4.4 Perkembangan Volume Impor Barang Sumatera Utara
Pencatatan statistik impor meliputi seluruh barang yang masuk melalui pelabuhan impor di Sumatera Utara dari luar negeri, baik yang bersifat komersial
maupun non komersial seperti hadiah dan sebagainya. Sebagian impor kapal laut dan pesawat udara beserta suku cadangnya termasuk dalam statistik impor.
Barang-barang luar negeri yang diolah atau diperbaiki di Sumatera Utara tetap dicatat sebagai barang impor, meskipun barang tersebut selesai diproses
akan kembali ke luar negeri. Impor Sumatera Utara selama tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu
sebesar 31,28. Peningkatan ini terutama disebabkan meningkatnya impor pada ketiga kelompok barang ekonomi yaitu impor barang modal naik 12,37, impor
bahan baku naik 35,67, di mana impor barang modal dan bahan baku penolong merupakan penggerak kegiatan industri, sedangkan impor barang konsumsi naik
36,25.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2 Perkembangan Volume Impor Barang di Sumatera Utara Periode 1986 – 2010
Tahun Volume ton
1986 1130058
1987 1260928
1988 1121097
1989 1520837
1990 1537463
1991 1390363
1992 1405989
1993 1875391
1994 1727141
1995 2128075
1996 2302568
1997 1963422
1998 959311
1999 2601042
2000 2437764
2001 2294796
2002 2891996
2003 2343112
2004 3221858
2005 3717119
2006 4404172
2007 4745767
2008 5880760
2009 5236554
2010 6171734
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2011
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5 Perkembangan Kurs atau Nilai Tukar Dollar AS USD terhadap Rupiah
Nilai tukar rupiah terus mengalami depresiasi dan hanya beberapa kali saja yang mengalami apresiasi. Pada tahun 1990 kurs rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat adalah sebesar Rp.1842,81 per dollar AS, kemudian melemah sebesar 4,79 atau berada dikisaran pada level 1.991 per dollar AS. Hal senada juga
terjadi pada tahun 1992 yang melemah 15,86 atau turun 316 poin. Meningkatnya ekspor dan bergairah kembali perdagangan luar negeri
Indonesia menyebabkan kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar menguat 8,58 atau 198 poin. Namun menguatnya rupiah terhadap dollar AS ini tidak
dapat dipertahankan di tahun 1994, 1995, dan 1996 yaitu yang melemah 4,27, 4,91 dan 3,25. Melemahnya nilai tukar rupiah pada 3 tahun ini lebih
disebabkan kurangnya persediaan uang dollar di Indonesia sedangkan permintaan akan dollar terus meningkat. Selain itu meningkatnya nilai impor juga berpotensi
mempengaruhi kurs rupiah terhadap dollar pada 3 tahun tersebut. Nilai tukar rupiah terhadap dollar semakin melemah karena permintaan
akan dollar AS semakin besar yang antara lain untuk memenuhi kewajiban hutang luar negeri yang segera akan jatuh tempo. Rupiah melemah 37,39 pada tahun
1997. Tahun 1997, terlihat dengan jelas bahwa betapa lemahnya fundamental ekonomi Indonesia. Di saat dollar begitu dibutuhkan baik untuk bayar utang luar
negeri ataupun belanja luar negeri akan tetapi di saat itu pula terjadi excess demand
terhadap dollar yang mengakibatkan harga dollar menaik tajam, selain itu juga dipengaruhi oleh ulah spekulan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Memasuki tahun 1998 nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami depresiasi yang sangat besar yaitu melemah 190,57 atau mencapai level Rp.
10013,62 per dollar AS. Ini sebagai akibat dari melemahnya fundamentalis ekonomi Indonesia sehingga tidak sanggup menahan gejolak ekonomi yang juga
terjadi di hampir seluruh negara Asia. Bank Indonesia telah mengambil berbagai langkah dalam mengatasi perkembangan nilai tukar rupiah yang kian tidak stabil
tersebut, antara lain dengan melebarkan rentang dan intervensi di pasar valas ditingkatkan karena tekanan rupiah terus semakin kuat. Setelah Indonesia
mendapat bantuan dari IMF International Monetary Fund, rupiah menguat 4.491 poin dalam tahun 1999. Menguatnya rupiah terhadap dollar juga
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik dan sosial yang membaik dalam negeri, namun juga kepercayan publik terhadap perekonomian Indonesia sedikit
banyaknya membantu memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap dollar. Memasuki tahun 2000 rupiah kembali melemah 35,14. Tekanan
terhadap nilai tukar rupiah meningkat terus sejak bulan April 2000 kwartal kedua hingga kwartal keempat tahun 2000, sebagai akibat dari perkembangan
politik dan keamanan menjelang Sidang Tahunan MPR Agustus 2000.
Melemahnya rupiah ini berlanjut hingga tahun 2001 yaitu sebesar 660 poin. Pada pertengahan tahun 2001 Juli 2001 terjadinya pengalihan kepemimpinan
nasional, yang berdampak pada tahun 2002, sehingga kepercayaan pasar cenderung membaik yang di picu oleh harapan bahwa berakhirnya krisis politik
dapat menjadi tumpuan bagi bangkitnya perekonomian Indonesia dari krisis yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berkepanjangan dan rupiah mengalami apresiasi sebesar 1.206 poin atau berada pada level Rp. 9311.19 per 1 dollar AS.
Memasuki tahun 2003, nilai tukar rupiah kembali melemah atau depresiasi sebesar 13,38 atau 1.211 poin. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
terus terjadi hingga tahun 2004, dimana melemah 0,03 atau 3 poin. Dan pada tahun 2007 nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar Amerika
Serikat sebesar 4,22 atau 433 poin atau berada pada level Rp. 8223,-. Mengacu pada perbaikan indikator moneter, termasuk tingkat inflasi yang rendah, nilai
tukar dollar hingga akhir 2006 sedikit menguat sebesar 6,42 atau 630 poin dimana mampu bertahan pada level Rp 9.200,-. Penguatan rupiah pada tahun ini
didukung oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal adalah karena masih dipengaruhi oleh ekonomi AS yang melemah karena terjebak defisit ratusan
miliar dolar AS. Sementara itu, dari sisi internal penguatan rupiah dipengaruhi oleh laju inflasi yang berada di bawah 10 dan menyebabkan suku bunga turun
ke level 9,75 . Menjelang akhir tahun 2007, gejolak rupiah kembali terjadi. Di tengah
kebutuhan dollar AS yang tinggi, rupiah juga tidak bisa lepas dari masalah geopolitik serta sentimen global. Walaupun Pada awal tahun 2007 rupiah sedikit
menguat namun pada akhir tahun rupiah melemah yang disebabkan karena besarnya permintaan korporasi terhadap dolar untuk keperluan pembayaran utang
jatuh tempo. Pergerakan rupiah hingga akhir tahun mengalami pelemahan tipis di level 9.425 per dollar AS, tapi relatif stabil di posisi 9.400.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.3 Perkembangan Kurs Dollar AS terhadap Rupiah Periode 1986 – 2010
Tahun RpUS
1986 1282.56
1987 1643.85
1988 1685.70
1989 1770.06
1990 1842.81
1991 1950.32
1992 2029.92
1993 2087.10
1994 2160.75
1995 2248.61
1996 2342.30
1997 2909.38
1998 10013.62
1999 7855.15
2000 8421.77
2001 10260.85
2002 9311.19
2003 8577.13
2004 8938.85
2005 8278
2006 8395
2007 8223
2008 10950
2009 9400
2010 8991
Sumber: BI, data diolah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.6 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Sumatera Utara