Umum Bahan-bahan penyusun beton

47

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Umum

Metode yang digunakan untuk menganalisis pola sifat mekanik beton kertas akibat substitusi fly ash pada tugas akhir ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Beton Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Secara umum urutan tahap penelitian meliputi : a. Penyediaan bahan penyusun beton kertas. b. Pemeriksaan bahan. c. Pembuatan benda uji. d. Pemeriksaan nilai slump. e. Perawatan di dalam kolam curing. f. Pengujian berat isi, absorbsi dan porositas pada umur 28 hari. g. Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari. h. Pengujian kuat tarik beton umur 28 hari. Universitas Sumatera Utara 48 Diagram alir pembuatan beton kertas dengan substitusi fly ash terhadap berat semen.

3.2. Bahan-bahan penyusun beton

Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan beton kertas dengan substitusi fly ash terhadap berat semen. Mulai Persiapan Alat dan Bahan Pemeriksaan Bahan Pengujian Slump Pembuatan Campuran Beton Kertas Pencetakan Beton Pengujian 28 hari Berat Isi, Absorbsi, Porositas, Uji Tekan Uji Tarik Perawatan Beton 28 hari Analisa Data Selesai Data Pengujian Universitas Sumatera Utara 49 Bahan penyusun beton terdiri dari semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air. Sering pula ditambah bahan campuran tambahan yang sangat bervariasi untuk mendapatkan sifat-sifat beton yang diinginkan. Biasanya perbandingan campuran yang digunakan adalah perbandingan jumlah bahan penyusun beton yang lebih ekonomis dan efektif.

3.2.1 Semen Portland

Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen jenis OPC Ordinary Portland Cement atau Tipe I, yang diproduksi oleh PT. SEMEN PADANG dalam kemasan 1 zak 50 kg.

3.2.2 Agregat Halus

Agregat halus adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan, mempunyai ukuran butir maksimum 5 mm atau lolos saringan no.4 dan tertahan pada saringan no.200 0,075mm. Agregat halus pasir Gambar 3.2 Semen Padang Tipe I www.semenpadang.co.id Universitas Sumatera Utara 50 yang dipakai dalam eksperimen ini diperoleh dari quarry Sei Wampu, Binjai. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus meliputi :  Analisa ayakan pasir  Pemeriksaan kadar lumpur pencucian pasir lewat ayakan no.200  Pemeriksaan kandungan organik colometric test  Pemeriksaan kadar liat clay lump  Pemeriksaan berat isi pasir  Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi pasir Analisa Ayakan Pasir a. Tujuan : Untuk memeriksa distribusi ukuran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan pasir FM b. Hasil pemeriksaan : Modulus kehalusan pasir FM : 2.66 Pasir dapat dikategorikan pasir sedang. c. Pedoman : 100 mm 0.15 ayakan hingga tertahan Komulatif FM  Berdasarkan nilai modulus kehalusan FM, agregat halus dibagi dalam beberapa kelas, yaitu :  Pasir halus : 2 .20 ≤ FM 2.60  Pasir sedang : 2.60 ≤ FM 2.90  Pasir kasar : 2.90 ≤ FM 3.20 Universitas Sumatera Utara 51 Pencucian Pasir Lewat Ayakan no.200 a. Tujuan : Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir. b. Hasil pemeriksaan : Kandungan lumpur : 0,7 5 , maka pasir memenuhi persyaratan. c. Pedoman : Kandungan Lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 5 dari berat kering. Pemeriksaan Kandungan Organik a. Tujuan : Untuk memeriksa kadar bahan organik yang terkandung di dalam pasir. b. Hasil pemeriksaan : Warna kuning terang standar warna no.3, memenuhi persyaratan. c. Pedoman : Warna larutan hasil pengujian tidak boleh lebih dari standar warna no.3 pada standart warna gardner Pemeriksaan Clay Lump Pada Pasir a. Tujuan : Untuk memerisa kandungan liat pada pasir. b. Hasil pemeriksaan : Kandungan liat 0.3 1 , memenuhi persyaratan. Universitas Sumatera Utara 52 c. Pedoman : Kandungan liat yang terdapat pada agregat halus tidak boleh melebihi 1 dari berat kering. Pemeriksaan Berat Isi Pasir a. Tujuan : Untuk menentukan berat isi unit weight pasir dalam keadaan padat dan longgar. b. Hasil pemeriksaan : Berat isi keadaan rojok padat : 1564,83 kgm 3 . Berat isi keadaan longgar : 1453,09 kgm 3 . c. Pedoman : Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi pasir dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi pasir dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa pasir akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi pasir maka kita dapat mengetahui berat pasir dengan hanya mengetahui volumenya saja. Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Pasir a. Tujuan : Untuk menentukan berat jenis specific grafity dan penyerapan air absorbsi pasir. Universitas Sumatera Utara 53 b. Hasil pemeriksaan :  Berat jenis SSD : 2.45  Berat jenis kering : 2.50  Berat jenis semu : 2,59  Absorbsi : 2,25 c. Pedoman : Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat pasir dalam keadaan SSD dengan volume pasir dalam keadaan SSD. Keadaan SSD Saturated Surface Dry dimana permukaan pasir jenuh dengan uap air sedangkan dalamnya kering, keadaan pasir kering dimana pori-pori pasir berisikan udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan pori-pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat pasir yang hilang terhadap berat pasir kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering. Hasil pengujian harus memenuhi : berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu.

