Analisis Rasio Keuangan Kajian Pustaka

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Martomo 2002: 55-60 pada dasarnya alat rasio keuangan diklasifikasikan menjadi empat 4 kelompok antara lain: A. Rasio Likuiditas Adalah alat ukur untuk melihat apakah unit usaha tersebut cukup likuit dalam menjalankan usahanya selama periode mendatang. Rasio ini terdiri atas 1. Current Ratio Rasio ini menunjukan sampai dimana hutang-hutang jangka pendek dapat dibayar dari aktiva-aktiva yang dapat dijadikan uang pada waktu yang sama missal, jangka waktu pembayaran hutang-hutang jangka pendek. Secara umum rasio ini bisa dikatakan baik, jika nilainya mencapai 2 atau 200. 2. Cash Ratio Rasio ini menunjukan kemampuan suatu unit usaha dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas dan surat berharga yang mudah diuangkan. B. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas menunjukan seberapa efektif asset-aset usaha dalam menghasilkan pendapatan. Adapun rasio aktivitas yang sering digunakan yaitu: 1. Total Asset Trun Over TATO Rasio ini mengukur perputaran dana yang tertanam dalam aktiva selama periode tertentu yang diinvestasikan untuk menghasilnkan pendapat. Selain itu juga dapat mengukur perputaran asset yang dimiliki suatu unit usaha. 2. Working Capital Turn Over WCTO Rasio ini menunjukan keefektifan modal kerja, menunjukan hubungan modal kerja dengan penjual, serta banyaknya pejualan yang diperoleh suatu unit usaha untuk setiap rupiah modal kerja. 3. Receivable Trun Over Rasio ini menunjukan tingkat perputaran piutang dalam suatu periode tertentu.Semakin tinggi perputarannya berarti semakin cepat pula pengembaliannya modal yang tertanam dalam piutang yang berbentuk kas. 4. Average Collection Periode Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam mengumpulkan jumlah piutang setiap jangka waktu tertentu. C. Rasio Leverage Kreditor jangka panjang maupun jangka pendek akan memperhatikan benar seberapa banyak kegiatan koperasi atau badan usaha lain yang dibiayai utang. Jika koperasi atau badan usaha lain mempunyai utang jangka panjang yang sangat tinggi dalam struktur permodalan koperasi atau badan usaha lain, maka para kreditor akan berfikir bahwa koperasi atau badan usaha lain akan mudah gulung tikar dan tidak akan bisa melunasi utangnya. Demikian dengan pemilik koperasi atau badan usaha lainnya akan mempertumbuhkan beberapa kembalian yang bisa didapat dari komposisi banyak sedikitnya utang dalam struktur permodalan. Rasio ini meliputi : 1. Debt Total Asset Rasio menunjukan beberapa persen asset suatu unit usaha yang diberika kreditu. 2. Debt to Total Asset Rasio ini mengukur seberapa jauh suatu unit usaha dibiayai oleh pinjaman. Semakin tinggi niainya berarti semakin besar dana yang dipinjam dari pihak luar . D. Rasio Profitabilitas Rasio ini menunjukan efektifitas menciptakan laba.Laba pada dasarnya menunjukan seberapa baik koperasibadan usaha lainnya dalam membuat keputusan investasi dan pembiayaan. Koperasi badan usaha harus mampu menyiapkan uang dari laba koperasibadan usaha lain dalam membayar deviden dengan mengoptimalkan permanfaatan seluruh asetnya. Adapun rasio ini yang sering digunakan antara lain : 1. Net profit Margin NPM Rasio ini mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam menghasilkan laba bersih dari setiap penjualan. SHU Sisa Hasil Usaha Net Profit Margin = 100 Pendapatan 2. Return On Investment ROI Rasio ini mengukur berapa besar tingkat pengembalian atas investasi. 3. Gross Profit Margin NPM Rasio ini mengukur laba kotor yang dapat dicapai dalam setiap penjualan. 2.1.3 Profitabilitas 2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Analisis Pengaruh Net Profit Margin dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

1 82 78

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 70 97

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di BEI

4 54 87

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 65 90

Net Profit Margin (NPM)

0 0 21