57
Berat pasir tiap variasi = 1667 x 0.122 = 203.37 kg
Berat kertas tiap variasi = 312 x 0.081 x 0,3 = 7.582 kg
3.4 Penyediaan Bahan Penyusun Beton
Setelah dilakukan pemeriksaan karakteristik terhadap bahan pembuatan beton seperti semen, pasir, bubuk kertas dan bahan tambahan yang akan
digunakan untuk mendapatkan mutu material yang baik sesuai dengan persyaratan yang ada, maka penyediaan bahan penyusun beton kertas selanjutnya adalah
disaring, dicuci dan dijemur hingga kering permukaan. Kemudiaan bahan tersebut disimpan dalam kotak dan ditempatkan di ruangan tertutup, hal ini untuk
menghindari pengaruh cuaca luar yang dapat merusak bahan ataupun mengakibatkan perbedaan kualitas bahan.
Sehari sebelum dilakukan pengecoran benda uji bahan yang telah dipersiapkan tersebut ditimbang berapa beratnya sesuai dengan variasi campuran
yang ada dan diletakkan dalam wadah yang terpisah untuk mempermudah pelaksanaan pengecoran yang dilakukan.
3.5 Pembuatan Benda Uji
Pembuatan benda uji terdiri dari empat variasi campuran untuk percobaan, yaitu campuran beton kertas normal tanpa bahan substirusi, campuran dengan
substitusi fly ash sebesar 15; 20, dan 25 dari penggunaan semen. Setelah semua bahan selesai disediakan, hidupkan mesin molen dan
masukkan air secukupnya ke dalam molen hingga membasahi permukaan molen agar adukan beton yang sebenarnya tidak berkurang. Setelah ± 30 detik, air
Universitas Sumatera Utara
58
tersebut di buang. Untuk beton kertas tanpa tambahan fly ash, langkah pertama masukkan bubuk kertas, agregat halus dan semen selama ± 60 detik supaya
adukan teracampur merata. Kemudian air dimasukkan sebagian-sebagian ke dalam molen secara menyebar, hal ini dilakukan supaya air tidak hanya tercampur
di beberapa tempat dan menyebabkan adukannya tidak rata menggumpal. Biarkan mesin molen selama ± 1 menit sampai campuran beton benar-benar
tercampur secara merata dan homogen. Adukan yang sudah tercampur merata, dituangkan ke dalam sebuah pan
besar yang tidak menyerap air, dan kemudian adukan diukur kekentalannya dengan menggunakan metode slump test dari kerucut Abrams. Setelah pengukuran
nilai slump, campuran beton dimasukkan ke dalam cetakan silinder yang berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 dengan cara dibagi dalam tiga tahapan,
dimana masing-masing tahapan diisi 13 bagian dari cetakan silinder dan lalu dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator.
Beton yang telah mencapai umur 24 jam, cetakan silinder dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman
sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian untuk menghindari panas hidrasi berlebih pada beton kertas.
3.6 Penggunaan
Fly Ash
Pada tugas akhir ini, penggunaan fly ash yang saya gunakan adalah sebagai bahan tambah pada beton kertas normal.
Universitas Sumatera Utara
59
Adapun variasi yang digunakan adalah : 15; 20, dan 25. Cara penghitungan berat fly ash yang digunakan yaitu M
2
= M
1
, dimana diketahui volume semen total 20 silinder beton = 0,0406
mᶾ per variasi, Diketahui :
Berat isi fly ash; 709,02 kgm
3
Rumus yang dipakai : M
2
= M
1 x
Berat isi fly ash Dimana :
M
1
= Volume semen total 20 silinder beton variasi M
2
= Berat fly ash yang dipakai
Dan kebutuhan fly ash yang digunakan adalah : a. Variasi I
: kosong M
2=
0 M
1
b. Variasi II : M
2
= 15 M
1 x
Berat isi fly ash M
2
= 4.318 kg c. Variasi III
: M
2
= 20 M
1
x Berat isi fly ash M
2
= 5.757 kg d. Variasi IV
: M
2
= 25 M
1
x Berat isi fly ash M
2
= 7.196 kg
3.7 Pengujian Sampel