4.2. Perhitungan 1. Perhitungan kadar minyak yang terbawa oleh air limbah di Sludge Separator
Dari data hasil analisa laboratorium, maka kadar minyak dalam air limbah dapat dinyatakan dalam berat
Rumus :
W W
Contoh Perhitungan : Berat Labu setelah ekstraksi : 106,2532 gram
Berat Labu kosong : 105, 9638 gram
Berat minyak : 0,2894 gram Berat sampel : 35,9187 gram
W W
= 0,8057 0,81
2. Menghitung Persen Kehilangan Minyak
W W
=
= 1,08 1,1
4.3. Pembahasan
Persentase kadar minyak dalam kotoran air limbah dapat dijadikan tolak ukur bagi keberhasilan proses pemurnian minyak. Analisa terhadap persentase kehilangan
minyak pada sludge Separator dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan suatu pelarut. Sampel yang telah dihitung dimasukkan ke dalam oven untuk menguapkan
airnya, sehingga akan diperoleh berat penguapan berat air dalam sampel. Kadar minyak pada kotoran air limbah akan dapat diperoleh setelah minyak diekstraksi.
Dari analisa yang dilakukan dilaboratorium, diperoleh data hubungan antara jumlah waktu terhadap kehilangan minyak pada sludge separator pada proses pemisahan
minyak di stasiun klarifikasi. Dari data yang diperoleh ditunjukkan bahwa semakin lama alat bekerja maka semakin banyak pula kadar minyak yang terbuang dengan kadar sekitar
1,21 . Hal ini menunjukkan kadar kehilangan minyak yang tinggi. Dengan kata lain, banyak minyak yang terikut pada sludge yang dibuang yang mengakibatkan potensi
pengutipan minyak yang rendah. Dari hasil analisa juga diperoleh tiap jamnya lossis minyak berkisar 1,1 pada sludge separator. Hal ini disebabkan karena faktor – faktor
internal dan eksternal dari kerja alat tersebut. Biasanya pada sludge separator lossis minyak ditentukan karena adanya kotoran yang menempel pada dinding putaran bowl.
Hal ini sangat mempengaruhi terhadap tinggi dan rendahnya lossis minyak yang dihasilkan.Putaran yang optimal agar lossis minyak kecil pada putaran bowl biasanya
berkisar 118 – 125. Hal ini berbeda jika kotoran telah menempel pada dinding putaran bowl yang menyebabkan putaran bowl tidak berputar pada kisaran 118 – 125, maka lossis
minyak juga akan meningkat. Pada sludge separator diusahakan agar tiap jam membersihkan alat, ini bertujuan agar kotoran tidak menempel pada nozzle dan dinding
bowl sehingga lossis minyak yang dihasilkan semakin sedikit. Suhu sludge yang masuk juga harus dijaga pada alat ini, suhu sludge yang terlalu dingin menyebabkan minyak
sukar melepaskan diri dari kotoran air limbah, dan jika suhu sludge terlalu panas akan merusak daya kerja mesin. Suhu optimal yang dimiliki sludge sebelum memasuki sludge
separator biasanya berkisar 90 - 95
O
C, jika suhu tersebut dipenuhi sludge maka lossis minyak juga akan semakin rendah.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan