KEMAMPUAN MENGURAIKAN DATA GRAFIK DALAM BENTUK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IX SMP NUSANTARA KEBAGUSAN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

Enik Trisnawati

i ABSTRAK

KEMAMPUAN MENGURAIKAN DATA GRAFIK DALAM BENTUK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IX

SMP NUSANTARA KEBAGUSAN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Enik Trisnawati

Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa dalam menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini ber-jumlah 42 siswa yang merupakan ber-jumlah sampel penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes menulis paragraf berdasarkan data grafik yang meliputi indikator penilaian (1) kesesuaian isi paragraf dengan data grafik, (2) kesatuan dan kepaduan paragraf, (3) penggunaan kalimat, dan (4) penggunaan ejaan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah skor rata-rata kemampuan siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012 dalam menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf 61,43 yang termasuk dalam


(2)

Enik Trisnawati

ii

kategoricukup.Adapun nilai rata-rata dari masing-masing indikator (1) kesesuaian isi paragraf dengan data grafik 71,4 tergolong kategoricukup, (2) kesatuan dan kepaduan paragraf 62,2 tergolong kategoricukup, (3) penggunaan kalimat 60 tergolong kategoricukup,dan (4) penggunaan ejaan 47 tergolong kategorikurang.


(3)

KEMAMPUAN MENGURAIKAN DATA GRAFIK DALAM BENTUK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IX

SMP NUSANTARA KEBAGUSAN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

ENIK TRISNAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

KEMAMPUAN MENGURAIKAN DATA GRAFIK DALAM BENTUK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IX

SMP NUSANTARA KEBAGUSAN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

ENIK TRISNAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

xii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTO ... viii

PERSEMBAHAN... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...…….. xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar BelakangMasalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Pengertian Membaca... 7

2.2 Menulis... 7

2.2.1 Pengertian Menulis... 8

2.2.2 Kriteria Tulisan yang Baik ... 8

2.3 Grafik ... 10

2.3.1 PengertianGrafik ... 10

2.3.2 Macam-macam Grafik... 11

2.3.3 Fungsi Grafik... 14


(6)

xiii

2.3.5 Langkah-Langkah Membaca Grafik ... 15

2.4 Paragraf ... 16

2.4.1 Pengertian Paragraf ... 16

2.4.2 Jenis-Jenis Paragraf ... 17

2.4.2 Unsur-Unsur Paragraf... 20

2.4.3 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik... 21

2.5 Kalimat Efektif... 22

2.6 Penggunaan Ejaan ... 25

2.7 Relevansi Paragraf dengan Data Grafik ... 25

2.8 Definisi Operasional... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Desain Penelitian... 28

3.2 Populasi dan Sampel ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.4 Teknik Analisis Data... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Pengantar... 37

4.2 Hasil Penelitian ... 37

4.2.1 Skor Kemampuan Menguraikan data Grafik dalam Bentuk Paragraf ... 38

4.2.2 Skor Kemampuan Menguraikan data Grafik dalam Bentuk Paragraf per Aspek ... 38

4.3 Bahasan Hasil Penilaian... 43

4.3.1 Kemampuan Menguraikan Data Grafik dalam Bentuk Paragraf ... 43

4.3.2 Tingkat kemampuan Menguraikan Data Grafik dalam bentuk Paragraf per Aspek ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 66

5.1 Simpulan ... 66

5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Menguraikan Data Grafik dalam Bentuk Paragraf Siswa Kelas IX SMP Nusantara

Kebagusan PesawaranTahun Pelajaran 2011/2012... 71

2. Tabel 2. Data Skor Siswa untuk Aspek Kesesuaian Isi Paragraf dengan Data Grafik ... 73

3. Tabel 3. Data Skor Siswa untuk Aspek Kesatuan dan Kepaduan Paragraf ... 74

4. Tabel 4. Data Skor Siswa untuk Aspek Penggunaan Kalimat ... 75

5. Tabel 5. Data Skor Siswa untuk Aspek Penggunaan Ejaan ... 76

6. Instrumen Penelitian... 77

7. Kunci Jawaban ... 78

8. Silabus Bahasa Indonesia SMA Kelas IX... 79

9. Surat Izin Penelitian ... 81

10. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 82


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator, Skor, Deskriptor Kemampuan Menguraikan data Grafik

dalam bentuk Paragraf ... 30 3.2 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf ... 36 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf ... 38 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf untuk Aspek Kesesuaian Isi Paragraf

dengan DataGrafik... 39 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf untuk Aspek Kesatuan dan Kepaduan ... 40 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf untuk Aspek Penggunaan Kalimat... 41 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf untuk Aspek Penggunaan Ejaan ... 43 4.6 Persentase Kemampuan Menguraikan Data Grafik dalam Bentuk Paragraf

untuk Aspek Kesesuaian Isi Paragraf dengan data Grafik ... 44 4.7 Persentase Kemampuan Menguraikan Data Grafik dalam Bentuk

Paragraf untuk Aspek Kesesuaian Paragraf dengan Data Grafik ... 54 4.8 Persentase Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf untuk Aspek Kesatuan dan Kepaduan Paragraf.... 57 4.9 Persentase Kemampuan Menguraikan Data Grafik

dalam Bentuk Paragraf untuk Aspek Penggunaan Kalimat... 61 4.10 Persentase Kemampuan Menguraikan Data Grafik


(9)

MOTO

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,

semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Q.S. Al-Israa’:36)

Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati,

orang-orang yang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ………

Sekretaris : Sumarti, S.Pd., M.Hum. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(11)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah swt., penulis persembahkan karya kecil ini kepada orang-orang terkasih berikut ini.

1. Orang tua tercinta Bapak Efendi dan Ibu Siti Maysaroh yang tidak pernah henti memberikan doa, kasih sayang, cinta, pengorbanan, dan dukungan kepada penulis;

2. Kakak-kakakku tersayang (Cak Musa, Cak Munir, Cak Jaenal, Cak Ajis dan Mbak Ludarwati) yang selalu memberi doa dan semangat untuk menjadi lebih baik;

3. Bapak dan Ibu dosen yang telah mencurahkan ilmu selama ini; dan 4. Almamater tercinta.


(12)

Judul Skripsi : KEMAMPUAN MENGURAIKAN DATA GRAFIK DALAM BENTUK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IX SMP NUSANTARA KEBAGUSAN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Nama Mahasiswa : Enik Trisnawati

No. Pokok Mahasiswa : 0813041024

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing,

Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. Sumarti, S.Pd., M.Hum. NIP19640106 198803 1 001 NIP 19700318 199403 2 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,

Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 194804211978031004


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada 28 Agustus 1989 dari buah cinta Bapak Efendi dan Ibu Siti Maysaroh. Penulis merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri Karyatani diselesaikan penulis pada tahun 2002. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di MTs. Maarif Pasir Sakti selama tiga tahun, selesai pada tahun 2005. Tiga tahun kemudian penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Way Jepara pada tahun 2008. Pada 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila melalui jalur SNMPTN.


(14)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah swt., atas rahmat dan karunia-Nya, penulis diberikan nikmat sehat dan kesempatan untuk menyusun skripsi ini. Salawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., yang selalu menjadi teladan bagi kita, semoga kita mendapat syafaatnya di hari kiamat kelak.

Skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa bantuan dari semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunannya. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd., selaku Pembimbing utama dalam penulisan skripsi ini;

2. Sumarti, S.Pd., M.Hum., selaku Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini;

3. Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. selaku dosen pembahas dalam penulisan skripsi ini; 4. Prof. Drs. Bujang Rahman , M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Drs. Imam Rejana, M. Si., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni;

6. Dr. Edy Suyanto, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Pembimbing Akademik penulis, terima kasih atas semua bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa;


(15)

7. seluruh Bapak dan Ibu dosen yang saya hormati, terima kasih atas ilmu yang berguna yang telah kalian bekalkan kepada saya;

8. kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk penulis;

9. sahabatku (Aprilia, Ari Ika, Nurhasanah, Mujiasih, Siti Munawaroh, Neneng Suryani) terima kasih atas dukungan kalian selama saya menyusun skripsi ini;

10. teman-teman angkatan 2008 yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini;

11. seluruh kakak tingkat angkatan 20062007 yang saya hormati dan adik tingkat angkatan 20092011 yang saya banggakan;

12. keluarga baruku di Asrama Putri Gamalama (Ibu dan Bapak Sueb Suyitno, Mbak Erni, Septa, Linda, Evi, Lena, Oka, Dewi, Eta, Elida, Sri) terima kasih atas keceriaan yang kalian berikan selama kita bersama di asrama; 13. semua pihak yang telah banyak membantu kelancaran dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah swt. membalas segala kebaikan mereka, dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis

Enik Trisnawati NPM 0813041024


(16)

SURAT PERNYATAAN

Sebagai civitas akademika Universitas Lampung, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NPM : 0813041024

nama : Enik Trisnawati

judul skripsi : Kemampuan Menguraikan Data Grafik dalam Bentuk Paragraf Pada Siswa Kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012

program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan dan pelak-sanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber di organisasi tempat riset; 2. dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka;

3. saya menyerahkan hak milik atas karya tulis ini kepada Universitas Lampung, dan oleh karena itu, Universitas Lampung berhak melakukan pengelolaan atas karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku; dan

4. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah di-peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 20 Juni 2012 Yang membuat pernyataan,

Enik Trisnawati NPM 0813041024


(17)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Berbahasa merupakan salah satu perilaku dari kemampuan manusia, sama dengan kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun bersiul (Chaer, 2009:44). Kemampuan seseorang untuk berbahasa tentu tidak datang begitu saja, juga bukan merupakan bawaan dari lahir. Kemampuan

berbahasa merupakan suatu usaha dengan proses yang cukup panjang dan banyak latihan.

Pembelajaran berbahasa sudah dimulai seorang anak sejak kecil dalam keluarga. Selanjutnya, di dunia pendidikanlah seorang anak akan belajar tentang

keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa yang diajarkan di sekolah terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut sangat berkaitan erat satu sama lain. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa mula-mula pada masa kecil diawali dengan kegiatan menyimak, selanjutnya belajar berbicara, kemudian setelah memasuki sekolah akan belajar membaca dan menulis. Oleh karena itu, untuk memiliki keterampilan berbahasa, siswa harus menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut sekaligus.


(18)

2

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas IX semester genap, dijelaskan dalam salah satu standar kompetensi bahwa siswa diharapkan mampu memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif dan membaca cepat. Salah satu kompetensi dasar dari standar kompetensi tersebut ialah mengubah sajian grafik, tabel atau bagan menjadi uraian melalui kegiatan membaca intensif.

Untuk melihat kemampuan membaca siswa, harus diadakan suatu tes hasil

membaca. Tes tersebut dapat dilakukan secara tertulis dan lisan. Dalam penelitian ini, penulis akan mengukur kemampuan membaca siswa dengan tes tertulis. Tes secara tertulis dapat memberikan peluang bagi siswa untuk lebih leluasa

mengembangkan ide atau gagasannya untuk dituangkan dalam tulisan.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tak terpisah dari setiap proses pembelajaran siswa. Hampir di setiap mata pelajaran, siswa harus melakukan kegiatan menulis. Oleh karena itu, siswa harus memiliki keterampilan menulis yang baik untuk menunjang belajarnya.

Salah satu kegiatan menulis yang diajarkan di sekolah adalah menulis paragraf. Pembelajaran menulis paragraf memiliki banyak variasi, bergantung pada cara mana guru akan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis paragraf. Penyusunan paragraf dapat dilakukan dengan mengembangkan kalimat topik, dengan memprosakan sebuah puisi, dengan menceritakan pengalaman pribadi, dan sebagainya.


(19)

3

Kegiatan siswa menulis paragraf juga dapat dilakukan dengan cara memberikan sebuah data yang sederhana baik berupa tabel, grafik, bagan atau peta. Dari data tersebut siswa dapat mengembangkan menjadi uraian atau paragraf.

Grafik merupakan salah satu media pembelajaran yang sederhana dan mudah untuk diperoleh. Dalam kegiatan menulis paragraf, grafik merupakan media yang menarik untuk digunakan sebagai acuan bagi siswa untuk menulis paragraf. Data-data yang dituangkan dalam grafik merupakan Data-data yang masih perlu dicermati untuk dipahami maksudnya. Dengan menguraikan data grafik ke dalam sebuah paragraf, maka akan lebih mudah memahami maksud dari informasi data grafik tersebut.

Kegiatan siswa untuk membaca grafik kemudian menuliskanya dalam bentuk paragraf merupakan kegiatan yang dapat melatih kemampuan membaca sekaligus kemampuan menulis siswa. Namun, tidak semua guru di sekolah mau

memanfaatkan grafik sebagai media pembelajaran. Hal itu kemudian berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membaca dan memahami informasi yang disajikan dalam bentuk grafik.

Siswa yang terlatih melihat dan membaca grafik kemungkinan akan memiliki tingkat kemampuan yang baik dalam menafsirkan informasi yang tertera dalam grafik. Sebaliknya, siswa yang jarang atau tidak pernah membaca grafik akan kesulitan untuk menelaah data yang disajikan dalam bentuk grafik. Untuk itu, perlu diadakan penelitian tentang kemampuan menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf pada siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012.


(20)

4

Terdapat dua alasan mengapa penulis mengambil tempat penelitian di SMP Nusantara. Pertama, sekolah tersebut belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain terutama penelitian tentang bahasa. Kedua, sekolah tersebut kurang diminati para lulusan SD di daerah Gedong Tataan. Hal itu karena sekolah tersebut swasta. Alasan lain sekolah tersebut kurang diminati karena akreditas sekolah yang tidak jelas dan fasilitas sekolah yang sangat kurang memadai. Dari dua alasan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, sekaligus ingin membuktikan kualitas siswanya.

Penelitian sebelumnya yang membahas tentang menulis paragraf melalui media grafik dilakukan Suri (2006) dengan judul Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Media Grafik Siswa Kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006. Penelitian yang dilakukan penulis memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suri. Perbedaan tersebut, yaitu (1) objek, tempat dan waktu penelitian Lela Suri yaitu siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2005/2006, sedangkan penulis melakukan penelitian kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 20011/2012. (2) ruang lingkup penelitian Suri meliputi isi

karangan, bahasa penyajian, dan penataan gagasan. Ruang lingkup penelitian pada skripsi ini meliputi kesesuaian paragraf dengan data grafik, kesatuan dan


(21)

5

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012.

