7 “ ..... LL can provide valuable insight into the linguistic
situation of Gabarone Batswana, including common pattern of langauge usage, official langauge policies,
prevalent
language attitudes,
and the
longiterm consequences
of language contact, among others.” Akindele, 2011: 1
Ben-Rafael E. et al. 2006 mengkaji tentang LL di Israel sebagai sebuah konstruksi simbolis yang ada di tempat umum. Mereka menganalisa pengunaan
tiga bahasa utama di Israel pada
out door sign
. Hasil kajian menunjukkn bahwa kombinasi penggunaan bahasa pada ranah publik menunjukkan pengelompokan
komunitas pada lingkungan LL. “... study reveals essentially different LL patterns in
Israel‟s various communities: Hebrew-English signs prevail in Jewish communities; Arabic-Hebrew in Israeli-
Palestinian communities;
Arabic-English in
East Jerusalem.”
Ben-Rafael E. et al. 2006 :1 Huebner 2006 meneliti tentang campur kode dan perubahan bahasa pada
LL di Bangkok. Hasil analisa menunjukkan bahwa keberagaman penggunaan bahasa di daerah metropolitan Bangkok adanya banyak perubahan penggunaan
bahsa dari bahasa Cina ke bahasa Inggris. “.... reveal the extent of linguistic diversity in a large
metropolitan area like Bangkok,..... offers evidence of a shift from C
hinesse to English as the major language....” Huebner, 2006: 1
2.2 Makna Tanda
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, kajian LL merupakan kajian tanda atau
out door sign
, sehingga kajian LL tidak dapat dipisahkan dari kajian tentang tanda
sign
itu sendiri. Secara linguitik, kajian tentang makna tanda disebut dengan semiotika. Menurut Mulyawan 2010, kajian semiotika adalah
kajian tentang tanda dengan segala perannya di dalam kehidupan sosial
8 masyarakat, yang mampu membentuk sebuah konsep realitas tertentu dalam
masyarakat. “... semiotika merupakan kajian tentang tanda
sign
dengan segala perannya di dalam kehidupan sosial masyarakat. ... yang kemudian memunculkan respon
berupa sebuah konsep realitas tertentu. ”
Mulyawan, 2010:13 Ferdinand de Saussure
Saussure, url: web pg. 2 – 3 menjelaskan bahwa bahasa merupakan
sebuah sistem komunikasi yang melibatkan
concept
dan
sound image
, di mana
sound image
merupakan
signifier
penanda dan
concept
merupakan
signified
petanda. Antara penanda dengan petanda tidak memiliki
hubungan korelasi satu satu. Penanda merupakan sesuatu yang bersifat arbitrer atau mana suka dan tidak ada hubungannya dengan petanda yang dimaksud.
Seperti contoh kata „mobil‟, petanda konsep makna yang kita pikirkan tidak ada hubungannya dengan tata urutan bunyi dari penandanya yaitu mobil
[ m o b
I
l ] dalam bahasa Indonesia dan car
[ k a: ] dalam bahasa Inggris. Lebih lanjut Saussure menyebutkan :
… The bond between the signifier and signified is arbitrary, there is nothing in either the thing or the word
that makes the two go together, no natural, intrinsic, or logical relation between a particular sound image and a
concept; … Saussure, url: web pg. 2 – 3
Berbeda dengan Saussure, Ogden Richards 1923 menambahkan satu unsur penghubung antara penanda dengan petanda yaitu thought or reference.
Stimulus penanda yang dalam hal ini dikatakan sebagai unsur linguistik berupa kata atau kalimat, diolah di dalam otak melalui konsep makna yang telah kita
miliki atas penanda tersebut lalu keluar respon berupa objek referent sebagai petanda. Jadi antara penanda dan petanda tidak berhubungan secara langsung tapi
berhubungan melalui konsep makna yang ada di dalam otak. Hubungan antara ketiganya dijelaskan melalui gambar segitiga yang dikenal dengan semiotic
triangle.
9 The „symbol‟ is, of course, the linguistic element
the word, sentence, etc., and the „referent‟ the object, etc, in
the world of experience, while „thought or reference‟ is concept. According to the theory there is no direct link
between symbol and referent between language and the world
the link is via thought or reference, the concept of our mind.
Ogden Richards, 1923: 15 Stimulus penanda yang dalam hal ini dikatakan sebagai unsur linguistik
berupa kata atau kalimat, diolah di dalam otak melalui konsep makna yang telah kita miliki atas penanda tersebut lalu keluar respon berupa objek referent sebagai
petanda. Jadi antara penanda dan petanda tidak berhubungan secara langsung tapi berhubungan melalui konsep makna yang ada di dalam otak.
10
BAB III METODE PENELITIAN