sebagainya. Hampir semua plastik yang disebutkan merupakan termoplastik. Plastik-plastik teknik dirancang untuk menggantikan logam dan polimer-
polimer yang dapat terurai degradable serta dapat membantu mengurangi volume sampah plastik yang menyesakkan pandangan Stevens, 2001.
2.2 Polipropilena
Polipropilena merupakan bahan polimer sintetik yang bersifat termoplastis sehingga mudah untuk diproses memiliki kekuatan tarik dan kekakuan yang baik,
ketahanan yang tinggi terhadap pelarut organik, namun polipropilena memiliki kelemahan yakni sifat kekerasannya dan kekakuan yang tinggi menyebabkan
mudah getas atau tidak elastis akibat tegangan putusnya rendah dan daya rekatnya rendah Bilmeyer, 1971. Sifat polipropilena dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sifat Fisika Polipropilena Sifat
Ukuran Bobot Molekul
42,1 gmol Entalpi dari Lelehan
Temperatur Lelehan Densitas
1,9-0,9 kJmol 165
C 0,85 gcm
3
Amorf 0,95 gcm
3
Kristalin Sumber : Cheremisinoff, 1990
Polipropilena dapat didaur ulang, dan memiliki angka “5” sebagai kode identifikasi dengan anka”5” yang dikelilingi symbol daur ulang dan huruf “PP”
dibawahnya, seperti terlihat pada Gambar 2.1 Francesco, 2002.
Gambar 2.1 Simbol Daur Ulang Polipropilena
Universitas Sumatera Utara
C C
H
CH
2
H
3
C
H
2
C
2.3 Karet Alam
Karet alam diproduksi 90 dari Hevea Brasiliensis dan 10 dari Guayule . Karet alam dikenal sebagai cis 1,4-poliisoprena. Karet alam merupakan poliisoprena
yang memiliki sifat unik terkait dengan strukturnya Bhatnagar, 2004. Struktur cis 1,4-poliisoprena dapat dilihat pada Gambar 2.2 Stevens, 2001.
n
Gambar 2.2 Struktur cis 1,4-poliisoprena
2.3.1 Standard Indonesian Rubber SIR
Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Standard Indonesian Rubber SIR. SIR adalah karet bongkah karet remah yang telah dikeringkan dan
dikemas menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Perbedaan dari tiap jenis karet SIR tersebut adalah pada standar spesifikasi mutu
kadar kotoran, kadar abu dan kadar zat menguap. Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Spesifikasi Karet Standard Indonesian Rubber
Spesifikasi SIR 5
SIR 10 SIR 20
SIR 50
Kadar kotoran maksimum 0,05
0,10 0,20
0,50 Kadar abu maksimum
0, 50 0,75
1,00 1,50
Kadar zat atsiri maksimum 1, 0
1, 0 1, 0
1, 0 PRI minimum
60 50
40 30
Plastisitas – Po minimum 30
30 30
30 Sumber: Goan Loo, 1980
Universitas Sumatera Utara
Dalam memproduksi produk karet alam yang mempunyai jenis karet Standard Indonesian Rubber SIR baik itu SIR 3CV, SIR 3L, SIR 10, SIR 20,
maka spesifikasi kualitas produk tersebut, mengacu kepada SNI 1903 : 2011. Kualitas karet SIR yang baik, harus memenuhi spesifikasi SIR sesuai standar SNI
diatas, baik untuk parameter Kadar Kotoran, Kadar Abu, Kadar Zat Menguap, Plastisitas Retention Index PRI, Plastisitas Po dan parameter pendukung
lainnya.
2.3.2 Karet Alam SIR 10
Karet alam SIR 10 berasal dari koagulan lateks yang mudah menggumpal atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keping, sisa dan lain-lain, yang diperoleh
dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum.Langkah-langkah dalam proses pengolahan karet alam SIR 10 yaitu
dengan pemilihan bahan baku yang baik, koagulum lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa, dan lain-lain. Kemudian dilakukan pembersihan dan pencampuran.
Proses pengeringan dilakukan selama 10 hari sampai 20 hari. Kemudian dilakukan proses peremahan, pengeringan, pengemasan bandela setiap bandela
33 kg atau 35 kg dan karet alam SIR 10 siap untuk diekspor Djoehana, 1993.
2.4 Dikumil Peroksida