Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sentra

Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 23 sosial berbagai makanan dan kerjasama. Melibatkan anak membersihkan sisa makanan dan merapikan alat-alat makan yang telah digunakan. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan mengembangkan fisikmotorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang, pendidik dapat menambah waktu istirahat dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelum kegiatan awal atau sesudah kegiatan penutup. d. Kegiatan Akhir + 30 menit Klasikal Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, cerita dari pendidik atau membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi kegiatan satu hari dan menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa, mengucapkan salam dan pulang.

3. Penilaian

Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area pada hakekatnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran sebelumnya karena selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.

D. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sentra

Model pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” circle times dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang dilengkap dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap PAUD. Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok usia PAUD dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif membangun pemikiran anak. Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 24 Sensorimotor atau Main Fungsional Istilah ini diambil dari kerja Piaget dan Smilansky 1968. Maksudnya adalah anak usia dini belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Kebutuhan sensorimotor anak didukung ketika mereka disediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kebutuhan sensorimotor anak didukung ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensorimotor anak didukung bila lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak. Anak dengan kemampuan gerakan yang terbatas seharusnya ditempatkan dalam berbagai cara sepanjang hari agar mereka dapat berhubungan penuh dengan kesempatan bermain. Tergantung pada berat ringannya kondisi yang membatasi gerak dan daya penggerak, pengasuh yang telah dilatih untuk anak dengan “kebutuhan khusus” mampu memberikan sebanyak mungkin kesempatan untuk menambah macam- macam gerakan dan meningkatkan perkembangan sensormotorik. Setiap usaha dibuat untuk menyediakan serangkaian penuh pengalaman sensormotorik masing-masing anak. Contohnya, tempat tidur ayunan dan ayunan luar yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anak yang tertantang secara fisik untuk berayun disamping teman yang tidak dengan kebutuhan khusus. Adapun tahapan main sensorimotor adalah sebagai berikut: Sensorimotor 1 Mengulang gerakan beberapa kali untuk melanjutkan tanggapan pancaindera; reaksi perputaran pertama; anak hanya terlibat dengan badannya; mainan dan benda lain tidak digunakan. Contoh: memercikkan air dengan tangan, menepuk pasir, bertepuk atau melambaikan tangan. Sensorimotor 2 Mengulang-ulang gerakan dengan benda, atau beberapa, beberapa waktu untuk menjaga beberapa lingkungan yang menarik pandangan, pendengaran, atau yang terkait dengan perabaan; berbeda dengan Sensorimotor empat bahwa beberapa gerakan diulang-ulang; ini merupakan reaksi perputaran Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 25 kedua. Contoh: memukul-mukul sekop dalam pasir, menuang air dari wadah melalui tangan, dan memercikkan sebuah mainan ke dalam air. Sensorimotor 3 Mengulang-ulang urutan sebab akibat sederhana yang menjadi tujuan pertama yang dipilihnya, kemudian memilih cara untuk mencapainya. Mengosongkan mengisi, menyembunyikan menemukan, membangun merobohkan. Contoh: 1 Mengisi keranjang atau wadah lainnya menggunakan sekop danatau tangan anak terlihat memiliki tujuan mengisi wadah dan menggunakan urutan sebabakibat yang sederhana [misalnya: mengisi sekop dan menuangkannya ke dalam wadah] untuk mencapai tujuan. 2 Menuangkan air ke dalam teko dengan tujuan mengisi penuh teko tersebut. 3 Menyembunyikan dan menemukan benda di dalam air atau pasir. 