Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR IB pada BPRS Al Salam

(1)

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR IB PADA BPRS AL SALAAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Disusun oleh : NAILA RAHMA NIM. 1112046100157

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi

1. Nama : Naila Rahma

2. Tempat Tanggal Lahir: Brebes, 1 Mei 1993

3. Alamat : Jl. Sumatra No. 9 H2 Sek. 14-4 Nusaloka BSD Serpong Tangerang Selatan Banten

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Drs. M. Yazid Thoyib 6. Nama Ibu : Nurjanah Siregar

7. Nomor Hp : 08567008864

8. Email : Nailarahmasiregar@gmail.com B. Pendidikan Formal

1. 1999-2005 : SDN 02 Jurang Mangu Timur 2. 2005-2008 : MTS Daarul Muttaqien

3. 2009-2012 : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

4. 2012-2016 : S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta C. Pendidikan Non Formal

1. 2015- Sekarang : KAHFI BBC Public Speaking Motivator School D. Pengalaman Organisasi

1. 2007-2008 : Anggota KOPASUS (Kelompok Pramuka Khusus) 2. 2009-2011 : Anggota Rohis SMAN 4 Kota Tangerang Selatan 3. 2010-2011 : Ketua OSIS SMAN 4 Kota Tangerang Selatan 4. 2012 : Anggota LK1 HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 5. 2012-2015 : Anggota Muda Teater Syahid UIN Jakarta

6. 2012-2013 : Kadiv. Bidang Kemahasiswaan HMPS Muamalat 7. 2013-2014 : Sekretaris General HMPS Muamalat


(6)

vi ABSTRACT

Naila Rahma, student ID: 1112046100157, Analysis of Marketing Mix Costing KPR iB in BPRS Al Salaam, undergraduate program (S-1), Sharia Banking Program, Faculty of Economics and Business, State Islamic Syarif Hidayatullah University Jakarta 2016, xi + 100 pages + 10 attachments.

This research aims to determine the mechanism of KPR iB costing in Al Salaam and the marketing mix which have done by BPRS AL Salaam for knowing the strength, Weakness, Opportunities, and Threat as well as knowing the strategy overview to increase the product of KPR iB costing BPRS Al Salaam. This research utilizes the qualitative method which the result of the case study is descriptive information. The technique of data sampling, the writer did the direct visit to BPR Al Salaam office doing the personal interview with Mr.Ahmad Muzakki as a supervisor of Invention product and Business Non-Vehicle BPRS Al Salaam. Then, this interview also provided with documentation. To sum up, the analysis that has done by BPRS Al Salaam has a good opportunity to develop a costing product of KPR iB BPRS Al Salaam in the future because BPRS AL Salaam is one of the pioneers Sharia Rural Bank which can support KPR iB costing.

Keywords : Strategy, Marketing Mix, Sharia KPR, SWOT Analysis Supervisor : Yuke Rachmawati, M.A


(7)

vii

ABSTRAK

Naila Rahma, NIM: 1112046100157, Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB Pada BPRS AL Salaam, Strata Satu (S1), Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, xi + 100 halaman + 10 halaman lampiran

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam serta Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang dilakukan oleh BPRS Al Salaam yang kemudian untuk mengetahui hasil analisa Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Tantangan (Threat) serta gambaran strateginya sehingga dapat diaplikasikan untuk peningkatan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu studi kasus yang menghasilkan data-data deskriptif yang dituangkan dalam kata-kata. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini penulis melakukan kunjungan langsung ke BPRS Al Salaam kantor Cinere untuk melakukan wawancara pribadi dengan Supervisor bagian Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor BPRS Al Salaam Bapak Ahmad Muzakki dan dilengkapi dengan data dokumentasi. Kesimpulan dari analisis yang dilakukan adalah BPRS Al Salaam memiliki peluang yang tinggi dalam mengembangkan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam kedepannya, karena BPRS Al Salaam merupakan salah satu pelopor Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang mampu memberikan pembiayaan KPR iB.

Kata kunci : Strategi, Bauran Pemasaran, KPR Syariah, Analisis SWOT Pembimbing : Yuke Rachmawati, M.A


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayangnya yang tiada hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sebagai pemenuhan persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluargam sahabat serta umat-umatnya yang insya Allah kita termasuk didalamnya.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasi kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini. LC.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Abdurrauf, Lc.,M.A, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E.,M.Si, dan Ibu Fitri Damayanti, S.E.,M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yuke Rahmawati, MA, atas kesediannya memberikan waktu kepada penulis untuk membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan kesabaran, sekaligus sebagai Penasehat Akademik yang telah memberikan motivasi dalam menuntut ilmu selama bangku kuliah.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan penuh kesabaran


(9)

ix

dan keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku kuliah

7. Bapak Ahmad Muzakki selaku bagian Kepala Divisi Pembiayaan dan Pengembangan Produk BPRS AL Salaam Cinere yang telah memberikan waktu dan kesempatan dalam memberikan data penelitian skripsi.

8. Bapak Fahmi dan Bapak Iqbal selaku staff BPRS AL Salaam Cinere yang telah membantu kelancaran dalam observasi penelitian.

9. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

10.Kedua orang tuaku tercinta. Bapak K.H. Drs. Yazid Thoyib dan Nurjannah Siregar, yang merupakan motivasi terbesar dalam hidup saya. Terimakasih atas setiap do’anya, setiap nasihat dan dukungannya.

11.Untuk orang-orang terdekatku, sahabat yang sudah menjadi saudaraku bosqu Farah Lisani, Moena Azizah, Wanda Kurniandy, Ceisa Shadrina P, Syarah Mahbubah, dan Aditya Rachman yang selalu menemani masa kuliah, teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah 2012 (D) kloter terakhir di FSH, teman-teman Teater Syahid, SEMA FSH, DEMA FSH dan HMPS Muamalat, KKN BLOSSOM, untuk teman yang selalu bersinergy Andri, Benny, Mutiara, serta KAHFI BBC Motivator School, terimakasih Om Tubagus Wahyudi yang selalu memberikan wejangan. Terimakasih atas dukungan, semangat dan keceriaan yang telah kalian berikan sehingga membuat penulis yakin dan percaya diri untuk tidak berhenti dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik.

12.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan rahmat dan hidayatnya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada


(10)

x

penulis, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.

