sehubungan dengan keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-236MBU2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, maka dibentuk unit tersendiri yang khusus melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PKBL dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi perusahaan secara keseluruhan. Keadaan Fisik dan Geografis Berdasarkan data yang ada pada peta lokasi PTPN III Sumber: PTPN III, maka PT. Perkebunan Nusantara III Medan secara keseluruhan memiliki luas area sebesar 9311 m 2 yang terbagi dalam dua wilayah yaitu, Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 7854 m 2 serta Kantor Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan KBL Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 1457 m 2 . Batasan wilayah kantor PT. Perkebunan Nusantara III meliputi: - Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Gatot Subroto. - Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Sei Sikambing. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Sei Batanghari. - Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Sunggal. Universitas Sumatera Utara Karakteristik Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mendapatkan bantuan pupuk, benih, dan pestisida dari PT. Perkebunan Nusantara III yang ada di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan dan produksi. Adapun karakteristik sampel dapat di lihat pada tabel 9. Tabel 9. Karakteristik Sampel Petani Anggota Kelompok Tani di Desa Tumpatan Nibung Sumber: Pengolahan Data Primer, Lampiran 1 1. Umur Umur adalah usia petani yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukan kuesioner tahun. Rata- rata umur petani sampel adalah 45,71 tahun atau 46 tahun dengan range 30-66 tahun. Dari data yang diolah dapat dilihat bahwa petani sampel tergolong masih produktif.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah lama pendidikan yang ditempuh petani di bangku sekolah tahun. Pendidikan yang ditempuh oleh petani adalah SD sampai SMA atau Range 6-12 tahun dengan rata-rata pendidikan petani 9,23 tahun. Dari data No. Karakteristik Sampel Satuan Range Rata-rata 1. Umur Tahun 30-66 45,71 2. Pendidikan Tahun 6-12 9,23 3. Lama Berusahatani Tahun 4-40 20 4. Luas Lahan Ha 0,3-2 0,75 5. Produksi Ton 6-6,875 6,486 Universitas Sumatera Utara yang diolah dapat di lihat bahwa rata-rata pendidikan yang ditempuh oleh petani di daerah penelitian adalah SMP.

3. Lama Berusahatani

Lama berusahatani adalah lama petani telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani. Lama berusahatani di daerah penelitian adalah antara 4-40 tahun dengan rata-rata lama berusahatani adalah 20 tahun. Dari data yang diolah dapat dilihat bahwa rata-rata petani di daerah penelitian sudah lama berusahatani.

4. Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian adalah antara 0,3-2 ha dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian adalah 0,75 ha.

