Pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan PT. BPRS Al Salam Amal Salman di Cinere Depok

. Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap
Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Di Cinere Depok. Di bawah
bimbingan
Perkembangan jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tahun 2007 jumlah BPRS mencapai 114
unit, pada tahun 2008 sampai dengan bulan April jumlah BPRS telah mencapai
118 unit. Melihat potensi BPRS yang begitu besar memberikan kesempatan yang
lebih luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kegiatan BPRS. BPRS
diharapkan mampu menyentuh daerah pedesaan dan mendekatkan sumber dana
relatif murah kepada masyarakat.
Peluang yang diberikan pemerintah kepada BPRS, membuka kesempatan
bagi BPRS untuk mempertahankan eksistensinya dengan cara meningkatkan
besarnya keuntungan yang diperoleh, ataupun dengan cara memperkecil biaya
operasional sehingga dapat melakukan efisiensi usaha. Di tengah persaingan
perbankan syariah yang saat ini semakin marak BPRS Al Salaam terus berupaya
meningkatkan usahanya melalui program pembiayaan yang disalurkan kepada
nasabahnya. BPRS Al Salaam Amal Salman sebelumnya merupakan BPR yang
beroperasi secara konvensional. Sejak 3 Juli 2006 BPR melakukan konversi
menjadi syariah. Semasa beroperasi dengan sistem konvensional maupun dengan
syariah pembiayaan BPRS Al Salaam menunjukkan trend yang terus meningkat.
Seiring dengan meningkatnya jumlah pembiayaan dan jumlah nasabah,

keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam juga mengalami perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh prinsip usaha syariah
terhadap keuntungan dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman.
Menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap tingkat
keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip
usaha syariah.
Penelitian ini dilaksanakan di PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang
berlokasi di Jl. Raya Cinere Blok A No. 42 Depok 16514. Kegiatan pengambilan
data penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus2Oktober 2008. Data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
wawancara langsung dari direktur BPRS Al Salaam. Data sekunder didapatkan
dari laporan keuangan BPRS selama 3 tahun terakhir, yakni dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2007.
Laba yang diperoleh perusahaan menunjukkan kemampuan manajemen
dalam pengelolaan aset atau kekayaan perusahaan. Kemampuan manajemen
tersebut dapat diukur melalui
(ROA
). Pada tahun
2005 ROA
BPRS Al Salaam sebesar 2,54 persen, artinya dalam penggunaan

100 persen asset atau kekayaan dalam kegiatan pembiayaan, BPRS Al Salaam
memperoleh laba sebesar 2,54 persen. Tahun 2006, pada saat proses konversi
berlangsung terjadi penurunan ROA yaitu sebesar 1,35 persen. Pada tahun 2007
setelah proses konversi terjadi peningkatan ROA menjadi 2,02 persen,

peningkatan nilai laba sebesar 97,86 persen dari tahun sebelumnya, sementara
total aktiva hanya mengalami peningkatan sebesar 16,48 persen.
Berdasarkan hasil uji2t yang telah dilakukan, rata2rata ROA sesudah
konversi mengalami peningkatan sebesar 0,274 persen. Nilai P2value yang
menunjukkan tingkat signifikansi 0,000, karena uji yang dilakukan berupa
maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih
kecil dari nilai α menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi
ROA antara sebelum dan sesudah konversi.
(OER) atau Rasio Efisiensi Operasional dapat
digunakan oleh suatu badan usaha khususnya bank untuk mengetahui seberapa
besar tingkat efisiensi usaha. OER tahun 2005 sebesar 90,13 persen, tahun 2006
mengalami peningkatan menjadi 93,25 persen, kemudian tahun 2007 menurun
menjadi 91,60 persen. Menurut penilaian kesehatan BPRS kinerja BPRS Al
Salaam masih tergolong sehat karena tidak keluar dari batasan normal untuk OER
yaitu kurang dari 93,52 persen, baik sebelum konversi maupun sesudah konversi.

Hal tersebut menunjukkan BPRS Al Salaam telah mampu mencapai efisiensi
dalam menjalankan usahanya walaupun telah merubah prinsip usahanya dari
konvensional menjadi syariah. Dari hasil uji2t yang telah dilakukan, nilai P2value
menunjukkan signifikansi 0,000, karena uji yang dilakukan berupa
maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih kecil
menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi OER antara
sebelum dan sesudah konversi.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan
ternyata tidak seluruhnya berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas yang
telah ditentukan, hanya ada dua variabel yang berpengaruh. Variabel pembiayaan
modal kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Pembiayaan
modal kerja dalam model mempunyai pengaruh negatif, artinya setiap penurunan
pembiayaan modal kerja akan meningkatkan keuntungan. Pembiayaan modal
kerja berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen. Nilai elastisitas
pembiayaan modal kerja dalam fungsi keuntungan sebesar 27,310 yang artinya
bahwa setiap penurunan pembiayaan modal kerja sebesar Rp 100.000, maka
keuntungan akan meningkat sebesar Rp 731.000 dengan asumsi faktor lain
dianggap tetap (
Sehingga diharapkan BPRS Al Salaam lebih
memperhatikan dalam penyaluran pembiayaan modal kerja.

Variabel pembiayaan konsumsi secara parsial berpengaruh nyata terhadap
keuntungan. Pembiayaan konsumsi dalam model mempunyai pengaruh positif,
artinya setiap ada kenaikan jumlah pembiayaan konsumsi, maka keuntungan yang
diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat. Nilai elastisitas pembiayaan
konsumsi dalam fungsi keuntungan sebesar 6,852 yang artinya bahwa setiap
penambahan pembiayaan konsumsi sebesar Rp 100.000, maka keuntungan akan
meningkat sebesar Rp 685.200 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (
Variabel jumlah nasabah modal kerja (X1), pembiayaan investasi (X4),
jumlah nasabah konsumsi (X5), jumlah pembiayaan konsumsi (X6) secara parsial
tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan

!"