Tangerang Selatan, 6 November 2016


(11)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACK ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Kerangka Pemikiran ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II: TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Pemasaran ... 12

1. Pengertian Strategi Pemasaran ... 12

2. Konsep Pemasaran ... 17

3. Tujuan Pemasaran ... 21


(12)

xii

C. Pembiayaan Perbankan Syariah Syariah ... 34

D. Pembiayaan KPR Syariah ... 45

E. Studi Terdahulu ... 47

BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 52

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 52

C. Jenis Data ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 53

E. Teknik Analisa Data ... 55

BAB IV: ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB BPRS AL SALAAM A. Gambaran Umum BPRS AL Salaam ... 59

B. Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam ... 64

C. Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam ... 84

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran... 99 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matrik Analisis SWOT ... 54

Tabel 4.1 Contoh Perhitungan Flat KPR iB BPRS AL Salaam ... 65

Tabel 4.2 Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam ... 81

Tabel 4.3 Matrik Analisis SWOT Bauran Pemasaran BPRS AL Salaam ... 89


(14)

xiv

DATAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Murabahah ... 42

Gambar 3.1 Diagram Posisi Perusahaan ... 56

Gambar 4.1 Prosentase Target Pembiayaan BPRS AL Salaam ... 59

Gambar 4.2 Mekanisme Murabahah BPRS Al Salaam ... 75


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, perbankan syariah sudah tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan distribusi perbankan syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi melanda Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk, perbankan syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukan perkembangannya, data menunjukan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat, kantor cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan Januari 2003 jumlahnya telah menjadi 116 kantor.1 Dalam perkembangan perbankan syariah selama ini sampai pada tahun 2016 menunjukan jumlah bank syariah di Indonesia berjumlah 199 bank syariah yang terdiri dari 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 165 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).2

Sebagaimana telah diketahui bahwa bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan. Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang, didalam sejarah perekonomian kaum muslimin, fungsi-fungsi bank telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Fungsi-fungsi tersebut adalah

1

Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta, Senayan Abadi Publising, 2003), hal. 3-4

2


(16)

2

menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang.3

Perlunya lembaga yang dapat menjadi mediator antar pemilik kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana merupakan salah satu solusi dalam memecahkan masalah perekonomian rakyat tersebut. Dana ini yang akan digunakan untuk mengaktifkan sektor rill atau ekonomi rakyat. Lembaga ekonomi yang dapat menjadi mediator kebutuhan dana bagi rakyat yang ingin mengembangkan sektor rill adalah lembaga keuangan mikro, salah satu lembaga keuangan mikro syariah hadir dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

Di Indonesia, sejak dikeluarkannya UU Perbankan dan Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 yang mengakomodasi perbankan syariah, maka sejak tahun 1998 perbankan syariah nasional berkembang cukup pesat, baik aset maupun kegiatan usahanya.4 Dasar hukum utama bagi operasional perbankan syariah pada saat ini adalah UU Perbankan, UU Perbankan Syariah, Peraturan-Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Perbankan Syariah, antara lain PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah dan PBI No. 11/23/PBI/2009 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah serta Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) yang terkait, yaitu masing-masing No. 11/9/DPbS tanggal 7

3

Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah, (Jakarta: Karim Business Consulting, 2001), h.1

4

Wangsawidjaja, Dr.A., Pembiayaan Bank Syariah, ( Jakart: PT Gramedia Pustaka), h. 10


(17)

3

April 2009 Perihal Bank Umum Syariah dan No. 11/34/DPbS tanggal 23 Desember 2009 Perihal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.5

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana yang dimaksud dalam UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 menetapkan BPRS adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.6 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.7

Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi, restrukturisasi perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan baik di bidang keuangan, moneter termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu, berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh adanya peluang bagi pengembang bank Islam dalam Undang-undang (UU) Perbankan yang membolehkan menggunakan prinsip bagi hasil.8

Salah satu fungsi utama bank syariah adalah menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan oleh lembaga

5

Ibid., h. 19

6

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat

7

Undang-undang Republik Indoneisa NO. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

8

H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (LPU), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hal. 108


(18)

4

keuangan Islam adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Praktik bagi hasil ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Jenis pembiayaan lainnya adalah terkemas dalam pembiayaan berakas atau sistem jual beli, yaitu pembiayaan murabahah, bai as-salam, dan bai isthisna, dan juga terdapat sistem sewa dengan akad ijarah9.

Melihat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan tempat tinggal, bank sebagai pihak yang mampu menyalurkan dana melihat potensi kebutuhan akan tempat tinggal membuat bank-bank syariah mengeluarkan produk dengan berbagai akad dalam sistem pembelian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai tingkat konsumtif yang tinggi. Kredit Pemilikan Rumah atau biasa disebut KPR merupakan salah satu langkah bank untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat membeli rumah dengan cara cicilan.10 Bahkan bank bekerjasama dengan pemerintah dalam memberikan pembiayaan KPR bersubsidi yang ditujukan kepada masyarakat menengah kebawah agar dapat memiliki rumah sendiri.

KPR merupakan perwujudan dari peranan bank sebagai intermediary, dan peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank konvensional, melainkan juga terdapat pada bank syariah. Bedanya, bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest free).11 KPR tergolong dalam jenis kredit konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang

9

Muhamad, DRS, M.Ag, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:2002), h.259

10

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev. Cet. 6, (Jakarta: Kencana, 2011) h. 61

11

Sutan Remy Sjahdaini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 4


(19)

5

yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah bulanan nasabah debitur yang bersangkutan.12

Banyak cara yang dapat ditempuh oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka dalam hal perumahan. Disinilah bank muncul menjembatani kepentingan pembeli dan menjual rumah dengan menawarkan fasilitas kredit pemilikan rumah.13 Dengan maraknya produk pembiayaan KPR, tidak hanya bank konvensional saja yang mengeluarkan produk tersebut namun bank syariah juga mulai mengeluarkan produk pembiayaan rumah hunian yang berlandaskan syariah. Dalam mengeluarkan produk pembiayaan hunian syariah bank syariah menawarkan berbagai produk-produk pembiayaan KPR dengan mekanisme yang berbeda-beda sesuai kebutuhan nasabah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dan meringankan nasabah dalam menentukan rumah sesuai kemampuan finansialnya. Kemudahan yang diberikan bank dalam memenuhi salah satu kebutuhan primer manusia ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang signifikan terhadap pembiayaan KPR baik di Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Akibat suku bunga yang naik pada tahun 2014 suku bunga kredit korporasi dan kredit konsumsi KPR naik masing-masing menjadi 10,4% dan 8,8%. Kredit ritel, kredit mikro dan kredit konsumsi non-KPR juga mengalami kenaikan menjadi 10,7%,