4 Menyusun balok-balok ke atas, kemudian merobohkannya kembali. Sensorimotor 4 Percobaan coba-coba dan salah. Tema atau tujuan umum main di pertahankan, tetapi perilaku untuk mencapai tujuan sifatnya luwes, cara dilakukan oleh anak selama pengulangan berubah-ubah. Perilaku mungkin memiliki perasaan “Saya sedang mencoba mengerti ini”. Contoh: 1 Anak mengisi keranjang dengan pasir menggunakan sebuah sekop, tetapi menggunakan sekop dengan berbagai cara selama main. 2 Anak mengosongkan teko air dengan cara menuangkan dengan berbagai cara sambil mengamati air yang dituang. Jika anak terlibat main peran, tubuh anak atau benda digunakan dalam berpura-pura. Perencanaan yang melibatkan gerakan atau bahasa, maka digunakan penilaian main peran. Main Peran Mikro dan Makro Main peran juga disebut main simbolik, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun Vygosky, 1967; Erikson, 1963. Main peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar perkembangan daya cipta, tahapan ingatan, kerja sama kelompok, penyerapan kosa kata, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan pengambilan sudut pandang spasial, keterampilan pengambilan sudut pandang afeksi, keterampilan pengambilan sudut pandang kognisi Gowen, 1995. Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 26 Main peran membolehkan anak memproyeksikan dirinya ke masa depan dan menciptakan kembali masa lalu. Mutu pengalaman main peran tergantung pada variabel di bawah ini: 1 Cukup waktu untuk bermain penelitian menyarankan paling sedikit satu jam. 2 Ruang yang cukup, sehingga perabotan tidak penuh sesak, alat-alat mudah dijangkau, dan paling sedikit empat sampai enam anak dapat bermain dengan nyaman. 3 Alat-alat untuk mendukung bermacam-macam adegan permainan. 4 Orang dewasa yang dapat memberi pijakan bila dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan main peran anak. Hubungan sosial yang dibangun hingga menjadi main peran pada anak usia 12 – 36 bulan sebaiknya didukung untuk anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak. Orang dewasa harus peduli terhadap ekspresi wajah bahwa wajah sebagai mainan pertama, menjawab dengan senyuman, hubungan timbal balik, ekspresi seluruh badan, rasa cemas terhadap orang- orang yang tidak dikenal, dan permainan dengan gerakan badan inilah menjadi dasar yang penting pada main peran selanjutnya. Erik Erikson 1963 menjelaskan dua jenis main peran: mikro dan makro. Main peran mikro anak memainkan peran dengan menggunakan alat bermain berukuran kecil, contoh kandang dengan binatang-binatangan dan orang-orangan kecil. Main peran makro anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contoh memakai baju dan menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan atau benteng. Sentra main peran harus ada di dalam dan di luar, mendukung anak dengan alat dan perlengkapan untuk bermacam-macam main peran. Untuk anak tiga sampai enam tahun dengan perkembangan terlambat dari anak usia dini, alat harus mendukung tema selain dari tema sekeliling. 1 Agen Simbolik Diarahkan pada apasiapa, siapa yang menerima tindakan. 2 Pengganti Simbolik melibatkan alat-alat yang digunakan. 3 Kerumitan Simbolik jumlah dan kerumitan adegan, main naskah pendek dalam konteks yang sama. Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 27 Agen Simbolik 1 Anak yang menerima tindakan. Pura-pura melakukan kegiatan dengan diri sendiri seperti benda yang melakukannya. Perilaku harus menunjukkan bahwa anak dirangsang bertindak, tidak hanya mengulangnya. Anak pura- pura, main dengan diri sendiri dalam caranya sendiri. Contoh: 1 Anak pura- pura makan, tidur, atau minum; 2 Anak pura-pura menyisir dengan sisir atau menyikat rambutnya; 3 Anak-anak pura-pura berbicara dengan menggunakan telepon mainan Agen Simbolik 2 Orang lain menerima tindakan anak-anak pura-pura mengarahkan kegiatan sederhana pada temannya atau benda. Contoh: 1 Anak memberi makan ata u memandikan boneka; 2 Anak meletakkan boneka di tempat tidur; 3 Anak mendorong mobil di lantai. Agen Simbolik 3 Anak mengambil peran pura-pura secara aktif, tetapi tidak diarahkan orang lain. Anak juga dapat menentukan peran untuk mainan