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN
Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Judul Skripsi : PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH
TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM
AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK

Nama
NRP

: Siti Syamsiah
: A14105709

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si
NIP. 131 918 115

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019

Tanggal Kelulusan :


#
$

$

%

Bogor, April 2009

Siti Syamsiah
A14105709

#

Penulis dilahirkan di Bogor, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 9 Juli 1980,
sebagai anak kesembilan dari sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Sanusi
dan Ibu Siti Hasanah. Pada Tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan dasar
di SDN Empang I. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1995 di
SMPN 7 Bogor, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 5
Bogor dan lulus pada tahun 1998.

Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi pada program Diploma III Teknisi Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan
lulus pada tahun 2001. Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan studi ke
jenjang sarjana pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Departemen Ilmu2Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.

Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat, inayah dan hidayah2Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul &Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah
Terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Di Cinere Depok$
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Program Sarjana Manajemen Agribisnis Departemen Ilmu2Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada penelitian ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penelitian ini
sangat penulis harapkan. Akhir kata terima kasih kepada semua pihak atas
kerjasama dan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Semoga
hasil penelitian ini bermanfaat bagi yang membutuhkan


Bogor, April 2009

Siti Syamsiah

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan hidayah2Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak akan tercapai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar2besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan perhatian dan kesabarannya selama membimbing penulis
dalam melakukan penelitian.
2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang
banyak memberikan saran dan kritik pada skripsi ini.
3. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji pada sidang yang telah
memberikan saran dan kritik pada skripsi ini.
4. Dra Yusalina, M.Si selaku perwakilan dari Komisi Pendidikan yang
banyak memberikan saran pada skripsi ini.
5. Ir. Chotib Muhammad selaku Direktur Utama PT BPRS Al Salaam Amal
Salman yang telah memberikan ijin penelitian.

6. Cahyo Kartiko, SP, selaku Direktur PT BPRS Al Salaam Amal Salman
yang telah memberikan ijin penelitian dan diskusi yang menarik.
7. Keluarga besar PT BPRS Al Salaam Amal Salman terutama Mba Dian
yang telah meluangkan waktunya atas saran dan dukungannya.
8. Keluarga besar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor,
Badan Pengembangan SDM Pertanian, Departemen Pertanian yang telah
memberikan ijin belajar untuk melanjutkan studi ke jenjang sarjana.
9. Suamiku “Gilar Gautama” dan anakku “Kafka Hafizh Gautama” untuk
seluruh doa, cinta, kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan seluruh
dukungannya selama ini.
10. Orang tua dan kakak2kakakku untuk seluruh dukungannya selama ini.

11. Teman–teman Ekstensi MAB terimakasih atas kebersamaannya selama
ini.
12. Pihak2pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.

..........................................................................

' '(')

xi

.....................................................................

xii

..................................................................

xiii

..................................................................

1

Latar Belakang.................................................................
Perumusan Masalah ........................................................
Tujuan Penelitian .............................................................
Kegunaan Penelitian ........................................................

1

4
5
6

..........................................................

7

Tujuan Operasional dan Kegiatan Usaha BPRS ..............
Pembiayaan ....................................................................
Nasabah ..........................................................................
Penelitian Terdahulu ........................................................

7
8
15
16

................................................

20

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis............................................
3.1.1 Efisiensi ..............................................................
3.1.2 Keuntungan .........................................................
3.1.3 Profitabilitas ........................................................
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional.....................................

20
20
21
23
24

......................................................

27

4.1 Lokasi dan Waktu ............................................................
4.2 Jenis dan Sumber Data.....................................................
4.3 Pengolahan dan Analisis Data .........................................
4.3.1 Metode Analisis Deskriptif ..................................
4.3.2 Analisis Rasio Profitabilitas dan Efisiensi Usaha .
4.3.3 Analisis Regresi .................................................
4.4 Metode Pendugaan Model................................................
4.2 Definisi Operasional ........................................................

27
27
27
27
28
30
32
36

........................

38

Sejarah BPRS Al Salaam ................................................
Manajemen dan Organisasi .............................................
Keadaan Sumberdaya Manusia BPRS Al Salaam ............
Perkembangan Jumlah Nasabah ......................................
Perkembangan Pembiayaan .............................................

38
39
46
46
48

1.1
1.2
1.3
1.4.

2.1
2.2
2.3
2.4

*

*
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5

*

5.6 Produk dan Layanan .......................................................
5.7 Prosedur Umum Pembiayaan ..........................................
5.8 Aspek Keuangan Bank ....................................................

50
52
53

.....

55

6.1 Profitabilitas dan Efisiensi Usaha ....................................
6.1.1
.........................................
6.1.2
...............................

55
55
57

...........

61

..............................................

72

8.1 Kesimpulan .....................................................................
8.2 Saran .............................................................................

72
73

.....................................................................

74

*

*

+(+,
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

' '(')
Perkembangan Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset di
Indonesia Tahun 200722008 .....................................................

2

Perkembangan Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun 20032
2007 ........................................................................................

4

Perkembangan Jumlah Nasabah, Pembiayaan dan
Keuntungan Tahun 200322007 .................................................

5

Perkembangan Jumlah Nasabah Berdasarkan Jenis
Penggunaan BPRS Al Salaam Tahun 200522007 .....................

47

Perkembangan Jumlah Pembiayaan BPRS Al Salaam
Tahun 200522007 ....................................................................

48

Hasil Perhitungan ROA
pada PT BPRS Al Salaam
Amal Salman Tahun 200522007 ...............................................

