Tujuan Pemurnian Proses pemisahan Minyak kelapa sawit

tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat, maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10 – 15 dari berat tandan buah segar yang diolah dengan temperatur air sekitar 90 O C.

2.4.6. Pemurnian Minyak

Minyak yang diperoleh dari pemisahan belum siap dipasarkan, yaitu belum memiliki spesifikasi kadar air dan kadar kotoran yang ditentukan. Minyak sawit mentah harus melalui pemurnian dan pengeringan Abdul Karim , 2001.

2.4.6.1. Tujuan Pemurnian

Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di pabrik kelapa sawit PKS yang bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak kelapa sawit MKS dari kotoran kotoran, seperti padatan, lumpur dan air. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan solid, lumpur sludge maupun air. Tujuan dari pembersihanpemurnian miyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan dialirkan menuju saringan getar untuk disaring agar kotoran yng berupa serabut kasar tersebut dialirkan ke tangki penampung minyak kasar Crude Oil Tank COT. Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank dipanaskan hingga mencapai temperatur 90 – 100 o C. Menaikkan temperature minyak kasar sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis BJ antar minyak, air, dan sludge sehingga sangat membantun dalam proses pengendapan Vertical Clarifier Tank VCT. Di VCT, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena proses pengendapan. Minyak dari clarifier Tank selanjutnya dikirim ke Oil Tank, sedangkan sludge dikirim ke Sludge tank. Sludge merupakan fasa campuran yang masih mengandung minyak. Di PKS, sludge dikutip kembali pada minyak yang masih terkandung didalamnya.

2.4.6.2. Proses pemisahan Minyak kelapa sawit

Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS, yaitu metode pengendapan,metode pemusingan, dan metode pemisahan biologis. a. Metode pengendapan settling yaitu pemisahan minyak dan air yang terjadi pengendapan yang lebih berat. Minyak berada pada lapisan atas karena berat jenisnya lebih kecil. Jika minyak kasar yang di dalam tangki dibiarkan, isi tangki akan mengendap dan akan terbentuk beberapa lapisan sesuai dengan berat jenis dari fase yang terkandung didalamnya. Lapisan pertama merupakan lapisan minyak yng masih mengandung butir-butir air dan zat pengotor lainnya dengan kadar 99,0 minyak, 0,75 air, dan 0,25 zat padat.Minyak dengan dengan kandungan tersebut belum memenuhi standart kualitas jual sehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air dan zat padatnya. Lapisan kedua merupakan lapisan air yang mengandung minyak dalam bentuk terhomogenesir. Sementara lapisan ketiga merupakan fase yang mengandung zat organik padat serta emulsi minyak – air yang tidak terpecahkan. b. Metode pemusingan centrifuge yaitu pemisahan dengan cara memusingkan minyak kasar, sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar jauh akibat adanya gaya sentrifugal. Dengan demikian, pemusingan dapat digunakan dalam berbagai proses untuk pemisahan cairan – cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung didalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan mtode pemusingan untuk melakukan tugas – tugas sebagai berikut : 1. Menjernihkan minyak yang dihasilkan oleh proses pengendapan di Clarifier tank sebelum diproses di vacuum dryer. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu Oil Purifier yang memisahkan air dan kotoran-kotoran ringan yang terkandung dalam minyak. 2. Mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur sludge yang berasal dari Clarifier tank. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu decanter, Nozzle Separator, atau kombinasi keduanya. c. Metode pemisahan biologis yaitu pemecahan molekul molekul minyak sebagai akibat dari proses fermentasi. Pemisahan yang dimaksud disini yaitu pengutipan minyak yang dilakukan di Fat fit. Minyak yang diperoleh dari fat fait selanjutnya dikembalikan ke Crude Oil tank, sedangkan sisa lumpur dan air dialirkan ke kolam limbah. Walaupun telah dilakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin, tetapi pada sisa lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut, masih saja ada minyak yang terikut. Minyak yang ikut ke kolam limbah ini dihitung sebagai kerugian losses. Untuk memahami tujuan dan hakekat pemurnian minyak kasar, perlu dipelajari sifat fisika-kimia dari minyak kasar tersebut. Minyak kasar hasil pengempaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut. i. Campuran minyak dan air Campuran yang unsurnya minyak dan air terbagi tidak terlalu halus sehingga dengan cepat dan mudak dipisahkan. Minyak dalam campuran ini disebut minyak bebas karena tidak mempunyai afinitas apa pun dengan air yang mengelilinginya. Minyak dari campuran ini bila dibiarkan akan segera terpisah diatas lapisan air yang mengendap. ii. Campuran homogen antara butir air dan minyak Campuran ini terbagi sangat halus. Dalam keadaan demikian, kedua unsur merupakan emulsi yang stabil. iii. Emulsi air – minyak Emulsi semacam ini boleh dikatakan tidak berarti dalam pemurnian minyak dipabrik kelapa sawit, asalkan dapat dijamin viskositas yang layak pada temperatur 80-90 O C iv. Emulsi minyak – air Jika integrasi minyak dengan air sedemikian jauhnya sehingga terjadi homogenisasi maka akan diperoleh emulsi yang stabil. Namun, telah diketahui juga bahwa tanpa integrasi minyak dalam air yang intensif, bias juga terbentuk emulsi yang stabil berkat adanya emuglator yang aktif. Asam lemak, zat lendir , serat halus, serta sisa sel merupakan stabilisator sehingga dapat menjadi emulsi hidup Pahan , 2006.

2.4.6.3. Proses Pengolahan Sludge