commit to user 42
3.5 Perhitungan Kinerja Simpang
Untuk mengetahui kinerja simpang dilakukan survei. Diperoleh contoh dalam diagram pada gambar 3.4 di bawah ini:
Ringkasan Prosedur Perhitungan
Gambar 3.4 Badan alir analisis simpang bersinyal
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
PERUBAHAN Ubah penentuan lebar
pendekat, fase sinyal, aturan membelok dsb.
LANGKAH A: DATA MASUKAN A-1 : Geometri, pengaturan lalu lintas dan
kondisi lingkungan A-2 : Kondisi arus lalu lintas
LANGKAH B: PENGGUNAAN SINYAL B-1 : Fase sinyal
B-2 : Waktu antara hijau dan hilang
LANGKAH C : PENENTUAN WAKTU SINYAL
C-1 : Tipe pendekat C-2 : Lebar pendekat efektif
C-3 : Arus jenuh dasar C-4 : Faktor-faktor penyesuaian
C-5 : Rasio arusarus jenuh C-6 : Waktu siklus dan waktu hijau
LANGKAH D : KAPASITAS D-1 : Kapasitas
D-2 : Keperluan untuk perubahan
LANGKAH E : PERILAKU LALULINTAS E-1 : Persiapan
E-2 : Panjang antrian E-3 : Kendaraan terhenti
E-4 : Tundaan Bila DS 0,85
Bila DS 0,85
commit to user 43
3.6 Diagram Alir Perencanaan
Gambar 3.5 Diagram Alir Perencanaan
Mulai
Persiapan
Data primer: 1.
Data lalu lintas
2. Traffic light
3. Geometri
Data sekunder: 1.
Peta lokasi survei 2.
Harga satuan pekerjaan
Kinerja simpang: Panjang antrian, derajat kejenuhan
dan tundaan.
DS 0,85
ya tidak
Perbaikan: 1.
Traffic signal
2. Geometri
Perencanaan simpang: 1.
Perubahan fase sinyal 2.
Perambuan 3.
Perubahan geometri tikungan r 4.
Pelebaran bahu jalan Tidak perlu
dilakukan perbaikan.
selesai
commit to user
44
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Simpang Gemblegan, Surakarta Ruas jalan Komondor Yos Sudarso dan jalan Veteran menjadi semacam koridor
utama dan pusat pelayanan lalu lintas kota Surakarta untuk arah barat daerah Tipes, Baron, Laweyan, Kartasura dan sekitarnya. Mengacu pada karakteristik dan
kondisi eksisting kota Surakarta, dapat diperkirakan beberapa jenis pergerakan yang ada di simpang Gemblegan, yaitu:
1. Pergerakan yang menuju luar kota Surakarta Solo Baru, Wonogiri, Sukoharjo dan sekitarnya maupun sebaliknya.
2. Pergerakan menuju pusat pendidikan yaitu menuju Kampus di daerah surakarta serta sekolah menengah yang ada di daerah Surakarta.
3. Pergerakan pada sektor ekonomi yang saling melengkapi antar dua daerah atau lebih yang melewati simpang tersebut.
4.1.2. Simpang Gading, Surakarta Simpang ini adalah merupakan simpang lanjutan dari simpang Gemblegan,
memiliki pergerakan lalu lintas yang hampir mirip dengan simpang Gemblegan. Pada daerah simpang ini daerah sekitarnya lebih didominasi daerah comersil
dimana banyak pemukiman penduduk maupun pertokoan. Secara gambaran umum simpang ini memiliki derajat kejenuhan yang lebih rendah dari simpang
Gemblegan, hal itu disebabkan karena salah satu kaki simpangnya utara merupakan akses menuju Kraton Surakarta yang arus lalu lintasnya tidak besar.
4.1.3. Simpang Baturono, Surakarta Simpang ini adalah merupakan simpang lanjutan dari simpang Gemblegan dan
simpang Gading, memiliki pergerakan lalu lintas yang hampir mirip dengan simpang Gemblegan dan simpang Gading. Pada daerah simpang ini daerah
sekitarnya lebih didominasi daerah comersil dimana banyak pemukiman penduduk maupun pertokoan. Secara gambaran umum yang membedakan
simpang Baturono dengan simpang Gemblegan dan simpang Gading yaitu kaki
commit to user 45
simpang arah selatan merupakan akses jalan satu arah. Memiliki derajat kejenuhan yang hampir sama dengan simpang Gemblegan.
4.2. Data Survei Geometri Simpang