persentase ikat silang 82,4 . Hasil pengujian morfologi dengan SEM menunjukkan bahwa campuran tersebut terdistribusi dengan baik Destia, 2011.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian berdasarkan persentase ikat silang dan morfologi termoplastik elastomer dari
campuran polipropilena bekas dan karet SIR 10 menggunakan alat ekstruder dengan dikumil peroksida DKP sebagai inisiator dan divinil benzena DVB
sebagai bahan pengikat silang.
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan dalam peneltian ini adalah : 1.
Bagaimana persentase ikat silang dan morfologi termoplastik elastomer dari campuran polipropilena bekas dan karet SIR 10 yang diolah dengan
dikumil peroksida DKP dan divinil benzena DVB. 2.
Bagaimana memanfaatkan polipropilena bekas dan karet SIR 10 agar menghasilkan suatu material termoplastik elastomer baru.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Bahan termoplastik yang digunakan adalah polipropilena bekas.
2. Bahan elastomer yang digunakan adalah karet SIR 10.
3. Inisiator yang digunakan adalah dikumil peroksida.
4. Zat pengikat silang yang digunakan adalah divinil benzena.
5. Karakterisasi meliputi persentase ikat silang dan analisa morfologi.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui nilai persentase ikat silang dan morfologi dari PP bekas dan Karet SIR 10 dengan menggunakan dikumil peroksida sebagai inisiator dan
divinil benzena sebagai bahan pengikat silang.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan campuran polipropilena bekas dengan karet SIR 10 untuk menghasilkan suatu termoplastik elastomer yang
ditinjau dari nilai persentase ikat silang dan analisa morfologi.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di laboratorium experiment laboratory dengan perlakuan rasio konsentrasi polipropilena bekas yang
dicampur karet SIR 10 4060 gg, 5050 gg dan 6040 gg di dalam alat ekstruder pada suhu 175
C.
1. Tahap I
Pada tahap ini PP bekas yang berupa limbah gelas minuman dicuci bersih, dikeringkan dan dipotong-potong kecil, dan selanjutnya dianalisa gugus
fungsi dengan FT-IR
2. Tahap II
Pada tahap ini dilakukan penambahan dikumil peroksida DKP dan divinil benzena DVB ke dalam campuran PP bekas dan karet SIR 10
4060 gg, 5050 gg dan 6040 gg dengan variasi berat DKP 1 phr, 2 phr, 3 phr, dan variasi volume DVB 1 phr, 2 phr, 3 phr, kemudian di
ekstruder pada suhu 175 C.
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap III
Pada tahap ini Campuran yang diperoleh diletakkan pada lempeng Aluminium yang berukuran 15 x 15 cm yang sudah dilapisi dengan
aluminium foil. Kemudian ditekan dengan alat press pada suhu 175 C
selama 20 menit, hasil cetakan yang terbentuk berupa spesimen sesuai ASTM D638, dan selanjutnya dikarakterisasi sifat mekanik, persentase
ikat silang metode sokletasi dengan menggunakan xilena sebagai pelarut, dan analisa morfologi dengan SEM.
Variabel- variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: Variabel tetap :
• Suhu ekstruder 175 C
• Suhu alat tekan 175 C
• Waktu tekan 20 menit
Variabel bebas • Berat PP bekas; 40 g, 50g, dan 60 g
• Berat karet SIR 10; 40 g, 50 g, dan 60 g • Variasi berat dikumil peroksida 1, 2 dan 3 phr
• Variasi divinil benzena 1, 2 dan 3 phr,
Variabel terikat: • Persentase ikat silang dengan sokletasi dan analisa morfologi
dengan SEM.
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer, Laboratorium Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sumatera Utara, dan
Laboratorium Geologi Kuarter Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi Bandung.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat- sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer.
Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain :
selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini
hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara
komersial adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting di bidang elektronika,
pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak–anak dan produk-produk industri lainnya Domininghaus, 1993.
Plastik dibagi menjadi dua klasifikasi utama berdasarkan pertimbangan ekonomis dan kegunaannya yaitu plastik komoditi dan plastik teknik.
1. Plastik komoditi dicirikan dengan volumenya yang tinggi dan harganya yang
murah. Plastik ini bisa dibandingkan dengan baja dan aluminium dalam industri logam. Mereka sering digunakan dalam bentuk barang yang bersifat
pakai buang disposable seperti lapisan pengemas, Namun ditemukan juga pemakaiannya dalam barang-barang yang tahan lama. Plastik komoditi yang
utama adalah polietilena, polipropilena, polivinil klorida, dan polistirena. 2.
Plastik teknik lebih mahal harganya dan volumenya lebih rendah, tetapi memiliki sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik dan juga
dapat bersaing dengan logam, keramik dan gelas dalam berbagai aplikasi. Plastik teknik yang utama adalah poliamida, polikarbonat, polyester dan
Universitas Sumatera Utara