1.4Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis, yakni dapat menambah referensi kajian di bidang kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan menguraikan grafik menjadi paragraf.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada pembaca, khususnya guru dan calon guru bahasa Indonesia tentang kemampuan menguraikan grafik dalam bentuk paragraf.

b. Menambah pengetahuan siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan tentang materi membaca grafik.


(22)

6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

a. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan tahun pelajaran 2011/2012.

b. Objek penelitian adalah kemampuan siswa menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf yang meliputi aspek kesesuaian isi paragraf dengan data grafik, kesatuan dan kepaduan paragraf, penggunaan kalimat kalimat, dan penggunaan ejaan.


(23)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1979:7). Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Rahim, 2008:2). Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi; orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat (Soedarso, 2006:4). Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian membaca di atas, penulis mengacu pada pendapat Tarigan yang menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. 2.2 Menulis

Menulis merupakan bagian yang tak pernah terpisah dari kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, siswa harus memiliki keterampilan untuk menulis. Dalam catur tunggal, menulis merupakan urutan yang keempat. Hal itu dapat memberikan


(24)

8 gambaran bahwa menulis merupakan kegiatan yang tidak mudah. Berikut

dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan menulis. 2.2.1 Pengertian Menulis

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambangn-lambang grafik tarsebut (Tarigan, 1982:22). Menurut Sutarno (2008:10) menulis adalah suatu cara yang tepat untuk mewujudkan, menjabarkan, dan menuangkan ide, konsep, gagasan dan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Pendapat lain menyatakan menulis merupakan suatu proses. Oleh karena merupakan satu proses, maka penulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran (Parera, 1993:3).

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian menulis, penulis mengacu pada pendapat Sutarno yang menyatakan menulis adalah suatu cara yang tepat untuk mewujudkan, menjabarkan, dan menuangkan ide, konsep, gagasan dan pikiran ke dalam sebuah tulisan.

2.2.2 Kriteria Tulisan yang Baik

Salah satu tujuan seseorang menulis ialah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain melalui tulisan. Maksud dan tujuan penulis akan tersampaikan dengan baik kepada pembaca jika tulisannya mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, penulis harus berupaya agar tulisannya dapat dimengerti oleh orang lain atau pembaca sebagaimana yang penulis harapkan.


(25)

9 Adelstein dan Pivot dalam Tarigan (1982:7) menjelaskan ciri-ciri tulisan yang baik terdiri atas 6 ciri, yaitu sebagai berikut.

1. Mencerminkan kemampuan penulis menggunakan nada yang serasi. 2. Mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia

menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

3. Mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar, memanfaatkan struktur kalimat, bahasa dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, pembaca tidak kesulitan memahami makna yang tersurat dan tersirat.

4. Mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan dan menarik minat pembaca terhadap pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal, cermat, dan teliti mengenai tulisannay. dalam hal ini, harus dihindari penggunaan kata dan pengulangan frase yang tidak perlu.

5. Mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat guna atau penulisan efektif. 6. Mencerminkan kebanggan penulis dalam naskah atau manuskrip. Kesudian

menggunakan ejaan dan tanda baca secara saksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat sebelum menyajikan kepada pembaca. Penulis yang baik menyadari benar-beanar bahwa hal-hal kecil seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap karyanya.


(26)

10 Selanjutnya MC Mahan dan Day dalam Tarigan (1982) menjelaskan bahwa kriteria tulisan yang baik harus mencakup empat hal berikut.

1. Jujur (tidak mencoba memalsukan gagasan atau ide) 2. Jelas (tidak membingungkan pembaca)

3. Singkat (tidak memboroskan waktu pembaca)

4. Usahakan tulisan yang dibuat beranekaragam (tidak monoton) 2.3 Grafik

Sebagai media visual grafik menggambarkan data kuantitatif secara teliti. Data-data dalam grafik disusun dengan prinsip matematis dan menggunakan Data-data-Data-data komparatif. Untuk melengkapi keterangan dalam grafik biasanya juga digunakan simbol-simbol verbal untuk memudahkan pembaca memahami informasi yang disajikan. Berikut akan penulis paparkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan grafik.

2.3.1 Pengertian Grafik

Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti (Suleiman, 1979:41). Sadiman (1986:40) menyatakan bahwa grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar, dan dilengkapi dengan simbol-simbol verbal. Pendapat lain menyatakan grafik menampilkan sajian visual data angka-angka. Grafik juga dapat menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data, kecenderungan pada data itu (Arsyad, 2006:138). Grafik merupakan bentuk penyajian visual yang dipakai untuk membandingkan jumlah data pada saat-saat yang berbeda (Soedarso, 2006:103).


(27)

11 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Sadiman yang menyatakan grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar, dan dilengkapi dengan simbol-simbol verbal.

2.3.2 Macam-Macam Grafik

Ada beberapa macam grafik yang dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah, di antaranya adalah sebagai berikut.

2.3.2.1 Grafik Garis

Grafik garis atau line graphs termasuk dalam kelompok grafik dua skala atau dua proses yang dinyatakan dalam garis vertikal dan garis horizontal yang saling bertemu (Sadiman, 2009:41). Grafik garis adalah grafik berupa garis di atas suatu bidang yang dibagi atas petak-petak empat persegi yang sama besar (Suleiman, 1985:42). Menurut Arsyad (2006:139) grafik garis merupakan grafik yang paling tepat dan paling sering digunakan untuk melukiskan

kecenderungan-kecenderungan atau membandingkan dan menghubungkan dua kelompok data. Berikut ini contoh grafik garis yang menggambarkan tentang jumlah pengunjung perpustakaan di SMP Nusantara.

70 89 75 80 100 110 90 120 130 65 110 105 0 20 40 60 80 100 120 140

Sept Okt Nov Des

jum

la

h

Sis

wa

Grafik 1. Jumlah Pengunjung Perpustakaan SMP Nusantara Bulan September-Desember

VII VIII IX


(28)

12 2.3.2.2 Grafik Batang

Seperti halnya grafik garis, grafik batang juga menggunakan proses vertikal dan horizontal. Grafik jenis ini biasanya digunakan untuk membandingkan suatu objek, atau peristiwa yang sama dalam waktu yang berbeda, atau menggambarkan berbagai hal/objek yang berbeda tentang sesuatu yang sama (Sadiman, 2009:42). Gafik batang dibuat dengan menggunakan batang sebagai gambaran kelompok data secara vertikal atau horizontal (Arsyad, 2006:139). Berikut ini contoh grafik batang yang menggambarkan penjualan sepeda motor merk Honda.

2.3.2.3 Grafik Lingkaran

Grafik lingkaran dimaksudkan untuk menggambarkan bagian-bagian dari suatu keseluruhan serta perbandingan bagian-bagian tersebut (Sadiman, 2009:42). Grafik lingkaran dibuat dengan membagi lingkaran ke dalam segmen-segmen yang masing-masing mewakili satu bagian persentase dari keseluruhan data (Arsyad, 2006:140).

0 500 1000 1500

2000 2001 2002 2003

Jumlah

Periode 2000 s.d 2003

Grafik 2. Data Penjualan Sepeda Motor Honda

Karisma Supra X Supra Fit


(29)

13 Berikut adalah contoh grafik lingkaran yang menggambaran peranan

Wilayah/pulau dalam pembentukan BPD Nasional.

