Analisis pengendalian internal pada prosedur penyaluran pembiayaan di BPRS al-Salam

(1)

Analisis Pengendalian Internal Pada Prosedur Penyaluran

Pembiayaan di BPRS Al Salaam

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh: Martha Adryan NIM: 104046101684

KOSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 20 Mei 2008


(3)

ABSTRAKSI

Martha Adryan, 104046101684, Analisa Pengendalian Internal Pada Prosedur Pembiayaan Di BPRS Al Salaam, Program Strata I, Kosentrasi Muamalah, Program Studi Perbankan Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis pengendalian internal pada prosedur penyaluran pembiayaan di BPRS Al Salaam dan menganalisis kesesuaian prosedur pembiayaan di BPRS Al Salaam dengan prinsip-prinsip prosedur pengendalian internal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain. Produk pembiayaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi BPRS Al Salaam, adapun jenis pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS Al Salaam adalah Murabahah, Musyarakah dan Ijarah, yang ketiganya itu memiliki prosedur penyaluran masing-masing.

Prosedur pembiayaan pada BPRS Al Salaam terdiri dari berbagai tahap yaitu pengajuan pembiyaan, analisa pembiayaan, persetujuan pembiayaan, realisasi pembiayaan, pengawasan pembiayaan dan penyelesaian pembiayaan. Dalam prosedur penyaluran tersebut diperlukannya profesionalitas dan kredibilitas para pihak terkait agar pembiayaan yang disalurkan menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam pencapaian keefektifan dan keefisienan dalam prosedur penyaluran diperlukannya sebuah sistem agar tujuan-tujuan dari prosedur pembiayaan dapat tercapai. Untuk itu dalam tahapan prosedur pembiayaan di BPRS Al Salaam dilakukan pengendalian internal. Dalam pencapaian keefektifan dan keefisienan dalam prosedur penyaluran diperlukannya sebuah sistem agar tujuan-tujuan dari prosedur pembiayaan dapat tercapai. Untuk itu dalam tahapan prosedur pembiayaan di BPRS Al Salaam dilakukan pengendalian internal. Pengendalian internal yang dilakukan meliputi semua alat (SOP (Standar Operasional Prosedur), struktur organisasi, standar pengawasan dan semua alat yang terkodinasi) yang digunakan BPRS Al Salaam untuk melakukan pengendalian terhadap prosedur penyaluran pembiayaan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Dalam melakukan pengendalian internal, prosedur yang terdapat di BPRS Al Salaam sudah cukup baik. Namun dalam penerapannya BPRS Al Salaam diperlukan evaluasi yang lebih intensif terhadap kinerja para karyawan yang berwenang dalam prosedur penyaluran pembiayaan, karena dalam pengamatan penulis terhadap prosedur penyaluran pembiayaan di BPRS Al Salaam masih adanya penerapan standar operasional prosedur yang kurang maksimal.

Penulis menyarankan pengawasan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip aktivitas penegndalian internal dalam prosedur pembiayaan sebaiknya dilakukan secara terus-menerus, secara mendadak atau tanpa pemberitahuan sebelumnya guna menimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan, ataupun kecurangan dalam prosedur penyaluran pembiayaan pada BPRS Al Salaam.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Kepada-Nya kita mohon pertolongan dan pengampunan. Kepada-Nya kita berlindung dari kejahatan diri kita dan keburukan diri kita. Semoga senantiasa kita mendapatkan hidayah-Nya. Sehingga kita berada dalam golongan orang-orang yang ada pada jalan kebenaran. Aku bersaksi tiada Illah yang patut untuk disembah selain Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku juga bersaksi, bahwa Muhammad Wahallallu’Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu dari banyak nikmat yang telah Dia berikan. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan di atas semuanya adalah Allah SWT. Kepada Ama (Nursyamsi) yang selalu menyayangiku, terimakasih yang sedalam-dalamnya telah mengandung dan melahirkan penulis sehingga bias bertemu dengan orang–orang yang luar biasa dan menyayangiku di dunia ini, do’aku selalu untukmu dan Apa (Adimul Arda) yang selalu memberikan limphan kasih sayang, perhatian dan dukungan moril, spiritual maupun material kepada penulis. Mereka telah mendedikasikan seluruh hidupnya bagi anak-anaknya tercinta. Kasih sayang mereka begitu tulus dan ikhlas, tidak akan pernah terbalas. Ucapan terimakasih ini penulis ucapkan juga kepada :


(5)

1. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan dukungan, pengarahan dan bimbingannya.

3. Bapak H. M. Dawud Arif Khan, SE., Ak., M.Si., CPA. Selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

4. Seluruh Dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pencerahannya semasa kuliah kepada penulis.

5. Seluruh Karyawan FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan pelayanan akademiknya kepada penulis.

6. Bapak Hadi, Mas Andi, Mas Hendi, dan segenap karyawan BPRS Al Salaam, terimakasih telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitan di tempatnya.

7. Uwo Nurma (alm) dan Atuak R. DT. Sigoto (alm), hangatnya kasih sayang beliau masih penulis rasakan sampai detik ini, semoga kita dipertemukan kembali di surga-Nya.

8. Segenap keluarga besar penulis yang berada di Sumbar, Riau, Jakarta, Ciputat dan Tasik Malaya terimakasih atas dukungan material dan spiritualnya selama ini.

Ukhuwah ini selalu memberikan pembelajaran yang teramat berharga kepada penulis.


(6)

9. Buat seluruh Adang, Ma’Dang, Pa’Dang, Etek, Ma’Etek, Pa’etek, Uda, Uni,

Adiak, Abang, Kakak dan keponakan-keponakan tercinta penulis. Dan khusus teruntuk buat saudaraku Muhammad Akmal (Mamen) dan Saudariku Vivi Novita, adanya kalian memberikan warna-warna indah tersendiri bagi penulis.

10.Special thank for Dika Febrina, yang merajai hari-hari penulis, terimakasih atas kesetiannya selama 4 tahun ini menanti kepulangan penulis, semoga cita-cita dan harapan kita berdua di hijabah oleh Allah SWT, amien.

11.Semua teman-teman di SLTP 1 dan SMU 2 Payakumbuah (sukses buat kita semua), brother and sister di Muamalat “Bocah Rusuh” PS D angkatan 2004 kalian semua tidak akan pernah tergantikan dalam hari-hari penulis. Terimakasih juga buat Uda dan Uni di KMM, buat Akhi dan Ukhti di LDK Syahid, buat Akhi-Akhi di KAMMI, Abang-abang di IKAPDA, teman-teman di BEMJ Perbankan Syariah (2005/2006), kawan-kawan di FoSSei, teman-teman di BAZNAS Dompet Dhuafa dan yang tidak akan pernah terlupakan my childhood di Kampuang. 12.Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini semoga

mereka semua senatiasa mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dan selalu dicurahkan rahmat dan ni’mat-Nya.

Jakarta, 20 Mei 2008


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1

DAFTAR ISI

7

DAFTAR TABEL

10

DAFTAR GRAFIK

11

DAFTAR SKEMA

12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 13 B. Rumusan Masalah 15

C. Pembatasan Masalah 16 D. Kerangka Pemikiran 16 E. Tujuan Penulisan 17 F. Manfaat Penulisan 17

G. Tinjauan Kajian Terdahulu 18

H. Metodologi Penelitian 21

1) Metode Penelitian 21 2) Teknik Pengumpulan Data 22 3) Teknik Pengolahan Data 22


(8)

I. Sistematika Penulisan 23 BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengendalian Internal dalam Perspektif Islam 24

B. Sistem Pengendalian Internal 30

1. Pengertian Sistem 30

2. Pengertian Pengendalian Internal 30

3. Tujuan, Jenis dan Fungsi 32

4. Unsur Pengendalian Internal 34

C. Kajian Teoritis Pembiayaan 51

1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan 51

2. Jenis Pembiayaan padaBPRS 55

3. Prosedur Penyaluran Pembiayaan 60

BAB III Gambaran Umum BPRS Al-Salaam

A. Sejarah Singkat 65

B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto 67

C. Struktur Organisasi PT BPRS Al Salaam AMAL SALMAN 68 D. Standar Etika Kerja Karyawan PT. BPRS Al Salaam Amal Salman 79

E. Produk BPRS Al Salaam 79


(9)