12

Helmi Haris, Pembiayaan Kepemilikan Rumah, (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah), (La Riba,2007), Vol.1

13

Cara Mudah Memahami dan Memilih KPR, artikel diakses 3 Oktober 2016/ www.housing-estate.com


(20)

6

9,7% dan 9,6% pada triwulan I-2014.14 Namun permintaan KPR mengalami perlambatan pada tahun 2015 hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial yang tumbuh sebesar 1,44% (qtq) atau 6,27% (yoy). Lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,54% (qtq) atau 6,29% (yoy). Perlambatan terjadi pada semua tipe rumah.15

Pertumbuhan dalam sektor properti juga akan terus naik, hal ini sejalan dengan rencana pemerintah yang siap menggelontorkan dana hingga Rp 313 Triliun untuk infrastruktur, dalam peluang inilah percepatan pembangunan infrastruktur perbankan memiliki peluang besar dalam penyaluran kredit konstruksi.16 Peluang pembiayaan properti bagi perbankan tidak hanya dipicu oleh rencana pembangunan infrastruktur, tetapi juga pembiayaan perumahan terutama pada segmen kalangan menengah ke bawah.

Sektor pembiayaan perbankan yang umunya masuk ke bpada level menengah keatas mulai merambah pada level menengah kebawah, hal ini membuat lembaga keuangan syariah yang berada pada level menengah kebawah berusaha membuat pengembangan dalam produk pembiayaannya.

Sejalan dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur tersebut, BPRS Al Salaam Cinere mulai merambah segmen baru dalam produk pembiayaan pembangunan rumah BPRS Al Salaam merupakan Lembaga Keuangan Mikro

14

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, h. 5

15

Bank Indonesia, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)-Primer 2015: Pertumbuhan Harga Properti Residensial Melambat

16

http://infobanknews.com/menilik-potensi-kredit-properti-di-2016/ diakses 2


(21)

7

Syariah (LKMS) yang berada di Jl. Cinere Raya Blok A No. 42, Limo Depok. BPRS AL Salaam melayani jasa keuangan berupa simpanan dan pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah. Sumber dana yang dikelola BPRS Al Salaam berasala dari dana sendiri serta dana pihak ketiga. Salah satu fasilitas dari BPRS Al Salaam adalah Pembiayaan. Pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPR AL Salaam cukup beragam salah satunya yaitu Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) iB.17

Dalam strategi pemasaran terdapat istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Bauran pemasaran merupkan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkret.18 Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu tindakan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).19

Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam sebuah pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere yang tentunya akan memberi manfaat terhadap BPRS Al Salaam sebagai masukan dari strategi pemasarannya.

17

www. BPRS Al-Salam.co.id

18

Drs. H. Indriyono Gitosudarmo, M. Com. (Hons), Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001) hal. 203

19


(22)

8

Dengan memahami bahwa suatu pembiayaan terutama pada produk yang baru akan dikembangkan menjadi salah satu yang urgensi untuk diketahui dalam bauran pemasaran, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis mengenai upaya BPRS Al Salaam Cinere untuk dapat mengembangkan produk KPR iB nya. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian di BPRS AL Salaam Cinere mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari strategi pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga apapun untuk menghasilkan produk yang baik berupa barang ataupun jasa. Seperti halnya BPRS Al Salaam Cinere yang memberikan Pembiayaan KPR iB kepada nasabahnya.

Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB PADA BPRS AL SALAAM”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya, antara lain :

1. Mekanisme produk pembiayaan KPR iB

2. Produk Kredit Pemilikan Rumah berbasis syariah 3. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap hunian KPR iB

4. Nasabah yang mengajukan pembiayaan memiliki latarbelakang yang variatif

5. Perlunya manajemen pemasaran dalam pembiayaan KPR iB 6. Upaya memaksimalkan pembiayaan KPR iB


(23)

9 C.Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pada penelitian skripsi ini, penulis akan membatasi pada seputar strategi berkenaan dengan bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere. Penulis juga akan akan membahas mengenai implementasi dari bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere ?

b. Bagaimana implementasi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere?

c. Bagaimana analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL Salaam?

D.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan cara dan prosedur yang diterapkan dalam produk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere.

2. Menjelaskan pola bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere.

3. Menjelaskan analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL Salaam Cinere.


(24)

10

Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah: a. Akademisi, baik mahasiswa maupun dosen, penelitian ini sangat

bermanfaat untuk menambah khazanah sebagai wujud kontribusi positif dan dedikasi yang dapat penulis berikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Praktisi, untuk menambah literatur strategi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB sehingga dapat dikaji sebaik mungkin. c. Masyarakat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan

tentang strategi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam.

E.Kerangka Pemikiran

PEMBIAYAAN KPR IB BPRS AL SALAAM

CINERE

PRODUCT

PRICE

PLACE

PROMOTION

ANALISIS S.W.O.T.

PEOPLE

PHYSICAL EVIDENCE


(25)

11 F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan dijadikan sebagai acuan maka penulis membaginya dalam beberapa bab meliputi :

Dalam BAB I berisikan tentang PENDAHULUAN : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, dan Sistematika Penulisan.

Dalam BAB II penulis menjelaskan tentang TINJAUAN TEORITIS: pada bab ini diuraikan tentang Pemasaran (Pengertian Strategi Pemasaran, Konsep Pemasaran, Tujuan Pemasaran), Bauran Pemasaran, Pembiayaan Perbankan Syariah, Pembiayaan KPR Syariah, Studi Terdahulu

Dalam BAB III penulis menggambarkan umum tentang METODOLOGI PENELITIAN : pada bab ini dikemukakan Jenis penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data.

Dalam BAB IV penulis menjelaskan tentang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum objek penelitian, Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam, dan Hasil Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam

Dalam BAB V yang merupakan PENUTUP dari penulisan berisikan intisari atau kesimpulan dari seluruh bahasan masalah yang menjadi fokus penelitian, penulis juga menyampaikan saran-saran yang diperlukan.


(26)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A.Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari kata yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada konteks awalnya, strategi diarttikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.20 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa istilah strategi adalah “suatu ilmu untuk menggunkan sumber daya-sumber daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.21

Strategi juga dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperlihatkan sumber daya perusahaan dan lingkungan yang dihadapinya.22 Dengan kata lain strategi yaitu sebuah rencana yang dilakukan untuk mencapai misi perusahaan.23

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah

20

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta:LPPEE UI, 1999). hal.8

21

Tim Penyusunan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pusatka,1997), hal. 199

22

Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1992), h. 336-337

23

Barry Render dan Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi


(27)

13

sebagai berikut:“strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan.24

Menurut Radiosunu, strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi berikut25:

a. Market Segmenting

Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus mengkelompok kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan– satuan pasar yang bersifat homogen.

b. Market positioning

Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.

c. Targeting

Strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran penjualan.

