Biaya Pestisida Sebelum Per Ha Total Biaya Produksi sebelum Mendapat bantuan Per Ha Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Petani Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan Per Ha Total Biaya Produksi Sesudah Mendapat bantuan Per Petani

DAFTAR LAMPIRAN No Judul 1. Karakteristik Petani sampel 2. a. Biaya Pupuk Sebelum Mendapat Bantuan Per Petani b. Biaya Pupuk Sebelum Mendapat Bantuan Per Ha 3. a. Biaya Benih Sebelum Per Petani b. Biaya Benih Sebelum Per Ha 4. a. Biaya Pestisida Sebelum Per Petani

b. Biaya Pestisida Sebelum Per Ha

5. Biaya Penyusutan Babat 6. Biaya Penyusutan Mesin Air 7. Biaya Penyusutan Cangkul 8. Biaya Penyusutan Sprayer 9. Total Biaya penyusutan 10. a Biaya Tenaga Kerja Per Petani b. Biaya Tenaga Kerja Per Ha 11. a. Biaya Bensin Per Petani b. Biaya Bensin Per Ha 12. a. Biaya Sewa Per Petani b. Biaya Sewa Per Hektar 13. a. Total Biaya Produksi sebelum Mendapat bantuan Per Petani

b. Total Biaya Produksi sebelum Mendapat bantuan Per Ha

14. a. Produksi dan Penerimaan Per Petani Sebelum Mendapat Bantuan b. Produksi dan Penerimaan Per Ha Sebelum Mendapat Bantuan Universitas Sumatera Utara 15. a. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Petani

b. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Petani

16. a. Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan Per Petani

b. Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan Per Ha

17. a. Biaya Pupuk Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani b. Biaya Pupuk Sesudah Mendapat Bantuan Per Ha 18. a. Biaya Benih Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani b. Biaya Benih Sesudah Mendapat Bantuan Per Ha 19. a. Biaya Pestisida Sesudah Per Petani b. Biaya Pestisida Sesudah Per Ha 20. a. Produksi dan Penerimaan Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani b. Produksi dan Penerimaan Sesudah Mendapat Bantuan Per . Ha 21.

a. Total Biaya Produksi Sesudah Mendapat bantuan Per Petani

b. Total Biaya Produksi Sesudah Mendapat bantuan Per Ha 22. a. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Petani b. Total Biaya Produksi Tanpa TKDK Per Ha 23. a. Pendapatan Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani b. Pendapatan Sesudah Mendapat Bantuan Per Ha 24. Produksi Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan Per Petani 25. Produktivitas Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan dan Uji t 26. Data Input Uji t 27. Hasil Uji t Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Beby Andrea Sinulingga 080309012, dengan judul “PENGARUH BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI” di Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 dan dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi dan Ibu Siti Khadijah H.Nst. SP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Untuk mengetahui cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III. 2. Untuk mengetahui pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan dengan sesudah medapat bantuan. 3. Untuk mengetahui pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi. 4. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Daerah penelitian ditentukan secara Purposive sengaja yaitu di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah ini karena di daerah ini terdapat PT. Perkebunan Nusantara III yang memberikan bantuan pupuk, benih dan pestisida kepada petani padi dan merupakan salah satu sentra terbaik serta salah satu kelompok tani yang memiliki jumlah anggota terbanyak. Metode penarikan sampel menggunakan metode Random Sampling yaitu penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh petani di daerah penelitian. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Cara pembagian sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III adalah diberi secara bergiliran untuk setiap desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III. 2. Pendapatan petani sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih rendah daripada pendapatan petani sesudah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. 3. Produktivitas padi di daerah penelitian setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi daripada produktivitas padi sebelum mendapatkan bantuan. 4. Terdapat perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum mendapat bantuan dengan sesudah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Kata Kunci: CSR, Petani, Produktivitas, Pendapatan Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak tahun 1945, perkembangan ekonomi menjadi suatu masalah sosial dan ekonomi yang sangat penting dalam percaturan dunia. Ini bukanlah disebabkan oleh ditemukannya secara mendadak kemiskinan yang sangat luas di dunia, tetapi lebih disebabkan karena terjadinya perubahan sikap sosial terhadap adanya kemiskinan itu. Setelah perkembangan ekonomi terjadi maka pertumbuhan ekonomi pun mulai terjadi di negara-negara berkembang Baldwin, 1986. Pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB Produk Nasional Bruto atau PDB Produk Domestik Bruto