Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa umur panen tercepat terdapat pada V3 63.6. Pengujian V3 berbeda nyata dengan pengujian V1, V2 dan V4 tetapi tidak
berbeda nyata dengan pengujian V5.
Jumlah polong per tanaman polong
Data hasil pengamatan jumlah polong per tanaman dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 29 – 30.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda tidak nyata terhadap jumlah polong per tanaman yang diamati. Rataan jumlah polong
per tanaman dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan jumlah polong per tanaman polong
Varietas Blok
Total Rataan
I II
III V1 Sampeong
49.7 32.7
48.7 131.0
43.7
V2 Gelatik 29.3
31.7 23.7
84.7 28.2
V3 Parkit 26.0
28.7 48.3
100.0 33.3
V4 Perkutut
22.0 34.7
38.7 95.3
31.8
V5 Sampeong 28.7
24.0 26.3
79.0 26.3
Total
155.7 151.8
185.7 490.0
163.3
Rataan
31.1 30.4 37.1
98.0
32.9
Panjang polong cm
Data hasil pengamatan panjang polong dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 31 – 32.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata
terhadap panjang polong yang diamati. Rataan panjang polong dapat dilihat pada
Tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Rataan panjang polong cm Varietas
Blok Total
Rataan
I II
III V1 Sampeong
7.7 7.8
8.3 23.8
7.9 c
V2 Gelatik 8.8
8.4 8.9
26.1 8.7 ab
V3 Parkit 8.8
8.4 8.7
25.9 8.6 ab
V4 Perkutut 8.7
7.5 9.1
25.3 8.4
b V5 Sriti
9.5 8.7
10.0 28.2
9.4 a
Total 43.5
40.8 45.0
129.3 43.1
Rataan
8.7 8.2
9.0
25.9 8.6
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil BNT pada taraf 5.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa varietas yang menghasilkan polong terpanjang terdapat pada pengujian V5 9.4 yang berbeda nyata dengan V1 dan
V4. Pengujian V2 berbeda tidak nyata dengan pengujian V3, V4 dan V5.
Jumlah biji per polong biji
Data hasil pengamatan jumlah biji per polong dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 33 – 34.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap jumlah biji per polong yang diamati. Rataan jumlah biji per polong dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rataan jumlah biji per polong biji Varietas
Blok Total
Rataan I
II III
V1 Sampeong 11.9
12.1 12.2
36.2 12.1 a
V2 Gelatik 11.5
10.5 11.0
33.0 11.0 ab
V3 Parkit 11.6
12.5 11.0
35.1 11.7 ab
V4 Perkutut 8.5
9.4 11.2
29.1 9.7 b
V5 Sriti 10.8
10.8 10.9
32.5 10.8 b
Total 54.3
55.3 56.3
165.9 55.3
Rataan 10.9
11.1 11.3
33.2 11.1
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil BNT pada taraf 5.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah biji per polong yang paling banyak terdapat pada V1 12.1 yang berbeda nyata dengan V4 dan V5 tetapi
berbeda tidak nyata dengan V2 dan V3. Pengujian V2 berbeda tidak nyata dengan pengujian V3, V4 dan V5.
Bobot biji per tanaman g
Data hasil pengamatan bobot biji per tanaman dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 35 – 36.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas tidak berbeda nyata terhadap bobot biji per tanaman yang diamati. Rataan bobot biji per
tanaman dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rataan bobot biji per tanaman g Varietas
Blok Total
Rataan
I II
III V1 Sampeong
16.0 12.7
19.3 48.0
16.0 V2 Gelatik
20.2 20.3
16.4 56.9
19.0 V3 Parkit
21.4 27.3
42.0 90.7
30.2 V4 Perkutut
13.6 19.6
25.1 58.3
19.4 V5 Sampeong
18.6 16.1
19.5 54.2
18.1
Total 89.8
96.0 122.3
308.1 102.7
Rataan 18.0
19.2 24.5
61.6 20.5
Bobot 100 biji g
Data hasil pengamatan bobot 100 biji dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 37 – 38.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap bobot 100 biji yang diamati. Rataan bobot 100 biji dapat dilihat pada Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Rataan bobot 100 biji g Varietas
Blok Total
Rataan
I II
III V1 Sampeong
2.7 3.2
3.1 9.0
3.0 c
V2 Gelatik 6.0
6.1 6.0
18.1 6.0 b
V3 Parkit 7.1
7.6 7.9
22.6 7.5
a V4 Perkutut
6.2 5.4
5.8 17.4
5.8 b V5 Sriti
5.7 6.0
5.8 17.5
5.8 b
Total 27.7
28.3 28.6
84.6 28.2