55

Hasil Perhitungan Uji2t ROA Ratio pada PT BPRS Al
Salaam Amal Salman Tahun 200522007 ..................................

56

Hasil Perhitungan OER BPRS Al Salaam Tahun 20052
2007 ........................................................................................

58

Hasil Perhitungan Uji2t OER BPRS Al Salaam Tahun
200522007 ...............................................................................

59

Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan
Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam
Model 1 ....................................................................................

61

Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan
Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam
Model 2 ..................................................................................

62

Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan
Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam
Model 3 ....................................................................................

62

Jumlah Pembiayaan dan dan Nasabah BPRS Al Salaam
Tahun 200522007 ....................................................................

68

14.

Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Kredit dan Jumlah
Nasabah Terhadap Keuntungan BPR Gebu Kujang
Kinantan .................................................................................

70

+(+,

' '(')

1.

Kurva Kemungkinan Produksi .................................................

21

2.

Kurva Hubungan

.............................

22

3.

Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ..................................

26

4.

Perkembangan Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal
Salman Tahun 200522007 ........................................................

48

Prosedur Umum Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal
Salman Tahun 2008 .................................................................

51

Perkembangan ROA PT BPRS Al Salaam Amal Salman
Tahun 200522007 .....................................................................

54

Perkembangan OER PT BPRS Al Salaam Amal Salman
Tahun 200522007 .....................................................................

57

5.

6.

7.

dan

+(+,
1.

' '(')
Struktur Organisasi PT BPRS Al Salaam Amal Salman
Tahun 2008 ..............................................................................

76

Daftar Pertanyaan Wawancara dengan pihak Direksi PT
BPRS Al Salaam Amal Salman ...............................................

77

3.

Daftar Rekanan BPRS Al Salaam Tahun 2008 ........................

78

4.

Penilaian Kesehatan BPR/BPRS Menurut Bank Indonesia ......

82

5.

Hasil Perhitungan ROA dan OER PT BPRS Al Salaam
Amal Salman Tahun 200522007 ...............................................

83

Hasil Perhitungan Profitabilitas dan Efisiensi PT BPRS Al
Salaam Amal Salman Tahun 200522007 ..................................

86

7.

Hasil Uji2t ROA Tahun 200522007 ...........................................

87

8.

Hasil Uji2t OER Tahun 200522007............................................

88

9.

Data Keuntungan, Pembiayaan dan Jumlah Nasabah PT BPRS
Al Salaam Amal Salman Tahun 2005 – 2007..............................

89

Hasil Analisis Regresi ..............................................................

90

2.

6.

10.

'-',

'.')/

Sistem perbankan di Indonesia diatur dalam Undang2Undang No.10 Tahun
1998 yang menjelaskan perbankan di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu bank
umum dan bank perkreditan rakyat. Kedua jenis tersebut melaksanakan kegiatan
secara konvensional atau syariah. Hal ini berarti bahwa Indonesia menganut
sistem perbankan ganda (

), yaitu bank konvensional dan bank

syariah beroperasi berdampingan.
Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa di Indonesia pada tahun 2008
jumlah bank umum konvensional mencapai 125 unit, bank umum syariah tiga
unit, bank perkreditan rakyat (BPR) 1767 unit dan bank perkreditan rakyat syariah
(BPRS) 118 unit. Sehubungan dengan hal tersebut dikeluarkan Undang2Undang
No.10 Tahun 1998, dalam hal ini Bank Indonesia selaku regulator keuangan
memberikan kesempatan kepada

lembaga keuangan yaitu Bank untuk

memutuskan dan melakukan percepatan perbankan syariah. Hal ini dibuktikan
dengan diperbolehkan bahkan dianjurkan bank konvensional untuk membuka unit
usaha syariah (bank konvensional yang membuka cabang syariah). Hal yang sama
juga terjadi pada BPR sebagai salah satu lembaga keuangan yang lebih menyentuh
masyarakat menengah ke bawah untuk melakukan konversi menjadi BPRS.
Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia (2008),
perkembangan jumlah BPRS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tahun
2007 jumlah BPRS mencapai 114 unit, pada tahun 2008 sampai dengan bulan
April jumlah BPRS telah mencapai 118 unit. Peningkatan ini dikarenakan

2

dibentuknya Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) baru, atau juga bisa
dikarenakan adanya konversi BPR menjadi BPRS. Perkembangan jumlah BPRS
berdasarkan total aset di Indonesia tahun 2007 – 2008 disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.

Perkembangan Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset di Indonesia
Tahun 200722008

Total Aset
< 1 miliar
1 s.d. 5 miliar
> 5 s.d. 10 miliar
> 10 miliar
Total

Tahun
2008*
8
51
25
34
118

2007
13
46
24
31
114

Perubahan (%)
38,46
10,87
4,17
9,68
3,39

Keterangan : * data sampai dengan bulan April 2008
Sumber : Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia (2008)
Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah (2008), Data Bank Indonesia
(BI) menunjukkan bahwa tahun 2007 volume usaha BPRS mengalami
pertumbuhan sebesar 33,2 persen dengan nilai ekspansi mencapai Rp 1,2 triliun
atau tumbuh sebesar Rp 300,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sehingga
memperbesar pangsa pasar BPRS. Hingga Maret 2008, pembiayaan BPRS yang
telah disalurkan mencapai Rp 944,412 miliar. Rasio pembiayaan terhadap dana
pihak ketiga tercatat pada posisi 122,23 persen. Total Dana Pihak Ketiga adalah
Rp 772,22 miliar. Rasio

(NPF) tercatat menurun tipis

menjadi 7,90 persen dari 7,99 persen per akhir tahun lalu. Cadangan dan total aset
BPRS pada periode itu masing2masing tercatat Rp 22,684 miliar dan Rp 1,295
triliun.1
Melihat potensi BPRS yang begitu besar memberikan kesempatan yang
lebih luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kegiatan BPRS. BPRS
diharapkan mampu menyentuh daerah pedesaan dan mendekatkan sumber dana
1

Republika Online. Kenaikan
http://RepublikaOnline.com. 23 Juni 2008

Harga

BBM

Bisa

Dorong

NPF

BPRS.

3

relatif murah kepada masyarakat. Faktor utama yang menjadi kunci sukses dalam
memberikan pelayanan tersebut adalah lokasi BPRS yang dekat dengan
masyarakat yang membutuhkan, prosedur pelayanan yang sederhana dan lebih
mengutamakan pendekatan personal serta fleksibilitas pola dan model pinjaman.
Di lain pihak Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas dan pembina
perbankan di Indonesia memberikan dorongan untuk tumbuhnya industri BPRS
yang sehat dan berkelanjutan, diantaranya adalah dengan memperkuat
BPRS di dunia perbankan melalui program penguatan industri perbankan yang
dikenal dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Menurut Yudistira (2004),
BPRS sebagai lembaga keuangan haruslah mampu melaksanakan fungsi dan
tugasnya dengan baik. Pelaksanaan fungsi dan tugas yang baik tersebut mencakup
dua hal, yaitu dari sisi perusahaan dan dari sisi operasional usaha. Berdasarkan
sisi perusahaan yaitu kemampuan dan efektivitas kinerja perusahaan terutama
yang berhubungan dengan finansial dan tingkat kesehatan bank, sedangkan dari
sisi operasional usaha yaitu kemampuan menjaga kepercayaan nasabah serta
kemampuan pengelolaan.
BPRS dianggap mampu memfokuskan dirinya dan memberikan kontribusi
aktif dalam penyaluran dana pada masyarakat. Peluang yang diberikan pemerintah
kepada BPRS tersebut, membuka kesempatan bagi BPRS untuk mempertahankan
eksistensinya dengan cara meningkatkan besarnya keuntungan yang diperoleh,
ataupun dengan cara memperkecil biaya operasional sehingga dapat melakukan
efisiensi usaha. Besarnya keuntungan yang diperoleh dan kecilnya biaya
operasional pemasaran merupakan salah satu faktor penting untuk membawa
perusahaan pada posisi persaingan yang semakin kuat, agar mampu bertahan dan

4

mampu meningkatkan usahanya sehingga mendapatkan keuntungan yang sesuai
dengan yang diinginkan. Hal ini dilakukan oleh perbankan di Indonesia, salah
satunya adalah PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang berlokasi di Jalan Cinere
Raya Blok A No. 42 Depok.
,0(01')

'1' '!

BPRS Al Salaam Amal Salman sebelumnya merupakan BPR yang
beroperasi secara konvensional. Sejak 3 Juli 2006 BPR melakukan konversi
menjadi syariah. Semasa beroperasi dengan sistem konvensional maupun dengan
syariah pembiayaan BPRS Al Salaam menunjukkan trend yang terus meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah pembiayaan tahun 200322007
pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun 200322007
Jumlah Pembiayaan
Tahun

Target
Perubahan
Realisasi
(rupiah)
(%)
(rupiah)
2003
15.905.397.000
2
23.011.000.000
2004
38.830.916.000
144,14
36.953.000.000
2005
50.292.000.000
29,51
53.792.000.000
2006
65.774.884.000
30,78
62.874.000.000
2007
77.960.000.000
18,52
88.776.000.000
Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008)

Perubahan
(%)
2
60,59
45,57
95,58
113,86

Di tengah persaingan perbankan syariah BPRS Al Salaam terus berupaya
meningkatkan keuntungan melalui program pembiayaan untuk sektor ekonomi.
Pembiayaan yang disalurkan dan jumlah nasabah BPRS Al Salaam setiap tahun
selalu mengalami peningkatan, baik itu pada saat beroperasi secara konvensional
maupun setelah menjadi syariah. Namun saat proses konversi berlangsung tahun
2006, realisasi pembiayaan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Pada tahun
2007 setelah beroperasi menjadi syariah realisasi pembiayaan mengalami

5

peningkatan. Seiring dengan perkembangan jumlah pembiayaan dan jumlah
nasabah, keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam juga mengalami
perubahan. Perkembangan jumlah nasabah, pembiayaan dan keuntungan PT
BPRS Al Salaam dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Nasabah, Pembiayaan dan Keuntungan BPRS
Al Salaam Tahun 200322007
Jumlah (dalam persen)
Tahun
Nasabah
Pembiayaan
Keuntungan
2003
2
2
2
2004
29,50
37,73
55,26
2005
103,03
42,86
55,08
2006
8,76
9,63
(34,90)
2007
14,80
41,20
97,90
Sumber : PT BPRS Al Salaam (2008)
Pada tahun 2006 tingkat keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman
mengalami penurunan sebesar 34,9 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan
jumlah nasabah dan pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan.
Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan tersebut, maka
perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana

pengaruh

perubahan

prinsip

usaha

syariah

terhadap

profitabilitas dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman?
2.

Bagaimana pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan
PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip usaha
syariah?

2

030')

) 4-4')

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Menganalisis pengaruh prinsip usaha syariah terhadap profitabilitas dan
efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman.

6

2.

Menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap
keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan
prinsip usaha syariah.

/0)'')

) 4-4')

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan
sebagai berikut :
1.

Bagi penulis, yaitu dapat menerapkan teori2teori dan disiplin ilmu yang
didapat pada saat kuliah, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan
penulis tentang pembiayaan.

2.

Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk
menentukan tingkat keuntungan dari penyaluran pembiayaan maupun
penghimpunan dana.

3.

Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan.

030')

5 ,'14+)' 6')

/4'-') 1'!'

