1.3. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain : 1. Bagaimana peranan siswa dalam belajar?
2. Apa saja gejala kesulitan siswa dalam belajar? 3. Apa yang melatar belakangi kesulitan siswa belajar?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar? 5. Bagaimana peran giri dalam proses pembelajaran?
1.4. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas dalam makalah ini tidak melebar, maka penulis membatasi permasalahan hanya dalam tatanan kesulitan siswa dalam proses belajar dan bagaimana peran
guru selaku seorang pendidik untuk mengatasi permasalahan tersebut.
1.5. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam proses
belajar di SD Negeri Curug 04. 2. Menjelaskan latar belakang kesulitan belajar siswa yang terjadi di SD Negeri Curug
04. 3. Menjelaskan peran guru dalam pelayanan peserta didik.
4. Menjelaskan mengenai peran siswa dalam proses kegiatan belajar. 5. Menjelaskan mengenai gejala siswa dalam kegiatan belajar.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Belajar
1. Crobach 1954, mengatakan bahwa belajar ditunjukan oleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada pengalaman.
2. Sartain 1973, belajar ialah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3. Crow and Crow 1958, belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap.
4. C.T. Morgan, memberi definisi belajar ialah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman lampau.
Jadi dari pendapat-pendapat beberapa ahli di atas mengenai pengertian belajar trdapat beberapa kesamaan yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain pendapat para ahli di atas belajar dapat diartikan pula sebagi aktivitas pengembangan diri
melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar guru.
2.2.Proses Belajar
Mengenai proses bagaimana perbuatan belajar itu terjadi, Crobach 1954 mengemukakan ada tujuh aspek atau elemen dalam proses belajar. Ketujuh elemen ini merupakan langkah-
langkah atau proses belajar yang berlangsung dalam diri individu. Ketujuh elemen proses belajar tersebut ialah sebagai berikut.
1. Tujuan Artinya perbuatan belajar dimulai karena ada tujuan yang ingin dicapai da perbuatan
ditujukan untuk mencapai tujuan itu. Hal ini mengandung implikasi bahwa perbuatan belajar yang efisien akan berlangsung jika dimulai dengan tujuan yang jelas. Siswa hendaknya
menyadari dengan jelas tujuan tersebut.
1. Kesiapan Sewaktu tindakan dalam belajar diperlukan adanya kesiapan dalam diri individu siswa baik
kesiapan fisik maupun kesiapan mental. Kesiapan dapat diartikan sebagai sejumlah pola-pola respon atau kecakapan tertentu yang diperlukan untuk suatu tindakan. Jadi bila siswa telah
sampai pada taraf kematangan tertentu, artinya siswa telah sampai taraf kematangan sosialnya, maka siswa tersebut telah siap untuk melakukan fungsi-fungsi kegiatan sosial.
Berhasil tidaknya perbuatan belajar yang dilakukan individu akan banyak bergantung kepada kesiapan siswa. Para pengajar seharusnya mengetahui tingkat kesiapan para siswa untuk
perbuatan belajar.
1. Situasi
Aspek ketiga dari proses belajar ialah situasi yaitu seluruh obyek-obyek orang atau simbol- simbol dalam lingkungan siswa. Situasi dapat pula diartikan sebagai kemungkinan yang
mempengaruhi respon siswa. Pengalaman siswa dalam suatu situasi akan mempengaruhi respon siswa dalam situasi lain. Demikian proses belajar secara keseluruhan akan
berlangsung dalam situasi tertentu, dalam situasi ini terdapat beberapa kemungkinan untuk melakukan kegiatan belajar. Penerapan dari prinsip ini ialah agar belajar dapat berhasil, maka
situasi belajar hendaknya diperhatikan.
1. Interprestasi pengarahan Interprestasi dapat diartikan suatu proses pengarahan perhatian kepada bagian-bagian dalam
situasi, menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman masa lampau, kemudian meramalkan apa yang dapat dilakukan dalam situasi tersebut dalam menyampaikan tujuan
belajar. Dalam perbuatan belajar kemampuan menafsirkan berbagai kemungkinan dari suatu situasi adalah menentukan proses belajar.
1. Respon tindakan Setelah siswa menafsirkan situasi yang dihadapinya, kemudian memilih dan melakukan suatu
tindakan yang dianggap paling memadai untuk tujuannya. Misalnya dalam situasi belajar memecahkan suatu soal, dalam fase ini siswa melakukan tindakan-tindakan yang dianggap
paling memadai untuk memecahkan soal-soal itu setelah menafsirkan berbagai kemungkinan dalam situasi yang dihadapi.
1. Akibat Akibat merupakan fase yang selanjutnya akan dihadapi oleh siswa setelah melakukkan
responnya. Akibat yang akan dialami akan mempunyai berbagai kemungkinan, mungkin berhasil dan mungkin gagal. Jika berhasil siswa akan merasa puas, dan kemudian
merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kemudian. Sebaliknya jika gagal, siswa akan merasa kecewa dan selanjutnya akan memikirkan tindakan-tindakan yang akan
dilakukannya kemudian.
1. Reaksi terhadap kegagalan Pengalaman sukses dan gagal dalam proses belajar itu bersifat individual. Misalnya saja
dalam suatu ujian ada siswa yang sudah merasa berhasil kalau dia mendapat nilai enam, tetapi ada siswa lain yang merasa mendapat nilai enam itu sebagai kegagalan dalam belajar.
Reaksi terhadap kegagalan ini tergantung kepada taraf keinginan atau taraf aspirasi siswa mengenai prestasi belajarnya.
BAB III PEMBAHASAN