2.3.2.4 Grafik Gambar

Grafik gambar dibuat dengan menggunakan simbol-simbol gambar sederhana, yang menggambarkan data kuantitatif (Sadiman,2009:45). Grafik gambar merupakan bentuk alternatif dari grafik batang yang merupakan serangkaian gambar sederhana digunakan untuk melukiskan nilai (Arsyad, 2006:141). Berikut adalah contoh grafik gambar yang menggambarkan tentang penjualan baju batik di Toko Asyifa.

Grafik 4. Peningkatan Jumlah Pembeli Baju Batik Toko Assyifa Periode 2006−2010

Grafik 3. Peranan Wilayah/Pulau Dalam

Pembentukan PDB Nasional Triwulan IV2010

(persen)

Kalimantan Sumatra Jawa Sulawesi


(30)

14 2.3.3 Fungsi Grafik

Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,

menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Selain itu, grafik juga berfungsi untuk mempercepat kita untuk mengadakan analisis, interpretasi, perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah (Sadiman, 2009:40).

Menurut Suleiman (1985:41) grafik berfungsi untuk menerangkan perkembangan dan perbandingan sesuatu supaya dapat menyajikan secara ringkas dan jelas data statistik yang diwakilinya. Grafik memberikan gambaran perbandingan atau gambaran asosiasi antara dua atau beberapa variabel serta menyusun dan

mengikhtisarkan serta melaporkan hubungan antara data statistik dengan bagian-bagian lain secara komprehensif, padat, singkat, dan sederhana (Soedarso, 2006:103).

2.3.4 Kelebihan Grafik

Penggunaan grafik untuk menyajikan data kuantitatif memiliki beberapa kelebihan atau manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. menyajikan data (informasi) secara lebih komprehensif, padat, singkat dan sederhana daripada apa yang dapat dicapai melalui uraian dengan bahasa; 2. menonjolkan sifat-sifat khas dari data dengan lebih jelas daripada apa yang

dapat dicapai melalui uraian dengan bahasa;

3. memberikan dasar penguraian data yang melampaui batas kemampuan dari uraian dengan bahasa;


(31)

15 4. memberikan data-data yang kualitatif dan akurat;

5. lebih mudah untuk dipelajari dan mengingat data-data kuantitatif serta hubungan-hubungannya;

6. grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah; dan

7. penyajian data grafik jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis. 2.3.5 Langkah-Langkah Membaca Grafik

Kegiatan membaca grafik berbeda dengan membaca teks atau uraian. Dalam membaca grafik terdapat langkah-langkah untuk membacanya agar pembaca lebih mudah untuk menangkap informasi yang disajikan dalam grafik tersebut. Adapun langkah-langkah dalam membaca grafik adalah sebagai berikut:

1. membaca judulnya, langkah pertama ini merupakan langkah penting. resapkan isi judul grafik yang dihadapi, karena judul ini memberikan ringkasan yang padat tentang informasi yang akan disampaikan;

2. membaca informasi yang ada di atas, di bawah, dan sisinya. Informasi yang ada merupakan kunci penjelasan tentang materi yang disajikan, dapat berupa urutan tahun, persentase, dan angka-angka;

3. ajukan pertanyaan tentang tujuan grafik. Kita dapat mengetahui tujuan tersebut dengan mengubah judul tersebut menjadi pertanyaan : di mana, seberapa banyak, atau bagaimana terjadi, dan jawabannya ada pada grafik tersebut; dan


(32)

16 4. terakhir, membaca grafik tersebut. Sementara membacanya secara menyeluruh,

kita harus tetap ingat akan maksud dan tujuan yang ingin kita dapatkan dan dapatkan keterangannya dalam informasi yang disajikan dalam grafik tersebut. 2.4 Paragraf

Paragraf merupakan bagian terkecil dari suatu karangan. Dalam penulisan paragraf tidak ada ukuran yang definitif berapa sebaiknya panjang paragraf. Namun, ukuran panjang pendeknya suatu paragraf sangat berpengaruh terhadap psikologi pembaca. Paragraf yang terlalu panjang membuat pembaca bosan dan sulit menangkap ide pokok paragraf tersebut. Sebaliknya, paragraf yang terlalu pendek juga memaksa perhatian pembaca meloncat-loncat secara cepat. Hal ini menimbulkan kejengkelan serta penangkapan ide pokok yang kurang jelas. 2.4.1 Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah, 1988:144).

Menurut Arifin, dkk. (2009:115) paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf

memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Selanjutnya, menurut Tarigan (2008:5), paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu


(33)

17 kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Selanjutnya, menurut Fuad (2006:199) paragraf adalah kalimat atau seperangkat kalimat yang mengacu pada satu topik. Sejalan dengan Fuad, Keraf (1994:62) menjelaskan bahwa paragraf adalah himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

Berdasarkan beberapa pengertian paragraf di atas, penulis mengacu pada pendapat Tarigan yang menyatakan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

2.4.2 Jenis-Jenis Paragraf

Terdapat tiga macam pola yang digunakan dalam pengembangan paragraf, yaitu pola deduktif, pola induktif dan pola campuran. Hal itulah yang kemudian disebut dengan jenis-jenis paragraf. Berikut akan penulis paparkan tentang ketiga pola pengembangan paragraf tersebut.

2.4.2.1 Paragraf Deduksi

Paragraf deduksi adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal paragraf. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan atau pun deskripsi sampai bagia-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas (Tarigan, 2008:26). Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan gagasan atau topik yang akan dijelaskan (Fuad, 2006:132). Paragraf deduksi adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik


(34)

18 yang bersifat umum menjadi jelas (Suyanto, 2011:74). Berikut adalah contoh paragraf deduktif.

(1) Arang aktif ialah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. (2) Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat-zat tertentu, seperti ampas tebu, tempurung kelapa, dantongkol jagung. (3) Jenis arang ini banyak digunakan dalam beberapa industri pangan atau nonpangan. (4) Industri yang menggunakan arang aktif adalah industri kimia dan farmasi, seperti pekerjaan memurnikan minyak, menghilangkan bau yang tidak murni, dan menguapkan zat yang tidak perlu.

Dari contoh paragraf di atas terlihat bahwa kalimat topik paragraf terletak di awal paragraf yakni (1) Arang aktif ialah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat pengembang yang mendukung kalimat topik tersebut. kalimat-kalimat tersebut yaitu kalimat (2), kalimat (3), dan kalimat (4) . Kalimat-kalimat tersebut menjelaskan lebih rinci informasi pada kalimat pertama. 2.4.2.2 Paragraf Induksi

Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir paragraf. Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian konkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang (Tarigan, 2008:26). Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat topiknya berada di akhir paragraf. Lahirnya ide atau gagasan pokok ini didahului dengan penjelasan, keterangan, atau data (Fuad, 2006:133). Berikut adalah contoh paragraf induksi.

(1) Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan Jenderal Sudirman. (2) Seminggu kemudian seorang anak wanita hilang ketika pulang dari sekolah. (3) Sehari kemudian polisi menemukan bercak-bercak darah di kursi belakang John. (4) Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang tewas di Jalan Jenderal Sudirman di dalam kantung celana John.(5) Dengan demikian, John adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.