Menurut Antonio (2001), upaya pencapaian keuntungan yang setinggi2
tingginya (

!

"

) adalah tujuan yang dicanangkan oleh bank

komersial, terutama bank2bank swasta. Tujuan Bank Islam berdiri untuk
menggalakkan, memelihara serta mengembangkan jasa produk perbankan yang
berasaskan syariah Islam.
BPR Syariah dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan
operasional sebagai berikut :
(i)

Meningkatkan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat ekonomi
lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan;

(ii) Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat
mengurangi arus urbanisasi;
(iii) Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka
peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai.
Menurut Undang2Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, usaha
yang boleh dilakukan BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya :
1.

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

2.

Memberikan kredit

3.

Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

8

4.

Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain.

Usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR baik yang konvensional maupun
syariah diantaranya:
a.

Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran

b.

Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing

c.

Melakukan penyertaan modal

d.

Melakukan usaha perasuransian

e.

Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah disebutkan di atas

(74'8'')
Secara umum istilah pembiayaan pada sistem syariah sama dengan istilah
kredit pada sistem konvensional. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
pihak lembaga

keuangan dengan pihak lain (pihak yang mendapat fasilitas

pembiayaan) yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut Institut Bankir Indonesia (2001), pembiayaan merupakan salah
satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk
memenuhi kebutuhan pihak2pihak yang merupakan defisit unit.
)41% )41

(74'8'')

Bank memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai dengan jenis
pembiayaan yang diperlukan. Berdasarkan berbagai keperluan usaha serta
berbagai unsur ekonomi, pengelompokkan pembiayaan menurut Bank Indonesia

9

dan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), (2005) adalah sebagai
berikut :
4 4!'- 6',4 3 )41 5 (74'8'') "
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(i)

Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama antara bank
selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku
pengelola (mudharib) yang mempunyai keahlian atau keterampilan
untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil
keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama
berdasarkan nisbah yang disepakati.

(ii) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik
dana/modal untuk mencampurkan dana/modal pada suatu usaha
tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang
telah disepakati sebelumnya. Kerugian ditanggung semua pemilik
dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing2masing.
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli
(i)

Piutang Murabahah
Piutang murabahah adalah akad jual beli barang sebesar harga
pokok barang di tambah dengan keuntungan yang disepakati.

(ii)

Salam
Salam adalah perjanjian jual beli barang dengan pembayaran
lunas dimuka oleh BPRS sebagai pembeli kepada nasabah sebagai

10

penjual

yang

berkewajiban

menyerahkan

barang

pesanan

berdasarkan jangka waktu, kriteria, dan persyaratan yang disepakati,
dan barang tersebut akan dijual kembali oleh BPRS kepada pihak
lain.
c. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa menyewa
Piutang Ijarah merupakan transaksi sewa menyewa atas suatu
barang dari dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.
d. Pembiayaan berdasarkan prinsip jasa
Piutang Istishna merupakan jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu
yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
4 4!'- 6',4 3 )41 5 )//0)'') "
a.

Modal Kerja
Pembiayaan yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan : (a)
peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi,
maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil
produksi.; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan
dari suatu barang. Unsur2unsur modal kerja terdiri atas komponen2
komponen alat likuid (
(

#), piutang dagang (

), dan persediaan

) yang umumnya terdiri atas persediaan bahan baku ( $
), persediaan barang dalam proses ($

barang jadi (

#

).

), dan persediaan

11

b.

Investasi
Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang2barang modal (
) serta fasilitas2fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Pembiayaan
investasi diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi, yaitu
keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan
usaha, ataupun pendirian proyek baru. Pada umumnya pembiayaan investasi
diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama.

c.

Konsumsi
Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang
akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

2
a.

4 4!'- 6',4 1 .-+, .+)+(4 "
Pertanian, Kehutanan dan Sarana Pertanian
Pembiayaan yang dibiayai untuk sektor pertanian, peternakan, kehutanan
dan sarana pertanian.

b.

Pertambangan
Pembiayaan yang digunakan untuk usaha tambang, dan jenis usaha
tambang.

c.

Industri Pengolahan
Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai industri pengolahan.

d.

Listrik, gas dan Air
Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai pelayanan terhadap listrik,
gas dan air

e.

Konstruksi
Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai usaha konstruksi.

12

f.

Perdagangan, Restoran dan Hotel
Pembiayaan yang digunakan untuk usaha yang bergerak di bidang
perdagangan, restoran dan hotel.

g.

Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi
Pembiayaan yang digunakan untuk usaha pengangkutan, pergudangan
dan komunikasi.

h.

Jasa2jasa Dunia Usaha
Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai jasa2jasa dunia usaha

i.

Jasa2jasa sosial/masyarakat

Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai jasa2jasa sosial/masyarakat.
,4)145%5,4)145

(74'8'')

Menurut Siamat (1999), dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan,
dikenal adanya prinsip dasar penyaluran dana yang sehat yaitu memahami,
menguasai, dan melaksanakan prinsip 5C + S ( #
%

%

%

%

% dan sesuai Syariah). Kelima prinsip tersebut

adalah :
#
Dasar dari suatu pemberian pembiayaan adalah atas dasar kepercayaan.
Yang mendasari suatu kepercayaan adalah adanya keyakinan bahwa peminjam
mempunyai watak atau sifat2sifat pribadi yang positif dan kooperatif, dan juga
mempunyai rasa tanggungjawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,
kehidupannya sebagai anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatan
usahanya.

13

Manfaat dari penilaian

# &

ini untuk mengetahui sejauh mana

tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi
kewajiban2kewajiban dari calon debitur.

# &

ini merupakan faktor yang

paling dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk
menyelesaikan hutangnya tetapi kalau tidak mempunyai itikad baik, tentu akan
membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.

Suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi
kewajiban2kewajibannya dari kegiatan2kegiatan usaha yang dilakukannya atau
kegiatan usaha yang akan dibiayai dengan pembiayaan dari bank. Jadi, maksud
dari penilaian terhadap

ini yaitu untuk menilai sampai dimana hasil usaha

yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasi kewajibannya tepat
pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pengukuran
dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, yaitu
2

Pendekatan Historis
Pendekatan untuk menilai

dari masalah yang

bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau selalu
menunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu.
2

Pendekatan Finansial
Pendekatan untuk menilai posisi neraca dan laporan perhitungan rugi/laba

untuk beberapa periode terakhir, dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
solvabilitas, likuiditas dan rentabilitas usahanya, serta tingkat risiko usahanya.
2

Pendekatan Edukasional

14

Pendekatan untuk menilai latar belakang pendidikan para pengurus
perusahaan calon debitur. Hal ini penting untuk perusahaan yang membutuhkan
teknologi tinggi ataupun usaha2usaha yang memerlukan profesionalisme tinggi.
2

Pendekatan Yuridis
Menilai apakah calon debitur tersebut secara yuridis mempunyai kapasitas

untuk mewakili dirinya ataupun badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan
ikatan perjanjian kredit dengan bank
2

Pendekatan Manajerial
Menilai sampai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah dalam

melaksanakan fungsi2fungsi menajemen dalam memimpin perusahaannya.
2

Pendekatan Teknis
Pendekatan untuk menilai sampai sejauh mana kemampuan calon debitur

dalam mengelola faktor2faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku,
peralatan kerja atau mesin2mesin, administrasi dan keuangan,

,

bahkan sampai kepada kemampuan dalam merebut pangsa pasar.

merupakan jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh
calon debitur. Hal ini kelihatannya kontradiktif dengan tujuan pembiayaan yang
berfungsi sebagai penyedia dana. Namun, dalam kaitan bisnis yang murni,
semakin

kaya

seseorang,

maka

semakin dipercaya

untuk

memperoleh

pembiayaan. Secara rasional hal ini tentulah tidak mengherankan sebab seorang
calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar
dibandingkan dengan pembiayaan yang diperolehnya dari bank, tentu akan
melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan dan biasanya akan berhasil.

15

adalah barang2barang jaminan yang diserahkan oleh debitur
sebagai jaminan atas pembiayaan yang diterimanya. Manfaat

yaitu

sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan pembiayaan tersebut
gagal

atau

sebab2sebab

lain

dimana

debitur

tidak

mampu

melunasi

pembiayaannya dari hasil usahanya.

yaitu suatu situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, budaya, dan lain2lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada
suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan
dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh
pembiayaan.
Maksud dari penilaian ekonomi adalah untuk mengetahui sejauhmana
kondisi2kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu negara atau suatu
daerah akan memberikan dampak yang bersifat positif maupun dampak yang
bersifat negatif terhadap perusahaan yang memperoleh pembiayaan.

2

'1'7'!
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7/7/PBI/2005 nasabah adalah pihak

yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening
namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan.
Menurut Suranto dalam Rahmina (2005) nasabah adalah masyarakat yang
menyimpan uang di bank dan ada lima kebutuhan utama nasabah segmen ritel
dalam memilih bank diantaranya :

16

a) Kebutuhan akan pelayanan yang memuaskan
b) Kebutuhan akan citra (reputasi) bank yang positif
c) Kebutuhan akan lokasi bank yang strategis (dekat rumah atau dekat
kantor)
d) Kebutuhan akan fasilitas perbankan yang lengkap dan modern
e) Kebutuhan akan

produk tabungan yang lengkap

Nasabah adalah orang yang paling penting dalam suatu bank. Nasabah tidak
tergantung pada bank, tetapi bank tergantung pada nasabah. Bank mampu merebut
hati nasabah, yang akan diuntungkan dengan peningkatan dana diterima dari
masyarakat.

)8' 0,')

(74'8'')

Candrayasa (2000) dalam penelitiannya tentang Analisis Efektivitas
Penyaluran Kredit Umum Pedesaan dan Faktor2faktor yang Mempengaruhi di
Bank Rakyat Indonesia Unit Diponegoro Surabaya. Hasil penelitian menyatakan
bahwa secara umum penyaluran KUPEDES di BRI tersebut telah berjalan efektif
berdasarkan pada data tahunan bank yang menunjukkan adanya perkembangan
kredit dari tahun ke tahun. Menurut nasabah penyaluran kupedes di BRI pada
umumnya sudah efektif dengan pencapaian skor pada selang sangat efektif dengan
Skala Likert. Setelah dilakukan analisa dengan metode logit didapatkan bahwa
faktor2faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pedagang kecil dalam
mengajukan pinjaman KUPEDES adalah lamanya pendidikan, rasio pendapatan,
jumlah tanggungan dan jarak bank. Faktor lama pendidikan berpengaruh nyata
positif dengan arti semakin lama seseorang mendapatkan pendidikan maka