24

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta:PT. Prehallindo,2001), hal. 76

25

Radiosunu, Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Analisis Edisi 2, (Yogyakarta:BPFE,2001), hal. 27


(28)

14 d. Marketing Mix. Strategy

Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah variabelvariabel yang berhubungan dengan product, place, promotion dan price (4P).

e. Timing Strategy

Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang peru diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi.

Secara Etimologi pemasran berasal dari kata pasar yang dalam konteks tradisional diartikan dengan “tempat orang berjual beli”.26

Pemasaran dalam kamus manajemen pemasaran diartikan sebagai “kegiatan utama suatu perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya melalui promosi dan iklan sehingga calon pembeli tertarik untuk membeli produk yang bersangkutan”.27

Selanjutnya pemasaran juga dapat dikatan sebagai suatu usahan untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.28

26

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta:Kencana,2010), hal. 51

27

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta:Pustaka Sinar Harian, 2003), hal. 215

28

Sofjan Asauri, Manajemen Pemsaran, (Jakarta:Raja Gfrafindo Persada, 2004), hal. 5


(29)

15

Pemasaran adalah sebuah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.29

Philip Kotler juga mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk dan lainnya.30 Bersama Keller, Kotler yang tergabung dalam America Marketing Association berpendapat bahwa pemasaran “Marketing is an organization function and a set processes for creating communicating, and delivering value to customers and for managing customer relationship in ways that benefit the organization and it stakeholders”31

Pemasaran adalah sebuah awal dari diterimanya produk oleh konsumen, sehingga aspek ini patut diperhatikan dan diberi solusi yang optimal. Jika berpijak pada tujuan untuk peningkatan konsumen layanan bank syariah yang beberapa pihak mengatakan masih kurang optimal, maka aspek pemasaran tidak bisa diabaikan begitu saja. Tentu saja dengan asumsi bahwa pengelolaan atau

29

Muhammad Aziz Hakim dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah

(Jkaarta:Reinaisan, 2005), hal.12

30

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 4

31

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009), hal. 5


(30)

16

manjemen internal sebuah bank syariah khususnya berkaitan dengan produk yang berbasis syariah.32

Strategi Pemasaran adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan psar target dan selera konsumen yang dituju.33

M. Nur Rianto juga menjelaskan tentang strategi pemasaran yang didefinisikan sebagai serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran dari waktu ke waktu pada masing masing tingkatan serta lokasinya.34

Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam startegi pemasaran, yaitu :35

a. Daur Hidup Produk

Strategi harus disesuaikan dengan daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.

32

Rida Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus, (Iqtishadia, 2013) vol.2

33

Suharyadi, dkk. Kewirausahaan Membangun Sukses Sejak Usia Muda,

(Jakarta:Salemba Empat, 2007), hal.19

34

M.Nur Rianto AL-Arif, Dasar-dasar Pemsaran Bank Syariah,

(Bandung:Alfabeta,2010), hal.5

35

Artikel Pengertian Konsep Definisi Pemasaran,


(31)

17 b. Posisi Persaingan Perusahaan di Pasar

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

c. Situasi Ekonomi

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan ke depan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.

Dari pengertian strategi pemsaran yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dirancang oleh suatu perusahaan agar produk yang diciptakannya dapat diterima dan sebagai arahan perusahaan agar productnya dapat bersaing di pangsa pasar dengan mempertimbangankan situasi ekonomi, produk, dan posisi persaingan perusahaan tersebut.

2. Konsep Pemasaran

Menurut kotler, pemasaran (marketing) merupakan hal yang sangat mendasar sehingga tidak dapat dilakukan sebagai fungsi yang terpisah. Pemsaran sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusikan barang dari produsen ke


(32)

18

konsumen. Proses pemasaran telah terjadi dan dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi.36

Menurut Kotler dan Keller, pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan konsep pemasaran dan konsep pemasaran holistik.37

a. Konsep produksi

Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan mudah diperoleh. Para manajer mengansumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi ini berguna ketika perusahaan ingin memperluas pasar.

b. Konsep Produk

Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior. Para manajer organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu.

c. Konsep Penjualan

Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat.

36

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (PT. Prenhallindo, Jakarta,2000), hal. 3

37

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009), hal. 27


(33)

19

Konsep ini mengansumsikan bahwa konsumen umumnya menunjukkan keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya membeli.

d. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintagrasi dan berkemampuan menghasilkan laba.

e. Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap suatu pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan kompleksitas kegiatan pemasaran. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang luas dan terpadu sering dibutuhkan empat komponen dari pemasaran holistik yaitu relationship marketing, integrated marketing, internal marketing dan social responsibility marketing.

1) Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama (pelanggan, pemasok dan distributor) dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang.


(34)

20

2) Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah merekrut, melatih dan memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang pertama berfungsi sebagai pemasaran sales force, advertising, layanan pelanggan manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan pemikiran pemasaran yang berfikir pelanggan, dimana dapat menembus keseluruhan perusahaan.

3) Social Responsibility Marketing, konsep pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis ke praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan mengatur-atur kriteria yang sering bertentangan dengan laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik.

4) Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen. Dengan kata lain, rancangan dan penerapan dari suatu aktivitas pemasaran adalah dengan melakukan bisnis secara menyeluruh dalam manajemen permintaan, manajemen sumber daya dan manajemen jaringan.