3.2.3 Bubuk Kertas

Bubuk kertas adalah salah satu agregat ringan yang dapat digunakan sebagai agregat pengganti untuk mendapatkan beton ringan. Bubuk kertas diperoleh dengan cara merendam kertas ke dalam air. Setengah jam kemudian air yang telah direndam diremas-remas menggunakan tangan lalu dihaluskan menggunakan blender. Bubur kertas yang telah halus keringkan lalu diayak menggunakan ayakan no.4 4,76 mm. Universitas Sumatera Utara 54 Pemeriksaan yang dilakukan terhadap bubuk kertas adalah :  Berat Isi  Absorbsi Berat Isi a. Tujuan : Untuk memeriksa berat bubuk kertas persatuan volume. Hal ini dilakukan untuk mengetahui proporsi campuran bubuk kertas terhadap komposisi campuran beton kertas. b. Hasil pemeriksaan : Berat isi bubuk kertas kadar air 0 = 312 kgm³. c. Pedoman : Bubuk kertas sebagai agregat ringan harus memiliki berat volume yang termasuk dalam kategori agregat ringan. SNI 03-2461-2002 menyatakan untuk agregat halus ringan tidak boleh melebihi berat isi 880 kgm³. Berarti bubuk kertas masuk dalam kriteria agregat ringan untuk beton ringan. Absorbsi a. Tujuan : Absorbsi dilakukan untuk melihat berapa besar tingkat penyerapan agregat bubuk kertas terhadap air. b. Hasil pemeriksaan : Absorbsi bubuk kertas = 253 c. Pedoman : Universitas Sumatera Utara 55 Semakin besar nilai absorbsi mengindikasikan bahwa pori-pori yang terdapat dalam suatu material semakin besar.

3.2.4 Air

Air yang digunakan dalam pembuatan beton kertas adalah air yang berasal dari sumber air yang bersih. Secara pengamatan visual air yang dapat digunakan untuk pembuatan beton kertas adalah air yang jernih, tidak berwarna dan tidak mengandung kotoran-kotoran seperti minyak dan zat organik lainnya. Dalam penelitian ini air yang dipakai adalah berasal dari PDAM Tirtanadi, di Laboratorium Bahan Konstruksi Beton, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3.2.5 Abu Terbang Fly Ash

Abu terbang atau yang sering disebut dengan fly ash merupakan limbah buangan dari residu hasil pembakaran batu bara. Abu terbang fly ash yang dipakai dalam percobaan ini merupakan limbah dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang berasal dari PT. SOCI MAS yang berlokasi di Kawasan Industri Medan I KIM I, Perut Sei Tuan, Deli Serdang.

3.3 Perencanaan Campuran Beton Kertas Mix Design