atau benda. Ambil atau berikan ciri-ciri lainnya. Anak tidak memiliki terlalu banyak pernyataan lisan untuk main peran. Mencari petunjuk-petunjuk sesuai yang ditentukan, Contoh: anak meletakkan stetoskop di telinga dan mendengarkan denyut jantung temannya atau boneka, tetapi tidak berkata “Saya adalah dokter.” Anak dapat mengambil tanda-tanda atau mengikutinya dengan temannya dalam kelompok main peran. Contoh: Teman bertindak sebagai pilot pesawat, anak menentukan perannya sebagai penumpang pesawat. Contoh: 1 Anak-anak pura-pura menjadi seorang guru kepada boneka, teman lainnya, atau hanya pura-pura seseorang mendengarkan; 2 Pura- pura menjadi binatang; 3 Pura-pura menjadi sopir mobil; 4 Pura-pura menjadi kuda kecil berlari ke dalam kandang atau makan rumput kering peran mikro. Agen Simbolik 4 Anak tidak mengambil peran aktif, tetapi sebagai sutradara. Anak sebagai sutradara dari naskah dimana teman-teman atau mainan, melakukan kegiatan mengarah ke teman atau mainan lainnya. Ia sebagai sutradara dalam bermain. Ia mengatur tindakan dan memberitahukan pada anak lainnya apa yang harus dilakukan terlihat sebagai pemimpin. Contoh: 1 Boneka ibu memberi makan boneka bayi; 2 Berlagak seperti seorang Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 28 sutradara….. memberitahu anak lainnya atau anak-anak, apa yang harus dilakukannya. Pengganti Simbolik – Menggunakan Alat Pengganti Simbolik 1 Anak menggunakan benda nyata, dengan cara yang tepat, untuk menirukan sebuah kegiatan. Contoh: 1 Pura-pura makan dengan sebuah sendok nyata; 2 Menggunakan baju dan sepatu untuk menjadi ibu; 3 Menggunakan telepon sungguhan untuk berbicara. Pengganti Simbolik 2 Anak menggunakan alat yang sesungguhnya untuk menirukan fungsi benda dengan tepat. Alat dapat seperti benda nyata tetapi biasanya lebih kecil. Contoh: 1 Pura-pura memberi minum boneka dengan botol mainan; 2 Pura-pura menyanyi dan mengayun boneka; 3 Pura-pura memasak lapisan ikan dalam panci penggoreng; 4 Pura-pura sebuah kursi sebagai tempat duduk di bis atau pesawat. Pengganti Simbolik 3 Anak menggunakan alat atau benda mungkin sama atau tidak dengan benda yang sesungguhnya. Contoh: 1 Menggunakan sebuah batang sebagai sebuah lilin kue; 2 Menggunakan tempat tidur sebagai kendaraan; 3 Menggunakan bola kertas sebagai telur. Pengganti Simbolik 4 Anak tidak menggunakan benda dalam main peran. Menggunakan alat khayalan yang tidak ada secara fisik. Pura-pura main dengan sesuatu yang tidak ada. Anak berbicara dengan peran pura-pura. Contoh: 1 Minum dari cangkirk khayalan; 2 Berbicara pada telepon khayalan dengan pegangan tangan ke telinga; 3 Pura- pura makan biskuit atau kue “udara” yang tidak nampak; 4 Pura-pura menjadi gajah, menggunakan tangan sebagai belalai. Kerumitan Simbolik Jumlah adegan = jumlah naskah kecil untuk main dengan beberapa keadaan Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 29 Kerumitan Simbolik 1 Satu tindakanadegan yang terpisah dengan benda, teman, atau diri sendiri. Contoh: 1 Pura-pura minum, makan atau tidur; 2 Pura-pura mengendarai truk di pasir; 3 Pura-pura berbicara pada telepon; 4 Bergaya merangkak pura-pura menjadi kucinganjing, dll. Kerumitan Simbolik 2 Satu tindakanadegan pada dua atau lebih benda atau teman-temannya dengan menggunakan benda atau gagasan yang sama. Tindakan sama diulang-ulang dengan benda atau teman-teman yang berbeda. Contoh: 1 Pura-pura makan sendiri, lalu boneka lalu temannya; 2 Pura-pura menyikat rambut sendiri, lalu boneka atau temannya; 3 Pura-pura mengisi air ke dalam beberapa cangkir; 4 Pura-pura mengambil karcis dari beberapa orang. Kerumitan Simbolik 3 Tindakanadegan yang berhubungan. Dua atau lebih tindakan yang berhubungan dalam tema main pura-pura yang sama. Anak dapat keluar dan masuk kembali ke dalam peran. Main harus mencakup dua atau lebih tindakan yang berhubungan. Contoh: 1 Pura-pura mengaduk minuman, menuangkan minuman lalu meminumnya; 2 Pura-pura mengisi keranjang dengan pasir, mengeluarkan pasir untuk membentuk “kue ulang tahun”, meletakkan batang lilin di atasnya dan menyanyi “Selamat Ulang Tahun”; 3 Pura-pura mencuci baju, membilasnya, dan menjemur di tali