17

semakin tinggi keinginannya untuk mendapatkan pinjaman. Faktor rasio
pendapatan, jumlah tanggungan dan jarak bank berpengaruh nyata negatif. Faktor2
faktor lain seperti umur dan pengalaman usaha seseorang tidak berpengaruh
pengambilan keputusan untuk meminjam kredit, hal ini disebabkan tidak ada
perbedaan umur dan pengalaman usaha yang signifikan antara responden yang
mengambil kredit maupun yang tidak mengambil kredit.
Yudistira (2004) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Perkembangan
Kredit dan Jumlah Nasabah terhadap Tingkat Keuntungan PT BPR Gebu Kujang
Kinantan Bogor. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis
rasio keuangan dan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menyatakan
bahwa BPR Gebu Kujang telah mampu memperkecil besarnya biaya yang
digunakan untuk operasional usahanya per tahunnya yang pada akhirnya akan
mempengaruhi tingkat keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ROA

yang

relatif stabil yaitu rata2rata 10,65 persen tiap tahun yaitu dari tahun 1999 hingga
tahun 2003. Walaupun nilai COMRnya dari rata2rata keseluruhan rasio masih
cukup besar, dimana rata2rata COMRnya sebesar 48,45 persen.
Hasil analisis dengan regresi berganda, dimana variabel bebas yang
mempengaruhi variabel tak bebasnya adalah jumlah nasabah bulanan (NBL),
jumlah kredit bulanan (KBL), jumlah nasabah berjangka (NBJ) dan jumlah kredit
berjangka (KBJ). Keempat variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap
keuntungan PT BPR Gebu Kujang Kinantan, namun variabel yang paling
berpengaruh adalah variabel NBJ. Koefisien NBJ sebesar 210212, nilai tersebut
menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan jumlah nasabah berjangka sebanyak satu
orang akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp 210.212. Dengan demikian

18

BPR Gebu Kujang harus lebih memperhatikan dan lebih berhati2hati dalam
menyalurkan kredit berjangka, lebih baik meningkatkan jumlah nasabah kreditnya
daripada meningkatkan nilai kredit yang dipinjam.
Hartati (2005) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Pembiayaan
Terhadap Pertumbuhan Penjualan, Laba dan Aset Nasabah (Studi Kasus
Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Amanah Ummah). Hasil penelitian
menyimpulkan karakteristik nasabah pembiayaan murabahah dari BPRS tersebut
didominasi oleh pedagang. Motivasi mereka mengajukan pembiayaan adalah
untuk menambah modal dan mengembangkan usaha. Hampir seluruh nasabahnya
tidak memiliki laporan keuangan. Pembiayaan murabahah memberikan pengaruh
rata2rata kapasitas penjualan per harinya, pada laba dan aset nasabah, sehingga
usaha nasabah mengalami pertumbuhan.
Indriyani (2007) dalam penelitiannya tentang Faktor2Faktor yang
Mempengaruhi Pengajuan Pembiayaan UMKM PT BPRS Amanah Ummah
Leuwiliang Bogor. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis
deskriptif, analisa faktor dan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
tujuh faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan nasabah yaitu : prosedur,
karakteristik nasabah, atribut bank, pengaruh lingkungan, karakteristik usaha,
kebutuhan modal dan pengalaman usaha. Semakin mudah prosedur yang
diterapkan BPRS semakin banyak pengajuan oleh nasabah. Karakteristik nasabah
yang berpengaruh pada pengajuan adalah keberanian dalam mengambil resiko dan
pengetahuan prosedur. Sikap dan penampilan karyawan, lokasi, jam dan hari
buka, kredibilitas bank merupakan atribut bank yang menurut nasabah
berpengaruh pada keputusan pengajuannya. Pengaruh lingkungan ikut andil dalam

19

keputusan pengajuan pembiayaan oleh nasabah. Keuntungan usaha yang besar
dan prospek usaha yang menjanjikan memberi pengaruh yang bagus terhadap
pengajuan pembiayaan. Semakin banyak pengalaman usaha nasabah dan
kebutuhan akan tambahan modal semakin besar keinginan dalam mengajukan
pembiayaan.
Wicaksono (2007) dalam penelitiannya tentang Analisis Faktor2Faktor
yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pertanian oleh Bank BRI di Indonesia.
Metode pengolahan dan analisis data menggunakan dua metode yaitu metode
deskriptif dan metode kuantitatif serta analisis linier berganda. Hasil penelitian
menyatakan bahwa faktor2faktor yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit
pertanian oleh Bank BRI di Indonesia, yang dilihat dari model ekonometrika pada
tingkat signifikansi (α) = 5 persen, adalah variabel produk domestik bruto sektor
pertanian di BRI. Sedangkan variabel tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia tidak berpengaruh secara nyata. Dari variabel tersebut, yang paling
berpengaruh adalah variabel tingkat pengembalian kredit bermasalah sektor
pertanian

di

BRI.

Berdasarkan

hasil

uji

ekonometrika,

permasalahan

multikolinearitas dan autokorelasi dalam model tidak ditemukan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian Pengaruh Jumlah
Pembiayaan dan Nasabah terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal
Salman bisa dilihat dari jenis usaha, alat analisis, dan tempat penelitian. Meskipun
topik penelitian dan jenis usaha sama yaitu lembaga keuangan, akan tetapi tempat
penelitiannya berbeda.
.

2

,')/.'

2

9414 )14

(4.4,')

+,4-41

Lipsey (1997) menyatakan bahwa efisiensi ekonomi mempersyaratkan
penghindaran pemborosan sumber daya. Bila tenaga kerja tidak dimanfaatkan dan
pabrik dibiarkan menganggur (seperti dalam masa resesi yang parah), keluaran
potensial mereka akan hilang. Jika sumber daya ini dimanfaatkan, keluaran total
akan naik dan akibatnya setiap orang akan lebih baik keadaannya. Tetapi,
pemanfaatan sepenuhnya sumber daya tidak dengan sendirinya cukup untuk
mencegah pemborosan sumber daya. Seandainyapun sumberdaya dimanfaatkan
sepenuhnya, mereka dapat saja digunakan secara tidak efesien. Kondisi penting
yang harus dipenuhi agar efisiensi ekonomi tercapai dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu (Lipsey, 1997) :
a.

Efisiensi Produksi
Efisiensi produksi mempersyaratkan bahwa:

2

tiap2tiap perusahaan memproduksi keluarannya dengan mengkombinasikan
faktor2faktor produksi sedemikian hingga rasio hasil kali marjinal dari setiap
pasang faktor dibuat sama dengan rasio harga mereka.

2

biaya marjinal untuk memproduksi unit terakhir dari keluarannya harus sama
untuk setiap perusahaan dalam sebarang industri.

2

perusahaan berada pada, dan bukan dalam, kurva kemungkinan produksi

Keadaan yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi efisiensi produksi dapat
dilihat pada Gambar 1.

21

Y2

b

Barang Y

d

Y1

a

0

x1

c

x2
Barang X

Gambar 1. Kurva Kemungkinan Produksi
Sumber : Lipsey, 1997
Gambar 1 menunjukkan kemungkinan produksi yang menyiratkan bahwa
ekonomi berada di suatu titik di dalam kurva. Dalam kurva ini menggambarkan
semua kombinasi dua barang X dan Y yang dapat diproduksi bilamana sumber
daya ekonomi dimanfaatkan sepenuhnya dan digunakan dengan efisiensi
produksi.
b.

Efisiensi Alokasi
Efisiensi alokasi didefinisikan sebagai satu situasi di mana tidak mungkin

mengubah alokasi sumber daya sedemikian hingga membuat pihak tertentu
menjadi lebih baik tanpa membuat pihak lain menjadi lebih buruk. Alokasi
sumber daya dikatakan efisien bila, untuk setiap barang yang diproduksi, biaya
marjinal produksinya sama dengan harganya.

2

0)-0)/')
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba/keuntungan.

Nicholson

(2004) menyatakan

bahwa

tujuan

perusahaan adalah untuk

22

memperoleh yang maksimum. Laba maksimum merupakan tujuan satu2satunya
perusahaan, untuk itu setiap perusahaan akan memilih kombinasi input yang
terbaik dan tingkat output yang paling menguntungkan. Sehingga perusahaan akan
berusaha membuat perbedaan yang sebesar2besarnya antara biaya produksi
dengan penerimaan total (total revenue).
Menurut Simorangkir (2004) profitabilitas adalah kemampuan suatu bank
dalam memperoleh laba/keuntungan. Memperoleh laba merupakan tujuan bank
dengan alasan sebagai berikut :
1. Dengan laba yang cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang saham
dan atas persetujuan pemegang saham sebagian dari laba disisihkan sebagai
cadangan. Bertambahnya cadangan akan menaikkan kredibilitas (tingkat
kepercayaan) bank tersebut di mata masyarakat.
2. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan. Pimpinan bank yang cakap
dan terampil umumnya dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar
daripada pimpinan yang kurang cakap.
3. Meningkatkan daya tarik bagi pemilik modal (investor) untuk menanamkan
modalnya dengan membeli saham yang dikeluarkan/ditetapkan oleh bank.
Pada gilirannya bank akan mempunyai kekuatan modal untuk memperluas
penawaran produk dari jasanya masyarakat.
Menurut Sukirno (2003) keuntungan atau kerugian adalah perbedaan
antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil
penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil
penjualan kurang dari biaya produksi. Analisis keuntungan berguna untuk
mengetahui dan mengatur apakah kegiatan usaha yang dilakukan berhasil atau

23

tidak. Tujuan dilakukan analisis keuntungan ini adalah untuk menggambarkan
keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Untuk mengetahui
tingkat keuntungan dapat menggunakan analisis dengan rumus:
π

=



Keterangan:
π
= Keuntungan Usaha (Rp)
TR
= Total Pendapatan Operasional (Rp)
= Total Biaya Operasional (Rp)
Secara grafik keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.
TC
Y

B

TR

π
A
X
Gambar 2. Kurva Hubungan
dan
Sumber : Sukirno, 2003

Keterangan:
TC
=
TR
=
π
= Keuntungan
Y
= Biaya dan penjualan
X
= Kuantitas produksi
Gambar 1 menunjukkan biaya total dan pendapatan total, keuntungan
diperoleh ketika kurva TC berada dibawah kurva TR. Keadaan di mana kurva TC
berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian.
Perpotongan di antara kurva TC dan TR dinamakan titik kembali modal (
) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sama
dengan pendapatan yang diterimanya. Perpotongan tersebut berlaku di dua titik
yaitu titik A dan titik B.

24

2

2

,+94-'74 4-'1
Sartono (1997) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri selama periode tertentu. Menurut Munawir (1995),
rentabilitas

(profitabilitas)

menunjukkan

kemampuan

perusahaan

untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rasio yang dapat digunakan dalam analisis profitabilitas antara lain :
1.

(ROA)
adalah perbandingan antara pendapatan bersih atau

laba (

) dengan jumlah aktiva. Rasio laba terhadap jumlah aset ini

merupakan indikator yang menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh laba dari hasil pengelolaan seluruh kekayaannya.
'
adalah perbandingan antara jumlah biaya
operasional dengan jumlah pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui berapa besar biaya operasional secara keseluruhan yang digunakan
oleh bank untuk memperoleh pendapatan. Semakin rendah nilainya berarti usaha
bank semakin efisien.

2

,')/.'

(4.4,')

5 ,'14+)'

Tujuan utama dari setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya adalah
memaksimumkan keuntungan. Untuk mencapai kegiatan tersebut, perusahaan
harus memaksimalkan kegiatan usahanya. Salah satu kegiatan usaha BPRS adalah
menghimpun dana masyarakat dan menyediakan pembiayaan bagi masyarakat.

25

Kegiatan pembiayaan tersebut diharapkan akan menghasilkan keuntungan dari
bagi hasil pembiayaan, sehingga dengan semakin tinggi pembiayaan yang
disalurkan dan meningkatnya