Karakterisasi Campuran Polimer TINJAUAN PUSTAKA

Termoplastik elastomer berbasis campuran karet-plastik dapat dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu Termoplastik Olefin dan Termoplastik Vulkanisasi. Termoplastik Olefin dapat dibuat secara mudah dan biaya yang relatif murah karena disperse fase karet tidak terjadi secara ikat silang, sebaliknya termoplastik vulkanisasi memerlukan proses lebih komplek karena disperse fase karet harus terjadi secara ikat silang selama proses pencampuran yang sebagian besar melalui vulkanisasi dinamik atau proses ikat silang in-situ. Termoplastik elastomer dapat diproses seperti termoplastik konvensional tanpa proses vulkanisasi. Sifat elastik disebabkan sifat ikatan silang fisik yang dihasilkan dari daya antara molekul seperti ikatan hidrogen. Ikatan-ikatan ini akan terputus apabila termoplastik elastomer dipanaskan melebihi suhu tertentu dan terbentuk kembali apabila didinginkan.

2.10 Karakterisasi Campuran Polimer

Mengkarakterisasi polimer jauh lebih rumit daripada mengkarakterisasi senyawa- senyawa dengan berat molekul rendah. Metode yang paling sering dilakukan kimiawan untuk mengkarakterisasi senyawa polimer yaitu dengan metode-metode spektroskopik dan termal. Disini juga akan menyinggung analisis permukaan maupun pengujian mekanik. Karakterisasi yang dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa campuran polimer pada penelitian ini adalah menggunakan pengujian kekuatan tarik, persentase ikat silang, dan analisa morfologi permukaan dengan SEM.

2.10.1 Persentase Ikat Silang

Mekanisme yang paling tepat dalam menurunkan kebebasan molekul adalah ikat silang chemical crosslingking yang mengikatkan bersama rantai-rantai polimer untuk membentuk suatu jaringan. Istilah curing dipakai untuk menunjukkan proses ikat silang, tetapi pada dasarnya diringkas menjadi dua kategori: Universitas Sumatera Utara W g W g 1 Pengikat silangan selama polimerisasi melalui pemakaian monomer-monomer polifungsi sebagai ganti dari monomer difungsi, 2 Ikat silang dalam suatu tahap proses yang terpisah setelah terbentuk polimer linier atau bercabang Stevens, 2001. Persentase ikat silang dalam karet dapat ditentukan dengan metode sokletasi. Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu. Pelarut dimasukkan ke dalam labu alas, kemudian sampel dibungkus dengan kertas saring dimasukkan ke dalam tabung sokletasi. Kemudian labu dipanaskan dan pelarut akan menguap pada suhu mencapai titik didih, sehingga uap pelarut melewati pipa soklet dan akibat adanya pendinginan yang dilakukan kondensor maka uap pelarut berubah wujud menjadi cair dan merendam sampel yang ada didalam tabung soklet, setelah sampel terndam, pelarut akan turun ke labu alas kembali melalui pipa kapiler alat soklet. Siklus ini dilakukan selama 8 jam. Kemudian sampel dikeringkan pada sampai pelarut menguap pada temperatur ruangan, dan hasilnya ditimbang. Persentase ikat silang dalam campuran kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut : Persentase ikat silang = × 100 2.1 Dimana W g dan W g adalah berat sampel setelah dan sebelum sokletasi. Persentase Ikat silang yang dihasilkan menandakan adanya interaksi yang kuat antara komponen campuran Surdia, 2005.

2.10.2 Analisa Permukaan dengan SEM

Pengertian SEM Scanning Electron Microscopy adalah salah satu jenis mikroskop elektron yang menggunakan berkas elektron untuk menggambarkan bentuk permukaan dari material yang dianalisis. Prinsip kerja dari SEM adalah Universitas Sumatera Utara dengan menggambarkan permukaan benda atau material dengan berkas elektron yang dipantulkan dengan energi tinggi. Permukaan material yang disinari atau terkena berkas elektron akan memantulkan kembali berkas elektron atau dinamakan berkas elektron sekunder ke segala arah. Tetapi dari semua berkas elektron yang dipantulkan terdapat satu berkas elektron yang dipantulkan dengan intensitas tertinggi. Detektor yang terdapat di dalam SEM akan mendeteksi berkas elektron berintensitas tertinggi yang dipantulkan oleh benda atau material yang dianalisis Micheler, 2008. Pada alat Scan Electron Microscopy SEM suatu berkas insiden elektron yang sangat halus di-scan menyilangi permukaan sampel dalam sinkronisasi dengan berkas tersebut dalam tabung sinar katoda. Elektron-elektron yang terhambur digunakan untuk memproduksi sinyal yang memodulasi berkas dalam tabung sinar katoda, yang memproduksi suatu citra dengan kedalaman medan yang besar dan penampakan yang hampir tiga dimensi Stevens, 2001. Polimer yang terkena sinar elektron akan menyimpan energi dalam spesimen kemudian hasil perubahan sifat kimia dan fisika menunjukkan efek dari bahan itu sendiri dan dihasilkan suatu informasi yang diperlukan. Variasi komposisi campuran dapat menyebabkan gambar spesimen yang berbeda. Hal ini bergantung atas penggabungan elektron ke dalam struktur, baik melalui reaksi kimia tertentu atau hanya penyerapan fisika. Akibatnya, perbedaan gambar dapat mencerminkan variasi kimia dalam spesimen atau hanya struktur fisika lokal amorf atau kristal. SEM dapat memeriksa permukaan yang tergores, terlalu lembut atau terlalu kasar dari gambaran yang ada. Teknik SEM juga dapat menghasilkan gambar yang sangat baik dari fase struktur campuran bernoda dan kopolimer blok Davis, 2004. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Studi Pembuatan Plastik Elastomer Dari HDPE Bekas Dan Ban Bekas Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzen Sebagai Zat Pengikat Silang

3 62 72

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

0 73 66

Studi Pembuatan Dan Karakterisasi Termoplastik Elastromer Dari Polipropilena-Karet Ethylene Propylene Diene Monomer-Abu Ban Bekas Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Dan Divinilbenzena

1 35 72

Studi Pembuatan Termoplastik Elastomer Dari Polipropilena-Karet Sir 10 Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzena Sebagai Zat Pengikat Silang

4 46 76

Peranan Divinil Benzena Terhadap Kompatibilitas Campuran Low Density Polyethylene (LDPE) Dan Abu Ban Bekas Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida

1 35 65

Pengaruh Penambahan Divinilbenzena Terhadap Sifat Kekuatan Tarik Dan Derajat Ikat Silang Campuran Polietilena Densitas Rendah-Etilena Propilena Diena Terpolimer-Karet Sir 20 Dengan Inisiator Dikumil Peroksida

8 101 67

Pengaruh Penambahan Divinilbenzen Terhadap Kompatibilitas Perbandingan Campuran Polietilena Dan Karet Alam SIR 3L Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida.

2 78 64

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plastik - Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 0 12

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 1 13

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

1 1 13