menurut harga harga yang berlaku dalam tahun dasar Sukirno, 2006. Pertumbuhan ekonomi mempunyai empat asumsi yang teguh yaitu barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan proporsional dengan pendapatan nasional, rasio antara modal dan produksi Capital Output Rasio atau COR tetap, dan perekonomian dalam dua sektor Mahyudi, 2004. Pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik peranannya terhadap pembentukan Universitas Sumatera Utara pendapatan nasional, maupun peranannya dalam penyediaan lapangan kerja disebut dengan pembangunan ekonomi Mahyudi, 2004. Strategi pembangunan di negara sedang berkembang masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi atau grow oriented strategi. Strategi tersebut berpusat pada investasi modal luar negri yang cukup besar di beberapa sektor seperti industri dan pertambangan sedangkan pemerintah mengarahkan modalnya pada sektor pedesaan Evers dan Sumardi, 1982. Dalam memacu pembangunan saat ini pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada swasta untuk berperan serta di berbagai sektor pembangunan. Peran swasta sangat diharapkan terutama untuk pembangunan di bi dang yang menjadi pemicu untuk menghasilkan devisa, menyerap tenaga kerja, mempercepat pembangunan wilayah dan meningkatkan pendapatan masyarakat Hafsah, 2000. Pelaku ekonomi lainnya selain swasta yang diharapkan berperan serta dalam pembangunan adalah Badan Usaha Milik Negara dan usaha kecilkoperasi. Ketiga pelaku ekonomi memang diisyaratkan sebagai Tri Tunggal pelaku pembangunan seperti yang diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945. Khusus swasta, dari skala ekonominya dikenal skala ekonomi besar, menengah dan kecil Hafsah, 2000. Peranan Badan Usaha Milik Negara BUMN dalam pembangunan sangat diharapkan, misalnya di PT. Perkebunan Nusantara III dengan memberikan bantuan untuk pangan atau hortikultura berupa bantuan pupuk, benih, dan pestisida. Benih yang diberikan adalah benih padi karena mengingat sebagian besar penduduk di Indonesia mengkonsumsi nasi sehingga dibutuhkan Universitas Sumatera Utara produktivitas padi yang meningkat agar tercapainya ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karena itu padi sangat banyak dibudidayakan di Indonesia. Padi Oryza sativa l. tumbuh baik didaerah tropis maupun sub tropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus menerus maka tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi seperti tanah lempung. Untuk kebutuhan air tersebut diperlukan sumber mata air yang besar kemudian ditampung dalam bentuk waduk danau. Dari waduk inilah sewaktu waktu air dapat dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah Setyono dan Suparyono, 1997. Tanah yang baik untuk areal persawahan adalah tanah yang mampu memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia Setyono dan Suparyono, 1997. Bagi seorang yang bukan pemulia padi nice breeder, mengenal satu jenis padi hanya dengan melihat gabah saja sangatlah sulit, apalagi memilihnya sebagai benih. Untuk itu, sudah tersedia benih padi dalam bentuk kemasan yang baik dan diberi label dipasarkan. Kualitas benih meliputi kemurnian, daya kecambah, dan tanggal kadaluwarsa sangat berpengaruh terhadap hasil padi. Kualitas benih yang baik dapat mempertahankan potensi hasil suatu varietas, sebaliknya kualitas yang rendah dapat menyebabkan hasil yang diperoleh di bawah potensi hasil varietas yang diinginkan. Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan menggunakan Universitas Sumatera Utara benih dari hasil pertanaman biasa untuk pertanaman berikutnya Setyono dan Suparyono, 1997. Untuk menghasilkan produktivitas padi yang meningkat, bukan hanya memperhatikan dalam pemilihan benih padi yang berkualitas saja, tetapi juga harus memperhatikan pemberian pupuk yang tepat untuk tanaman padi tersebut agar mendapatkan produktivitas padi yang diinginkan. Pupuk dasar dapat diberikan satu hari sebelum tanam atau saat tanam. Tujuan pemupukan dasar ini adalah menyediakan unsur hara pada saat perakaran tanaman padi siap menyerap unsur hara. Pupuk yang diberikan berupa pupuk nitrogen sebanyak 13 dosis per hektar, sedangkan pupuk fosfor dan kalium biasanya diberikan seluruh dosis. Jadi, bila dalam satu hektar sawah akan dipupuk dengan dosis 300 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL maka pupuk dasar yang diberikan 100 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL. Unsur nitrogen yang diberikan sebagai pupuk dasar sebaiknya dalam bentuk ammonium NH 4 + , sedangkan nitrogen yang diberikan pada pemupukan berikutnya dapat dalam bentuk ammonium atau nitrat NO 3 + . Unsur nitrogen dalam bentuk nitrat sebaliknya tidak diberikan sebagai pupuk dasar. Hal ini disebabkan nitrat mudah mengalami denitrifikasi sehingga saat nitrat siap diserap tanaman, tanaman belum siap menyerap unsur hara. Bila nitrat diberikan sebagai pupuk lanjutan, tanaman padi sudah siap menyerap pupuk sehingga kehilangan melalui denitrifikasi dapat dihindari Setyono dan Suparyono, 1997. Setelah padi diberi pupuk, hal selanjutnya yang diperhatikan adalah pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi tersebut. Pengendalian hama dan penyakit yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida, Universitas Sumatera Utara pemberian pestisida pun harus diperhatikan dalam pengaplikasiannya dibudidaya padi tersebut. Pemakai pestisida harus sadar bahwa pestisida merupakan racun. Oleh karena itu, pemakaian pestisida harus benar benar berdasarkan pertimbangan seperti: keperluan, jenisnya benar, jumlahnya tepat sesuai dosis dan waktunya tepat. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan, hasil yang akan kita peroleh bukan hasil yang menguntungkan penekanan hama sasaran dan menaikkan hasil, tetapi sebaliknya. Efek negatif seperti matinya serangga berguna, kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan manusia dan hewan piaraan, dapat terjadi. Secara keseluruhan, keadaan demikian jelas akan mengganggu ekosistem Setyono dan Suparyono, 1997. Pengendalian kimia dilakukan apabila cara cara lain tidak mungkin lagi dan populasi wereng sudah berada di atas ambang ekonomi. Ambang ekonomi yang telah ditetapkan adalah rata rata 5 ekor per rumpun untuk tanaman padi berumur kurang dari 40 hari, atau rata rata 20 ekor per rumpun untuk tanaman padi berumur lebih dari 40 hari setelah tanam. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikian rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan. Pada varietas tahan tidak perlu digunakan insektisida kecuali kalau ketahanannya patah. Sedang aplikasi insektisida pada varietas rentan harus didasarkan pada hasil pengamatan Tjahjono dan Harahap,2003. Dengan melihat hal-hal yang dapat meningkatkan produktivitas padi yaitu dalam pemilihan benih padi dari varietas unggul, pemberian pupuk untuk menyuburkan tanaman, dan pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida yang tepat, maka PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan Universitas Sumatera Utara tersebut untuk membantu petani padi meningkatkan produktivitas padinya sehingga dengan meningkatnya produktivitas padi diharapkan pendapatan petani juga meningkat. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pengaruh bantuan benih, pupuk, dan pestisida PT.Perkebunan Nusantara III maka perlu dilaksanakan penelitian secara ilmiah agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh bantuan yang diberi yaitu benih, pupuk, dan pestisida terhadap pendapatan petani padi di daerah penelitian. Selain itu alasan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk menyalurkan dana CSR yang wajib dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III, karena apabila tidak dikeluarkan maka PT. Perkebunan Nusantara III dapat dikenakan sanksi. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III? 2 Bagaimana pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan dengan sesudah mendapat bantuan? 3 Apakah ada pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi? 4. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III? Universitas Sumatera Utara Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III. 2. Untuk mengetahui pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan dengan sesudah medapat bantuan. 3. Untuk mengetahui pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi. 4. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi pihak akademik yang ingin mengadakan penelitian mengenai pengaruh bantuan pupuk,benih, dan pestisida PT. Perkebunan Nusantara III terhadap tingkat pendapatan petani padi di masa yang akan datang. 2. Sebagai masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan bantuan pupuk,benih, dan pestisida PT. Perkebunan Nusantara III terhadap tingkat pendapatan petani. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai sekarang menjadi tanaman utama dunia. Bukti sejarah di Provinsi Zheijiang, Cina Selatan, menunjukkan bahwa penanaman padi di Asia sudah dimulai 7.000 tahun yang lalu. Beberapa daerah yang diduga menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara, dan daerah yang membatasi negara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, dan Cina Suparyono dan Setyono, 1993. Sebagai makanan pokok, padi telah lama dikenal orang. Sampai saat ini hampir separuh penduduk dunia menggantungkan hidupnya pada padi. Begitu pentingnya arti padi sehingga kegagalan panen dapat menyebabkan kelaparan dan kematian yang luas. Sebagai contoh pada tahun 1944 di Bangladesh terjadi kelaparan dan kematian yang parah akibat kegagalan panen yang terjadi Suparyono dan Setyono, 1993. Daerah yang cocok untuk tanaman padi sangat bervariasi mulai dari Lintang Utara sampai 35-40 derajat Lintang Selatan, mulai dari daerah pantai sampai ketinggian 2400 m dpl. Sebagai makanan utama, padi lebih disukai daripada tanaman lain seperti terigu dan jagung. Ini didukung oleh kenyataan bahwa meskipun luas total tanaman padi lebih kecil dibanding luas total tanaman terigu, tetapi produksi padi yang tidak dimakan hanya 7 , sedangkan terigu sekitar 