BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang dan berlangsung sepanjang hidupnya life long education. Proses belajar dapat terjadi
kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungannya. Salah satu indikator bahwa
seseorang telah belajar adalah adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan
psikomotorik maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif Winarno, 2009. Proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain
dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap Arsyad, 2007. Sebagaimana
diketahui bahwa terdapat hal penting yang terjadi selama proses belajar yakni interaksi. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pembelajaran buku, modul, dan sejenisnya dan berbagai
sumber belajar dan fasilitas belajar lainnya. Proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam
menghasilkan atau menciptakan kualitas lulusan pendidikan. Oleh karena itu, hal utama yang seyogyanya mendapatkan perhatiaan lebih serius oleh stakeholder
pendidikan adalah menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Karena proses pembelajaran yang berkualitas memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, terdapat banyak aspek yang turut mempengaruhinya. Aspek tersebut
antara lain: pengajar guru dan dosen yang profesional dan berkualitas dengan kualifikasi yang diamanatkan oleh Undang-Undang Guru dan Dosen, penggunaan
metode mengajar yang menarik dan bervariasi, perilaku belajar peserta didik yang positif dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam mendukung proses
belajar itu sendiri Winarno, 2009. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan
guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam proses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang kompeten akan
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat
yang optimal Suryosubroto, 2002. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar
yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran komunikasi antara guru dan siswanya Asnawir, 2002 .
Guru merupakan sumber informasi bagi siswanya, jadi guru dituntut pro-aktif guna mengatasi permasalahan siswanya dalam proses belajar, agar proses belajar
mengajar berjalan dengan baik secara kondusif. Hal ini akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Untuk mendapatkan respon yang baik,
sebaiknya menggunakan strategi, tehnik, metode dan model pembelajaran yang tepat, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara optimal .
Media pembelajaran merupakan unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran selain metode mengajar. Kedua unsur ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang digunakan. Meskipun masih ada beberapa aspek lain yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi
dan minat siswa, media pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan memadatkan informasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para
guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien, meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran Arsyad,
2007. Penggunaan media pembelajaran diharapkan proses belajar mengajar PBM
yang sering kali dihadapkan pada materi sulit, bersifat abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari dapat dikonkritkan dari yang abstrak menjadi nyata,
materi yang sulit menjadi mudah dengan adanya visualisasi melalui multimedia. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah visualisasi yang sering dilakukan
dalam proses belajar mengajar. Pada era informatika visualisai berkembang dalam bentuk gambar bergerak animasi yang dapat ditambahkan dengan suara audio.
Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi
dan sebagainya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.
Demikian juga bagi pelajar, dengan multimedia diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara
cepat dan efisien Saroso, 2008. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang
menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan
untuk menyerap informasi itu Arsyad, 2007.
Dengan berkembangnya multimedia, unsur-unsur video, bunyi, teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu melalui Pembelajaran Berbasis Komputer PBK. Multimedia
berbasis komputer ini sangat menjanjikan untuk penggunaan dalam bidang pendidikan. Menurut Anitah 2008, jenis-jenis multimedia terdiri atas: 1.
Multimedia Kits Multimedia kits merupakan kumpulan bahan-bahan yang berisi lebih dari satu jenis media yang diorganisasikan sekitar satu topik, yang termasuk
jenis ini adalah CD-ROM, slides, audiotapes, gambar diam, media cetak, OHT, peta, lembar kerja, bagan, grafis, objek dan model, 2. Hypermedia, merupakan media
yang memiliki komposisi materi-materi yang berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang menggunakan unsur teks, grafik, video dan audio yang
dihubungkan dengan cara yang dapat memudahkan pemakai untuk beralih ke suatu informasi, 3. Media interaktif yaitu media yang meminta siswa mempraktikkan
keterampilan dan menerima kebalikan. Media interaktif berbasis komputer menciptakan lingkungan belajar multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun
pembelajaran berbasis komputer. SETS merupakan salah satu pendekatan dalam proses pembelajaran, dengan SETS
diharapkan siswa memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegratif dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga mereka memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki. Titik berat pembelajaran sains berwawasan SETS adalah mengaitkan antara
konsep sains yang dipelajari dengan keberadaan serta implikasi konsep tersebut pada lingkungan, teknologi, dan masyarakat dalam konteks SETS. Teknologi
yang merupakan unsur SETS melibatkan keterampilan proses sains dan keterampilan proses teknologi yang juga melibatkan lingkungan dan juga sosial, Menurut Satchwell
dan Dugger, Jr. 1996 bahwa: 1. Teknologi merupakan aplikasi pengetahuan manusia, dan tidak sekedar aplikasi sains, 2. Teknologi merupakan application based
karena merupakan kombinasi dari pengetahuan, pemikiran dan tindakan, 3. Teknologi mengembangkan kemampuan manusia oleh karena teknologi
memungkinkan manusia mengadaptasi dan menata dunia fisik yang telah ada, 4. Teknologi berada dalam ranah sosial dan ranah fisik oleh karena dikenal teknologi
keras seperti tool dan equipments serta teknologi lunak seperti sistem managemen, perangkat lunak, internet dan lain-lain.