(35)

19 Contoh paragraf di atas kalimat utamanya terletak di akhir paragraf yaitu (5) Dengan demikian, John adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu. Kalimat-kalimat sebelumnya yang merupakan kalimat pengembang yang menjelaskan kalimat topik yaitu kalimat (1), kalimat (2), kalimat (3), dan kalimat (4). Keempat kalimat pengembang tersebut masing-masing menjelaskan peristiwa yang terjadi, urutan kejadian, dan simpulan dalam paragraf tersebut.

2.4.2.3 Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas (Tarigan, 2008:27). Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya berada di seluruh paragraf (Arifin, 2008:125). Berikut adalah contoh paragraf campuran.

(1) Gengsi irama dangdut semakin meningkat. (2) Bila dahulu irama ini dianggap kampungan, peralatan asal ada dan tempat pertunjukannya pun di daerah pinggiran, kini suasana berubah. (3) Irama dangdut tidak lagi dianggap sebagai kampungan. (4) Peralatannya lengkap, megah dan modern tidak kalah dengan peralatan grup musik pop. (5) Artis-artisnya tidak kalah hebat dari artis grup musik terkenal, baik dalam cara berpakaian, bergaya maupun dalam suara. (6) Irama dangdut sudah biasa muncul di pesta-pesta besar dan di gedung-gedung megah. (7) Bahkan, irama dangdut muncul dari tempat-tempat mewah, seperti hotel, klub malam, dan mobil-mobil mewah. (8) Jelaslah bahwa irama ini sudah menembus kaum gedongan dan kampus.

Paragraf di atas merupakan contoh paragraf campuran, kalimat topik paragraf terletak di awal dan akhir paragraf. Kalimat topik yang terletak di awal paragraf yakni (1) Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Berikutnya adalah kalimat-kalimat pengembang yaitu pada kalimat-kalimat (2), kalimat-kalimat (3), kalimat-kalimat (4), kalimat-kalimat (5),


(36)

20 kalimat (6), dan kalimat (7). Kemudian terakhir adalah kalimat penegas yakni (8) Jelaslah bahwa irama ini sudah menembus kaum gedongan dan kampus.

2.4.3 Unsur-Unsur Paragraf

Paragraf merupakan kesatuan ekspresi yang menjelaskan suatu hal pokok. Agar maksud yang ditulis dalam sebuah paragraf dapat dimengerti oleh pembaca, maka paragraf tersebut harus tersusun secara baik. Beberapa unsur yang membangun paragraf agar menjadi sebuah gagasan yang dapat dimengerti adalah transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.

2.4.3.1 Transisi

Transisi adalah penanda atau penghubung antarparagraf. Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan. Kata-kata

transisional merupakan petunjuk bagi pembaca dari paragraf yang satu ke paragrfa berikutnya (Tarigan, 2008:10).

2.4.3.2 Kalimat Topik

Kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum atau abstrak. Ada empat kemungkunan letak kalimat topik dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, kalimat topik berada di bagian awal paragraf, segera setelah transisi ada pada paragraf tersebut. Kemungkunan kedua, kalimat topik berada di bagian akhir paragraf. Kemungkinan ketiga, kalimat topik berada di awal dan akhir. Kemungkinan keempat, kalimat topik tersebar di seluruh paragraf.


(37)

21 2.4.3.3 Kalimat Pengembang

Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu paragraf adalah kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis, biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian dan waktu. Urutannya adalah masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. 2.4.3.4 Kalimat Penegas

Kalimat penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan terakhir. Fungsi kalimat penegas ada dua. Pertama, sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik, dan kedua sebagai daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan kejemuan.

2.4.4 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik

Hubungan antarkalimat dalam paragraf harus berkaitan erat satu sama lainuntuk membentuk suatu paragraf yang baik. Adapun syarat-syarat untuk menjadi paragraf yang baik paling tidak harus memiliki kesatuan makna dan kepaduan bentuk.

2.4.4.1 Kesatuan

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari


(38)

22 topiknya atau selalu relevan dengan topik (Akhadiah, 1988:148). Menurut Keraf (1989:67) yang dimaksud dengan kesatuan paragraf adalah bahwa paragraf tersebut harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.

2.4.4.2 Kepaduan

Kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik, wajar dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa ada suatu hambatan antara kalimat satu dengan yang lainya (Keraf, 1994:75). Menurut Arifin (2009:117) kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat.

2.5 Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas serta mudah dipahami. Kalimat yang efektif akan memberikan pemahaman terhadap pembaca

sebagaimana maksud yang hendak disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu, untuk menyusun kalimat yang efektif perlu diperhatikan hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif. Berikut adalah ciri-ciri-ciri-ciri kalimat efektif.

2.5.1 Kesepadanan dan Kesatuan

Syarat pertama bagi kalimat yang efektif adalah struktur yang baik. Artinya, kalimat-kalimat tersebut memiliki unsur-unsur subjek, predikat, objek,

keterangan, dan pelengkap (Akhadiah, 1988:117). Untuk menulis sebuah kalimat yang efektif harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan kepaduan pikiran.


(39)

23 Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak disampaikan serta komentar atau penjelasan mengenai ide tersebut. Kedua hal tersebut perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya.

2.5.2 Kesejajaran

Menurut Akhadiah (1988:122) kesejajaran dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau kontruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka gagasan lain pun harus dinyatakan sederajat yaitu dengan kata benda. Demikian juga bila suatu gagasan dinyatakan dengan kata kerja, maka gagasan lain dalam kalimat tersebut harus dinyatakan dengan kata kerja. Kesejajaran akan membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.

2.5.3 Penekanan

Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan pokok. Inti pikiran ini biasanya ingin ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Pembicara biasanya akan memberikan penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tersebut.

Dalam penulisan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penekanan dalam sebuah kalimat, yaitu dengan meletakkan gagasan pokok di bagian awal kalimat, memberikan urutan gagasan yang logis, dan mengulang kata-kata yang penting.


(40)

24

2.5.4 Kehematan

Unsur penting lain yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat efektif ialah kehematan. Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan (Akhadiah, 1988:126). Unsur-unsur kehematan yang harus diperhatikan dalam penulisan kalimat efektif diantaranya adalah pengulangan subjek kalimat, hiponimi, dan pemakaian kata depan.

2.5.5 Kevariasian

Tulisan yang baik adalah tulisan yang tidak membuat pembacanya cepat merasa bosan. Tulisan tersebut mampu memikat pembacanya karena ditulis dengan variatif dan tidak monoton. Agar tulisan yang dihasilkan menjadi menarik, seseorang harus memvariasikan tulisannya.

Untuk memvariasikan tulisan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. Pertama, dengan memvariasikan cara memulai kalimat seperti letak subjek, predikat dan kata modal. Kedua, dengan membuat kalimat yang panjang atau pendek. Karena tidak selamanya kalimat yang pendek merupakan kalimat yang efektif dan kalimat panjang adalah kalimat yang rumit. Agar tulisan lebih variatif, maka harus

memperhatikan penulisan panjang pendeknya kalimat sesuai kebutuhan. Ketiga, dengan memilih jenis kalimat. Terdapat tiga jenis kalimat yang dapat digunakan untuk memvariasikan tulisan, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah atau tanya.