25 Suparyono dan Setyono, 1993. Universitas Sumatera Utara Beras merupakan salah satu makanan pokok bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perhatian akan beras atau tanaman padi tidak ada henti-hentinya. Perjalanan Bangsa Indonesia dalam pengadaan beras pun berliku-liku yang pada akhirnya dapat berswasembada beras pada tahun 1984. Keadaan tersebut tentunya perlu dipertahankan hingga sekarang. Kebutuhan beras semakin meningkat karena jumlah penduduk bertambah dan terjadi pergeseran menu non- beras ke beras. Keadaan tersebut mendorong pemerintah untuk mencari terobosan baru guna meningkatkan produksi pangan yang bersifat massal dan integral. Pada tahun 1959, dibentuklah badan perusahaan produksi bahan makanan dan pembukaan tanah BMPT Pitojo, 2006. Klasifikasi Tanaman Padi : Famili : Gramineae Subfamili : Oryzidae Genus : Oryzae Dari dua puluh spesies anggota genus Oryzae yang sering dibudidayakan adalah Oryza sativa L. dan O. glaberima Steund Suparyono dan Setyono, 1993. Pupuk Petani padi masih sangat jarang menggunakan pupuk, baik pupuk Nitrogen , Fosfat, maupun Kalium. Yang agak sering diberi adalah pupuk organik berupa kotoran ternak ataupun sisa-sisa tanaman yang sudah membusuk. Idealnya lahan kering perlu penambahan pupuk, Suprijadi dkk melaporkan bahwa kombinasi pupuk NPK dengan dosis 60-45-50 kgha ditambah lima ton kotoran hewanha akan memberikan hasil sebesar 5,6 tonha Suparyono dan Setyono, 1993. Universitas Sumatera Utara Hara yang tersedia ditanah sawah sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman padi. Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit antara lain seng Zn, belerang S, dan magnesium Mg. Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara bagi tanaman. Oleh karena itu, diperlukan penambahan unsur hara yang berasal dari pupuk organik atau pupuk anorganik. Pupuk yang digunakan untuk padi sawah adalah TSPSP 36, KCL, dan sepertiga bagian pupuk nitrogen urea diberikan sekaligus setelah pengolahan tanah. Sepertiga bagian pupuk nitrogen susulan diberikan sewaktu tanaman berumur 6-7 minggu bersamaan dilakukan penyiangan gulma. Sisa pupuk nitrogen diberikan pada umur 50-60 hari setelah tanam. Apabila berasal dari urea tablet, sumber nitrogen ini diaplikasikan pada umur 20 hari setelah tanam. Caranya membenamkan pupuk pada alur antara tanaman padi Pitojo, 2006. Benih Salah satu kunci budi daya padi terletak pada kualitas benih yang ditanam. Untuk ini diperlukan benih yang memiliki daya kecambah tinggi 90-100, sehat, dan murni. Benih yang memiliki persyaratan tersebut diharapkan akan menghasilkan bibit yang kekar vigorous, seragam dan sehat. Berdasarkan persyaratan kualitas, benih padi yang ditanam harus bermutu tinggi. Benih padi dibagi menjadi empat kelas yaitu benih penjenis breeder seed =BS, benih dasar foundation seed =FS, benih pokok registered seed =RS, dan benih sebar extension seed = ES. Benih pejenis adalah benih yang dihasilkan oleh pemulia tanaman. Benih ini tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas dan dalam kemasan yang diberi label putih. Benih pemulia dituntut memiliki kemurnian Universitas Sumatera Utara 99, kotoran 1, dengan daya tumbuh minimum 99 Suparyono dan Setyono, 1993. Benih dasar diperoleh dari pertanaman benih penjenis. Penanaman dilakukan oleh instansi atau badan yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, dan disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih. Benih dasar harus memiliki kualifikasi daya tumbuh minimum 80, kemurnian 99, kotoran 1 dan mengandung biji kotoran rumput 0,05. Benih ini tersedia dalam kemasan yang ditandai dengan label putih. Benih pokok adalah benih yang diperoleh dari pertanaman benih penjenis atau benih dasar yang dipelihara ketat agar identitas dan kemurniannya tetap terjaga. Benih pokok harus mempunyai daya tumbuh minimum 80, kemurnian 99, kotoran 1, kotoran biji rumput 0,05 dan campuran varietas lain 0,1. Benih pokok tersedia dalam kemasan yang diberi label ungu. Sedangkan benih sebar adalah benih yang diperoleh dari pertanaman benih pejenis, benih dasar, atau benih pokok di bawah pengawasan pemulia tanaman. Benih sebar harus memiliki daya tumbuh minimum 80, kemurnian 98, kotoran 2 Suparyono dan Setyono, 1993. Benih yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani padi adalah benih dari varietas yang unggul yaitu varietas cihierang keluaran PT. Siangyan Seri. Pestisida Hama padi umumnya dikendalikan dengan varietas yang tahan dan insektisida. Cara pengendalian lain yang masih terbatas adalah kultur teknis dan biologis. Pengendalian dengan insektisida sampai sekarang merupakan cara kedua yang banyak dilakukan petani. Bahkan dalam keadaan panik, strategi ini Universitas Sumatera Utara merupakan satu-satunya cara yang sering sangat diharapkan memecahkan masalah hama. Harus diakui bahwa pestisida telah menjadi bagian dalam sistem pertanian di Indonesia. Namun, dibalik efektivitas yang tinggi, insektisida banyak menimbulkan efek negatif yang merugikan. Efek