BAB IV Hasil Penelitian dan Analisis

A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembiayaan pada BPRS Al Salaam 90 1. Standar Operasional Prosedur pada Produk-Produk Pembiayaan

di BPRS Al Salaam 90

B. Analisis Prosedur Pembiayaan pada BPRS Al Salaam 104 1. Kebijakan-Kebijakan dalam Prosedur Pembiayaan

pada BPRS Al Salaam 104 2. Tahapan Prosedur Pembiayaan pada BPRS Al Salaam 115 C. Aplikasi Pegendalian Internal pada Prosedur Pembiayaan 137 1. Aplikasi Pengendalian Internal pada Operasional BPRS Al Salaam 137 2. Analisis Pengendalian Intenal pada Prosedur Pembiayaan

di BPRS Al Salaam 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN 149

B. SARAN 150

DAFTAR PUSTAKA 153


(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Neraca 62

TABEL 3.2 Laba Rugi 83

TABEL 3.3 Kesehatan BPRS Al Salaam 84

TABEL 3.4 Distribusi Pembiayaan 85

TABEL 4.1 BWMP (Batas Wewenang Memutus Pembiayan) 106 TABEL 4.2 Penentuan Wilayah Ekspansi Pembiayaan 109 TABEL 4.3 Kategori Pembiayaan dan Penanganan 126


(11)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK 3.1 Distribusi Pembiayaan 85


(12)

DAFTAR SKEMA

SKEMA 1.1 Konsep Pemikiran 16

SKEMA 2.1 Pendekatan Perhintungan Risiko 38 SKEMA 3.1 Struktur Organisasi BPRS Al Salaam 68 SKEMA 4.1 Skema Teknis Penyaluran Dana Murabahah pada

BPRS Al Salaam 96

SKEMA 4.2 Skema Teknis Penyaluran Dana Musyarakah pada

BPRS Al Salaam 99

SKEMA 4.3 Skema Teknis Penyaluran Dana Ijarah pada BPRS Al Salaam 103 SKEMA 4.4 Tahapan Prosedur Pembiayaan Pada BPRS Al Salaam 124 SKEMA 4.5 Tahapan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah 129


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian rakyat selalu menjadi persoalan penting di Indonesia. Persoalan ini dimulai sejak Indonesia dilanda krisis yang berkepanjangan. Salah satu dari solusi permasalahan tersebut adalah mengaktifkan sektor rill masyarakat. Perekonomian rakyat merupakan sistem perekonomian yang tahan menghadapi krisis. Namun, keberadaannya kurang mendapatkan perhatian dan tanggapan yang serius. Jika ekonomi kerakyatan ini mendapatkan perhatian dan tanggapan yang serius dalam pengembangannya, maka dapat menjadi tiang penyanggah ekonomi.

Perlunya sebuah lembaga yang dapat menjadi mediator antar pemilik kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana merupakan salah satu solusi dalam memecahkan masalah perekonomian rakyat tersebut. Dana ini yang akan digunakan untuk mengakifkan sektor rill atau ekonomi rakyat. Lembaga ekonomi yang dapat menjadi mediator kebutuhan dana bagi rakyat yang ingin mengembangakan sector rill adalah lembaga keuangan mikro, salah satunya Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) berbentuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

Dalam menghadapi perkembangan ekonomi nasional yang mengalami perubahan secara cepat dan tantangan yang terlalu berat diperlukan perbankan nasional yang dapat melayani masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil menengah secara optimal, diperlukan pemberdayaan perbankan Indonesia termasuk BPR yang melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah.


(14)

Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami restrukrisasi ekonomi, restrukrisasi perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan baik di bidang keuangan, moneter termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu, berdirinya BPRS dilatarbelakangi pula oleh adanya peluang bagi pengembangan bank Islam dalam Undang-undang (UU) Perbankan yang membolehkan menggunakan prinsip bagi hasil.1

Saat ini di indonesia telah banyak berdiri bank-bank atas dasar prinsip syariah, termasuk BPRS. Terlebih lagi ketika peluang beroperasinya BPR Syariah semakin terbuka setelah diberlakukannya SK Direksi BI, No. 32/36/KEP/DIR, tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah yang diharapkan mampu memecahkan permasalahan para pengusaha kecil dalam penyedian modal.

BPRS Al Salaam merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang berada di Jl.Cinere Raya Blok A No. 42, Limo Depok. BPRS Al Salaam melayani jasa keuangan berupa simpanan dan pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah. Sumber dana yang dikelola BPRS Al Salaam berasal dari dana sendiri serta dana pihak ketiga. Salah satu fasilitas dari BPRS Al Salaam adalah Pembiayaan. Risiko yang dikandung dalam penyaluran pembiayaan cukup besar. Dana pihak ketiga yang dikelola BPRS Al Salaam jika tidak diimbangi oleh penerapan sistem pengendalian internal yang baik dalam melakukan aktivitas penyaluran dana tersebut dalam bentuk pembiayaan. Hal ini akan memunculkan risiko dalam penyaluran

1

H.A.Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (LPU), Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002, cet ke-1, h. 108.


(15)

pembiayaan tersebut. Agar proses pembiayaan dapat berjalan dengan baik dan lancar perlu adanya sistem pengendalian internal yang terkelola dengan baik. Hal ini dikarenakan untuk melindungi sumber daya BPRS Al Salaam dari kemungkinan kerugian.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul skripsi ”Analisis Pengendalian Internal pada Proses Penyaluran Pembiayaan di BPRS Al Salaam”

B. Perumusan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis mengemukakan analisis penerapan sistem pengendalian internal yang diterapkan pada proses pemberian pembiayaan di lembaga keuangan mikro syariah.

Mengingat luasnya pembahasan dari analisis tersebut, maka disini penulis perlu membatasi permasalahan yang ada. Adapun uraian pembahasan ini mengandung beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur penyaluran pembiayaan di BPRS Al Salaam ?.

2. Bagaimana pengendalian internal pada posedur penyaluran pembiayaan di BPRS Al Salaam ?.

3. Apakah pengendalian internal pada prosedur pembiayaan di BPRS Al Salaam telah memenuhi prinsip-prinsip prosedur pengendalian internal ?.


(16)

C. Pembatasan Masalah

Penulisan ini lebih difokuskan mengenai pengendalian internal yang dilaksankan pada prosedur penyaluran pembiayaan di BPRS Al Salaam periode tahun 2005 sampai dengan 2007.

D. Kerangka Pemikiran

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran

BPRS Al Salaam

Prosedur Penyaluran Pembiayaan

Analisis Prosedur Penyaluaran Pembiayaan

Sistem Pengendalian Internal Pada BPRS Al Salaam

Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal Tujuan Sistem Pengendalian Internal Fungsi Sistem Pengendalian Internal

Tahap Permohonan Pembiayaan

Analisis Pengendalian Internal Pada Prosedur Penyaluran Pembiayaan di

BPRS Al Salaam

Hasil Penelitian

Tahap Analisa Pembiayaan

Tahap Persetujuan & Pelaksanaan Akad

Tahap Pengawasan Pembiayaan

Tahap Penyelesaian Pembiayaan


(17)

D. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis pengendalian internal pada prosedur penyaluran pembiayaan di BPRS Al Salaam dan menganalisis kesesuaian prosedur pembiayaan di BPRS Al Salaam dengan prinsip-prinsip prosedur pengendalian internal.

E. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini sebagai berikut: a. Manfaat untuk penulis

Untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan penulis dalam hal sistem akuntansi proses pemberian pembiayaan BPRS khususnya pada pengendalian internal akuntansi BPRS.

b. Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Memberikan kontribusi bagi perkembangan BPRS dalam sistem informasi akuntansi khususnya dalam sstem pengendalian internal akuntansi pada proses penyaluran pembiayaan BPRS.

c. Manfaat untuk BPRS Al Salaam.

sebagai sarana evaluasi bagi BPRS Al Salaam untuk terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik khususnya pada sistem pengendalian intenal akuntasi dalam proses pemberian pembiayaan.


(18)

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam peneletian ini penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas topik yang sejenis. Penelitian-penelitian yang terdahulu yang membahas aplikasi Sistem Pengendalian Internal pada organisasi atau perusahaan, diantaranya:

1) Malihatun, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

”Evaluasi Efektivitas Sistem Akuntansi Penggajian melalui Sistem Pengendalian Internal pada Pegawai Honorer di Universitas Isalm Negri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Dalam penelitian ini menghasilkan penerapan Sistem Pengendalian Internal pada sistem penggajian pegawai memberikan pengaruh yang positif terhadap keefektifan pemberian gaji pegawai honorer. 2) Khaerani, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2006.