Demikian halnya pembelajaran sistem koordinasi dengan bervisi SETS. Guru sedapat mungkin membawa siswa ke arah pemikiran yang menyeluruh dan terpadu
dengan mengaitkan antara materi sistem koordinasi yang dipelajari dengan keberadaan serta implikasi materi tersebut dengan lingkungan, teknologi dan
masyarakat. Pada proses pembelajaran, guru dapat mengangkat isu yang berkembang di
masyarakat mengenai sistem koordinasi kemudian mencoba mengaitkan ke bentuk teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat serta
cara pemecahannya dan tindakan positif apa yang dapat dilakukan menanggapi isu tersebut. Siswa akan dituntut berpikir aktif dan kreatif.
Pemikiran yang kreatif mendorong siswa menguasai pengetahuan, manfaat dan efek
sampingnya. Pembelajaran Bervisi SETS Science, Environment, Technology, And
Society mengandung makna bahwa di dalam pembelajaran yang dilaksanakan selalu
memperlakukan materi pembelajaran dalam konteks SETS. Dalam arti, materi pembelajaran diupayakan untuk ditempatkan dalam kaitan unsur Sains, Lingkungan,
Teknologi, dan Masyarakat secara timbal balik. Dengan pemikiran serta perlakukan semacam itu kita akan dapat melihat kemanfaatan hasil pembelajaran lebih besar dari
sekedar memahami konsep pengetahuan yang dibelajarkan tanpa keterhubungkaitannya dalam konteks SETS.
Pengembangan media pembelajaran perlu dilakukan untuk melengkapi, membantu dan mengoptimalkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran biologi.
Media berbasis komputer Multimedia interaktif dengan segala kemampuannya dapat memudahkan dalam kegiatan proses pembelajaran, media berbasis teknologi ini
sekaligus untuk mengenalkan produk ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa agar anak didik tidak kesulitan dalam mengembangkan potensinya baik saat belajar di
sekolah maupun kelak mereka hidup di masyarakat di era global. Penggunaan Multimedia interaktif sebagai perlengkapan pembelajaran, bentuk peralatan ini berupa
keping CD yang dipergunakan untuk melakukan komunikasi dua arah bersifat saling aktif, dikemas dan dioperasikan dengan menggunakan komputer dalam pembelajaran
sangat efektif digunakan sebagai media pembelajaran Sadiman dkk, 1984. Jika Multimedia interaktif dirancang dan dikembangkan secara baik dapat mewakili guru
dalam menyajikan informasi dan membimbing kegiatan belajar siswa, pada situasi tertentu fungsi guru dapat diperankan oleh Multimedia interaktif. Diharapkan
pembelajaran biologi akan terlaksana lebih menarik, bermakna dan menyenangkan.
Di SMP materi sistem koordinasi adalah materi yang disampaikan di semester genap kelas IX, merupakan materi yang sering menyulitkan bagi peserta didik untuk
mempelajarinya karena selain materinya yang terlalu banyak sistem saraf, sistem hormon dan sistem indera, materi bersifat abstrak yang menyebabkan anak malas
belajar tapi juga karena banyak istilah yang tidak dipahami sehingga hasil belajar siswa cenderung jelek dibanding dengan materi lainnya. Dengan pembelajaran
bervisi SETS diharapkan: 1. Peserta didik terbiasa memiliki pola pikir yang menyeluruh komprehensif dalam memandang materi sistem koordinasi sebagai
science yang terintegrasi dengan environment, technology and society, 2. SETS dapat membuat peserta didik mengetahui bahwa teknologi mempengaruhi laju
pertumbuhan sains, serta dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat, 3. Dengan SETS siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari materi karena dikaitkan dengan
hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimilik. Sebagai contoh materi sistem
koordinasi yaitu saraf sebagai sains dapat dihubungkan dengan teknik pengobatan dan penanganan penderita epilepsi, parkinson, alzaimer teknologi, atau penyakit
lainnya yang disebabkan oleh saraf, para ahli saraf yang mengadakan penelitian tentang saraf semakin banyak dan antusias masyarakat, hasil dari penelitian para
ahli dapat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan lingkungan. Untuk itu perlu untuk melakukan penelitian dengan implementasi pembelajaran pada
materi sistem koordinasi bervisi SETS dilengkapi dengan multimedia interaktif sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar pada SMPN 2
Pemalang. Salah satu alasan diadakannya penelitian di SMPN 2 Pemalang adalah latar belakang nilai harian peserta didik untuk materi sistem koordinasi lebih rendah
dibanding dengan materi lainnya dan belum adanya perangkat pembelajaran Biologi bervisi SETS lihat tabel 1 .
Tabel 1. Data Kondisi Awal Pembelajaran Kelas IX.B. No
Kualitas Pembelajaran Nilai dlm Prosen
1 2
3 4
Keaktifan Bertanya Keaktifan bekerja sama dengan temen dan
kelompok Keaktifan mempersentasikan hasil diskusi
Hasil Belajar 63,00
59,85
63,78 62,21
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Pendekatan Bervisi SETS Materi Sistem Koordinasi di Kelas VIII.B SMPN 2
Pemalang”. Pada dasarnya penelitian yang dilakukan ini adalah Meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keaktifan siswa dan hasil belajar.
1.2 Identifikasi Masalah