sampingan tersebut ialah resistensi dan resurgensi hama sasaran, ledakan hama penyakit bukan sasaran sekunder,pengaruh negatif terhadap biota bukan sasaran musuh alami dan serangga berguna, residu pestisida, bahaya langsung terhadap pemakai, dan pencemaran lingkungan. Resistensi serangga terhadap insektisida ialah kemampuan suatu serangga hama untuk bertahan terhadap terhadap sifat racun insektisida pada dosis yang dalam keadaan normal serangga sudah tidak mampu bertahan. Hal ini muncul sebagian disebabkan oleh seleksi mutan-mutan yang memiliki gen yang mampu menawarkan racun detoxification gene, dengan kata lain resistensi terjadi bila suatu individu anggota populasi diberi pestisida kehilangan sifat rentannya sampai titik yang kemudian tahan terhadap pestisidanya. Komponen pengendalian hama terpadu terdiri dari varietas tahan, kultur teknis, biologis dan pemakaian insektisida. Varietas yang tahan sebaiknya dikombinasikan dengan komponen-komponen tersebut karena pada akhirnya varietas tahan saja belum cukup menekan populasi hama, demikian juga cara pengendalian yang lain, sebaiknya dikombinasikan Suparyono dan Setyono, 1993. Universitas Sumatera Utara Landasan Teori Komitmen perusahaan terhadap masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dari kegiatan perusahaan. Membangun masyarakat yang sehat dan kinerja yang tinggi merupakan tujuan setiap perusahaan, sehingga perusahaan akan terus berupaya mencapai pengakuan, termasuk dalam kepedulian masyarakat. Indonesia adalah salah satu negara yang sangat kaya akan sumber alamnya, termasuk sumber daya alam yang berdampingan bahkan milik langsung dari masyarakatnya. Dengan demikian, banyak perusahaan beroperasi pada lahan yang bersentuhan langsung dengan kehidupan hajat hidup orang banyak. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan akan dengan mudah memberikan kemampuan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, namun dilain sisi perusahaan juga bisa saja mengalami dilema dalam melakukan kegiatan sosial ini akibat banyaknya permintaan dan motivasi tertentu dari masyarakat itu sendiri Anonimous, 2009. Untuk mencapai keberlangsungan, lahirlah konsep yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility CSR. Dimana CSR merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial dengan selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai profit yang maksimum yang dapat meningkatkan harga saham Tresnawati, 2008. Corporate Social Responsibility CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 UU Perseroan Terbatas UUPT. Dengan adanya UU ini, maka perusahaan, industri atau korporasi korporasi wajib untuk melaksanakannya atau dengan kata lain, sebuah Universitas Sumatera Utara korporasi juga dituntut untuk memperhatikan aspek sosial, dan lingkungan selain daripada aspek keuangannya. Namun demikian, CSR belum seluruhnya dilakukan oleh setiap korporasi, oleh karena CSR dianggap tidak mampu memberikan dampak keuntungan keuangan dalam jangka pendek dan mungkin juga karena ketidaktahuan dalam mengelolah CSR dengan baik. Corporate Social Responsibility CSR adalah merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dimana terdapat keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan Anonimous, 2009. Perkembangan dalam dunia bisnis secara global telah diikuti oleh peningkatan kesadaran publik akan tanggungjawab perusahaan, terutama dalam 40 tahun terakhir. Indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan persaingan di dalam dunia bisnis adalah profit dan pertumbuhan, tetapi juga keberlangsungan dimana untuk mencapainya, perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu-isu sosial baik di dalam perusahaan maupun yang berkembang di dalam masyarakat Tresnawati, 2008. Perkebunan Nusantara III memiliki suatu program yaitu PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Dimana dasar dari PKBL adalah mengatur berbagai urusan urusan yang menyangkut dengan lingkungan PTPN III. Ada empat urusan dalam PKBL, yaitu: 1. Urusan Keuangan Umum 2. Urusan Perencanaan 3. Urusan Pembinaan 4. Urusan CSR Corporate Social Responsibility Universitas Sumatera Utara CSR Corporate Social Responsibility merupakan program baru di PTPN III yaitu mulai efektif dari tahun 2009, CSR Corporate Social Responsibility dibuat karena instruksi dari pemerintah yang harus dan wajib dilaksanakan. Kebijakan itu dibuat dalam: 1. Keputusan Mentri No.100MBU2002 tanggal 4 Juni 2002 2. Keputusan Mentri BUMN KEP 236MBU2003 tanggal 17 Juni 2003 3. Surat Edaran BUMN SE 433MBU2003 tanggal 16 September 2003 4. PEROSMBU2007 tanggal 27 April 2007 Anggaran CSR Corporate Social Responsibility diberlakukan untuk seluruh BUMN, misalnya PERTAMINA, PLN, Bank, Perkebunan, dan lain lain. Jadi untuk di Sumatera Utara ada 36 BUMN yang memiliki anggaran CSR dan koordinatornya adalah PT. Perkebunan Nusantara III. Di PT. Perkebunana Nusantara III dana CSR dialokasikan kepada enam sektor utama, yaitu: 1. Bantuan untuk olahraga 2. Bantuan untuk peringatan hari besar atau