5. Produksi

Produksi adalah hasil panen yang diperoleh petani dari usahatani padi ton. Produksi yang diperoleh petani di daerah penelitian antara 6-6,875 ton dengan rata-rata produksi yang diperoleh petani di daerah penelitian adalah 6,486 ton. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Program CSR atau Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dimana terdapat keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan. CSR Corporate Social Responsibility merupakan program baru di PTPN III yaitu mulai efektif dari tahun 2009, dan program ini wajib dilaksanakan karena adanya instruksi dari pemerintah. Perkebunan Nusantara III melakukan program CSR ini dengan memberi bantuan kepada petani-petani di sekitar lingkungan PTPN III yaitu berupa pupuk, benih, dan pestisida. Bantuan yang diberikan Perkebunan Nusantara III adalah berbentuk fisik atau barang bukan berbentuk uang tunai agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang diberi bantuan. Bantuan disalurkan kepada petani yang mengikuti kelompok tani, pada daerah penelitian di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang yang mendapat bantuan adalah kelompok tani Mekar Wangi pada tahun 2011. Kelompok tani Mekar Wangi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III ini sudah berdiri sejak tahun 1981 hingga sekarang, dimana pengurusnya yang sekarang adalah Bapak Sumardi sebagai ketua kelompok tani, Bapak Jaelani sebagai sekretaris kelompok tani, dan Bapak Sudirman sebagai bendahara Kelompok tani. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani Mekar Wangi ini adalah melakukan pertemuan atau melakukan sharing sesama petani setiap musim tanamnya dan melakukan Universitas Sumatera Utara agrowisata ketempat-tempat yang memiliki potensi yang baik dalam bidang pertanian untuk menambah semangat petani untuk lebih sukses lagi dalam usahataninya. Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi PT. Perkebunan Nusantara III di Daerah Penelitian Pemberian bantuan sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani dapat dilihat pada skema dibawah ini: Memberikan Proposal sebagai Syarat Memberikan Bantuan Secara Dua Tahap PT. Perkebunan Nusantara III Memberikan Bantuan Berupa Pupuk, Benih, dan Pestisida Kelompok Tani Tahap Kedua: Pemberian Pupuk dan Pestisida Tahap Pertama: Pemberian Benih Kelompok Tani Petani Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Cara Pemberian Bantuan Sarana Produksi Untuk Petani Prosedur dalam mendapatkan bantuan CSR Corporate Social Responsibility dari PT. Perkebunan Nusantara III dimulai dari para petani yang tergabung dalam kelompok tani di desa nya membuat permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III. Petani-petani di daerah penelitian sebagian besar sudah mengetahui tentang program CSR PT. Perkebunan Nusantara III ini, dimana petani yang ingin mendapatkan bantuan wajib bergabung dalam kelompok tani, hal ini dilakukan untuk mempermudah penyaluran bantuan sehingga cepat sampai kepada petani. Para petani terdorong untuk mendapatkan bantuan CSR ini disebabkan karena kebutuhan yang semakin meningkat, oleh karena itu bantuan ini sangat membantu para petani untuk meningkatkan produksi dengan biaya produksi yang lebih rendah. Setelah kelompok tani mengajukan permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III, maka PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan sarana produksi yang dibutuhkan petani di daerah penelitian. Bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III untuk beberapa desa yang membudidayakan padi sawah adalah secara merata yaitu untuk luas areal lahan 20 ha untuk tiap kelompok taninya. Bantuan diberikan kepada kelompok tani secara dua tahap yaitu: 1. Tahap pertama pemberian benih terlebih dahulu. 2. Tahap kedua pemberian pupuk dan pestisida setelah tanaman mulai tumbuh. Bantuan ini diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada kelompok tani di daerah penelitian hanya satu periode musim tanam saja, karena PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan CSR ini secara bergiliran Universitas Sumatera Utara untuk semua desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III. Hal ini dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III agar semua desa yang dekat dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III dapat merasakan bantuan CSR sehingga dapat pula meningkatkan pendapatan petani. Petani padi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III tidak memberikan imbalan berupa materi maupun non materi kepada Perkebunan Nusantara III setelah petani padi tersebut panen karena bantuan tersebut bukan berupa pinjaman melainkan diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Bantuan yang telah diterima kelompok tani akan dibagikan kepada semua anggota kelompok tani. Petani-petani dalam mendapatkan bantuan ini juga mengalami sedikit masalah yaitu bantuan yang diberikan tidak cukup untuk luas areal lahan mereka karena bantuan yang diberikan untuk tiap kelompok tani di beberapa desa adalah 20 ha sedangkan luas areal lahan untuk kelompok tani di daerah penelitian adalah 41 ha. Oleh karena itu, ketua kelompok tani membagikan bantuan sesuai dengan luas areal lahan tiap petani yaitu memberikan bantuan setengah bagian dari luas lahan petani, sehingga semua anggota kelompok tani bisa mendapatkan bantuan. Kelompok tani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III untuk luas areal lahan usahatani padi seluas 20 ha dan semua bantuan tersebut memang digunakan untuk mengusahakan padi kering sedangkan luas lahan yang 21 ha diusahakan dengan menggunakan biaya petani sendiri. Petani-petani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III hanya untuk usahatani padi saja tidak untuk usahatani komoditi lain atau untuk dijual, sehingga para petani tersebut merasakan Universitas Sumatera Utara manfaat dari bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III seperti biaya produksi berkurang karena sebagian benih, pupuk, dan pestisida sudah diberikan sehingga pengeluaran pun menjadi berkurang, meningkatnya hasil produksi karena bantuan yang diberikan yaitu benih, pupuk, dan pestisida memiliki kualitas yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produksi padi mengakibatkan pendapatan petani juga meningkat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Pendapatan Petani Padi Sebelum Mendapatkan Bantuan Dari PT. Perkebunan Nusantara III Pendapatan petani padi di daerah penelitian dapat dilihat dari analisis usahatani padinya. Analisis usahatani padi menjelaskan mengenai banyaknya biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk usahataninya dan seberapa besar pendapatan yang diperoleh petani dari berusahatani padi. Pendapatan petani padi dapat dihitung dengan rumus: Pd=TR –TC Dimana: Pd = Pendapatan TR = Total Revenue atau Penerimaan Total TC = Total Cost atau Biaya Total Untuk mengetahui pendapatan petani padi sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III, maka terlebih dahulu harus dihitung semua biaya-biaya yang dikeluarkan selama satu musim berusahatani padi serta menghitung penerimaan dari hasil penjualan produksi padi yang terangkum Universitas Sumatera Utara dalam analisis usahatani padi tersebut. Adapun analisis usahatani padi petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan No Uraian Per Petani Per Ha I Luas Lahan Ha 0.758974359 0.758974359 II Produksi ton 3.976,923077 5.239,123932 III Harga Jual RpKg 3.500 3.500 IV Penerimaan Rp 13.919.230,77 18.336.933,76 V Biaya Produksi: a. Pestisida Bestok Rp 169.505,3846 225.684,7985 Pospit Rp 8.329,230769 11.103,60195 Deris Rp 53.391,28205 56.118,80342 Total Biaya Pestisida Rp 231.225,8974 292.907,2039 b. Pupuk Urea Rp 304.447,4359 405.475,2137 NPK Rp 232.900,641 307.096,688 ZA Rp 142.551,2821 193.099,9186 SP-36 Rp 253.794,8718 330.599,0028 Total Biaya Pupuk Rp 933.694,2308 1.236.270,823 c. Benih Rp 271.187,1795 355.633,781

