8 Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, setiap individu tidak
dapat berdiri sendiri atau membutuhkan bantuan individu lain demi untuk dapat mempertahankan kehidupanya. 4 Perkembangan Bahasa Fungsi pokok bahasa
adalah sebagai alat komunikasi atau sarana pergaulan dengan sesamanya. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara
untuk mnyampaikan isi pikiran dan perasaan kepada orang lain, 5 Bakat Khusus seseorang yang memiliki bakat akan mudah dapat diamati karena kemampuan
yang dimilikinya berkembang dengan pesat, seperti kemampuan dibidang seni, olahraga, atau ketrampilan 6. Sikap, Nilai, dan Moral. Adapun masa anak-anak,
perkembangan moral yang terjadi masih relatif terbatas.
5. Karakteristik peserta didik berdasarkan aspek intelektual
Binet dan Simon mendefinisikan intelligensi sebagai kemampuan untuk
mengarahkan fikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengeritik diri sendiri
atau melakukan autocriticsm. Istilah kemampuan dan kecerdasan luar biasa sering dipadankan dengan
istilah gifted atau berbakat. Meskipun hingga saat ini belum ada satu definisi tunggal yang mencakup seluruh pengertian anak berbakat. Sebutan lain bagi
anak gifted ini misalnya genius, bright, dan talented. Satu ciri yang paling umum diterima sebagai ciri anak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi
dari anak normal, sebagaimana di ukur oleh alat ukur kecerdasan IQ yang sudah baku. Pada mulanya memang tingkat kecerdasan IQ dipandang sebagai
satu-satunya ukuran anak berbakat. Pandangan ini disebut pandangan berdimensi tunggal tentang anak berbakat. Intelligensi adalah kemampuan dalam
memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta. Intelligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku
intelligen. Thorndike mengklasifikasikan intelligensi dalam bentuk kemampuan abstraksi yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan gagasan dan simbol-
simbol, kemampuan mekanik yaitu suatu kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan alat-alat mekanis dan pekerjaan dengan aktivitas indra gerak sensory-
motor, dan kemampuan sosial yaitu kemampuan menghadapi orang lain disekitar diri dengan cara yang efektif.
9
6. Karakteristik peserta didik berdasarkan aspek Sosio-Emosional
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman 2000 : 411 emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap
rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat
tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi
dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. Goleman 2000 : 411 mengemukakan
beberapa macam emosi yaitu : a.
Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati b.
Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,
waspada, tidak tenang, ngeri d.
Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga e.
Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,bakti, hormat, kemesraan, kasih
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. malu : malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu
mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap
stimulus yang ada. Goleman, 2000 : 65 orang cenderung menganut gaya-gaya
khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi
setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
10
Faktor Kecerdasan Emosional
Goleman menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya menjadi lima kemampuan utama, yaitu;
a. Mengenali Emosi Diri,
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan
ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya
sendiri. b.
Mengelola Emosi, mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.
c. Memotivasi Diri Sendiri, Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi
dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi
yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri. d.
Mengenali Emosi Orang Lain, Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain
disebut juga empati. Menurut Goleman 2000 :57 kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.
e. Membina Hubungan, Kemampuan dalam membina hubungan merupakan
suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi Goleman, 2000:59. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan
kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta
kemauan orang lain.
1. Mengenal emosi diri 2. Mengelola emosi
3. Memotivasi diri sendiri 4. Mengenal emosi orang lain
5. Membina hubungan
11 Gambar 1.2 Faktor Kecerdasan Emosional
7. Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Aspek Moral