perayaan 3. Bantuan untuk pelestarian 4. Bantuan untuk pangan atau hortikultura 5. Bantuan untuk sarana atau prasarana umum 6. Dan lain lain Institusi, pemberian bantuan untuk penghijauan PT. Perkebunan Nusantara III membuat program CSR ini dari tahun 2010 dan dilaksanakan pada tahun 2011. Bantuan yang diberikan kepada petani padi termasuk dalam bantuan untuk pangan atau hortikultura, bantuan yang diberikan berupa pupuk, benih dan pestisida. Jenis dan jumlah bantuan berupa pupuk, Universitas Sumatera Utara benih, dan pestisida yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Jenis dan Jumlah Bantuan Fisik Benih, Pupuk, dan Pestisida yang Diberikan oleh PT. Perkebunana Nusantara III kepada Petani Padi di Daerah Penelitian. No NamaJenis Satuan Jumlah 1 Benih padi kg 550 2 Pupuk : a. KCL kg 2.000 b. Petroorganic kandang kg 20.000 c. Dolomit kg 500 d. Posfat plus kg 1.000 3 Pestisida : a. Bakgycraft btl 20 b. Puradan 3G kg 200 c. Spontan btl 25 d. Score btl 105 e. Plantomicin kg 100 f. Baylucida btl 30 g. Trisula btl 20 h. Policur bks 40 i. Curater kg 350 j. TSM keong Mas kg 500 4 Herbisida Ally Plus bks 50 Sumber: Perkebunan Nusantara III Tahun 2011 Kebanyakan CSR diberikan dalam bentuk fisik atau barang 95 agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang diberi bantuan. Bantuan berupa pupuk, benih dan pestisida diberikan kepada petani padi oleh PT. Perkebunan Nusantara III sesuai dengan permohonan yang diajukan oleh kelompok taninya dan sesuai dengan luas areal tanamnya. Bantuan diberikan sesuai dengan musim tanamnya, dan dilakukan secara dua tahap yaitu tahap pertama diberikan terlebih dahulu benih kemudian tahap kedua diberikan pupuk dan pestisida setelah tanaman tersebut mulai tumbuh. Bantuan ini diberikan kepada petani padi oleh PT. Perkebunan Nusantara III untuk satu periode musim tanam, dan bantuan Universitas Sumatera Utara diberikan kepada petani petani yang masih dekat dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu paling jauh radius 35 kilometer. Petani yang ingin mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III harus masuk dalam kelompok tani, kemudian kelompok tani tersebut membuat proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III untuk mendapatkan bantuan tersebut. Bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dapat langsung diterima oleh petani padi saat petani padi akan mulai menanam padi. Dengan diberinya bantuan berupa pupuk, benih, dan pestisida maka petani padi di daerah penelitian akan memperoleh pendapatan yang lebih meningkat karena kebutuhan pupuk, benih dan pestisida diberikan sebagian oleh PT. Perkebunan Nusantara III sehingga petani padi mengeluarkan biaya produksi yang lebih kecil dibanding sebelum mendapat bantuan dan PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan yang berkualitas tinggi seperti benih dari varietas yang unggul begitu juga pupuk dan pestisida yang berkualitas sehingga produktivitas padi meningkat dan pendapatan petani padi juga meningkat. Petani padi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III tidak memberikan imbalan berupa materi maupun non materi kepada PT. Perkebunan Nusantara III setelah petani padi tersebut panen karena bantuan tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Perkebunan Nusantara III untuk menjaga ketahanan pangan. Universitas Sumatera Utara Pendapatan Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk sesuatu negara. Dari istilah ini pendapatan pribadi ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat dimana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalan Sukirno,2006. Rumus Pendapatan: Pd=TR –TC ……………………………………………………………….…. 1 Dimana : Pd = Pendapatan TR = Total Revenue atau Penerimaan Total TC = Total Cost atau Biaya Total Pendapatan dalam usahatani dapat berupa pendapatan kotor penerimaan yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali. Pendapatan bersih dalam usahatani adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan Suratiyah, 2009. Biaya produksi usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tetap FC= Fixed Cost yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi dan biaya variable VC= Variable Cost yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi. Seperti pada fungi produksi, pada biaya ini dikenal konsep Universitas Sumatera Utara biaya marjinal MC= Marginal Cost yaitu perubahan biaya per kesatuan perubahan produksi,dan biaya rata-rata AC= Average Cost yaitu biaya per kesatuan produksi Suratiyah, 2009. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut penelitian Rosana Podesta S 2009 tentang tingkat pendapatan petani dengan menggunakan rumus pendapatan yaitu selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani serta merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Dengan menggunakan rumus pendapatan menunjukkan adanya peningkatan pendapatan petani di daerah penelitian. Menurut Pintani M.P.Gea 2011 tentang perbedaan pendapatan petani sebelum mendapat bantuan dan setelah mendapat bantuan dengan menggunakan uji statistik t-hitung. Dengan menggunakan uji statistik t-hitung dapat dilihat bahwa bantuan tersebut berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani yaitu pendapatan petani meningkat setelah mendapatkan bantuan. Kerangka Pemikiran Pelaksanaan fungsi manajemen dalam pemanfaatan dana untuk program yaitu PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan untuk mewujudkan misi perusahaan sebagai perwujudan CSR Corporate Social Responsibility di lingkungan wilayah perusahaan maka dibentuklah bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan BKL pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi kerakyatan sehingga tercapainya kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang diberi bantuan oleh Universitas Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara III berupa pupuk, benih, dan pestisida untuk dapat meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya. Sesuai dengan Keputusan Mentri No.100MBU2002 tanggal 4 Juni 2002, Keputusan Mentri BUMN KEP 236MBU2003 tanggal 17 Juni 2003, Surat Edaran BUMN SE 433MBU2003 tanggal 16 September 2003, PEROSMBU2007 tanggal 27 April 2007 maka PT. Perkebunan Nusantara III selaku Badan Usaha Milik Negara BUMN berpedoman kepada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara dapat melaksanakan tugasnya yaitu dengan memberikan bantuan kepada usaha kecil, petani-petani dan masyarakat umum yang masih berada dalam kawasan perusahaan. Bantuan yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani-petani seperti petani padi adalah berupa bantuan fisik yaitu pupuk, benih, dan pestisida. Perusahaan tidak memberikan bantuan berbentuk uang karena untuk menghindari penyalahgunaan bantuan yang diberikan. Dengan adanya bantuan-bantuan tersebut diharapkan meningkatkan hubungan baik dengan petani-petani sehingga dapat dirasakan manfaat bagi petani-petani itu sendiri. Dimana hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan petani yang diberi bantuan oleh PT. Perkebunan Nusantara III sehingga kesejahteraan hidup petani juga meningkat. Berdasarkan penilaian terhadap kinerja PT. Perkebunan Nusantara III dengan petani-petani di lingkungan perusahaan, maka dapat dilihat bagaimana peran PT. Perkebunan Nusantara III tersebut apakah bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pemberian bantuan tersebut. Universitas Sumatera Utara Adapun skema kerangka pemikiran dapat digambarkan pada Gambar 1. Keterangan: Menyatakan Pengaruh Menyatakan Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran PT. Perkebunan Nusantara III Memberi bantuan: Benih, Pupuk, dan Pestisida Petani Padi Usahatani Padi Produktivitas Usahatani Pendapatan Petani Padi Universitas Sumatera Utara Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah: Hipotesis 2: Pendapatan petani di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan lebih rendah daripada sesudah mendapat bantuan. Hipotesis 3: Adanya pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu produktivitas usahatani petani di daerah penelitian meningkat. Hipotesis 4: Adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu pendapatan petani di daerah penelitian meningkat. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Daerah penelitian ditentukan secara Purposive sengaja yaitu di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah ini karena di daerah ini terdapat PT. Perkebunan Nusantara III yang memberikan bantuan pupuk, benih dan pestisida kepada petani padi dan merupakan salah satu sentra terbaik serta salah satu kelompok tani yang memiliki jumlah anggota terbanyak. Selengkapnya dapat di lihat pada tabel 2. Tabel 2. Data Populasi Petani Padi yang Menerima Bantuan di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Asahan Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Komoditi Kecamatan Desa Kelompok Tani Luas Ha Nama Jlh.Anggota Deli Serdang Padi Galang Kramat Gajah Setia 65 20 Sempurna 64 20 P.Merbau Sukamani Hilir Harapan Makmur 30 20 Beringin Sidodadi Ramunia Jaya Tani 69 20 Batang Kuis Tumpatan Nibung Mekar Wangi 65 20 Jumlah Padi 293 100 Jagung STM. Hilir Laurampak Tani Jaya 40 30 Haroan Bolon 42 30 Juma Tombak Makmur Sejahtera 42 30 Jumlah Jagung 124 90 Jumlah Deli Serdng 417 190 Sergei Padi T. Tinggi Paya Lombang Murni 175 70 Sri Rahayu 62 30 Jumlah Sergei 237 100 Asahan Padi Meranti Gajah Gabenaniula 94 60 Sejati 41 40 Jumlah Asahan 135 100 Total 789 390 Sumber: Perkebunan Nusantara III Tahun 2011 Universitas Sumatera Utara Metode Penarikan Sampel Sampel objek dalam penelitian ini ditentukan secara acak random sampling yaitu penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh petani di daerah penelitian. Adapun populasi petani padi di daerah penelitian adalah sebanyak 65 orang di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Penetapan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin Sevilla, 1993. Besar Sampel: n = Keterangan: n : Sampel N : Populasi e : Margin Error 10 n = n = 39 Maka jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 