2.5 Klasifikasi Metode Penggunaan Pengimbang
Pada penggunaan pengimbang pada operasi lift ada beberapa metode, N. Rudenko, 1996, hal 357 :
1. Bobot sangkar diimbangi dengan tambahan pengimbang yang di
hubungkan dengan tali pada sangkar 2.
Dengan drum mesin Pengangkat 3.
Metode 1 dan 2 secara bersamaan 4.
Dua buah pengimbang yang digunakan
Pada saat ini metode yang sering ditemui adalah adalah dengan menggunakan drum mesin pengangkat. Biasanya bobot pengimbang yang ditunjukkan pada
diagram dianggap sama dengan bobot sangkar di tambah 0,4 sampai 0,5 dari muatan maksimum, yaitu :
G
sangkar
= G
sangkar
+ 0.5 G
Gambar 2.12 Diagram metode pemakaian Pengimbang
Universitas Sumatera Utara
2.6. Tali Baja
Berbicara mengenai lift tentu tidak bisa dipisahkan dengan tali kawat baja. Beberapa kejadian fatal telah terjadi karena kurangnya pengetahuan
mengenai tali kawat baja yang digunakan. Tali baja berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan beban serta
memindahkan gerakan dan gaya. Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan jalinan serat-serat baja steel wire dengan kekuata
n σ
b
= 130-200 kgmm
2
. Beberapa serat dipintal hingga menjadi satu jalinan strand, kemudian beberapa strand dijalin pula pada suatu inti core sehingga membentuk tali. Tali
baja banyak sekali digunakan pada mesin pengangkat karena dibandingkan dengan rantai, tali baja mempunyai keunggulan antara lain :
1. Lebih ringan dan lebih murah harganya
2. Lebih tahan terhadap beban sentakan, karena beban terbagi rata pada
semua strand 3.
Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi 4.
Keandalan operasi yang tinggi 5.
Lebih fleksibel dan ketika beban lengkungan tidak perlu mengatasi internal stress
6. Sedikit mengalami fatigue dan internal wear karena tidak ada
kecenderungan kawat untuk menjadi lurus yang selalu menyebabkan internal stress
7. Kurangnya kecenderungan untuk membelit karena peletakan yang tepat,
pada drum dan puli, penyambungan yang lebih cepat, mudah dijepit clip,
Universitas Sumatera Utara
atau ditekuk socket 8.
Kawat yang patah setelah pemakaian yang lama tidak akan menonjol keluar sehingga lebih aman dalam pengangkatan dan tidak akan merusak
9. kawat yang berdekatan
Secara historis tali kawat berevolusi dari rantai baja yang memiliki catatan kegagalan mekanis. Sedangkan kekurangan dalam link rantai atau batang baja
padat dapat mengakibatkan kegagalan bencana, kelemahan dalam pembuatan kabel sebuah kabel baja kurang penting sebagai kabel yang lain mudah
mengambil beban. Gesekan antara kabel individu dan helai, sebagai konsekuensi dari twist mereka, lanjut mengkompensasi untuk setiap kekurangan. Metode ini
meminimalkan pengaruh kelemahan juga dapat dilihat dalam baja Damaskus, mempekerjakan beberapa lipat atau laminasi.
Tali kawatkabel baja merupakan satu bagian yang sangat krusial pada sebuah crane, karena tak satupun crane yang tiodak menggguanakan tali kawat
baja. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemilihan tali kawat baja.
Gambar 2.13 Bagian dari tali baja
Universitas Sumatera Utara
1. wire kawat
Sebuah tali kawat baja dibangun atas beberapa untaian, dan setiap untaian terdiri atas beberapa utas kawat dengan persyaratan sebagai berikut:
Terbuat dari bahan baja berkualitas tinggi
Tahan terhadap kelelahan
Tahan terhadap gesekan
Tahan terhadap karat
Tahan terhadap tekukan
Tahan terhadap keausan
Mempunyai sifat anti putar non rotating
Mempunyai fleksibilitas tinggi Kawat untuk pembuatan wire rope terbuat dari bahan baja Improved Plow
Steel IPS -180 kg mm persegi atau yang lebih bagus lagi Extra Improved Plow Steel XIPS -200 kgmm persegi.