(41)

25

2.6 Penggunaan Ejaan

Menurut Fuad (2006:24) ejaan merupakan seperangkat aturan penulisan yang harus diperhatikan dan ditaati. Dalam penulisan karya ilmiah, ejaan merupakan salah satu indikator tulisan ilmiah yang benar. Meskipun isi dari suatu tulisan sangat baik dan bermakna, namun apabila dalam penulisannya tidak

menggunakan ejaan yang benar maka tulisan tersebut tidak akan dinilai baik. Oleh karena itu, penggunaan ejaan harus selalu diperhatikan dalam menulis. Dalam sebuah tulisan, penilaian terhadap ejaan dilakukan dengan memperhatikan

pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. 2.7 Relevansi Paragraf dengan Data Grafik

Paragraf merupakan bagian terkecil dari sebuah karangan. Sebagai bagian terkecil dari suatu karangan isi paragraf harus relevan dan menunjang isi karangan. Dalam penelitian ini, fungsi paragraf adalah untuk menerangkan informasi yang disajikan dalam bentuk grafik. Oleh karena itu, isi paragraf harus mengenai apa yang ada dalam grafik dan tidak boleh menyimpang dari informasi yang ada dalam grafik. Berikut adalah contoh data grafik yang diuraikan menjadi sebuah paragraf.

80.95 % 14.29 % 4.76 % 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Aktif Kurang aktif Tidak aktif

Ju m la h Sis w a (%) Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Teknik Diskusi


(42)

26 Dalam sebuah pembelajaran di kelas, seorang guru mengadakan penerapan teknik diskusi. Teknik tersebut diyakini mampu menngkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Setelah dilakukan penerapan metode tersebut didapat data sebagai berikut, jumlah siswa yang aktif sebesar 80,95%, siswa yang kurang aktif

sebanyak 14,29%, dan siswa yang tidak aktif sebanyak 4,76%. (Sumber: buku teks Bahasa Indonesia Kelas IX karangan Wahono)

Berdasarkan contoh di atas, dapat dilihat bahwa kalimat yang ditulis dalam paragraf sebagian besar berasal dari informasi yang disajikan dalam grafik.

Informasi tersebut mengenai persentase jumlah siswa yang aktif, kurang aktif, dan tidak aktif dalam pembelajaran mengguakan teknik diskusi. Namun, dapat pula ditambahkan dengan opini atau informasi lain yang mendukung informasi dalam grafik. Dari contoh di atas, kalimat yang merupakan tambahan yaitu Teknik tersebut diyakini mampu menngkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Penambahan informasi atau opini untuk suatu sajian grafik tentu tidak menjadi masalah selama tidak menyimpang dari apa yang disajikan dalam grafik. Justru akan lebih baik untuk meyakinkan pembaca mengenai informasi grafik tersebut. 2.8 Definisi Operasional

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Depdikbud, 1995:707). Menguraikan adalah memaparkan dan menjelaskan sesuatu yang ringkas

(Depdikbud, 1995:1109). Jadi, kemampuan menguraikan adalah suatu kesanggupan untuk memaparkan atau menjelaskan.

Data adalah bahan-bahan yang dianggap sangat penting atau diperlukan bagi penyusunan karangan (Keraf, 1994:173). Grafik adalah gambar sederhana yang


(43)

27 menggunakan titik-titik, garis atau gambar, dan dilengkapi dengan simbol-simbol verbal (Sadiman, 1986:40). Paragraf adalah seperangkat kalimat yang

membicarakan satu gagasan atau topik (Arifin, dkk., 2009:115).

Dengan demikian, kemampuan menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012 adalah kesanggupan siswa dalam menjelaskan informasi dari gambar sederhana menjadi seperangkat kalimat yang membicarakan satu gagasan atau topik.

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini yakni dengan memberikan dua grafik kepada siswa. Kemudian dari data grafik tersebut siswa diharuskan membuat paragraf berdasarkan informasi yang tertera dalam grafik dengan waktu 80 menit. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun paragraf berdasarkan data grafik adalah kesesuaian paragraf dengan data grafik, kesatuan dan kepaduan paragraf, keefektifan kalimat, dan penggunaan ejaan.


(44)

28

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang memaparkan semua gejala yang tampak atau yang diperoleh, kemudian dicatat berdasarkan kenyataan pada saat sekarang. Data tersebut dianalisis dan dipaparkan secara apa adanya.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas dua kelas yaitu IX A dan IXB, masing-masing kelas terdiri atas 21 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yakni 42 siswa, sehingga dapat disebut penelitian populasi. Hal ini didasarkan atas pendapat Arikunto (2010:174) yang menyatakan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Menurut peneliti, jumlah siswa di kelas IX SMP Nusantara jumlahnya tidak terlalu banyak. Oleh karena itu, peneliti meneliti seluruh siswa di kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.


(45)

29 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan siswa menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf adalah teknik tes tertulis dalam bentuk uraian. Setiap siswa menulis dua paragraf berdasarkan grafik yang telah diberikan oleh peneliti. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 jam pelajaran (80 menit). Indikator penilaian meliputi (1) Kesesuaian paragraf dengan data grafik, (2) kesatuan dan kepaduan paragraf, (3) penggunaan kalimat, dan (4) penggunaan ejaan.

Masing-masing indikator tersebut memiliki bobot skor berbeda. Untuk indikator pertama yaitu kesesuaian isi paragraf dengan data grafik bobotnya 25. Hal ini karena untuk indikator kesesuaian paragraf dengan data grafik yang dinilai adalah kesesuaian informasi yang ada dalam grafik dengan yang ditulis siswa dalam paragraf serta kelengkapan informasi yang diuraikan. Informasi tersebut sudah disediakan dalam grafik. Oleh karena itu, siswa tidak perlu berpikir keras, mereka hanya memindahkan data yang sudah ada dalam bentuk uraian.

Untuk indikator kedua dan ketiga bobotnya 30. Hal ini karena untuk memadukan kalimat dalam paragraf serta membuat kalimat yang efektif harus memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat pembentukan paragraf yang baik adalah kesatuan makna dan kepaduan bentuk. Adapun syarat-syarat penyusunan kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran, penekanan, kehematan dan

kevariasian. Oleh karena terdapat banyak syarat untuk memenuhi indikator kedua dan ketiga, penulis memberikan bobot yang tinggi untuk aspek kedua dan ketiga.


(46)

30 Untuk indikator keempat bobotnya 15. Hal ini karena untuk indikator ejaan, sudah ada kaidah yang mengatur penulisan, siswa tinggal menerapkan dalam tulisannya. Adapun langkah-langkah penelitian dalam mengumpulkan data ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan dua buah data grafik kepada siswa untuk dikembangkan

menjadi paragraf.

2. Hasil tes yang diperoleh dibaca satu per satu oleh peneliti kemudian dinilai

sesuai dengan indikator penilaian berikut ini.

Tabel 3.1 Indikator, Skor, Deskriptor Kemampuan Menguraikan Data Grafik dalam Bentuk Paragraf

No Indikator Kualitas Deskriptor Skor

1. Kesesuaian Isi Paragraf dengan Data Grafik

Baik

Sekali Kalimat-kalimat dalam paragraf sangat sesuai dengan data grafik,

informasi yang diungkapkan sangat jelas, mencakup judul grafik, informasi harga gabah, dan jumlah penduduk Indonesia.

22─25

Baik Kalimat-kalimat dalam paragraf

sesuai dengan data grafik, informasi yang diungkapkan jelas, mencakup judul grafik, informasi harga gabah, dan jumlah penduduk Indonesia.