39 petani padi di daerah penelitian yaitu di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mewawancarai langsung sampel anggota petani padi di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang berdasarkan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari lembagainstansi yang terkait, literatur, buku maupun media lain yang sesuai dengan penelitian. Metode Analisis Data Untuk menyelesaikan masalah pertama dianalisis dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan cara pemberian sarana produksi di PT. Perkebunan Nusantara III. Hipotesis kedua diselesaikan dengan cara menggunakan tabulasi dan rumus pendapatan untuk melihat tingkat pendapatan petani sebelum mendapatkan bantuan di daerah penelitian. Rumus pendapatan dapat ditulis sebagai berikut: Pd = TR-TC Hipotesis ketiga dianalisis dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi. Hipotesis keempat yaitu untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani setelah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dengan cara dianalisis secara deskriptif yaitu menjelaskan perbedaan pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dengan sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dengan melihat biaya yang dikeluarkan petani setelah mendapat Universitas Sumatera Utara batuan lebih kecil sehingga berpengaruh kepada pendapatan petani. Untuk melihat lebih jelas perbedaan pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dengan sebelum mendapatkan bantuan dapat juga menggunakan uji statistik t-hitung untuk berpasangan, dengan formulasinya sebagai berikut: t-hitung = ; db = n-1 Dimana: d = Rata-rata tingkat pendapatan setelah ada bantuan do = Rata-rata tingkat pendapatan sebelum ada bantuan Sd = Standar deviasi n = Jumlah observasi db = Derajat bebas Walpole,1997. Hipotesis menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan petani padi sebelum dan sesudah adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: H0 : 1= 2 H1 : 2 1 Dimana : 1 = Pendapatan usahatani sebelum mendapatkan bantuan. 2 = Pendapatan usahatani setelah mendapatkan bantuan. Universitas Sumatera Utara Kriteria uji: H0 diterima apabila t-hitung t-tabel, db= n-1, = 0,05 artinya tidak ada perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. H1 diterima apabila t-hitung t-tabel, db= n-1, = 0,05 artinya ada perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Penggunaan alpha sebesar lima persen dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan kebutuhan peneliti, bahwa dalam penelitian sosial, besarnya alpha yang digunakan dapat bernilai satu persen atau lima persen. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti Usman dan Akbar,2008. Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut: Defenisi 1. Petani padi adalah orang yang melaksanakan dan mengelola usahatani padi pada sebidang tanah atau lahan. 2. Pupuk adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi. 3. Benih padi yang diberi adalah benih dari varietas unggul yaitu ciherang. 4. Pestisida adalah bahan kimia yang diberikan pada tanaman padi agar terhindar dari hama penyakit. Universitas Sumatera Utara 5. Pendapatan adalah jumlah pendapatan bersih yang diterima dari usahatani padi. 6. Corporate Social Responsibility CSR adalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat lingkungan stakeholder. 7. Usahatani padi merupakan usahatani dalam melaksanakan dan mengelola tanaman padi pada sebidang tanah atau lahan. 8. Pendapatan petani adalah pendapatan bersih rata-rata yang diterima dari usahatani yaitu pendapatan kotor rata-rata dikurangi dengan biaya produksi rata-rata RpHa. 9. Biaya produksi adalah biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh petani setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III TonHa. 10. Produktivitas yang dimaksud adalah rata-rata produktivitas yaitu jumlah rata-rata produksi padi dibagi dengan rata-rata luas lahan dalam TonHa. 11. Bantuan yang diberikan dari PT. Perkebunan Nusantara III adalah pupuk, benih, dan pestisida. Batasan Operasional 1. Penelitian dilakukan di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 2. Petani sampel adalah petani padi yang membudidayakan padi, dan merupakan anggota kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari Perkebunan Nusantara III. 3. Waktu penelitian adalah tahun 2012. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK ANGGOTA SAMPEL Kondisi Geografis Penelitian ini dilakukan di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli serdang. Desa ini terdiri dari delapan dusun. Desa ini memiliki luas 3,70 km 2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Beringin Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Tanjung Morawa Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kondisi Demografis Penduduk yang ada di daerah penelitian berjumlah 6157 jiwa dengan 1280 kepala rumah tangga KK. Jumlah dan distribusi penduduk di daerah penelitian dapat dilihat dibawah ini:

a. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur