Dimana : d
= diameter tali cm D
= diameter roda puli cm Pmaks = tekanan satuan aman maksimum kgcm
2
Untuk memperpanjang umur tali, jumlah minimum tali harus : n =
S G
Q
sangkar
..............
Untuk sangkar
n = S
G
CWT
....................... Untuk Pengimbang
2.8. SHOP DRAWING
Shop Drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis lapangan yang dipakai untuk acuan pelaksanaan suatu pekerjaan. Gambar-gambar ini bersifat
detil dan menjadi pedoman pelaksana atau pemborong dalam melaksanakan pekerjaan suatu proyek.
G ambar “Shop Drawing” meliputi : Pekerjaan Awal seperti, Pembuatan
Pondasi, Sloof dan Kolom sampai Pekerjaan Rangka Atap. Mungkin banyak kalangan awam yang menganggap bahwa tugas kontraktor adalah
melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana yang tertuang dalam gambar kerja yang merupakan produk dari perencana. Secara umum memang benar
anggapan seperti itu. Namun tentunya ada prosedur standar dalam manajemen konstruksi, yang melibatkan unsur owner, konsultan pengawas MK dan
kontraktor, yang mengatur implementasi gambar kerja sebagai produk perencana, sehingga siap untuk dilaksanakan di lapangan. Dalam dunia
konstruksi, tahapan ini merupakan tahap pembuatan shop drawing.
Universitas Sumatera Utara
Shop drawing menjadi media komunikasi yang vital antara design dan pelaksanaan. Karena itu shop drawing harus dibuat dengan tingkat detil
sedemikian sehingga pelaksana dapat dengan mudah memahami apa yang harus dikerjakan, tanpa menimbulkan perbedaan tafsir terhadap gambar tersebut. Secara
lebih mendasar, shop drawing adalah gambar yang siap untuk diimplementasikan di lapangan. Sedangkan gambar kerja kontrak adalah gambar acuan dasar yang
merupakan produk perencana dalam pembuatan shop drawing. Namun kenyataan di lapangan tidaklah selalu demikian. Pada sebagian proyek
konstruksi, sering terjadi shop drawing yang hanya berupa gambar kontrak yang diperbesar dan disesuaikan ukuran dan skalanya pada bagian yang dilaksanakan.
Drafter ibarat jadi mesin fotokopi yang bisa melakukan copy perbesar. Gambar kerja dari perencana dianggap sebagai gambar yang siap untuk dilaksanakan,
sehingga kontraktor tinggal meng-copy paste dan ganti kop saja. Sebenarnya kondisi seperti ini mengandung resiko yang cukup mendasar,
baik dalam hubungan antara kontraktor dengan owner atau pengawas, maupun dalam kaitannya dengan proses audit terutama untuk proyek-proyek pemerintah.
Hal ini mestinya disadari oleh semua pihak yang terkait, yaitu kontraktor, konsultan pengawas dan owner.
Membuat shop drawing haruslah memperhatikan obyek pengguna yang terdiri atas pelaksanasupervisi, mandor, dan pekerja. Harus diketahui tingkat
kemampuan dan pemahaman mereka dalam membaca dan mempersepsikan gambar shop drawing. Pelaksana mungkin cukup mampu untuk membaca gambar
tersebut, tapi tingkat pemahaman mandor atau pekerja tentu akan berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Memahami kemampuan pengguna akan membuat gambar shop drawing tidak menyulitkan mereka dalam memahami dan tidak membuang waktu atas diskusi
gambar serta mengindari terjadinya kesalahan pelaksanaan akibat kesalahan persepsi. Dengan memahami kemampuan pengguna, shop drawing akan menjadi
media komunikasi yang efektif. Pembuatan shop drawing itu sendiri hanya sebagian dari lingkup tugas engineering. Tugas engineering sendiri adalah
mengkoordinir persiapan engineering proyek, termasuk perhitungan construction engineering, melakukan VE value engineering, pembuatan shop drawing, time
control dan mengawasi pelaksanaan engineering proyek agar pelaksanaan engineering dapat berjalan sesuai rencana dan target mutu, waktu, biaya dan
safety yang telah ditetapkan. Mengapa proses permbuatan sop drawing ini begitu penting sebagai
bagian dari proses konstruksi? Selain pada fungsinya sebagai penyatuan bahasa terhadap jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan di lapangan, pada kenyataan di
lapangan, engineering sering menemui hal-hal sebagai berikut : 1. Gambar dari konsultan perencana tidak detail
Gambar kontrak sebagai bagian dari produk perencana memang tidak harus detail, tapi paling tidak item-item pekerjaannya tergambar secara jelas. Jika
kekurangan detail itu hanya tentang dimensi atau identifikasi jenis material, maka itu dapat langsung ditambahkan pada proses shop drawing. Tapi jika ada item
pekerjaan yang sebenarnya harus ada secara sistem tapi tidak tergambar, maka perlu klarifikasi dengan pihak MK atau perencana, misalnya pada forum rapat
Universitas Sumatera Utara
atau korespondensi lainnya, untuk kemudian didapat acuan yang kuat untuk membuat shop drawing.
Tingkat detail sebuah shop drawing adalah pada :
Posisi pekerjaan yang jelas dengan adanya keyplan
Notasi gambar atau legend yang jelas menunjukkan jenis pekerjaan atau material
Ukuran dan elevasi yang jelas pada tiap item pekerjaan
Dimensi yang akurat menggunakan satuan milimeter
Note atau catatan yang jelas menunjukkan metode pekerjaan 2. Terjadinya perbedaan antara gambar kontrak, BQ dan RKS
Sering terjadi perbedaan antara gambar kontrak, BQ dan RKS, baik menyangkut item pekerjaan maupun volume pekerjaannya. Untuk itu shop
drawing dapat berfungsi untuk memperjelas, mana yang akan dipakai. Hal ini tentunya melalui forum rapat koordinasi dengan pihak MKowner, sehingga
dicapai kesepahaman atas adanya perbedaan tersebut, yang tentunya mengacu pada tercapainya sistem yang optimal. Karena dari shop drawing inilah akan
dihitung volume pekerjaan yang dilaksanakan. 3. Untuk memberikan acuan yang jelas dan detail bagi pelaksanaan di lapangan
Kesepahaman terhadap pekerjaan juga diperlukan dalam pelaksanaan di lapangan. Dan ini harus dimulai dari kejelasan shop drawing itu sendiri, selain
melalui forum sosialisasi shop drawing kepada tim lapangan site manager, pelaksanasupervisi, subkontraktor, mandor dan pekerja. Hal-hal yang
menyangkut tingkat detail shop drawing pada poin 1 di atas harus jelas, agar tidak
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan perbedaan persepsi dalam membaca gambar. Untuk itu shop drawing ini pun harus terdistribusi dengan baik pada semua pihak terkait, baik tim
lapangan maupun cost control. 4. Untuk mendukung schedule agar tetap on track
Mungkin ada yang beranggapan bahwa proses pembuatan shop drawing merupakan beban dalam proses pelaksanaan konstruksi. Padahal secara manajerial
adalah sebaliknya. Shop drawing mutlak diperlukan, selain untuk kejelasan dan kesepahaman terhadap pelaksanaan pekerjaan, juga untuk menghindari kesalahan
dalam pekerjaan yang berakibat pada terjadinya re-work, yang tentunya berdampak pada pembengkakan waktu dan biaya.
Jenis Gambar shop drawing
Berdasarkan bidang pekerjaan yang ada pada proyek konstruksi maka kita dapat mngelompokan gambar shopdrawing sebagai berikut:
1. Shop drawing struktur berupa gambar struktur bangunan seperti kolom,
balok dan plat lantai. 2.
Shop drawing arsitektur berupa gambar finishing bangunan seperti denah pasangan dinding, denah pasangan keramik, detail toilet dan kamar mandi.