(35)

21 3. Tujuan Pemasaran

Tujuan dari pemasaran adalah untuk menarik perhatian dan membuat bunga. Pemasaran dapat menciptakan citra merek, untuk mengubah citra itu dan membuat orang tertarik pada apa yang dijual. Pemasaran produk atau jasa belum pernah dilakukan terutama dengan billboard dan iklan cetak dan sekarang umumnya dilakukan secara online dan melalui media sosial. Upaya pemasaran, pendekatan dan pesan terus tumbuh. Sebaliknya mengubah produk yang diciptakan untuk bersaing dengan perubahan zaman dan selera, perusahaan dapat mengubah pemasaran untuk membuat produk tampak seolah-olah tidak ada.38

B. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (Marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.39

Definisi menurut Basu Swastha, Marketing Mix adalah “kombinasi dari empat variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi”.40

38

http://www.gurupendidikan.com/tujuan-strategi-dan-6-pengertian-pemasaran-menurut-para-ahli/ diakses 5 Oktober 2016 pkl. 23:41

39

Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,(Erlangga, Jakarta,2008), hal. 62

40

Basu Swastha, Manajemen Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan, (Jakarta: Penerbit Liberty, 2007), hal. 42


(36)

22

Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller, yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan adalah “Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya”.41

Strategi pemasran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep bauran pemasraan (marketing mix) adalah hal menarik untuk mempercepat pengembangan perbankan di Indonesia.42 Bauran pemasaran juga sebagai perbaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.43

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kotler adalah “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue it’s marketing objectives in the target market”. Bauran pemasaran merupakan sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.44

Sedangkan menurut Mc Carthy dalam Kotler (2007:17) mengklarifikasi alat pemasaran itu menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P dalam pemasaran yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

41

Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, (PT.Indeks, Jakarta)

42

Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah,

(Jakarta:Salemba Empat, 2013), hal. 40

43

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasara Bank Syariah,

(Bandung:Alfabeta, 2010), hal. 40

44

Kotler, Philip dan gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan, (Jakarta, PT. Indeks Gramedia, 2003), hal. 15


(37)

23

Sumber: Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 2008

Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P.45

1. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.46

a. Lima Tingkatan Produk

45

Kotler, Philip dan Armstrong Gary,. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi12, (Erlangga, Jakarta.2008), hal. 62-62

46

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, (Jakarta:Prehallindo, 2002), hal. 52

PRODUK Ragam, kualitas, desain, fitur, nama

merek, kemasan, layanan PROMOSI Iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat Pelanggan/sasaran Positioning yang diharapkan HARGA Daftar harga, diskon,

potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit TEMPAT Saluran, cakupan, pemilahan, lokasi, persediaan, transportasi, logistik


(38)

24

Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk yaitu :

1) Produk utama yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan atau akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2) Produk generik yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar.

3) Produk harapan yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara formal diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

4) Produk pelengkap yaitu berbagai artibut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

5) Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. b. Atribut Produk 13 Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian, atribut produk meliputi :

a. Merek b. Kemasan c. Pemberian label d. Layanan pelengkap e. Jaminan


(39)

25 b. Klasifikasi Produk

Menurut kotler produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu :47

1) Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok utama :

a. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang , disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya.

b. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain)

2) Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa pemakaian.

b) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian.

3) Berdasarkan Tujuan Konsumsi

Dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

47

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium,


(40)

26

a) Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b) Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu.

c. Atribut Produk

Menurut Kotler dan Amstrong, atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.48 atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Unsur - unsur atribut produk:49

1) Kualitas produk

Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi - fungsi dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kulitas yang baik.

2) Fitur produk

Sebuah produk ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur.

3) Desain produk

48

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. (Jakarta: Penerbit PT.Prenhallindo., 2004), hal. 347

49


(41)

27

Menurut Kotler dan Amstrong cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.

2. Harga (Price)

Harga adalah jumlah yang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.50

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran yaitu product, price, place, promotion. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang atau jasa.

a. Jenis Penetapan Harga

Penetapan harga fleksibel adalah kelenturan atas kesediaan untuk memotong harga demi mempertahankan bagian pasar.

1) Penetapan harga diferensial adalah perhitungan harga pokok untuk sejenis produk yang diperhitungkan atas dasar biaya-biaya yang berbeda

50

Basu Swastha. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan, (Jakarta: Penerbit Liberty, 2002), hal. 147


(42)

28

2) Penetapan harga mark–up adalah dengan menetapkan harga jual dilakukan dengan cara menambah suatu persentase tertentu dari total biaya variabel atau harga beli dari seorang pedagang.

3) Penetapan harga cost plus adalah penetapan harga jual dengan cara menambah persentase tertentu dari total biaya.

b. Tujuan Penetapan Harga

1) Mendapatkan keuntungan sebesar–besarnya dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang optimal

2) Mempertahankan perusahaan. Dari marjin keuntungan yang di dapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. 3) Mengelola Return On Investment (ROI), Perusahaan pasti

menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.

4) Menguasai pangsa pasar

Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

5) Mempertahankan status quo

Ketika per usahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.


(43)

29 3. Tempat (Place)

Tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi sasaran. Tempat merupakan saluran distribusi yaitu serangkaian organisasi yang saling tergantung yang saling terlihat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalan hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu :51

a. Konsumen mendatangi perusahaan apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

b. Perusahaan mendatangi konsumen merupakan lokasi yang tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

c. Perusahaan (pemberi jasa) dan konsumen tidak bertemu secara langsung merupakan service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atu surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat terlaksana.

Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat bergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman barang, bila

51

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid I dan II, Edisi kesebelas,


(44)

30

pasar mengingikan pengiriman yang cepat dan tepat waktu serta sifat barang yang tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus strategi dan channel sebaiknya direct sales supaya dapat terkontrol.

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.52

Sebaik apapun mutu sebuah produk, semenarik apapun bentuk rupanya atau sebesar apapun manfaatnya, jika tidak ada orang yang mengetahui tentang keberadaannya, maka mustahil produk tersebut dibeli. Produk yang sudah bagus dengan harga yang sudah bagus itu tidak dapat dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan berhasil di pasar. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan secara efektif agar informasi mengenai hadirnya sebuah produk, dapat sampai kepada masyarakat atau konsumen. Upaya untuk mengenalkan produk itu kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi.53

Promosi merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan

52

H. Indriyo Gitosudarmo Indriyo, Manajemen Pemasaran, Edisi II BPFE,

(Yogyakarta: Erlangga, 2000), hal. 237

53


(45)

31

perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.54

Definisi lima sarana promosi utama Kotler dan Amstrong adalah sebagai berikut:55

a. Periklanan (advertising)

Semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu.

1) Promosi penjualan (sales promotion)

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa.

2) Hubungan masyarakat (public relation)

Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menanggapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan.

3) Penjualan personal (personal selling)

Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.

54

Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, (Erlangga, Jakarta, 2008), hal. 116

55


(46)

32

4) Pemasaran langsung (direct marketing)

Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Bauran promosi ini digunakan untuk mengkomunikasikan kegiatan perusahaan kepada konsumen. Komunikasi yang efektif akan mengubah tingkah laku konsumen dan akan memperkuat tingkah laku yang telah diubah sebelumnya.

b. Tujuan Promosi

Telah dijelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan suatu produk kepada masyarakat atau konsumen. Dalam pratiknya dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan sebagai berikut :

1) Membujuk (persuasi)

Salah satu tujuan utama dari promosi adalah membujuk dengan memberikan respon positif terhadap penawaran yang dilakukan yang akhirnya melakukan tindakan pembelian.

2) Memberitahu (informasi)

Promosi adalah media komunikasi yang efektif bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi pada konsumen.

3) Mengingatkan Promosi digunakan untuk mengingatkan kembali pada kosumen bahwa produk itu masih ada di pasar.


(47)

33

Kotler dan Amstrong juga menambahkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (manusia), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa itu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process.56

5. Manusia (people)

Manusia adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari manusia adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.57

6. Sarana Fisik (Physical Evidence)

Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.58

7. Proses (process)

Proses adalah semua prosedural aktua;, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan produk dan jasa. Proses dalam jasa

56

Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 13, jilid 1. (Jakarta:Erlangga, 2012), hal. 62

57

Ibid.,

58


(48)

34

merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.59

Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam penjualan karena lemen tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melkaukan keputusan pembelian.

C. Pembiayaan Perbankan Syariah 1. Pengertian Pembiayaan

Pada prinsipnya, Bank Syariah sama dengan Perbankan Konvensional, yaitu sebagai instrumen intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional, baik itu produk penghimpunan dana (funding) maupun produk pembiayaan (financing), pada dasarnya dapat pula disediakan oleh Bank-bank Syariah.

Pembiayaan yang dilakukan bank sering disebut kredit. Kredit merupakan suatu kalimat yang diambil dari bahasa Latin yaitu Kreditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran atau Crede yang berarti saya percaya. Dalam bahasa Yunani kredit adalah Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan ini berdasarkan atas sebuah perjanjian bank yang dilakukan secara sah di depan pejabat kredit yang berwenang (secara notarial) maupun dilakukan tanpa

59


(49)

35

ketentuan hukum yang kuat (dibawah tangan). Adakalanya kredit dinyatakan hanya sebagai janji untuk membayar uang atau sebagai izin menggunakan dana prang lain.60

Pembiayaan menurut Antonio adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit (kekurangan dana).61 Selanjutnya menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengemukakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.62 Dalam hal ini peraturan pemerintah tentang Perbankan Syariah telah disempurnakan dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 bahwa Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bit Tamlik c. Transaksi dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istishna d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh, dan

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi Multijasa

60

Pandia Frianto. Dkk, Lembaga keuangan, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2005), cet. I, h. 194

61 Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001) h. 160

62


(50)

36

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.63

Dalam istilah teknisnya pada perbankan syariah pembiayaan disebut sebagai aktiva produktif. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia aktiva produktif adalah penamaan dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003).64 Dengan kata lain Muhammad mengungkapkan bahwa pembiayaan atau dengan kata lain financing adalah pendaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.65

2. Pembiayaan Murabahah a. Pengertian Murabahah

Secara etimologis, murabahah berasal dari kata al-ribha atau al-rabh yang memiliki arti kelebihan pertambahan perdagangan. Dengan kata lain, al-ribh

63

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

64

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (jakarta: Gema Insani Press, 2001) h. 17

65


(51)

37

tersebut dapat diartikan sebagai keuntungan “keutungan, laba, faedah”.66 Sedangkan menurut istilah murabahah adalah salah satu bentuk jua beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam pengertian lain murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli murabahah dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Hal inilah yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah penjual harus memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang dijualnya serta jumlah keuntungan yang diperoleh. Bai’ al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dalam bai’ al-murabahah penjual harus member tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah adalah perjanjian jualbeli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.67

b. Landasan Syariah Murabahah 1) Al-Qur’an

66

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustala Progressif, 1997), h. 463

67

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik.


(52)

38                                                                                 

Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqoroh 275)

2) Hadist

Hadist Nabi riwayat Ibnu Majah Shuhaib:

“ Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli secara tunai, muqaradhah (mudharabah). Dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari Suhaib).68

68


(53)

39 3) Fatwa DSN MUI

Pembiayaan murabahah telah diatur dalam Fatwa DSN No.04/DSNMUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum mengenai murabahah, yaitu sebagai berikut:

a) Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.

c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

g) Nasa bah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.


(54)

40

i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.69

Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini dalam fatwa adalah sebagai berikut:

a) Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang atau aset kepada bank.

b) Jika bank menerima permohonan tersebut ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

c) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinnya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

d) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

e) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

f) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah. g) Jika uang muka memakai kontrak, urbun sebagai alternatif dari uang

muka, maka:

69

Wirdianingsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2005), h. 106-107


(55)

41

i. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga, atau

ii. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut, dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.70

4) Syarat dan Rukun Murabahah a. Syarat

1) Syarat ijab qabul

a) Orang yang mengucapkan Balig dan berakal.

b) Qabul sesuai ijab. Maksudnya harga yang diucakan sesuai yang disetujui dan diinginkan pembeli, apabila ijab dan qabul tidak sesuai maka jual beli tidak sah.

c) Ijab qabul dilakukan dalam satu majelis 2) Syarat orang berakad

a) Berakal

3) Syarat barang yang diperjual belikan (Ma’qud „alaih) a) Barangnya tidak gharar.

b) Ada nilai manfaat. c) Ada hak kepemilikan.

d) Diserahkan saat akad berlangsung atau waktu yang disepakati. b. Rukun

70


(56)

42 1) Ijab kabul (shighat)

2) Penjual dan pembeli (al-muta’aqidain) 3) Objek akad1171

5) Skema Pembiayaan Murabahah

Akad murabahah digunakan oleh bank untuk memfasilitasi nasabah melakukan pembelian dalam rangka memenuhi kebutuhan akan barang konsumsi seperti rumah, kendaraan / alat transportasi, alat-alat rumah tangga dan sejenisnya (tidak termasuk renovasi atau proses membangun), pengadaan barang dagangan, bahan baku atau bahan pembantu produksi, serta barang modal seperti pabrik, mesin dan sejenisnya serta barang lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan disetujui bank. Skema ini paling banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah biasa bertransaksi dengan dunia perbankan pada umumnya.

Gambar 2.1 Skema Murabahah72

2. Akad Jual Beli

6. Bayar

3. Beli Barang 4. Kirim

71

Ibid., h. 95

72

Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h. 37

BANK

SUPLIER PENJUAL

NASABAH

1. Negosiasi &Persyaratan

5. Terima Barang &Dokumen dari bank


(57)

43

1) Bank dan nasabah melakukan negosiasi dan persyaratan tentang pembiayaan murabahah yang akan dilakukan.

2) Bank dan nasabah melakukan akad pembiayaan jual beli atas suatu barang, dalam akad ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah berlaku sebagai pembeli.

3) Bank melakukan pembelian barang yang diinginkan nasabah dari suplier atau penjual dan dibayar secara tunai.

4) Barang yang telah dibeli bank dikirim oleh suplier kepada nasabah. 5) Nasabah menerima barang yang dibeli.

6) Atas barang yang dibelinya, nasabah membayar kewajiban kepada bank secara angsuran selama jangka waktu tertentu.

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Syariah

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negri maupun ekspor.73 Sedangkan

73

Ayus Ahmad Yusuf dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah, (Cirebon: STAIN Press, 2009) h. 68


(58)

44

menurut Kasmir (2014) tujuan dari fasilitas kredit atau pembiayaan adalah sebagai berikut74:

a. Mencari keuntungan yaitu untuk memperoleh dari pemberian kredit tersebut, hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun untuk modal kerja.

c. Membantu pemerintah bagi pemerintah semakin banyak pembiayaan yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Disamping memiliki tujuan diatas, pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam presentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan

74

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014) h. 88-90


(59)

45

berusaha sehingga pengunaan uang akan bertambah baik kualitatif apalagi secara kuantitatif.

c. Untuk meningkatkan daya guna barang

Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat. d. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dalam ekonomi yang kurang sehat langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha yang produktif.

e. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Produsen yang membutuhkan pembiayaan akan diatasi melalui bank sehingga setiap usaha untuk peningkatan produktivitas masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal.

f. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa negara.

D. Pembiayaan KPR Syariah

1. Pengertian Pembiayaan KPR Syariah

Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank syariah adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah KPR syariah. Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) dengan mengunakan prinsip jual beli (Murabahah) dimana pembayarannya secara


(60)

46

angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan pembeli.75

Menurut Hardjono, KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi rumah.76

Produk pembiayaan KPR yang digunakan dalam perbankan syariah memiliki berbagai macam perbedaan dengan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) di perbankan konvensional. Hal ini merupakan implikasi dari perbedaan prinsipal yang diterapkan perbankan syariah dan perbankan konvensonal, yaitu konsep bagi hasil dan kerugian (profit and loss sharing) sebagai pengganti sistem bunga perbankan konvensional. Dalam produk pembiayaan kepemilikan rumah ini, terdapat perbedaan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, diantaranya adalah : pemberlakuan sistem kredit dan sistem mark up, kebolehan dan ketidakbolehan tawar menawar (bergaining position) antara nasabah dengan bank, prosedur pembiayaan dan lain sebagainya.77

Dari segi pengistilahan, untuk produk pembiayaan pemilikan rumah, perlu dipikirkan suatu bentuk pengistilahan yang relevan. Karena itu istilah KPR

75

https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/pembiayaan-bank-syariah-kpr-syariah/ diakses tgl 28-7-2016 pkl 12.28

76

Suzana Hardjono, Mudah Memiliki Rumah Idaman Lewat KPR, (PT. Galangpress Media Utama, Yogyakarta 2008) h.25

77

Helmi Haris, Jurnal Pembiayaan Kepemilikan Rumah (sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah) 2007


(61)

47

cenderung memunculkan asumsi terjadinya kredit, padahal dalam perbankan syariah tidak menggunakan sistem kredit. Untuk menghindari hal itu (tetap menggunakan istilah KPR).78

2. Dasar Hukum Kredit Kepemilikan Rumah

a. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 04/DSN-MUI/VI/2000, tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah.

b. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000, tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka dalam Murabahah. c. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 21/DSN-MUI/X/2001,

tanggal 17 Oktober 2000, tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. d. Peraturan Direksi Nomor 17/PD/DPKK/2001, tanggal 19 Desember

2000, perihal Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank.

e. Peraturan Direksi Nomor 17/PD/DSYA/2005, tanggal 14 Februari 2005, tentang Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

f. Surat Edaran Direksi Nomor 34/DIR/DPKK/2004, tanggal 28 Oktober 2004, perihal Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Dokumen Kredit dan.

E. Studi Terdahulu

1. Analisis Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah BNI IB GRIYA (Studi Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan), Skripsi Ahmad Syukri, FSH, UIN Jakarta, 2010. Penelitian ini adalah penelitian empiris yang berttujuan untuk mengetahui praktik mekanisme pembiayan

78


(1)

(2)

Hasil Wawancara Penelitian Skripsi Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam

Narasumber : Bapak Ahmad Muzakki Selaku Supervisor Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor

Waktu : Kamis, 27 Oktober 2016

Pukul : 10.30-11.15 WIB

1. Tanya : Bagaimana awal mula lahirnya produk KPR iB BPRS AL Salaam?

Jawab : Proporsi pembiayaan BPRS Al Salaam terdiri dari beberapa produk. Produk terdiri dari motor, mobil, non motor juga KPR. Contoh produk motor BPRS AL Salaam memiliki target, sekian persen dari target, mobil sekian target, proporsi target sedangkan untuk KPR iB hanya 5% proporsinya, tidak ada keutamaan dalam memenuhi target untuk pembiayaan KPR karna target hanya 5% dari proporsi targetnya. Target yang paling besar itu non motor. Motor sebanyak 40%, non motor 55%, dan sisanya 5% dialokasikan untuk KPR.

Sebagai tanggapan dari permintaan nasabah maka kami mengembangkan produk berupa pembiayaan KPR. KPR berdiri pada bulan Mei tahun 2012 dan dilakukan revisi pada bulan Oktober tahun 2015. Jika melihat sejarahnya “BPR tidak boleh menolak dari permintaan masyarakat, karena mungkin nasabah kita ada yang ngajuin pembiayaan KPR 1 atau 2 bahkan 3. Sehingga manajemen melihat prospektif KPR ini di pasar kita. Tetapi setelah jalannya waktu BPR dan bank beda dari modalnya. BPR modalnya kecil, dengan modal yang kecil kita harus memutar modal kita dengan cepat. Makanya kita tidak bisa memberikan suatu tenor jangka waktu yang panjang untuk KPR.

2. Tanya : Apa istilah yang diberikan untuk KPR BPRS AL Salaam?

Jawab : BPRS AL Salaam tidak mengkhususkan nama hanya saja setiap produk akhirannya diberi nama BPRS Al Salaam, dan untuk KPR bisa dikatakan KPR iB BPRS Al Salaam

3. Tanya : Apa dasar hukum produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam?

Jawab : merujuk dari UUD No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, fatwa MUI nya pakai fatwa Murabahah.