d. Penyusutan

Babat Rp 77.230,05698 77.230,05698 Mesin Air Rp 88.012,82051 88.012,82051 Cangkul Rp 5.371,794872 5.371,794872 Sprayer Rp 13.638,88889 13.638,88889 Total Biaya Penyusutan Rp 184253.5613 184253.5613 e. Bensin Rp 494.769,2308 651.106,2271

f. Tenaga Kerja

Pembibitan Rp TKDK 52.102,5641 82.858,16036 TKLK 14.410,25641 10.205,12821 Pengolahan tanah Rp TKDK 206.987,1795 379.636,7521 TKLK 366.666,6667 380.986,4672 Universitas Sumatera Utara Penanaman Rp TKDK 145.833,3333 289.241,453 TKLK 315.641,0256 325.288,4615 Sambungan Tabel 10. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan No Uraian Per Petani Per Ha Pemupukan Rp TKDK 363.012,8205 693.012,8205 TKLK 718.282,0513 728.925,9259 Penyemprotan Rp TKDK 223.333,3333 366.339,0313 TKLK 341.217,9487 397.873,9316 Pemanenan Rp TKDK 287.884,6154 613.263,1258 TKLK 1.341.538,462 1.529.347,273 Total Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga Rp 1.279.153,846 2.424.351,343 Total Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga Rp 3.097.756,41 3.372.627,188 Total Biaya Tenaga Kerja Rp 4.376.910,25 5.796.978,53 VI Total Biaya Produksi Rp Biaya TKDK Tidak dimasukkan 6.346.219,843 8.041.944,256 VII Pendapatan Bersih Petani Rp IV - VI 7.573.010,926 10.294.989,51 Sumber:Pengolahan Data Primer,Lampiran2-13a Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa pengeluaran atau biaya yang paling besar dikeluarkan oleh petani adalah biaya tenaga kerja yaitu Rp. 5.796.978,53musim tanam per hektar, dimana biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp. 2.424.351,343musim tanam per hektar dan biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp. 3.372.627,188musim tanam per hektar. Oleh karena itu, biaya tenaga kerja berpengaruh paling besar dalam biaya produksi yang dapat mengakibatkan pendapatan petani semakin kecil, apabila pendapatan petani semakin rendah maka tingkat kesejahteraan petani pun semakin rendah Universitas Sumatera Utara juga. Oleh karena itu, diupayakan untuk mengurangi menggunakan tenaga kerja luar keluarga dengan memaksimalkan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Dari tabel di atas juga dapat dilihat penerimaan petani padi yaitu sebesar Rp. 18.336.933,76musim tanam per hektar. Penerimaan petani padi ini didapat dengan mengkalikan jumlah produksi dengan harga jual, dengan biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani padi ini adalah sebesar Rp. 8.041.944,256musim tanam per hektar. Biaya produksi tersebut tidak termasuk biaya tenaga kerja dalam keluarga karena petani tidak mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keluarga nya sendiri. Setelah penerimaan dan biaya produksi diketahui, maka pendapatan bersih petani pun dapat diketahui dengan cara penerimaan petani dikurangi dengan biaya produksi nya, sehingga didapat pendapatan bersih petani sebesar Rp. 10.294.989,51musim tanam per hektar. Data tersebut menunjukkan bahwa pendapatan sangat dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani, apabila biaya produksi yang dikeluarkan petani kecil maka pendapatan petani bisa meningkat, dan sebaliknya apabila biaya produksi yang dikeluarkan petani besar maka pendapatan petani pun menurun. Pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi daripada pendapatan sebelum mendapatkan bantuan, hal ini dapat dilihat dari analisis usahatani dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Setelah Mendapatkan Bantuan No Uraian Per Petani Per Ha I Luas Lahan Ha 0.758974359 0.758974359 II Produksi ton 4.915,897436 6.486,663105 III Harga Jual RpKg 3.534,615385 3.534,615385 IV Penerimaan Rp 17.345.423,08 22.927.859,21 V Biaya Produksi: a. Pestisida Bestok Rp 54.083,97436 57.276,51862 Pospit Rp 4.164,615385 5.551,800977 Deris Rp 26.695,64103 28.059,40171 Total Biaya Pestisida Rp 84.944,23077 90.887,72131 b. Pupuk Urea Rp 128.050,3205 174.571,2607 NPK Rp 118.501,6026 157.650,9081 ZA Rp 71.275,64103 96.549,9593 SP-36 Rp 207.282,1026 265.780,3348 Total Biaya Pupuk Rp 525.109,6667 694.552,4629 c. Benih Rp 136.619,2308 181.235,6939

d. Penyusutan