Biasanya kawat untuk pembuatan wire rope terbuat dari bahan baja Improved Plow Steel IPS -180 kg mm persegi atau yang lebih bagus lagi Extra
Improved Plow Steel XIPS -200 kgmm persegi. Secara umum ada tiga macam inti dalam Tali Kawat Kabel wire rope
- Independent wire rope core IWRC, inti kawat tunggal
- Fibre core, inti tali fiber
- Steel strand core, inti untaian kawat
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui dengan jelas data sebuah tali kawat baja sesuai dengan penggunaannya kita harus memahami dengamn benar identifikasi yang tercantum
pada masing – masing tali kawat baja. Contohnya
500 M X 1” X 6 X 19. IWRC. RRL
Artinya panjang kawat 500 meter, diameter 1 inch, dengan 6 strand, masing- masing strand terdiri atas 19 utas kawat, Independent Wire Rope Core, Right
Regular Lay Untuk menjaga ketahanan tali kawat baja perlu diperhatikan cara
pemakaian dan penyimpanannya sebagai berikut: Jangan diseret
Jangan diikat atau disimpul
Dibersihkan dengan dry cleaner atau penetrating oil
Bebas dari air hujan dan sinar matahari langsung saat penyimpanan Dilumasi dengan wire rope grease gardium compound
Kerusaka pada rantai akan terjadi tiba tiba sedangkan pada tali baja kawat pada bagian luar akan mengalami keausan yang lebih parah dan putus lebih
dahulu dibandingkan dengan dengan bagian dalamnya. Sehingga bila bagian luar tali kawatnya mulai terputus putus, jauh sebelum putus dan menandakan tali baja
tersebut perlu diganti. Tali baja lebih murah harganya dibandingkan rantai, tetapi memerlukan diameter drum yang lebih besar sehingga mekanisme pengangkat
lebih besar dan berat. Tali baja
terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ
b
= 130 sampai 200 kgmm
2
. Di dalam proses pembuatanya kawat baja di beri perlakuan panas
Universitas Sumatera Utara
tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi.
Crane yang bekerja pada lingkungan yang kering menggunakan tali yang terbuat dari kawat yang cerah tak berlapis. Tali yang akan digunakan ditempat
yang lembab harus digalvanisir berlapis seng untuk melindungi tali terhadap korosi. Akan tetapi, kekuatan angkat tali yang di galvanis akan turun sekitar 10
karena pengaruh panas yang terjadi ketika dilakukan proses pelapisan seng. Tali baja dibuat dengan menggunakan mesin khusus : pertama tama kawat
dililitkan menjadi untaian dan kemudian dianyam lagi menjadi tali bulat, kedua proses berlangsung secara bersamaan untaian dililitkan pada inti yang terbuat dari
rami, asbes, atau kawat baja yang lunak. Inti asbes dan kawat baja digunakan untuk tali yang beroperasi pada suhu yang tinggi misalnya dekat dapur
pengecoran. Akan tetapi, inti kawat akan mengurangi kefleksibelan tali dan biasanya hanya digunakan untuk tali yang mengalami gaya tekan yang tinggi,
misalnya digulung beberapa lapis pada drum. Tali kawat yang terbentuk dari untaian dikenal sebagai tali berpintal dua,
dan sering sekali digunakan untuk mesin pengangkat. Lapisan dalam tali mengelompokkan menjadi :
1. Tali pintal silang atau tali biasa
2. Tali pintal parallel atau jenis lang
3. Tali komposit atau pintal balik.
Universitas Sumatera Utara
Tali biasa gambar 2.14a mempunyai penerapan yang paling luas tali ini dikonstruksi sedemikian rupa sehingga arah anyaman kawat dalam untaian
berlawanan dengan arah anyaman untaian pada tali. Pada tali parallel lang arah anyaman kawat dalam untaian sama dengan arah
anyaman untaian pada tali gambar 2.14b. Tali ini mampu menahan gesekan lebih baik dan lebih fleksibel tetapi cenderung untuk terpuntir. Tali parallel
dipakai pada lift dan pengangkat lainnya yang mepunyai jalur pandu dan sebagai tali penghela.
Pada tali komposit kedua untaian yang berdekatan dianyam dengan arah berlawananterbalik gambar 2.14c.
Gambar 2.14. Lapisan serat tali baja
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu anyaman untaian pada tali ini dapat dilakukan dengan arah kanan dan kiri, tetapi, tetapi lilitan arah kanan lebih sering digunakan.
Jenis tali baja yang sering digunakan :
Tali baja serbaguna Tali yang terdapat pada gambar 2.14 adalah tali baja konstruksi biasa
kawat seragam yang berupa anyaman kawat yang sama diameternya gambar 2.15a sehingga akan menghasilkan daerah dengan tekanan besar yang akan
memperpendek umur tali. Tali kompon Warrington gambar 2.15,b terdiri atas anyaman untaian yang mempunyai diameter kawat berbeda.