19─21

Cukup Kalimat-kalimat dalam paragraf

cukup sesuai dengan data grafik, informasi yang diungkapkan cukup jelas, mencakup judul grafik, informasi harga gabah, dan jumlah penduduk Indonesia.

15─18

Kurang Kalimat-kalimat dalam paragraf

kurang sesuai dengan data grafik, informasi yang diungkapkan kurang jelas, cakupan informasi judul grafik, harga gabah, dan jumlah penduduk Indonesia kurang lengkap.


(47)

31 Kurang

Sekali Kalimat-kalimat dalam paragraf sangat kurang sesuai dengan data

grafik, informasi yang diungkapkan sangat kurang jelas, tidak mencakup judul grafik, informasi harga gabah, dan jumlah penduduk Indonesia.

0─9

2. Kesatuan dan kepaduan Paragraf

Baik

Sekali Kalimat-kalimat dalam paragraf memiliki kesatuan yang sangat baik

dan mendukung ide pokok paragraf. Penggunaan kata transisi sangat tepat.

26─30

Baik Kalimat-kalimat dalam paragraf

memiliki kesatuan yang baik dan mendukung ide pokok paragraf. Penggunaan kata transisi tepat. Terdapat 1-2 kalimat yang tidak padu.

23─25

Cukup Kalimat-kalimat dalam paragraf

memiliki kesatuan yang cukup baik dan mendukung ide pokok paragraf. Penggunaan kata transisi cukup tepat. Terdapat 3-4 kalimat yang tidak padu.

15─22

Kurang Kalimat-kalimat dalam paragraf

kurang memiliki kesatuan yang baik dan kurang mendukung ide pokok paragraf. Penggunaan kata transisi kurang tepat. Terdapat 5-6 kalimat yang tidak padu.

10─14

Kurang

Sekali Kalimat-kalimat dalam paragraf tidak memilik kesatuan yang baik

dan tidak mendukung ide pokok paragraf. Penggunaan kata transisi sangat tidak tepat. Terdapat lebih dari 6 kalimat yang tidak padu.

0─9

3 Penggunaan

Kalimat Baik Sekali Jika semua kalimat dalam paragraf efektif. 26─30

Baik Jika dalam paragraf terdapat 1-2

kalimat yang tidak efektif. 23─25

Cukup Jika dalam paragraf terdapat 3-4

kalimat yang tidak efektif. 15─22

Kurang Jika dalam paragraf terdapat 5-6

kalimat yang tidak efektif. 10─14

Kurang


(48)

32

4 Penggunaan

Ejaan Baik Sekali Penggunaan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur

serapan, dan pemakaian tanda baca) dalam paragraf sangat tepat.

Terdapat 1-2 kesalahan dalam penggunaan ejaan.

13─15

Baik Penggunaan ejaan (pemakaian huruf,

penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca) dalam paragraf tepat. Terdapat 3-4 kesalahan dalam penggunaan ejaan.

11─12

Cukup Penggunaan ejaan (pemakaian huruf,

penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca) dalam paragraf cukup tepat. Terdapat 5-6 kesalahan dalam penggunaan ejaan.

9─10

Kurang Penggunaan ejaan (pemakaian huruf,

penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca) dalam paragraf kurang tepat.

Terdapat 7-8 kesalahan dalam penggunaan ejaan.

6─8

Kurang

Sekali Penggunaan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur

serapan, dan pemakaian tanda baca) dalam paragraf sangat kurang tepat. Terdapat lebih dari 8 kesalahan dalam penggunaan ejaan.

0─5

Skor Total 100

a. Indikator Kesesuaian Paragraf dengan Data Grafik

Berdasarkan ketentuan dalam mengumpulkan data, yaitu dengan memberikan dua grafik kepada siswa untuk diuraikan menjadi paragraf, maka nilai akhir siswa adalah jumlah nilai dari masing-masing paragraf kemudian dibagi dua. Jadi, apabila dua paragraf yang dibuat siswa sangat sesuai dengan informasi yang disajikan dalam grafik, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 22 ─ 25. Apabila dua paragraf yang dibuat siswa sesuai dengan informasi data grafik, namun ada 1─2 kalimat dari masing-masing paragraf yang tidak sesuai dengan


(49)

33 data grafik, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 19 ─ 21. Apabila dua paragraf yang dibuat siswa cukup sesuai dengan data grafik, namun ada 3─4 kalimat dari masing-masing paragraf yang tidak sesuai dengan data grafik, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 15 ─ 18. Apabila dua paragraf yang dibuat siswa kurang sesuai dengan informasi data grafik, ada 5─ 6 kalimat dari masing-masing paragraf yang tidak sesuai dengan data grafik, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 10─14. Apabila dua paragraf yang dibuat siswa sangat kurang sesuai dengan data grafik, terdapat lebih dari 6 kalimat dari masing-masing paragraf yang tidak sesuai dengan data grafik maka siswa tersebut

mendapat skor pada interval 0─9. b. Indikator Kesatuan dan Kepaduan

Kesatuan dan kepaduan merupakan syarat utama paragraf yang baik. Dalam penelitian ini, kedua syarat tersebut digabung menjadi satu indikator yaitu indikator kesatuan dan kepaduan. Dalam penskorannya masing-masing paragraf dinilai dari dua aspek tersebut kemudian nilai dari masing-masing paragraf tersebut dibagi dua untuk mendapat nilai akhir dari indikator ini. Jadi, apabila dua paragraf yang dibuat siswa memiliki kepaduan dan kesatuan yang sangat baik, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 26─30. Apabila dua paragraf yang dibuat siswa memiliki kepaduan dan kesatuan yang baik, namun terdapat 1─2 kalimat yang tidak padu dari masing-masing paragraf maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 23─25. Apabila dua paragraf yang dibuat siswa memiliki kepaduan dan kesataan yang cukup, terdapat 3─4 kalimat yang tidak padu dari masing-masing paragraf maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 15─22. Apabila dua paragraf yang dibuat siswa kurang padu, terdapat


(50)

34 5─6 kalimat yang tidak padu dari masing-masing paragraf maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 10─14 . Apabila dua paragraf yang dibuat siswa memiliki kepaduan dan kesatuan yang sangat kurang, terdapat lebih dari 6 kalimat yang tidak padu dari masing-masing paragraf maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 0─9.

c. Indikator Penggunaan Kalimat

Kalimat dalam paragraf harus efektif agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Ciri-ciri kalimat yang efektif meliputi kesepadanan, keparalelan, ketegasan, khematan, kcermatan, kepaduan dan kelogisan. Nilai akhir siswa untuk aspek penggunaan kalimat adalah jumlah nilai dari masing-masing paragraf dibagi dua. Jadi, apabila dua paragraf yang dibuat siswa semua kalimatnya efektif, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 26─30. Apabila terdapat 1─2 kalimat yang tidak efektif dari masing-masing paragraf yang dibuat siswa, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 23─25. Apabila terdapat 3─4 kalimat yang tidak efektif dari masing-masing paragraf yang dibuat siswa, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 15─22. Apabila terdapat 5─6 kalimat yang tidak efektif dari masing-masing paragraf yang dibuat siswa, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 10─14. Apabila terdapat lebih dari 6 kalimat yang tidak efektif dari masing-masing paragraf yang dibuat siswa, maka siswa tersebut mendapat skor pada interval 0─9.