jemuran; 4 Pura-pura memakai celemek, memasak makanan di kompor, menaruh makanan di atas piring di atas meja. Kerumitan Simbolik 4 Anak memainkan keseluruhan naskah atau naskah hidup. Naskah dapat menjadi nyata atau khayalan dimana urutan-urutan tindakan simbolik berkaitan dengan tema. Anak tidak keluar dari peran. Tindakan membutuhkan beberapa pengelolaan dan perencanaan awal. Anak secara jelas bermain pada tema dan tetap tinggal “dalam main” sampai selesai. Contoh: 1 Naskah waktu makan: Memasak makanan, menyediakan, dan makan; 2 Naskah Bayi : Memandikan, mengenakan baju, memberi makan, meletakkan bayi ke tempat tidur; 3 Naskah rumah makan: Menangkap ikan, mengambilnya untuk rumah makan, duduk di rumah makan, memesan, dan makan ikan Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 30 Skala Aspek Sosial Main Peran Menyendiri Anak main terpisah dari anak lainnya dan memberikan sedikit perhatian atau bahkan tidak memperhatikan anak lainnya. Menyendiri berdampingan Anak main cukup dekat dengan anak lainnya, terlibat dalam kegiatan yang sama atau mirip, tetapi tidak terlibat dalam perilaku sosial atau kontak mata. Berdampingan secara fisik tidak disadari. Berdampingan dengan saling memperhatikan Anak main cukup dekat dengan anak lainnya, terlibat dalam pengalaman yang sama atau mirip dan terlibat kontak mata dengan temannya, Saling melihat pada kegiatan temannya yang sama. Sosial sederhana Anak main berdampingan dengan anak lainnya dengan kegiatan yang sama atau mirip. Terjadi hubungan sosial sederhana main tidak saling tergantung pada keterlibatan teman. Melengkapi saling berbalas dengan saling menyadari Anak terlibat dalam tindakan yang menunjukkan kesadaran peran masing-masing dalam kegiatan kelompok main. Peran dapat atau tidak dinyatakan secara lisan oleh anak. Anak-anak melakukan kegiatan bersama dalam sebuah kerjasama dan saling berbalas. Melengkapi saling berbalas sosial Anak terlibat permainan dengan anak lain menunjukkan perilaku yang saling melengkapi, saling berbalas, dan melibatkan pertukaran sosial secara tetap dengan teman bermain. Anak berbicara dalam perannya naskah. Bertindak, untuk waktu 30 menit main tergantung pada keterlibatan orang lain. Anak tetap pada perannya dalam keseluruhan waktu 30 menit. Anak bertukar berita dengan anak lainnya. Main Pembangunan Main pembangunan juga dibahas dalam kerja Piaget 1962 dan Smilansky 1968. Piaget menjelaskan bahwa kesempatan main pembangunan membantu anak untuk mengembangkan keterampilannya yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Dr. Charles, H. Wolfgang, dalam bukunya yang berjudul School for Young Children 1992, menjelaskan suatu tahap yang berkesinambungan dari bahan yang Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 31 paling cair atau messy, seperti air, ke yang paling terstruktur, seperti puzzle. Cat, krayon, spidol, play dough, air, dan pasir, dianggap sebagai bahan main pembangunan sifat cair atau bahan alam. Balok unit, LegoTM, balok berongga, Bristle BlockTM, dan bahan lainnya dengan bentuk yang telah ditentukan sebelumnya, yang mengarahkan bagaimana anak meletakkan bahan-bahan tersebut bersama menjadi sebuah karya, dianggap sebagai bahan main pembangunan yang terstruktur. Anak dapat mengekspresikan dirinya dalam bahan-bahan ini. Mengembangkan dari main proses atau main sensorimotor yang kami lihat pada anak usia di bawah tiga tahun ke tahap main simbolik yang kami lihat pada anak usia tiga sampai enam tahun yang dapat terlibat dalam hubungan kerja sama dengan anak lain dan menciptakan karya nyata. Penelitian membuktikan CCCRT, 2002 tahapan untuk menggambar, melukis dan main balok, dapat digunakan untuk menilai hasil karya anak. Bila anak dibolehkan untuk mendapatkan pengalaman di lingkungan main keaksaraan yang kaya, mereka akan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan di sekolah nantinya. KOSA KATA BALOK Angka 1 – 100 Fondasi TiangTonggak Besar, terbesar Kata angka satu – seratus Seimbang Tugu Lebih Papan Proporsional GanjilGenap Kurang Kerucut Pandangan Bentuk datar, bentuk geometri padat Ramping Ruang dalam Sudut pandang Sepadan Mini, miniatur Ruang luar Dalam Sama