18
2.4 Beton Kertas
Papercrete 2.4.1 Umum
Salah satu inovasi yang dilakukan dalam konstruksi beton adalah dengan cara mengurangi berat jenis dari beton itu sendiri. Berat jenis beton secara umum
adalah 2400 kgm³, dan hal ini menjadikan inovasi beton ringan dirasa mampu mengatasi masalah tersebut.
Menurut Murdock L.J. dan Brook K.M. 1991, beton ringan diperoleh dengan berbagai cara, hal ini bergantung pada besar atau kecilnya rongga yang
ingin didapat pada beton, untuk mendapatkan beton yang lebih ringan. Rongga udara tersebut didapat dengan pembentukan rongga udara atau penambahan bahan
yang dapat menyebabkan busa, dan pada beberapa jenis beton ringan, kedua metode tersebut dapat dikombinasikan.
Neville, 1999 dalam Surya Bermansyah, dkk 2011 menyatakan beberapa jenis pembagian penggunaan beton ringan berdasarkan berat jenis dan kuat tekan
minimum yang harus dipenuhi. Secara garis besar pembagian penggunaan beton ringan dapat dibagi tiga yaitu :
a. Beton ringan dengan berat volume rendah Low Density Concretes untuk non struktur dengan berat jenis antara 300 kgm³ sampai 800 kgm³ dan
kuat tekan antara 0,35 MPa sampai 7 MPa yang umumnya digunakan seperti untuk dinding pemisah atau dinding isolasi.
b. Beton ringan dengan kekuatan menengah Moderate Strength Concretes untuk struktur ringan dengan berat jenis 800 kgm³ sampai 1350 kgm³ dan
kuat tekan antara 7 MPa sampai 14 MPa yang umumnya digunakan seperti untuk dinding yang juga memikul beban.
Universitas Sumatera Utara
19
c. Beton ringan struktur Structural lightweight Concretes untuk struktur dengan berat jenis antara 1350 kgm³ sampai 1900 kgm³ dan kuat tekan
lebih dari 14 Mpa yang dapat digunakan sebagai beton normal. Beton ringan dapat diperoleh dengan menggunakan agregat yang memiliki
berat isi lebih ringan daripada agregat pada beton pasir dan kerikil. Material yang umum digunakan adalah agregat ringan seperti batu apung, fly ash, perlit,
slag, maupun material buatan ringan seperti styorofoam dan bubur kertas. Selain itu meningkatkan jumlah rongga-rongga pada beton juga dilakukan untuk
mendapatkan beton ringan, hal ini umum dilakukan dengan mencampurkan beton tanpa agregat halus, atau memompakan udara kedalam struktur beton, yang umum
disebut dengan beton ringan aerasi.
2.4.2 Perkembangan Beton Kertas
Beton kertas secara umum dapat dikatakan sebagai pengembangan material dalam dunia konstruksi yang terdiri dari bubur kertas atau pulp dengan
semen portland dan agregat halus. Beton ringan ini bersifat eksperimental dengan mensubstitusikan bubur kertas ke agregat halus dalam campuran beton. Beton ini
dapat dikategorikan sebagai beton yang ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah kertas yang tidak terpakai.
Ramadhon, 2009 dalam Bermansyah, S, dkk 2011 menyatakan beton kertas merupakan suatu material yang terbuat dari beton kertas dengan semen
Portland. Kertas yang digunakan adalah kertas bekas yang diolah menjadi bubur kertas dengan tujuan mempermudah proses pengadukan campuran. Beton kertas
Universitas Sumatera Utara
20
digunakan sebagai salah satu bahan alternatif seperti dinding partisi, blok, panel, plesteran, dan lain-lain.
Dalam konstruksi beton kertas dapat mengurangi efek beban mati dead load
pada kolom, balok maupun plat lantai. Dalam pelaksanaannya kertas koran bekas lebih umum digunakan sebagai agregat pada beton kertas karena
produksinya yang kontinyu dan limbah yang dihasilkan setiap harinya lebih banyak. Namun berbagai jenis kertas dapat digunakan untuk campuran beton
kertas, diantaranya kertas brosur, kertas majalah, maupun limbah kertas operasi kantor dan percetakan.
Inovasi mengenai beton kertas dimulai dengan pemikiran tentang bagaimana cara memperoleh suatu struktur beton yang ringan serta dapat
mengurangi volume bahan-bahan sisa yang umum terdapat di lingkungan. Maka diperoleh ide mencampurkan beton dengan limbah kertas. Hal ini dikarenakan
semen yang berikatan dengan bubur kertas akan menimbulkan suatu ikatan yang keras Bhooma Nepal dan Vanita Aggarwal, 2014. Selain itu kertas juga
memiliki berat jenis yang sangat ringan jika dibandingkan dengan agregat penyusun beton, yaitu 312 kgm³.
Pada masa sekarang, beton kertas sudah mulai banyak digunakan, baik sebagai panel, dinding maupun partisi. Bahkan beton kertas telah digunakan
sebagai material membangun rumah tinggal. Di Indonesia sendiri beton kertas telah banyak di teliti oleh para akademisi
di Universitas. Hanya saja untuk penerapannya masih jarang dijumpai di Indonesia yang menggunakan beton kertas sebagai bahan partisi pada bangunan
kantor maupun rumah tinggal.
Universitas Sumatera Utara
21
Beton kertas dalam perkembangannya memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1. Mengurangi beban mati dead load yang ditimbulkan akibat berat sendiri beton.
2. Memiliki daya serap yang baik terhadap suara tidak memantulkan suara.
3. Daya tahan terhadap api tinggi fire resistant. 4. Lebih ramah lingkungan, karena memanfaatkan limbah tidak terpakai.
5. Mudah untuk diproduksi dan dicetak, bahkan pada beton kertas dengan kadar kertas tinggi beton dapat dipotong menggunakan gergaji sehingga
dapat dipergunakan dengan lebih efisien. Selain kelebihan-kelebihan diatas beton kertas juga memiliki beberapa
kekurangan, seperti :
Gambar 2.3 Contoh rumah tinggal dengan material beton kertas
Bhooma Nepal dan Vanita Aggarwal, 2014
Universitas Sumatera Utara
22
1. Daya serap terhadap air yang tinggi. 2. Beton kertas dengan kadar bubur kertas akan menghasilkan beton
dengan kekuatan tekan yang sangat rendah.
2.5 Bahan Penyusun Beton Ringan 2.5.1 Semen