Dua lapisan kawat yang berbatasan pada tali ini tidak saling menyilang sehingga kawat lapisan yang atas akan terletak pada celah antara kawat lapisan
dalam hal ini akan mengurangi tekanan antar kawat dan akan meningkatkan kefleksibelan umur jika dibandingkan dengan tali tipe A.
Konstruksi tali komponen jenis seale gambar 2.15 c mempunyai kawat yang berbeda diameternya pada setiap lapisan didalam satu untaian. Jumlah dan
ukuran kawat pada setiap lapisan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak saling bersilangan. Kapasitas tali jenis C setara dengan tali jenis B dan mempunyai
kefleksibelan diantara tali A dan tali B.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.15 Kontruksi serat tali baja
Tali baja anti puntir Perkembangan terakhir pada pembuatan tali menghasilkan jenis tali yang
anti puntir. Tali yang demikian diproduksi oleh The Odessa Rope Work. Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dengan
kedudukanya di dalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal.
Tali ini tidak mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul. Sifat ini akan mempermudah penyambungan anyaman tali.
Dibandingkan dengan jenis tali A, jenis tali ini mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1 Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan
internal yang terjadi minimal 2
Lebih fleksibel
Universitas Sumatera Utara
3 Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena
tidak ada untaian atau kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus tidak akan mencuat keluar
dari tali. 4
Keselamatan operasi yang lebih baik Gambar 2.16a menunjukkan untaian dan kawat dari tali anti puntir dan
bentuk aslinya sebelum dililitkan menjadi tali. Gambar 2.16b menunjukkan tali biasa yang ujungnya terurai setelah simpuldi buka dan tali anti urai dengan satu
untaian dibuka dan juga tanpa simpul. Gambar 2.16c dan gambar 2.16d masing masing tali menunjukkan tali biasa dan tali anti punter yang sudah terpakai.
Gambar 2.16 Tali anti puntir dan Tali biasa
Tali baja dengan untaian yang dipipihkan Tali ini dipakai pada crane yang bekerja pada tempat yang mengalami
banyak gesekan dan abrasi. Biasanya tali ini terbuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang juga dipipihkan, untaian ini dipintal pada inti
Universitas Sumatera Utara
yang terbuat dari rami. Tali dengan untaian yang dipipihkan mempunyai permukaan kontak dengan alur puli yang lebih luas dibandingkan dengan tali
untaian bulat. Dengan demikian tali ini mengalami tekanan yang lebih merata dan keausan yang lebih kecil. Alur puli didesain dengan sedemikian rupa sehingga tali
ini mengalami permukaan kontak permukaan kelilingnya
Gambar 2.17 Tali dengan untaian yang dipipihkan
Tali dengan anyaman terkunci Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan kereta gantung dan tidak
pernah digunakan pada mesin pengangkat biasa. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal : permukaannya yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan
terhadap keausan, kelemahanya adalah tidak fleksibel. Tali anyaman terkunci terdiri dari atas lapisan luar yang terbuat dari kawat
yang dibentuk khusus dan lapisan dalamnya adalah tali spiral satu lapisan gambar 2. 18a,b,c. pada tali anyaman semi terkunci, lapisan luarnya terdiri atas gabungan
Universitas Sumatera Utara
kawat bulat dan bentuk khusus gambar 2.18d. pandangan luar tali anyaman terkunci dapat dilihat pada gambar 2.18e
Gambar 2.18 Lilitan Tali yang terkunci Cara mengukur diameter luar tali dapat dilihat pada gambar 2.19, yaitu
dengan mengukur dua untaian yang berlawanan letaknya. Penggantian tali harus dilakukan bila jumlah kawat terputus pada sepanjang suatu lapisan atau kisar.
Pintalan atau kisar ditentukan dengan cara berikut : Tandai pada permukaan dari suatu untaian dan hitunglah mulai dari
tanda. Sejumlah untaian sepanjang sumbu tali yang sama dengan jumlah
yang terdapat pada penampang tali Tandai untaian yang terletak setelah untaian yang terakhir
Hitung jarak antara kedua tanda itu merupakan kisar tali tersebut
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.19 Cara mengukur diameter tali baja Dewasa ini beberapa kontruksi tali di desain dengan satu kawat yang
berwarna cerah untuk sejumlah kawat yang berwarna gelap, sehingga mempermudah perhitungan jumlah kawat yang putus. Pada tali tersebut sejumlah
kawat yang putus mengisyaratkan penggantian tali dapat dilakukan dengan mudah, walaupun bentuk penampang yang berbeda beda.
2.7. Faktor yang mempengaruhi Umur Roda Puli Tali Baja