”Analisis Efektifitas Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit dalam Realisasi Pendapatan pada PT Colombia Perdana”. hasil akhir dari penelitian ini menunjukan Sistem Pengendalian Internal yang diterapkan pada PT Columbia Perdana memberikan pengaruh yang signifikan dalam keefektifitasan penjualan kredit dan meningkatkan realisasi pendapatan pada penjualan kredit tersebut.

3) Radjin Maizar, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.


(19)

”Analisis Efektifitas Sistem Pengendalian Internal pada Sistem Akuntansi Persedian (Studi Kasus pada Pertamina Persero)”. Penelitian deskriptif kualitatif ini menemukan relasi positif pada keefektifan dari output sistem akuntansi persedian yang diterapkan pada Pertamina Persero dengan menggunakan sistem pengendalian internal yang handal dalam organsasi perusahaan tersebut.

4) Irawanto, Undergraduate Theses from JIPTUMM, Fakultas Ekonomi, UNIKOM. 2003.

“Evaluasi Sistem Pengendalian Internal untuk Pemberian dan Pelunasan Kredit (Studi Kasus pada Perum Pengadaian Cabang Bojonegoro)”. Penelitian yang menggunakan analisa deskriptif, penelitian menemukan aplikasi sistem pengendalian internal pada alur pemberian dan pelunasan kredit masih belum adanya pemisahan wewenang antara penanggung jawab penaksiran dengan pencatatan administrasi sehingga alur pemberian dan pelunasan kredit pada Perum Pengadaian Cabang Bojonegoro masih belum efektif dan efisien.

5) Z. Pahlevi, Undergraduate Theses from JIPTUMM, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, UNIKOM. 2004.

”Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Internal Penjualan pada Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang”.


(20)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi di KPSBU telah dilaksanakan dengan baik hal ini dapat dilihat dengan adanya pelaksanaan prosedur-prosedur penjualan yang sesuai dengan teori-teori yang terdapat dalam kajian ilmu akuntansi, setiap transaksi yang dilaksanakan telah mendapat otorisasi penuh dari pihak yang berwenang dan digunakannya dokumen-dokumen terhadap setiap transaksi, adanya catatan-catatan mengenai transaksi yang selalu dibukukan dan dibuat laporan tentang penjualan-penjualan yang telah dilaksanakan.

Sedangkan untuk penelitian yang membahas tentang sistem pengendalian internal yang diterapakan pada lembaga keuangan syariah dan secara lebih khusus pada penyaluran pembiayaan pada BPRS Al Salaam belum penulis temukan melalui metode library research (pengumpulan data melalui studi kepustakaan). Untuk itulah penulis tertarik mengangkat judul ” Analisis Pengendalian Internal pada Prosedur Penyaluran Pembiayaan di BPRS Al Salaam ”.


(21)

G. Metodologi Penelitian 1). Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam bentuk desain deskriptif dan metode pegumpulan data dengan cara observasi. Deskriptif menurut pengertiannya adalah:2

... Penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (penulisan : gambaran) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam pengertian ini penelitian deskriptif menggunakan data dasar deskriptif semata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, ...

Pendapat lainnya mengatakan bahwa ”metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu”3

Pengertian kualitatif berkaitan dengan jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif berupa kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka. Selain itu, penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome.4 Walaupun ditemukan angka-angka dalam nilai nominal uang, akan tetapi itu bukan merupakan hasil analisis kuantitatif tetapi bagian dari representasi data yang akan diolah.

2

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 2002, hlm 18-19.

3

Drs. Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Rajawali Press, Jakarta, 2004, h. 22.

4

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, Cet. Ke-2, Mei 2007, h. 13.


(22)

2). Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, Pengumpulan data akan memakai sumber berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung dan data skunder, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Metode Field Research (melakukan penelitian lapangan), yaitu menggunakan penelitian dengan cara datang kelembaga yang ada hubungannya dengan tulisan ini untuk melakukan wawancara dengan para pihak yang mampu / ahli dalam hal ini.

b. Metode library research ( pengumpulan data melalui studi kepustakaan), yaitu penelitian kepustakaan dan literature yang ada relevansinya dengan judul.

3). Teknik Pengolahan Data

a. Seleksi Data : setelah memperoleh data dan bahan-bahan baik melalui library research maupun field research, lalu data diperiksa kembali satu persatu agar tidak terjadi kekeliruan.

b. Klasifikasi Data : setelah data diperiksa lalu diklasifikasikan dalam bentuk dan jenis tertentu, kemudian diambil suatu kesimpulan.


(23)

4). Analisa Data

Setelah bahan-bahan / data dikumpulkan, selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode tertentu, baik metode deduktif, induktif maupun komparatif.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses penelitian ini, penulis menguraikan beberapa hal tentang sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Menjelaskan tentang sistem, sistem pengendalian internal, dan prosedur pembiayaan.

BAB III : Tinjauan umum BPRS Al Salaam mencakup sejarah singkat, visi, misi, motto, struktur organisasi, produk dan jasa.

BAB IV : Merupakan bab pembahasan mengenai hasil penelitian dan analisis data. BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

Penulisan skripsi ini merujuk pada buku panduan penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengendalian Internal dalam Perspektif Islam

“Pengendalian (pengawasan) dalam Islam dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengkoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak”5

Pembagaian pengendalian dalam ajaran dalam Islam paling tidak terbagi menjadi dua hal :6

Pertama : Pengendalian (control) yang berasal dari diri sendiri, yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah SWT.

!! "# $%& '

() *+ , -. /012 34 5 6 78 9 :

;60 = $ >8 34?! @ A 78 9 :

BCDE F G H8 I JK F , L M

H8 N OPQ 78 9 : ;60 /

' TUVW ' X 6 60 Y Z+ [ =

' @VB \ 4 F]9/ I 9

^_`a- =3a;bVcdef g"h^

“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama

5

Abdul Manan, Membangun Islam Kaffah, Madina Pustaka : 2000. h 152.

6

Didin Hafiduddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dan Praktik. Gema Insani Jakarta : 2003. h 156.


(25)

mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Al Mujaadilah : 7).

Kedua : Pengendalian yang berasal dari luar diri sendiri, seperti yang dilakukan sistem pada sebuah lembaga atau institusi melalui pengawasan dari manajemen yang ada.

Pengendalian dalam Islam memiliki beberapa landasan, diantaranya :7

a) Tawa Shaubil Haqqi, saling menasihati atas dasar kebenaran dan norma yang jelas.

b) Tawa Shaubis Shabri, saling menasihati atas dasar kesabaran , dengan kata lain pengendalian yang dilakukan berulang-berulang.

Sebagaimana telah dijelasakan oleh Allah SWT dalam Al-Quran

8 9  U ' i a'

j kl ' ?m

^:n / =' ?m

N kl =

"o^

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al-Ashr : 3)

c) Tawa Shaubil Marhamah, saling menasihati atas dasar kasih sayang, yakni pengendalin dengan pendekatan secara personal dengan tujuan untuk pencegahan (perventif). Sesuai dengan Firman Allah SWT (Al-Balad : 17)

k6 6 UVW p,  U ' i a

' ?m N kl =

7


(26)

' ?m 4 @V q/ = "rh^

“Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling

berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”

Rasulullah SAW telah memberikan teladan bagaimana seorang muslim melakukan pengendalian (manajemen) dalam melakukan suatu pekerjaan. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW menempatkan manusia sebagai postulatnya atau sebagai fokusnya, bukan hanya sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi. Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantaint) kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya. Manajemen Islam pun tak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi).

Ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.8

a) Pertama, 'tauhid' yang berarti memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.

b) Kedua, 'adil', artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan ''akad saling setuju'' dengan sistem profit and lost sharing.

8


(27)

c) Pilar ketiga adalah 'kehendak bebas.' Manajemen Islam mempersilakan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.

d) Dan keempat adalah 'pertanggungjawaban.' Semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.

Selajutnya seorang muslim hendaknya memilki etos kerja yang bisa mencerminkan identitas ke-Musliman-nya, adapun yang menjadi prinsip kerja dari seorang muslim adalah sebagai berikut :9

a) Kerja, aktifitas, ‘amal dalam Islam adalah perwujudan rasa syukur kita kepada ni’mat Allah SWT. (QS. Saba’ [34] : 13)

sZ ta uJv ,

? o 4 Yw >`F 5 x Vyz{

]3 40/| UVW $ } U

j ~zG X$ I ' • € • a

Fs F ‚ -a I `~ U €, …

. F + t$ a-Yu "ro^

“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari

gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.”

9

Muhammad Hamzah, 5 Prinsip Kerja Seorang Muslim (Etos Kerja dalam Islam), KULTUM Radio DELTA FM Makasar. 2005.


(28)

b) Seorang Muslim hendaknya berorientasi pada pencapaian hasil: hasanah fi ad-dunyaa dan hasanah fi al-akhirah – QS. Al-Baqarah [002] : 201).

60 O , • *9 JO†= $ JO a

~ T$} i4 i?! Z

J zp% i4 i?! Z JO U p3 V~

$ i "ˆ]r^

Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"

c) Dua karakter utama yang hendaknya dimiliki seorang muslim : al-qawiyy dan

al-amiin. QS. Al-Qashash [28] : 26

€j U 0‰ } 9 j = Š‹

 ]Œ/c •;G ' 7) 9 N p ",

? Œ/c •;G $.^ 9/  Ž %&

"ˆ ^

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya".

Al-qawiyy merujuk kepada : reliability, dapat diandalkan. Juga berarti, memiliki kekuatan fisik dan mental (emosional, intelektual, spiritual). Sementara al-amiin, merujuk kepada integrity, satunya kata dengan perbuatan alias jujur, dapat memegang amanah.


(29)

d) Kerja keras. Ciri pekerja keras adalah sikap pantang menyerah; terus mencoba hingga berhasil. Kita dapat meneladani ibunda Ismail a.s. Sehingga seorang pekerja keras tidak mengenal kata “gagal” (atau memandang kegagalan sebagai sebuah kesuksesan yang tertunda).

e) Kerja dengan cerdas. Cirinya: memiliki pengetahuan dan keterampilan; terencana; memanfaatkan segenap sumberdaya yang ada. Seperti yang tergambar dalam kisah Nabi Sulaeman a.s.

Jika etos kerja dimaknai dengan semangat kerja, maka etos kerja seorang Muslim bersumber dari visinya: meraih hasanah fid dunya dan hasanah fi al-akhirah

(kebaikan di dunia dan di akhirat). Jika etos kerja difahami sebagai etika kerja; sekumpulan karakter, sikap, mentalitas kerja, maka dalam bekerja, seorang Muslim senantiasa menunjukkan kesungguhan.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulakan bahwa dalam Islam pengendalian (control) merupakan hal yang paling diperhatiakan agar suatu pekerjaaan yang dilakukan oeleh seorang muslim baik untuk kepentingan pribadi ataupun kerja dengan atas nama lembaga atau institusi, agar proses pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


(30)

B. Sistem Pengendalian Internal 1. Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut Abdul Halim adalah sebagai berikut : ”Sistem adalah suatu kegiatan yan telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang”10.

Sementara itu Zaki Baridwan, mengutip beberapa pendapat antara lain11 : a. Stepen A. Mascope dan Mark G. Simkin berpendat sebagai berikut:

”Suatu sistem adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagian yang saling berhubungan (disebut subsistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu”.

b. Robert G. Murdick, bersama kawan-kawannya, berpendapat sebagai berikut : ” Suatu sistem adalah suatu kumpulan elemen-elemen yang dijadikan sesutu untuk tujuan umum”.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berintegrasi untuk mencapai tujuan.

2. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

10

Abdul Halim, Sistem Pengendalian Manajemen, Yogyakarta: UPP AMP, 1998, h 2.

11


(31)

Pengendalian internal dapat didefenisikan menjadi dua macam, yaitu pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit. Menurut Bambang Hartadi, sistem pengendalian internal dalam arti luas adalah:12

... Sistem Pengendalian Internal (SPI) dapat dipandang sebagai sistem sosial (social system) yang mempunyai wawasan / makna khusus yang berada dalam organisasi perusahaan. Sistem tersebut terdiri dari kebijakan, teknik, prosedur, alat-alat fisik, dokumentasi orang-orang dengan berinteraksi satu sama lain diarahkan untuk melindungi harta, menjamin terhadap terjadinya hutang yang tidak layak, menjamin ketelitian dan dapat diperolehnya operasi secara efisien, menjamin ditaatinya kebijakan perusahaan, ...

Menurut Maizar Radjin mengutip pendapat dari Hartanto, ”sistem pengendalian internal (SPI) dalam arti sempit adalah: ”Sistem pengendalian internal sama dengan pengertian internal check yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi, seperti: mencocokkan penjumlahan mendatar (horizontal) dengan penjumlahan melurus (vertikal).”13

Selanjutnya Mulyadi menyatakan bahwa:14

... Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan

12

Bambang Hartadi, Sistem Pengendalian Internal dalam Hubungannya dengan Manajemen dan Audit,Yogyakarta : Penerbit BPFE, 1999, Edisi ke-3, hlm 3.

13

Maizar Radjin , ” Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pada Sistem Akuntansi Persedian (Studi Kasus pada PT Pertamina (Persero)),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h. 5.

14


(32)

keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi, ...

Nugroho Widjajanto berpendapat bahwa:15

... Pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: (1) Mengamankan aktiva perusahaan, (2) Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, (3) Meningkatkan efisiensi, dan (4) Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi, ...

”Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, dan memastikan bahwa pandangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”16

Dapat disimpulkan pengendalian internal berguna untuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan dan penyelewengan yang dilakukan oleh pihak yang ada di dalam atau di luar perusahaan.

3. Tujuan, Jenis dan Fungsi

Penerapan sistem pengendalian intern dalam suatu organisasi memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dari sistem tersebut, diantaranya:17

a. Menjaga kekayaan dan catatan perusahaan

15

Nugroho Widjajanto, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta : Erlangga,2001, h. 18.

16

Niswonger, dkk, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jakarta : Erlangga, 1999, h. 183.

17

Abdul Halim, Auditing, Edisi ke-2, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2001, Jilid 1, h. 191.


(33)

Harta kekayaan perusahaan merupakan sarana untuk keberhasilan perusahaan untuk itu perlu dilindungi dengan pengawasan yang memadai agar tidak sesat atau hilang dari usaha penyalahgunaan dan usaha pencurian. Hal ini dapat juga terjadi pada harga tidak terwujud seperti tagihan, dokumen-dokumen penting seperti kontrak dan pembukuan seperti buku besar dan jurnal.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Manajemen hendaknya memilki informasi yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan dalam melaksanakan kegiatannya dan pengambilan keputusan.

c. Mendorong efisiensi dan operasional perusahaan

pengendalian didalam suatu perusahaan merupakan untuk mencegah pekerjaan yang tidak perlu. Pemborosan dalam setiap usaha, dan menguji setiap penggunaan sumber daya yang tidak efisien.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Setiap pengendalian internal diharapkan dapat memberikan jaminan yang layak agar peraturan dan prosedur ditaati untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut tujuannya dari sistem pengendalian internal tersebut, dapat digolongkan kepada dua macam :18

a. Pengendalian internal akuntansi (internal accounting control ), meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan terutama

18


(34)

untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

b. Pengendalian internal administratif (internal administrative control),

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengendalian Internal melaksanakan tiga fungsi penting dalam sebuah organisasi, yaitu:19

a. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control)

Berguna untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum ada masalah, seperti: memperkerjakan personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi.

b. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control)

Untuk mengungkap masalah saat masalah tersebut ada, contoh : pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.

c. Pengendalian korektif (corective control)

Memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi

19

George Bodnar dan William S Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : Andi, 2006. h. 154.


(35)

penyebab masalah dan memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan. Contoh dari pengendalian ini adalah : pemeliharaan back up copies dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan memasukan data.

4. Unsur Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal mencakup lima unsur, yaitu : lingkungan pengendalian; penilaian risiko; aktivitas kontrol; informasi dan komunikasi; pengawasan.20. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing unsur tersebut. a. Unsur Lingkungan Pengendalian (control environment)

Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian internal perusahaan. Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur, komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap satuan usaha tersebut.21

Faktor-faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian, adalah sebagai berikut:22

1) Integritas dan nilai etika

20

George Bodnar dan William S Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta : PT INDEKS, Jilid 1, 2003, h. 233.

21

Alvin Arens dan James K Loebbecke, Auditing – Pendekatan Terpadu, Jakarta : Salemba Empat, h. 261.

22


(36)

Integritas dan nilai-nilai etika adalah produk dari standar etika dan perilaku entitas dan aplikasi standar tersebut. Ini meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi hal-hal yang menyebabkan pegawai melanggar hukum, bertindak tidak jujur, dan sebagainya.

2) Komitmen terhadap kompetensi

Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Kualitas dan kompetensi pegawai dapat memastikan terlaksanakannya pengendalian internal yang baik.

3) Filosofi manajemen dan gaya operasi

Pengendalian dalam sebuah organisasi dimulai dan diakhiri dengan filosofi manajemen. Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan pegawainya. Jika manajemen memahami pengendalian penting, maka manajemen akan memastikan bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian diterapkan secara efektif.

4) Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan pembagian tanggung jawab menurut fungsi dan hirarki. Struktur organisasi menetapkan garis otoritas dan tanggungjawab, serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi. Struktur organisasi mengindikasikan pola komunikasi formal dalam organsasi. Prinsip yang harus dipegang dalam menyusun struktur organisasi adalah: a) Harus ada pemisahan antara fungsi pencatatan, pelaksanaan, dan penyimpanan atau pengelolaan. b) Tidak


(37)

memberi tanggung jawab penuh pada satu fungsi untuk melaksanakan semua tahap transaksi dari awal sampai akhir.

5) Dewan komisaris atau komite audit

Dewan komisaris harus independen dari manajemen. Komite audit bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan, mencakup struktur pengendalian internal dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan. 6) Metode pembagian otoritas dan tanggung jawab

Metode pembagian otoritas dan tanggung jawab dalam suatu organisasi mengindikasikan filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen. Otoritas dan tanggung jawab dapat diberikan melalui deskripsi pekerjaan secara formal. Sarana lain yang biasa digunakan dalam mengatur otoritas dan tanggung jawab adalah memo tertulis, manual kebijakan, manual prosedur, dan sebagainya.

7) Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia

Sumber daya manusia merupakan kunci dalam pengendalian. Kualifikasi yang diisyaratakan untuk setiap posisi pekerjaan dalam sebuah organisasi harus menggambarkan tingkat tanggung jawab terkait dengan posisi tersebut. Kualifikasi mencakup pengalaman, intelegensi, karakter, dedikasi, dan kemampuan kepemimpinan.


(38)

Penilaian risiko adalah identifikasi, analisis dan manajemen risiko entitas

(secara keseluruhan) yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses penilaian risiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian dalam mencatat, memproses, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi (kenentuan) manajemen dalam laporan keuangan.

Mengevaluasi sistem pengendalian internal dapat menggunakan strategi perhitungan risiko, seperti yang yang tergambar pada skema berikut ini

Skema 2.1

Pendekatan Perhintungan Risiko Untuk Perancangan Pengendalian Internal23

Tidak

23

Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : AMP YKPN, 2002, h. 233. Identifikasi ancaman yang dihadapi perusahaan

Estimasi risiko atau probilitas, terjadinya setiap ancaman

Estimasi kemungkinan rugi dari setiap ancaman

Identifikasi alternatif pengendalian

Estimasi manfaat dan biaya setiap alternatif


(39)

Ya

c. Unsur Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur pengendalian yang harus dibuat dan dilaksanakan untuk memastikan bahwa tindakan manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif telah dijalankan.24

Secara umum, aktivitas pengendalian adalah sebagai berikut:25 1). Otorisasi Transaksi dan Kegiatan yang Memadai

Kebijakan yang dibuat dan harus diikuti oleh pegawai dalam rangka melakukan supervisi setiap aktivitas dan keputusan, disebut sebagai otorisasi. Otorisasi biasanya didokumentasiakan sebagai penandatanganan, pemberian paraf, atau memasukan kode otorisasi atas dokumen atau catatan transaksi. Para pegawai yang memproses transaksi harus memverifikasi keberadaan otorisasi yang sesuai.

Otorisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a). Otorisasi khusus, yaitu: beberapa aktivitas atau transaksi tertentu terjadi karena keadaan khusus. Dalam keadaan ini, pihak manajemen memberikan otorisasi khusus agar dapat dialaksanakan.

24

Marshal Romney dan Paul John Steinbart, Accounting Information Systems, Jakarta: Salemba Empat, 2004, h. 231.

25


(40)

b). Otorisasi umum, yaitu: otorisasi yang diberikan pihak manajemen kepada pegawai untuk menangani transaksi rutin tanpa persetujuan khusus. Pihak manajemen harus memiliki kebijakan tertulis baik mengenai otorisasi khusus maupun umum untuk semua jenis transaksi.

2). Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas diperlukan untuk mengurangi peluang seseorang yang ditempatkan dalam posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan ketika menjalankan tugas. Pemisahan tugas diterapkan dengan cara memisahkan tanggung jawab dan wewenang fungsi-fungsi berikut: a). Otorisasi; menyetujui transaksi keputusan

b). Pencatatan; mempersiapkan dokumen sumber, memelihara catatan jurnal dan file lainnya, mempersiapkan rekonsiliasi, dan mempersiapkan laporan kinerja.

c). Penyimpanan; menangani kas, memelihara tempat penyimpanan persedian, menerima cek masuk dari pelanggan, dan sebagainya.

3). Desain dan Penggunaan Dokumen serta Catatan yang Memadai

Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang saling berkaitan. Dokumen dan catatan merupakan media fisik yang digunakan untuk menyimpan informasi. Dokumen berfungsi sebagai penghantar informasi keseluruh bagian organisasi dan antar organisasi yang berbeda. Bentuk dan isi dokumen harus mendukung pencatatan yang efisien,


(41)

meminimalkan kesalahan pencatatan, dan memfalisitasi peninjauan dan verifikasi.

Untuk dokumen yang mengawali transaksi harus memiliki ruang untuk otorisasi. Dokumen yang digunakan untuk memindahkan aset ke orang lain, harus memiliki ruang untuk tanda tangan pihak penerima aset. Untuk mengurangi terjadinya penipuan, dokumen harus diberi nomor urut cetak sehingga setiap dokumen dapat dipertanggung jawabkan.

4). Penjagaan Aset dan Catatan yang Memadai

Aset sebuah perusahaan tidak hanya terbatas pada aset fisik saja tetapi sebuah informasi juga merupakan aset perusahaan. Prosedur yang dapat dilakukan untuk menjaga aset, baik aset berupa informasi maupun fisik adalah sebagai berikut:

a). Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif.

b). Memelihara catatan aset (termasuk informasi) secara akurat.

c). Membatasi akses secara fisik ke aset, seperti: mesin kas, lemari besi, kotak uang, dan lain-lain.

d). Melindungi catatan dan dokumen, seperti: area penyimpanan tahan api, kabinet file terkunci, dan lokasi pendukung diluar kantor.

e). Mengendalikan lingkungan, contoh: perlengkapan komputer yang sensitif diletakan di dalam ruangan yang memiliki alat perlindungan dari api.

f). Pembatasan akses ke ruang komputer, file kompurter, dan informasi. 5). Pemerikasaan independen atas kinerja


(42)

Pemerikasaan internal berfungsi untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat. Pemeriksaan ini harus independen. Agar pemerikasaan berjalan efektif, dapat dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi yang diperiksa.

Jenis-jenis dari pemeriksaan independen adalah sebagai berikut: a). Rekonsiliasi dua rangkaian catatan yang dipelihara secara terpisah

Salah satu cara untuk memeriksa keakuratan dan kelengkapan catatan adalah merekonsiliasi catatan tersebut dengan catatan lainnya yang seharusnya memilki saldo yang sama. Contohnya, membandingkan jumlah total dalam buku pembantu piutang dengan total akun piutang usaha dalam buku besar. b). Perbandingan jumlah aktual dengan dicatat

Membandingkan jumlah fisik dengan jumlah yang dicatat. Contoh, jumlah kas fisik harus sama jumlahnya dengan jumlah yang dicatat, membandingkan jumlah persedian yang di gudang dengan catatan persedian

c). Pembukuan berpasangan

Perbandingan jumlah total debit dengan jumlah total kredit merupakan pemerikasaan yang memadai atas keakuratan sebuah proses. Perbedaan selisih apapun menunjukan adanya kesalahan

d). Jumlah total batch (Jumlah total keseluruhan)

Dalam aplikasi pemrosesan batch, dokumen sumber digabungkan dalam data sumber dimasukan ke dalam sistem. Selisih antara kedua jumlah total batch


(43)

e). Peninjauan independen

Peninjauan atas sebuah proses transaksi dapat meliputi: keberadaan tanda tangan otorisasi yang memadai, meninjau dokumen pendukung, memeriksa keakuratan bagian data yang penting.

d. Unsur Informasi dan Komunikasi

Menurut J.W. Wilkinson informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui proses. Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran. Sementara itu data adalah fakta, angka, bahkan simbol mentah.26

Komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan-pesan (message) dari pengiriman pesan (komunikator) kepada penerima (komunikan). Dengan catatan pula bahwa proses tersebut bertujuan mencapai saling pengertian (mutual understanding).27 Selanjutnya komunikasi melibatkan penyedian informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pelaporan keuangan kepada pihak-pihak terkait dari suatu organisasi secara tepat waktu. Komunikasi juga mencakup tujuan yang lebih luas dalam memberikan pemahaman yang jelas tentang peranan individu dan tanggungjawab yang berkaitan dengan pengendalian intenal atas pelaporan keuangan. Komunikasi mencakup perluasan pemahaman personil tentang bagaimana aktivitas

26

Joseph W. Wilkinson, Sistem Akuntiing dan Informas, Jakarta : Binarupa Aksara, 1993, Ed ke-3, Jilid ke-1, h 3.

27

Redi Panuju, Komunikasi Bisnis : Bisnis sebagaiProses Komunikasi, Komunikasi sebagai Kegiatan Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995, Cet. Ke-2, h. 4.


(44)

mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan yang berhubungan dengan pekerjaan lainnya.

Sistem Informasi Akuntansi merupakan salah satu informasi diantara berbagai sistem informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan.

1) Sistem Akuntansi

Definisi dari sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasi, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha.28 Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi.

...Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikondisikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan...

Sistem akuntansi terdiri atas tempat mencatat, perlengkapan, formulir, dokumen atau bukti transaksi, metode dan prosedur yang saling berkaitan dan membentuk kesatuan sebagai sarana untuk memproses atau mencatat transaksi keuangan suatu organisasi. Sistem akuntansi berguna untuk mengindentifikasi, menggabungkan, mengklasifikasikan, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi satu satuan usaha, dan untuk mengelola akuntabilitas atas aktiva terkait.29

28

Niswonger, dkk, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jakarta : Erlangga, 1999, h.182

29

Alvin Arens dan James K Loebbecke, Auditing – Pendekatan Terpadu, Jakarta : Salemba Empat, h. 263


(45)

Untuk sistem akuntansi pokok memiliki beberapa unsur, adalah sebagai berikut:30

a) Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan dokumen karena formulir ini merekam peristiwa yang terjadi dalam organisasi dan didokumentasikan pada secarik kertas. Formlir disebut juga dengan media karena formulir merupkan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini data yang berkaitan dengan transaksi direkam dan sebagai dasar dalam pencatatan.

b) Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam juranal data keuangan diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Ada bermacam-macam bentuk dan jenis jurnal. Bentuk standar jurnal dua kolom atau sering disebut jurnal umum mencakup tanggal, nomor bukti, keterangan, Ref (nomor kode perkiraaan), dan kolom debet kredit.31

c) Buku Besar

30

Mulyadi, Sistem Akuntansi, h. 3.

31


(46)

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

d) Buku Pembantu

Buku pembantu berguna untuk merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir karena data akuntansi keuangan yang dicatat dalam buku tersebut akan diproses untuk penyajian laporan keuangan.

e) Laporan

Laporan berisi tentang informasi yang merupakan output dari sistem akuntansi. Laporan juga merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan arus kas, dan lain-lain.

2) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


(47)

” Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi formal, yang mengandung karakteristik sebagai berikut : tujuan (kegunaan), tahap, tugas, penggunaan, dan sumber daya.”32

Sedangkan Zaki Baridwan mengemukakan kutipan pengertian sistem informasi akuntansi dari Steven A. Moscove dan Mark G. Simkin sebagai berikut : ” Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor dan kreditor) dan pihak intern (terutama manajemen)”.33

Definisi yang lain diberikan oleh Bary E. Cushing sebagai berikut :

” Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber daya menusia dan modal dalam suatu organisasi yang dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang diperoleh dari pengumpulan dan pemrosesan data keuangan”.34

Dari definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi keuangan dan informasi akuntansi manajemen yang terstruktur pula.35

32

Joseph W. Wilkinson, Sistem Akunting dan Informasi, h. 15

33

Zaki Baridwan, Sistem Informasi Akuntansi, h. 3

34

La Midjan,et.al, Sistem Informasi Akuntansi, Bandung : Linggar Jaya. 2001, Cet. Ke-1, h. 30.

35


(48)

3) Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi sebagai sebuah sistem mempunyai tujuan sebagai berikut :

a) Menyediakan informasi mengenai laporan keuangan, kinerja perusahaan, perubahan posisi keuangan.

b) Sebagai informasi ekonomi yang akurat sehingga dapat mengambil keputusan.

c) Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.

d) Sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.36

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi pengambilan keputusan bagi semua pengguna perusahaan dalam hal keluaran yang dihasilkan berupa dokumen, laporan, ikhtisar, dan keluaran informasi lain yang dinyatakan dalam satuan keuangan

Sistem informasi akuntansi dapat diidentifikasi sebagai kumpulan sumber daya yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data yang lainnya kedalam informasi yang akan dikomunikasikan kepada pembuat keputusan. Penggunaan informasi akuntansi menjadi dua kelompok, yaitu eksternal dan internal.

Penggunaan eksternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat secara luas. Pengguna eksternal menggunakan laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu ataupun untuk

36


(49)

memahami kondisi suatu organisasi pada suatu masa. Pengguna internal terdiri dari para manajer yang tergantung pada fungsi tertentu yang mereka jalankan. Informasi ini berguna untuk membuat keputusan yang akan mereka ambil.

4) Sistem Informasi Akuntansi Perbankan

Sistem informasi sangat tergantung pada jenis kegiatan usaha. Pada bidang perbankan, sistem informasi yang diterapkan tidak dapat disamakan dengan jenis yang bergerak pada bidang jasa keuangan dan bidang usaha lainnya. Hal ini disebabkan bidang usaha perbankan memiliki ciri khusus, seperti yang dikemukakan oleh Taswan antara lain : 37

a) Sebagian besar aset bank merupakan monetary assets ataupun alat-alat likuid yang sifatnya tidak tampak, sedangkan aktiva berwujud secara fisik relatif kecil.

b) Obyek yang diperdagangkan oleh bank adalah jasa yang banyak pula bersifat abstrak.

c) Operasi bank menyangkut wilayah yang sangat luas tidak terkosentrasi pada satu lokasi saja tetapi tersebar keseluruh penjuru dunia.

d) Dalam melaksanakan transaksi-transaksinya bank lebih mengandalkan kepercayaan atas dokumen-dokumen, kode-kode rahasia, dan seterusnya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka sistem informasi akuntansi diharapkan mampu mencatat, mengolah serta mengahasilkan data-data khususnya dibidang

37

Taswan, Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Yogyakarta : AMP YKPN, 1997, h. 2


(50)

keuangan. Selanjutnya data-data khususnya dibidang keuangan. Selanjutnya data-data ini ditransformasikan menjadi suatu sistem informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mengambil keputusan.

Sistem akuntansi di bidang perbankan menyediakan informasi keuangan kepada berbagai pihak, yaitu pihak menajemen, direktur, lembaga hukum, pemerintah, investor, penabung, debitur dan masyarakat. Informasi yang disediakan ini harus berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dan menunjukan perlakukan yang dapat diterima atas suatu transaksi ekonomi.

e. Unsur Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kerja pengendalian internal dari waktu ke waktu. Pemantauan dapat dilakukan melalui aktivitas terus menerus atau evaluasi secara terpisah. Prosedur pemantauan yang terus menerus dilakukan terhadap aktifitas rutin yang normal terjadi. Evaluasi terpisah adalah penilaian periodik atas semua atau sebagian pengendalian internal. Evaluasi tersebut dapat dilakukan oleh personil internal atau oleh pihak luar.

Pemantauan kinerja merupakan hal penting dalam pengawasan. Ada beberapa metode pokok dalam melakukan pemantauan kinerja, yaitu :38

1) Supervisi yang Efektif

Supervisi yang efektif mencakup : a) Pelatihan dan asistensi karyawan.

38


(51)

b) Pemantauan kinerja karyawan. c) Koreksi kesalahan.

d) Penjagaan aktiva dengan cara memantau karyawan yang memiliki akses ke aktiva tersebut.

2) Pelaporan Pertanggungjawaban

Pelaporan pertanggungjawaban mencakup :

a) Anggaran, kuota, skedul/jadwal, biaya standar, kualitas standar

b) Laporan kinerja, yang berisi informasi realisasi rencana, rencana (anggaran), dan selisih keduanya.

c) Prosedur untuk menyelidiki selisih yang jumlahnya signifikan dan prosedur untuk menindaklanjuti penyimpangan dari rencana.

3) Internal Auditing

Internal auditing merupakan aktivitas pengkajian terhadap daya andal, integritas informasi operasi dan keuangan, serta memberikan suatu penilaian terhadap efektivitas pengawasan intern. Aktivitas yang dilakukan mencakup :

a) Penilaian ketaatan karyawan terhadap kebijakan manajemen, prosedur dan peraturan yang berlaku.

b) Penilaian efektivitas dan efisiensi manajemen.


(52)

1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan39.

b. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan aktivitas dari bank syariah yang menjadi sumber pendapatan, sehingga tujuan dari pembiayaan yang dilaksanakan bank syariah adalah untuk memenuhi kepentingan stakeholder. Adapun yang menjadi

stakeholder dalam kegiatan pembiayaan bank syariah adalah:40 1). Pemilik

Dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengaharapkan akan memperoleh pengahasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. 2). Pegawai

Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang akan dikelolanya.

3). Masyarakat

a). Pemilik dana

39

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPPAMP YKPN, 2005, h. 17.

40


(53)

Sebagaimana pemilik, mereka mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil.

b). Debitur yang bersangkutan

Para debitur, dengan penyediaan dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif). c). Masyarakat umumnya atau konsumen

Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya 4). Pemerintah

Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan).

5). Bank

Bagi bank bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap bertahan dan meluaskan jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayani.


(54)

Sesuai dengan tujuan pembiayaan sebagaimana di atas, menurut Sinungan (1983) pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk:41

1). Meningkatkan daya guna uang

Dengan menyalurakan dana yang mengendap di bank (yang diperoleh dari para penyimpan uang) tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang produktif.

2). Meningkatkan daya guna barang

Barang yang oleh telah diubah dan dipindahkan oleh produsen akan menaikan utility dari barang tersebut. Untuk melakukan hal tersebut produsen memerlukan dana yang tidak dapat diatasi produsen saja oleh karenanya memerlukan bantuan permodalan dari bank berupa pembiayaan.

3). Meningkatkan peredaran uang

Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik kualitatif maupun kuantitatif. 4). Menimbulkan kegairahan berusaha

Dengan adanya pembiayaan masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal untuk melakukan usaha. Sehingga akan mendorong kepada kegairahan berusaha atau peningkatan produktivitas.

5). Stabilitas ekonomi

41


(55)

Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitas pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha:

a). Pegendalian inflasi. b). Peningkatan ekspor. c). Rehabilitasi prasarana.

d). Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi.

Maka dilihat dari usaha-usaha diatas, pembiayaan bank memegang peranan penting.

6). Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Peningkatan pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal dan buruh atau karyawan, maka pendapatan negara melalui pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung atau tidak, melalui pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah.

2. Jenis Pembiayaan padaBPRS a. Prinsip Jual Beli (Ba’i)


(56)

Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasrkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut:

1). Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli suatu barang dimana penjual menyebutkan harga jual yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu atas barang, dimana harga jual tersebut disetujui oleh pembeli.42

Pada perjanjian murabahah, lembaga keuangan membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang tesebut dari pemasok. Kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau di mark-up. Metode pembayaran dapat dilakukan secara cicilan ataupun tunai. Barang yang menjadi objek transaksi diserahkan setelah akad berlangsung.

2). Salam

Jual beli dengan akad salam berarti akad pembelian sebuah barang yang penghantaranya ditangguhkan dengan pembayaran segera menurut syarat-syarat tertentu43

3). Istishna

42

Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syaiah, Jakarta: Djambatan, 2001, h. 76

43

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta, 2004, h. 89


(57)

Istishna merupakan suatu jenis jual beli khusus dari salam, akad

istishna ini biasanya digunakan dalam bidang manufaktur. Dengan demikian, ketentuan istishna mengikuti ketentuan dan aturan dalam akad salam. Namun pada istishna pembayaran dilakukan beberapa kali pembayaran atau dapat dicicil.44

b. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan lembaga keuangan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil terdiri atas Musyarakah dan Mudharabah.

1). Musyarakah

Musyarakah adalah kerjasama antara kedua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.45 Aplikasi dalam lembaga keuangan bank dan nasabah keduanya memiliki modal, modal tersebut digunakan oleh pengelola proyek sebagai modal untuk mengerjakan proyek. Pendapatan atau keuntungan yang didapat dari proyek tersebut dibagikan berdasarkan nisbah yang telah disepakti bersama.

2). Mudharabah

44

Syafi’I Antonio, Bank syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, Tazkia Institute, 2001, h. 76

45


(58)

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan awal, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat dari kelalaian pengelola. Jika kerugian disebabkan karena kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian itu.

c. Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.46 Aplikasi dalam lembaga keuangan, ijarah adalah lease contract (kontrak sewa) dimana suatu lembaga keuangan menyewakan peralatan kepada nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya.

d. Prinsip Akad Pelengkap

Akad pelengkap in ditujukan unutuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Akad pelengkap

46


(59)

ini adalah akad tabaru’ (akad dengan tujuan tolong menolong), adapun akad pelengkap yang digunakan dalam perbankan adalah sebagai berikut :

1). Hiwalah (Alih Hutang-Piutang)

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier (pemasok barang) mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.47 Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

2). Rahn (Gadai)

Tujuan dari akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria:48 a). Milik nasabah sendiri

b). Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai rill pasar c). Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.

3). Qardh (Dana Talangan)

Pembiayaan qardh (talangan) adalah penyedian dana atau tagihan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak

47

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 95

48


(60)

peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka waktu tertentu.49

4). Wakalah (Perwakilan)

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakilkan dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C (Letter of Credit), inkaso dan transfer uang.50

5). Kafalah (Garansi Bank)

Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Untuk jasa-jasa ini, bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan.51

3. Prosedur Penyaluran Pembiayaan a. Pengertian Prosedur

Sistem dan Prosedur sebuah kata yang memiliki hubungan yang erat. Kata yang memiliki perbedaan, tetapi memiliki kesamaan dalam tujuan mengendalikan operasional perusahaan. Sistem diartikan sebagai suatu jaringan prosedur yang

49

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h. 25.

50

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 97.

51


(61)

dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.52

Sistem yang dibuat untuk menangani sesuatu yang terjadi secara rutin. Dapat disimpulkan, sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan kegiatan klerikal . Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi, buku jurnal, dan buku besar. Kegiatan tersebut meliputi: menulis, menggadakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindahkan, dan membandingkan

b. Prosedur Penyaluran Pembiayaan

Setiap permohonan pembiayaan yang masuk ke BPRS harus melewati prosedur sebagai berikut:

1). Permohonan pembiayaan

Pemohon mengisi surat permohonan pembiayaan dan melengkapi persyaratan yang diminta oleh pegawai BPRS. Setiap terjadi permohonan pembiayaan harus dicatat dalam register pembiayaan dan diklasifikasikan sesuai dengan jenis akadnya. Permohonan dinyatakan lengkap jika telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapakan oleh BPRS.

52


(62)

2). Penyelidikan dan analisa pembiayaan

Pegawai BPRS akan melakukan penelitian dan analisa atas kewajaran dan konsistensi dari data dan informasi yang diterima dari pemohon pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesimpulan dan keputusan yang kurang benar.

Tugas dan fungsi penyelidikan sebagai berikut: melakukan wawancara secara langsung untuk memperoleh data yang lengkap, pengumpulan data yang berkaitan dengan permohonan pembiayaan yang diajukan, pemeriksaan atas kebenaran data serta kemampuan membayar, pemeriksaan terhadap kondisi rill dan surat-surat dokumen barang jaminan, dan penyusunan laporan penyelidikan yang telah dilakukan. Sedangkan tugas analisis pembiayaan diataranya: mempersiapkan pekerjaan analisa yang berisi plafon pembiayaan yang layak, jumlah margin, jangka waktu dan cara pembayaran kembali, analisa jaminan dan sistem pengikatannya.

3). Keputusan atas permohonan pembiayaan

Setiap keputusan permohonan harus memperlihatkan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan pembiayaan dan analisa pembiayaan. Pihak yang berwenang berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui, dan mengusulkan fasilitas pembiayaan kepada pihak yang lebih tinggi.


(63)

Hal ini dapat terjadi karena permohonan pembiayaan tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh BPRS. Keputusan penolakan disampaikan secara tertulis dan dapat disertai dengan alasan penolakan permohonan.

5). Persetujuan atas permohonan pembiayaan

Adalah keputusan BPRS untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan pembiayaan.

6). Pencairan fasilitas pembiayaan

Adalah transaksi pencairan pembiayaan yang telah disetujui oleh BPRS. Cara pencairan pembiayaan yang telah disetujui dapat dilakukan dengan cara yang telah ditentukan oleh BPRS.

7). Pelunasan fasilitas pembiayaan

Pelunasan pembiayaan adalah kewajiban utang peminjam terahadap BPRS telah dipenuhi sehingga terhapusnya ikatan perjanjian pembiayaan. Penyerahan kembali dokumen jaminan disertai dengan surat tanda terima dan ditanda tangani oleh yang berhak. Untuk mencegah timbulnya klaim dari peminjam karena tidak lengkapnya pengembalian dokumen jaminan, BPRS perlu mengadakan inventarisasi atas dokumen yang disimpan pada berkas jaminan dan dicocokan dengan catatan yang ada.


(64)

Dokumen merupakan salah satu bukti fisik atas terjadinya suatu transaksi. Dokumen dijadikan sebagai dasar dalam pencatatan. Berbagai dokumen yang digunakan dalam pembiayaan, meliputi:

a). Surat permohonan pembiayaan

Berisi: data diri, alamat lengkap tempat tinggal dan usaha, jenis usaha, jumlah pendapatan, jumlah tanggungan hidup, jumlah permohonan pembiayaan, rencana penggunaan, jangka waktu pembiayaan, data jaminaan pembiayaan.

b). Surat persetujuan pembiayaan

Surat ini dibuat berdasarkan hasil rapat komite pembiayaan. Rapat ini memutuskan sejumlah pembiayaan yang layak berdasarkan pengajuan dari pegawai account officer. Surat in berisi : jumlah (plafon) pembiayaan, jumlah margin atau hasil yang harus dibayar, jangka waktu pembiayaan, jenis dan cara pengikatan barang jaminan.

c). Surat perintah pencairan dana

Surat ini dibuat setelah anggota calon peminjam setuju dengan isi surat putusan pembiayaan. Surat ini ditandatangani oleh pihak yang berwenang dan diserahkan kepada bagian kasir-teller untuk proses pencairan dana d). Akad / perjanjian pinjam meminjam


(65)

Akad merupakan bukti utama atas transaksi hutang piutang atau kerjasama antara BPRS dengan anggota.

e). Slip setoran dan penarikan

Slip setoran digunakan untuk membayar berbagai biaya yang timbul akibat pembiayaan tersebut atau penyetoran dana pinjaman masuk ke dalam tabungan. Sedangkan slip penarikan digunakan untuk mencairkan dan secara tunai.


(1)

5. Dalam melakukan pengendalian internal, prosedur yang terdapat di BPRS Al Salaam sudah cukup baik. Namun dalam penerapannya BPRS Al Salaam diperlukan evaluasi yang lebih intensif terhadap kinerja para karyawan yang berwenang dalam prosedur penyaluran pembiayaan, karena dalam pengamatan penulis terhadap prosedur penyaluran pembiayaan di BPRS Al Salaam masih adanya penerapan standar operasional prosedur yang kurang maksimal.

B. Saran

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian penulis dalam melakukan penelitian di BPRS Al Salaam. Hal ini dapat dijadikan saran guna menunjang perkembangan, adapun saran dari penulis sebagai berikut :

1. Untuk pengawasan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam prosedur pembiayaan sebaiknya dilakukan secara terus-menerus, secara mendadak atau tanpa pemberitahuan sebelumnya. Menimbang prinsip syariah yang diterapkan oleh BPRS Al Salaam baru mengalami konversi dari sistem konvensional yakni dari tahun 2006 atau berjalan tiga tahun buku lapoaran tahunan perusahaan. 2. Dalam menganalisa pembiayaan yang diajukan nasabah kepada BPRS Al Salaam,

pensyaratan jaminan masih menjadi syarat utama dalam prosedur penyaluran pembiayaan. Sehingga nasabah yang tidak memiliki jaminan yang memadai tidak dapat memeperoleh pembiayaan, sedangkan kemampuan usaha yang dilakukan nasabah sangat memungkinkan untuk mendapatkan pembiayaan. Untuk itu penulis menyarankan analisis yang dilakukan oleh BPRS Al Salaam harus


(2)

memperhatian aspek lain dari nasabah selain dari aspek jaminan. Agar tujuan dari pembiayaan dengan prinsip syariah tercapai yakni peningkatan ekonomi umat, artinya : masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi dan meningkatkan taraf ekonomi.

3. Untuk wewenang dalam melakukan survey terhadap calon nasabah diperlukan adanya kejelasan pejabat yang berwenang dalam melakukan survey lapangan tersebut, agar tidak terjadi ketimpangan dalam pembagaian wewenang. Penerapan right man in the right place harus selalu diperhatikan oleh pihak BPRS Al Salaam.

4. BPRS Al Salaam harus lebih tegas lagi dalam menangani pembiayaan yang bermasalah dan prosedur yang sudah ada harus dijalani dengan sebaik-baiknya. Hal ini untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Peringatan melalui pengiriman surat somasi hendaknya memiliki tingkatan berdasarkan lamanya tunggakan yang dilakukan oleh nasabah, yakni SP (Surat Peringatan), yakni SPKT (Surat Pemberitahuan Kewajiban Tertunda), SP I (Surat Peringatan Pertama), SP II (Surat Peringatan Kedua), SPK (Surat peringatan Keras). Agar penangan pembiayaan bermasalah dapat dilakukan dengan tepat.

5. Dalam menangani pembiayaan bermasalah pada pembiayaan kendaraan bermotor (sepeda motor dan mobil) dengan prinsip murabahah, pihak BPRS Al Salaam dalam penarikan kembali kendaraan yang telah disalurkan karena


(3)

melakukan pengecekan secara maksimal terhadap kendaraan bermotor yang ditarik untuk meminimalisir hal-hal yang besifat penipuan dari nasabah, berupa penggantian spare part (suku cadang) kendaraan bermotor dengan barang palsu, sehingga akan menimbulkan kerugian pada BPRS Al Salaam. Untuk itu diperlukan SDM yang memiliki keahlian khusus dalam hal pengecekan kendaraan bermotor.

DAFTAR PUSTAKA Al-Qura’an, Holy al-Quran Program, Microsoft Word : 2003. Al-Hadits, Hadits Program, Microsoft Word : 2003.


(4)

Antonio, Syafi’I. Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, Jakarta : Tazkia Institute, 2001.

Arens, Alvin dan K Loebbecke, James. Auditing – Pendekatan Terpadu, Jakarta: Salemba Empat. 2001.

Baridwan, Zaki. Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : BPFE, 1994. BPRS Al Salaam, Annual Report, Tahun 2005-2007

Bodnar, George dan S Hopwood, William. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta : PT INDEKS, Jilid 1, 2003.

---. Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : Andi, 2006.

Djazuli, H.A dan Janwari, Yadi. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (LPU), Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Ke-1.

Hafiduddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dan Praktik. Gema Insani Jakarta : 2003.

Halim, Abdul. Sistem Pengendalian Manajemen, Yogyakarta : UPP AMP, 1998. ---. Auditing, Jilid 1, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)

AMP YKPN, 2001, Edisi Ke-2.

Hartadi, Bambang. Sistem Pengendalian Internal dalam Hubungannya dengan Manajemen dan Audit,Yogyakarta : Penerbit BPFE, 1999.

Jogiyanto, HM. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, Yogyakarta : BPFE. 1999.


(5)

Krismiaji. Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : AMP YKPN, 2002. La Midjan,dkk. Sistem Informasi Akuntansi, Bandung : Linggar Jaya. 2001. Manan, Abdul, Membangun Islam Kaffah, Madina Pustaka : 2000.

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005.

Mulyadi. Sistem Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat, 2001.

Niswonger, dkk. Prinsip-prinsip Akuntansi, Jakarta : Erlangga, 1999.

Panuju, Redi. Komunikasi Bisnis : Bisnis sebagaiProses Komunikasi, Komunikasi sebagai Kegiatan Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995.

Radjin, Maizar. ” Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pada Sistem Akuntansi Persedian (Studi Kasus pada PT Pertamina (Persero)),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004).

Romney, Marshal dan John Steinbart, Paul. Accounting Information Systems, Jakarta: Salemba Empat, 2004.

Sharia Economic Banking Institute. Modul Pengantar Akuntansi Perbankan Syariah. 2000.

Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta, Cet. Ke-2, Mei 2007.


(6)

Taswan. Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Yogyakarta : AMP YKPN, 1997.

Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia. Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syaiah, Jakarta: Djambatan, 2001.

Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : Rajawali Press, 2004.

W. Wilkinson, Joseph. Sistem Akunting dan Informasi, Jakarta : Binarupa Aksara, 1993.

www. bpralsalaam. Com www. Republika.com www. Geocities.com