3. Shop drawing AC Air conditioner
4. Shop drawing Instalasi pemadam kebakaran atau fire fighting.
5. Shop drawing instalasi lift dan escalator
6. Shop drawing mekanikal
7. Shop drawing elektrikal dan elektronik seperti gambar penempatan
instalasi tata suara pada gedung bertingkat tinggi.
Universitas Sumatera Utara
8. Shop drawing instalasi listrik dan titik lampu.
9. Shop drawing plumbing atau instalasi pemipaan air bersih dan air kotor.
Gambar shop drawing yang baik
Kriteria baik sebuah gambar secara umum adalah mudah dipahami dan dapat dijadikan sebagai pedoman di lapangan dalam pelaksanaan pembangunan, kriteria
tersebut diantaranya adalah 1.
Kop pada sisi bagian kanan berisi judul gambar, perusahaan, nama proyek, nomor gambar dan halaman.
2. Mempunyai bentuk dan ukuran setiap bagian konstruksi dengan jelas
3. Menggunakan skala gambar sehingga pada bagian konstruksi yang belum
mempunyai penjelasan ukuran dapat dihitung menggunakan skala. 4.
Gambar sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat diaplikasikan dengan tepat dilapangan.
5. Mempunyai keterangan gambar seperti elevasi, jenis material dan
penjelasan lainya. 6.
Jelas dan tidak ada garis yang hilang atau rusak, hal ini dapat terjadi pada kelalaian dalam menggambar atau rusak setelah dilakukan penggandaan
seperti pembuatan foto copy gambar.
Software Shop drawing Pembuatan shop drawing dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat bolpoin dan kertas gambar, namun cara ini membutuhkan banyak tenaga dan waktu sehingga sudah mulai ditinggalkan kecuali hanya untuk
pembuatan gambar sketsa, kemudian pembuatan gambar lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
menggunakan komputer dengan software Autocad sebagai alat gambar paling
terkenal dan banyak dipakai dalam membuat gambar shop drawing.
Perbedaan Shop Drawing dan As Built Drawing Dalam pengerjaan suatu proyek bangunan, kadangkala sering kita temukan
gambar dengan label Shop Drawing dan As Built Drawing, yang kalau kita amati terlihat sekilas tidak ada perbedaan dan hampir mirip. Sebenarnya keduanya
mempunyai perbedaan meskipun terlihat hampir sama. 1. Dari yang membuat
Gambar Shop Drawing dibuat oleh perencanadesainer bangunan yang dibangun, baik itu perorangan ataupun perusahaanbiro gambar. Gambar-gambar
yang tersaji dalam 1 bendeljilid-an, kadangkala disertai dengan soft copy gambar dengan program tertentu.
Sedangkan gambar As Built Drawing dibuat oleh kontraktorpelaksana pembuat bangunan, juga bisa perorangan ataupun perusahaan kontraktor
bangunan. 2. Dari isi yang disajikan
Gambar Shop Drawing adalah gambar detail dan menyeluruh dari bangunan yang akan dibangun gambar panduan pelaksanaan dengan tujuan
bangunan yang akan dibangun akan samasesuai dengan maksud daripada perencanadisainer.
Sedangkan gambar As Built Drawing adalah gambar koreksi, perbaikan, revisi, dari gambar pelaksanaan yang ada, dikarenakan adanya permasalahan di
proyek pada saat bangunan dikerjakan. Juga menerangkan pihak mana saja yang
Universitas Sumatera Utara
ikut mengerjakan proyek yang dibangun, seperti : sub kontraktor-sub kontraktor, supplier-supplier, dll yang andil dalam pembangunan proyek.
3. Dari waktu pembuatanya Gambar Shop Drawing dibuatdiserahkan pada awalsebelum proyek
dilaksanakan dan biasanya juga dapat dipakai sebagai dokumen lelangtender. Sedangkan gambar As Built Drawing di buat, lebih tepatnya diserahkan
pada akhir proyek bangunan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Diagram Penelitian