Gerbang Garis Keliling Luar Beda Pagar Tinggi, Lebar Samping Sekelompok Lapangan Dalam Antara Menara Sekeliling Panjang Atas, Bawah Simetris Puncak Rata Penopang Meruncing Markas Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 32 Dasar Jembatan Lonjong Istana Stabil Batu bata Tinggi, PendekRendah Lantai Tidak stabil Papan panjang Kecil, terkecil Langit-langit Anak harus memiliki waktu untuk bermain, tempat untuk bermain, perabotan yang tepat untuk mendukung bermain mereka, dan pijakan dari guru ketika dibutuhkan. Dengan konsep ini dalam pikiran orang dewasa dalam lingkungan anak usia dini harus ditekankan untuk menyediakan tiga jenis permainan, intensitas dan densitas dari pengalaman bermain. Contoh: Anak dibolehkan untuk memilih dari serangkaian kegiatan bermain setiap hari yang menyediakan kesempatan untuk terlibat dalam bermain peran, pembangunan dan sensorimotor. Konsep intensitas menekankan pada jumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, sosial, emosi, dan fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan sekolah di kemudian hari. Contoh: Anak-anak harus memiliki pengalaman harian yang membolehkan mereka untuk berhubungan dengan bahan pembangunan, sifat cair, yang menyediakan kesempatan untuk menggambar, melukis, dan keterampilan awal menulis. Bahan-bahan seperti kertas dengan tekstur, ukuran, dan warna yang berbeda, dengan spidol dan krayon. Papan lukis dengan kertas berbagai ukuran dan kuas-kuas akan membantu anak sepanjang waktu untuk berkembang melalui tahap awal dari corat-coret ke penciptaan sesuatu yang mewakili wujud nyata dan tahap awal dari corat-coret ke menulis kata dan kemudian kalimat. Intensitas – sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 33 Konsep dari densitas menekankan pada kegiatan yang berbeda yang disediakan untuk anak oleh orang dewasa di lingkungan anak usia dini. Kegiatan-kegiatan ini harus memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui tiga jenis permainan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak. Contoh: anak dapat menggunakan cat di papan lukis, nampan cat jari, cat dengan kuas kecil di atas meja, dan sebagainya. Untuk melatih keterampilan pembangunan sifat cair. Anak-anak dapat menggunakan balok unit Pratt, palu dengan paku dan kayu, sisa-sisa bahan bangunan dengan lem tembak, dan LegoTM untuk berlatih keterampilan pembangunan terstruktur. Kebanyakan temp at main peran hanya untuk “kerumahtanggaan” yang hanya diminati oleh anak perempuan. Sedangkan pengalaman seperti klinik dokter gigi, tempat bangunan, rumah makan dengan kolam ikan di bagian luar, dan lain-lain, direncanakan sepanjang tahun menarik baik untuk anak perempuan maupun anak laki-laki dalam bermain peran yang terlibat dan densitas dari jenis permainan yang disediakan. Penelitian dan teori mendukung pengalaman bermain sebagai sebuah dasar untuk program anak usia dini yang bermutu, tetapi semua anak tidak mendapatkan keuntungan secara penuh tanpa rencana, penataan lingkungan, dan pijakan orang dewasa untuk pengalaman. Pengalaman bermain anak seharusnya direncanakan dengan hati-hati dan diberi pijakan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak. Empat langkah pijakan berikut ini untuk mencapai mutu pengalaman main CCCRT, 1999: 1 Pijakan Lingkungan Main a. Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup 3 tempat main untuk setiap anak b. Merencanakan intensitas dan densitas pengalaman c. Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main: sensorimotor, pembangunan dan main peran d. Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan e. Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif Densitas – berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 34 2 Pijakan Pengalaman Sebelum Main a. Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan narasumber b. Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan keterampilan kerja Standar Kinerja c. Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan d. Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main e. Menjelaskan rangkaian waktu main f. Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial g. Merancang dan menerapkan urutan transisi main 3 Pijakan Pengalaman Main Setiap anak a. Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main mereka b. Mencontohkan komunikasi yang tepat c. Memperkuat dan memperluas bahasa anak d. Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya e. Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak 4 Pijakan Pengalaman Setelah Main a. Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya b. Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat Sejumlah orang dewasa yang bekerja pada program anak usia dini berpikir cukup hanya mengambil beberapa buku dari rak buku untuk dibaca dan membiarkan anak berlari secara bebas ke kelas atau ke halaman sementara mereka berdiri dan bicara pada anak lain. Pengalaman main yang bermutu membutuhkan orang dewasa yang tahu tahap perkembangan setiap anak dalam setiap jenis main. Orang dewasa ini harus menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan, menata, memberi pijakan yang diperkaya dengan keaksaraan pengalaman main. Pengalaman-pengalaman ini harus mendukung perolehan keterampilan dan pengetahuan yang mendukung keberhasilannya di sekolah di kemudian hari. Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 35 Sentra bermain terdiri dari : a Sentra Bahan Alam dan Sains Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air batu, biji-bijian dan lain-lain. Sentra ini memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolahraga dan menstimulasi system kerja otak anak. b Sentra Balok Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna dan tekstur. Di sini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematikaberhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. c Sentra Seni Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, dan potongan- potongan bahan gambar. Sentra seni menfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata hasil karya melalui metode proyek. d Sentra Bermain Peran Sentra bermain peran terdiri dari ; sentra bermain peran makro dapat digunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda untuk bermain peran tergantung dari minat anak pada saat itu. Misal, Tema “Keluarga”, dengan alat-alat yang dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain. Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 36 e Sentra Persiapan Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap- cakap dan persiapan menulis serta berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar keterampilan sosial berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah f Sentra Agama Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak. g Sentra Musik Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol belingkaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle dan lain-lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman serta pengetahuan anak tentang irama, birama ketukan dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, piano, rebana dan lain-lain. Modul Model Pembelajaran PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tenga h 2013 37

BAB V PENGEMBANGAN KURIKULUM

DALAM BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

A. Perencanaan Semester

Perencanaan semester dilakukan dengan cara memetakan indikator dalam kurikulum yang akan dikembangkan pada semester tersebut sesuai dengan tema yang telah dipilih.

B. Perencanaan Bulanan

Perencanaan bulanan disusun dalam bentuk identifikasi subtema ke dalam kegiatan untuk waktu satu bulan melalui penjabaran subtema dengan kalimat tanya 5W+1H yaitu what, why, where, when, how . C. Perencanaan Mingguan Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk rencana kegiatan mingguan RKM. RKM merupakan penjabaran dan perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yag telah direncanakan. Perencanaan mingguan dapat disusun dalam bentuk, antara lain rencana kegiatan mingguan RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman dan rencana kegiatan mingguan RKM model pembelajaran berdasarkan minat sudutareasentra.

1. RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman

a. Komponen RKM model pembelajaran kelompok kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:  Tema dan sub tema