Dalam memproduksi produk karet alam yang mempunyai jenis karet Standard Indonesian Rubber SIR baik itu SIR 3CV, SIR 3L, SIR 10, SIR 20,
maka spesifikasi kualitas produk tersebut, mengacu kepada SNI 1903 : 2011. Kualitas karet SIR yang baik, harus memenuhi spesifikasi SIR sesuai standar SNI
diatas, baik untuk parameter Kadar Kotoran, Kadar Abu, Kadar Zat Menguap, Plastisitas Retention Index PRI, Plastisitas Po dan parameter pendukung
lainnya.
2.3.2 Karet Alam SIR 10
Karet alam SIR 10 berasal dari koagulan lateks yang mudah menggumpal atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keping, sisa dan lain-lain, yang diperoleh
dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum.Langkah-langkah dalam proses pengolahan karet alam SIR 10 yaitu
dengan pemilihan bahan baku yang baik, koagulum lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa, dan lain-lain. Kemudian dilakukan pembersihan dan pencampuran.
Proses pengeringan dilakukan selama 10 hari sampai 20 hari. Kemudian dilakukan proses peremahan, pengeringan, pengemasan bandela setiap bandela
33 kg atau 35 kg dan karet alam SIR 10 siap untuk diekspor Djoehana, 1993.
2.4 Dikumil Peroksida
Inisiator radikal bebas dikelompokkan menjadi empat tipe utama, yaitu: peroksida dan hidroperoksida, senyawa azo, inisiator redoks dan beberapa senyawa yang
membentuk radikal bebas di bawah pengaruh cahaya fotoinisiator. Diantara berbagai tipe inisiator, jenis yang paling banyak digunakan yaitu peroksida
ROOR dan hidroperoksida ROOH. Mereka tidak stabil dengan panas dan dapat terurai menjadi radikal–radikal pada suhu dan laju yang tergantung pada
strukturnya. Suatu inisiator peroksida mestilah relatif stabil pada suhu pemrosesan polimer untuk menjamin laju reaksi yang layak Stevens, 2001.
Universitas Sumatera Utara
radikal kumiloksi 2-phenylpropanoxy Dikumil peroksida DKP merupakan sumber radikal bebas yang kuat,
digunakan sebagai inisiator polimerisasi, katalis dan agen vulkanisir. Waktu paruh pada suhu 61
C untuk 10 jam, 80 C selama 1 jam dan 120
C selama 1 menit. DKP terurai dengan cepat, menyebabkan kebakaran dan bahaya ledakan, pada
pemanasan dan di bawah pengaruh cahaya. Ini bereaksi hebat dengan zat yang tidak kompatibel atau sumber penyulut asam, basa, zat pereduksi, dan logam
berat. Disarankan untuk menyimpan di tempat yang kering dan dingin 27 C
atau 39 C max dan untuk menjauhkan diri dari mengurangi agen dan zat yang
tidak kompatibel. Dikumil peroksida dapat menghasilkan radikal yang reaktif pada suhu yang tinggi melalui reaksi eksotermis. Dikumil peroksida dapat
digunakan untuk memvulkanisasi polimer jenuh seperti polipropilena dan juga polimer tak jenuh seperti karet alam. Mekanisme dekomposisi dikumil peroksida
ditunjukkan pada Gambar 2.3 Thitithammawong et al, 2007.
Gambar 2.3. Mekanisme Dekomposisi dari Dikumil Peroksida
C CH
3
CH
3
O O
C CH
3
CH
3
C O
CH
3
CH
3
CH
3
C CH
3
O
C OH
CH
3
CH
3
CH
4
2 2
2 +
2 2
+ 2 R
2 RH
.
.
.
+ 2 R
.
Pemanasan 175 C
Phenyl- 2-propanol substrat
2 RH substrat
Asetophenon
Universitas Sumatera Utara
2.5 Divinil Benzena
Pada pabrik plastik, divinil benzena digunakan untuk mengikat silang dan memodifikasi material-material dan membantu proses kopolimerisasi. Divinil
benzena juga dapat membantu meningkatkan resistansi terhadap tekanan retak, bahan kimia, panas distorsi, kekerasan dan kekuatan serta membantu
meningkatkan stabilitas termal dari komposisi resin epoksi.
Divinilbenzena berperan dalam kopolimer stirena-butadiena sebagai adhesif dan membantu dalam proses ekstrusi karet. Sifat- sifat divinil benzena
dipaparkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Sifat Fisika Divinil Benzena
Sifat Fisika Ukuran
Massa molar 130.19 g mol-1
Titik lebur -66,9 Hingga -52
C Titik didih
195 C
Titik nyala 76
C Sumber : Kroschwitz, 1990
2.6. Xilena