4. Tanya : Kriteria nasabah yang seperti apa yang berhak mengajukan pembiayaan kpr ib ?

Jawab : kriteria nasabah lama dan baru. Secara analisa karyawan/usaha. Secara kepemilikan lebih fokus pada kepemilikan rumah pertama. Selain itu nasabah juga harus melewati analisis 5C dan BI Checking


(3)

5. Tanya : Apasajakah persyaratan dalam pengajuan pembiayaan sampai terealisasi pembiayaan kpr ib bprs al salaam?

Jawab : selain mengikuti mekanisme alur pembiayaan, calon nasabah juga harus memenuhi administrasi, dan juga memiliki SHM/SHGB sebagai agunan

6. Tanya : Bagaimana alur mekanismen lengkap pengajuan KPR iB BPRS Al Salaam? Jawab : yang pertama harus dilakukan calon nasabaha adalah datang langsung ke kantor kami, kemudian harus melampirkan beberapa dokumen pribadi, serta dokumen pendukung yang diserahkan kepada kami, setelah itu kami akan proses lebih lanjut apakah pembiayaan akan kami tindak lanjut atau kami tolak. Calon nasabah hanya membutuhkan 10 hari kerja sampai pembiayaan terealisasi.

7. Tanya : Apa keunggulan dari produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salam?

Jawab : kami tidak memiliki keunggulan atau tekhnik pemasaran yang besar-besaran seperti bank bank nasional lainnya, yang kami lakukan hanyalah menjalankan transaksi yang sesuai syariat agama Islam dan terhindar dari riba sehingga dapat mensejahterakan masyarakat.

8. Tanya : Apa yang menjadi kelemahan dalam produk KPR iB ini yang harus dibenahi?

Jawab : membicarakan kelemahan tentu saja kami banyak, terutama produk ini memang bukanlah target utama kami sehingga tidak ada yang spesial dalam pemasarannya. Strategi pemasaran atau promosi yang kami lakukan juga tidak terlalu besar-besaran, saingan yang banyak, juga harga penjualan yang menjadi perhitungan dalam merealisasi pembiayaan ini karena kami harus cepat memutar modal kami dan harga yang kami tetapkan lebih mahal dari bank-bank lainnya.

9. Tanya : Bagaimana perkembangan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam selama ini? Jika dikaitkan dengan pembiayaan keseluruhan bagaimana tingkatannya?

Jawab : selama ini BPRS Al Salaam merujuk pada OJK yang memperbolehkan pembiayaan dengan maksimal 4 M, namun sampai saat ini pembiayaan terbesar yang pernah kami realisasi sebesar 2,5 M. Standardnya sekitar 600 juta. Target penjualan kami adalah nasabah kalangan menengah kebawah. Selama ini dari target 5% nasabah kurang dari 10. Karena kami tidak sembarangan dalam memberikan pembiayaan KPR.

10.Tanya : Bagaimana bauran pemasaran dalam hal ini strategi pemenuhan target pasar BPRS Al Salam dalam pengembangan produk pembiayan KPR BPRS Al Salam? Jika dilihat dari segi produk, harga, tempat, promosi?

Jawab : kalo produk kita sama saja dengan bank syariah lainnya tapi kami lebih mementingkan kebutuhan calon nasabah, kalo nasabah sedang melakukan pembiayaan kpr pasti kami menolak karna kami hanya merealisasi yang pertama,


(4)

produk KPR kami menggunakan akad murabahah. Dari segi harga masih terbilang mahal dengan margin 14% dengan jangka waktu maksimal dari kami 10 tahun dengan dp 20%. Soal tempat atau rumah KPR itu terserah dari nasabah maunya dimana, tapi kalo tempatnya marketable pasti kami akan menaikan harga dari pada tempat yang non marketable. Promosi kami pernah mengiklankan KPR di koran republika ada juga brosur, tapi yang paling kuat adalah personal selling yang langsung ke nasabah. Kriterina nasabah harus jelas dan mengikuti aturan 5C dan harus diketahui track record pembiayaannya.

11.Tanya : Adakah peluang lain yang dilakukan oleh BPRS Al Salam dalam memasarkan produk pembiayaan KPR iB tersebut?

Jawab : BPRS AL Salaam tidak gencar dalam melakukan targeting pada pembiayaan KPR, biasa aja karna kami konsen kepada pembiayaan jangka pendek seperti motor atau mobil. Jadi kami hanya meningkatkan kepercayaan nasabah kepada kami, saya rasa itu akan menjadi peluang bagi kami untuk terus memberikan pembiayaan.

12.Tanya : Kendala apasaja yang dihadapi BPRS Al Salam dalam pemasaran produk pembiayaan kpr ib tersebut?

Jawab : dari sisi harga, pemasaran, dan juga persaingan dengan bank-bank yang menyalurkan pembiayaan KPR iB

13.Tanya : Dalam proses sosialisasi apakah BPRS Al Salam menjalin kerjasama dengan pihak lain?

Jawab : BPRS AL Salaam tidak menjalin kerjasama dengan pihak manapun atau developher rumah

Cinere, 27 Oktober 2016 Supervisor Pengembangan Produk

dan Bisnis Non Motor


(5)

KEMEI{TERIAN AGAMA

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI (UIN)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta '15412 lndonesia

Tel p. (62-2 1 ) 7 47 1 1 s37, 7 401 925 F ax. (62-21 ) 7 49 I 821

Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : syar_hukuin@yahoo.com

Nomor :Un.0L/F4/PP.00.9/

3

el

/201.6

Lamp :1 (satu) Berkas Proposal

Hal

: Mohon Kesediaan meniadi Pembimbing Skripsi

Jakarta, 14 Maret 2016 M

6 Jumadil Akhir 1437 H

Yang Terhormat

Yuke Rahmawati, MA

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

A s s al amu aI aikum u ar ahm a tull ah u ab ar akatuh

Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarta mengharapkan

kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa: Nama

NIM

Prodi/Konsentrasi

|udul Skripsi

Naila Rahma

1112046100157

Muamalat/ Perbankan Syariah

Analisis Risiko ProdukPembiayaan KPR iB Dalam Akad IMBT

Beberapa hal yang dapat dipertimbangkanadalah sebagai berikut

l.

Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan penyempurnaan

2.

Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta" Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi

wabarakatuh

t*i

Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

2012005011005r-'

Disampaikan dengan hormat kepada:

1.

Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum

2.

Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum


(6)