(51)

35 d. Indikator Penggunaan Ejaan

Ejaan merupakan seperangkat aturan yang harus ditaati dalam menulis. Aturan dalam ejaan yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam penelitian ini, apabila paragraf siswa sangat tepat dalam menerapkan ejaan, atau hanya terdapat 1 – 2 kesalahan, maka nilainya 13-15. Apabila terdapat 3 – 4 kesalahan, maka nilainya 11 – 12. Apabila terdapat 5 – 6 kesalahan, maka nilainya 9 – 10. Apabila terdapat 7 – 8 kesalahan, maka

nilainya 6 – 8.apabila terdapat lebih dari 8 kesalahan, maka nilainya 0 – 5. 3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif, yaitu dengan menganalisis semua jawaban siswa. Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut.

1. Mengoreksi dan memberi skor hasil tes kemampuan siswa menguraikan grafik menjadi paragraf berdasarkan indikator yang telah ditentukan per aspek. Hasil tes dikoreksi oleh dua penskor, yaitu penskor satu (penulis) dan peskor dua (teman sejawat).

2. Menghitung rata-rata tingkat kemampuan siswa menguraikan grafik menjadi paragraf dengan rumus berikut:

X = Jumlah skor yang diperoleh x 100% Jumlah skor maksimal

3.Menentukan hasil kemampuan siswa dengan tolok ukur penelitian pada tabel 2 berikut.


(52)

36 Tabel 3.2 Tolok Ukur Penilaian

Interval Persentase

Tingkat Kemampuan Keterangan

85 – 100% 75 – 84 % 60 – 74% 40 – 59% 0 − 39%

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali (Nurgiantoro, 2001:399)


(53)

67

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 Februari 2012, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kemampuan menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012 adalah 61,43. Skor tersebut termasuk dalam kategori cukup. Kemampuan siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun

pelajaran 2011/2012 ditinjau dari nilai rata-rata per aspek (a) aspek kesesuaian paragraf dengan data grafik adalah 71,4 tergolong cukup, (b) aspek kesatuan dan kepaduan paragraf nilai rata-ratanya adalah 62,2 tergolong cukup, (c) aspek penggunaan kalimat nilai rata-ratanya 60 tergolong cukup, dan (d) aspek penggunaan ejaan nilai rata-ratanya adalah 47 tergolong kurang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai berikut.

1. Kepada guru bahasa Indonesia di SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran

diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang aspek- aspek dalam membaca grafik dan menulis paragraf. Hal ini karena rata-rata kemampuan siswa mengenai subpokok bahasan menguraikan data grafik dalam


(54)

68 bentuk paragraf masih tergolong cukup, sehingga perlu ditingkatkan lagi pemahaman siswa tentang membaca grafik dan menulis paragraf.

2. Kepada siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran

2011/2012, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman aspek-aspek dalam membaca grafik dan menulis paragraf sehingga untuk selanjutnya dapat menulis paragraf dengan data grafik dengan lebih baik.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.

Arifin, Zainal E., dkk. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Fuad, Muhammad, dkk. 2006. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras

Ilmiah.Yogyakarta:Ardana Media.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Parera, Jos. Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta:Erlangga. Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta. Sadiman, Arief S. 1984. Media Pendidikan: Pengertian,Pengembangan,dan Pemanfaatannya. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Soedarso. 2006. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Suleiman, Amir Hamzah. 1979. Media Audio-Visual:Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta:Gramedia.

Sutarno. 2008. Menulis yang Efektif. Jakarta:Sagung Seto.

Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media.

Tarigan, Djago.2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung:Angkasa.


(56)

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.

___________. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wahono, 2007.Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX. Bandarlampung:CV Gita Perdana.


(1)

d. Indikator Penggunaan Ejaan

Ejaan merupakan seperangkat aturan yang harus ditaati dalam menulis. Aturan dalam ejaan yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam penelitian ini, apabila paragraf siswa sangat tepat dalam menerapkan ejaan, atau hanya terdapat 1 – 2 kesalahan, maka nilainya 13-15. Apabila terdapat 3 – 4 kesalahan, maka nilainya 11 – 12. Apabila terdapat 5 – 6 kesalahan, maka nilainya 9 – 10. Apabila terdapat 7 – 8 kesalahan, maka

nilainya 6 – 8.apabila terdapat lebih dari 8 kesalahan, maka nilainya 0 – 5.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif, yaitu dengan menganalisis semua jawaban siswa. Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut.

1. Mengoreksi dan memberi skor hasil tes kemampuan siswa menguraikan grafik menjadi paragraf berdasarkan indikator yang telah ditentukan per aspek. Hasil tes dikoreksi oleh dua penskor, yaitu penskor satu (penulis) dan peskor dua (teman sejawat).

2. Menghitung rata-rata tingkat kemampuan siswa menguraikan grafik menjadi paragraf dengan rumus berikut:

X = Jumlah skor yang diperoleh x 100% Jumlah skor maksimal

3.Menentukan hasil kemampuan siswa dengan tolok ukur penelitian pada tabel 2 berikut.


(2)

36

Tabel 3.2 Tolok Ukur Penilaian Interval Persentase

Tingkat Kemampuan Keterangan

85 – 100% 75 – 84 % 60 – 74% 40 – 59% 0 − 39%

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali (Nurgiantoro, 2001:399)


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 Februari 2012, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kemampuan menguraikan data grafik dalam bentuk paragraf siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012 adalah 61,43. Skor tersebut termasuk dalam kategori cukup. Kemampuan siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun

pelajaran 2011/2012 ditinjau dari nilai rata-rata per aspek (a) aspek kesesuaian paragraf dengan data grafik adalah 71,4 tergolong cukup, (b) aspek kesatuan dan kepaduan paragraf nilai rata-ratanya adalah 62,2 tergolong cukup, (c) aspek penggunaan kalimat nilai rata-ratanya 60 tergolong cukup, dan (d) aspek penggunaan ejaan nilai rata-ratanya adalah 47 tergolong kurang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai berikut.

1. Kepada guru bahasa Indonesia di SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang aspek- aspek dalam membaca grafik dan menulis paragraf. Hal ini karena rata-rata kemampuan siswa mengenai subpokok bahasan menguraikan data grafik dalam


(4)

68 bentuk paragraf masih tergolong cukup, sehingga perlu ditingkatkan lagi pemahaman siswa tentang membaca grafik dan menulis paragraf.

2. Kepada siswa kelas IX SMP Nusantara Kebagusan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman aspek-aspek dalam membaca grafik dan menulis paragraf sehingga untuk selanjutnya dapat menulis paragraf dengan data grafik dengan lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.

Arifin, Zainal E., dkk. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Fuad, Muhammad, dkk. 2006. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras

Ilmiah.Yogyakarta:Ardana Media.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Parera, Jos. Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta:Erlangga. Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta. Sadiman, Arief S. 1984. Media Pendidikan: Pengertian,Pengembangan,dan Pemanfaatannya. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Soedarso. 2006. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Suleiman, Amir Hamzah. 1979. Media Audio-Visual:Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta:Gramedia.

Sutarno. 2008. Menulis yang Efektif. Jakarta:Sagung Seto.

Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media.

Tarigan, Djago.2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung:Angkasa.


(6)

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.

___________. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wahono, 2007.Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX. Bandarlampung:CV Gita Perdana.