Efek Perubahan Hormon selama Kehamilan

17

2.1.4 Gula Darah

2.1.4.1. Proses metabolisme Glukosa

Apabila glukosa tidak diperlukan segera untuk produksi ATP, maka glukosa akan disimpan sebagai glikogen. Glikogen merupakan polisakarida bentuk karbohidrat yang tersimpan di dalam tubuh. Hormon insulin yang berasal dari sel beta pankreas, merangsang hepatosit dan otot rangka melaksanakan proses glikogenesis yaitu sintesis glikogen. Tubuh manusia dapat menyimpan sekitar 500 gram glikogen, sekitar 75 pada serat otot rangka dan sisanya di sel hati. Selama glikogenesis, glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim heksokinase. Selanjutnya glukosa 6 fosfat mengalami konversi menjadi glukosa 1 fosfat. Glukosa 1 fosfat kemudian menjadi uridin difosfat dan akhirnya membentuk glikogen. 14 Ketika tubuh membutuhkan banyak ATP, maka glikogen yang tersimpan dalam hepatosit dipecah menjadi glukosa dan kemudian dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Proses diawali dengan pemecahan glikogen oleh enzim fosforilase menjadi glukosa 1 fosfat. Enzim fosforilasi diaktifkan oleh glukagon yang dihasilkan dari sel alfa pankreas dan epinefrin dari medula adrenal. Glukosa 1 fosfat kemudian diubah menjadi glukosa 6 fosfat dan akhirnya menjadi glukosa dibantu oleh enzim fosfatase. 14 Glukosa akan meninggalkan sel hati hepatosit menuju sirkulasi darah. Inilah yang disebut sebagai gula darah. 18 Gambar 2.7 Proses Anabolisme Glukosa Sumber: Gerrard J. Tortora, 2009 Glukosa juga dapat terbentuk dari sumber yang bukan berasal dari karbohidrat, antara lain dapat dari gliserol yang merupakan bagian dari trigliserida, asam laktat, dan asam amino. Proses ini terjadi di sel hati hepatosit dan dinamakan glukoneogenesis. Gliserol dapat diubah menjadi gliseraldehid 3 fosfat lalu diubah lagi menjadi glukosa 6 fosfat sehingga dapat membentuk glukosa di hepatosit dan akhirnya dibawa ke sirkulasi darah. Glukoneogenesis dirangsang oleh kortisol yang merupakan hormon glukokortikoid utama dari korteks adrenal dan oleh glukagon dari sel alfa pankreas. 14 Gambar 2.8 Proses Glukoneogenesis Sumber: Gerrard J. Tortora. 2009 19

2.1.4.2. Pengertian Gula Darah

Gula darah adalah hasil dari simpanan glikogen dalam hepatosit yang kemudian dipecah menjadi glukosa dibantu oleh berbagai macam enzim dan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Gula darah dapat menghasilkan asam piruvat dan bisa digunakan sebagai energi untuk aktivitas sel. Gula darah juga merupakan hasil dari proses pembentukan glukosa di sel hati yang bersumber dari bahan non karbohidrat seperti gliserol, asam laktat dan asam amino kemudian menuju ke sirkulasi darah.

2.1.4.3. Kriteria Diagnostik Gula Darah

Berdasarkan rekomendasi dari American Diabetes Association ADA yang mengalami perubahan pada tahun 1997, kadar maksimum gula darah puasa mengalami perubahan dari 140 mgdL menjadi 126 mgdL, meskipun gula darah 2 jam setelah pemberian 75 gram glukosa oral tetap tidak mengalami perubahan yaitu 200mgdL. 15 Diagnosis diabetes, setidaknya ada satu dari kriteria dibawah ini:  Adanya gejala diabetes yaitu poliuri, polidipsi, berat badan turun tanpa sebab, dll disertai konsentrasi glukosa plasma 11,1 mmolL 200mgdL setiap 2 jam setelah diberikan tes toleransi glukosa oral TTGO sebanyak 75 gram anhydrous glucose in water  Glukosa plasma puasa sebesar 7,0 mmolL 126 mgdL, dengan tidak adanya asupan kalori minimal 8 jam. 15 Diagnosis dan klasifikasi diabetes dari World Health Organization WHO sama seperti yang dikemukakan oleh American Diabetes Association ADA yaitu glukosa puasa sebesar 7,0 mmolL 126mgdL atau 2 jam glukosa setelah pemberian 75 gram glukosa oral sebesar 11,1 mmolL 200mgdL. Menurut 20 WHO, idealnya pengukuran untuk melihat kadar gula darah digunakan kedua cara tersebut yaitu gula darah puasa dan gula darah 2 jam dengan TTGO. Tetapi menurut ADA untuk skrining seseorang terkena diabetes diutamakan dengan pengukuran gula darah puasa. 15 Menurut NDDG National Diabetes Data Group, diagnosis diabetes dapat dilihat dari tanda dan gejala seperti poliuri, polidipsi, ketonuria, berat badan yang menurun cepat, dan adanya peningkatan gula darah berdasarkan fasting plasma glucose FPG ≥140 mgdL 7,8 mmolL, atau venous plasma glucose ≥200 mgdL 11,1 mmolL setiap 2 jam setelah diberikan 75gr oral glukosa atau secara acak random glukosa plasma sebesar ≥200 mgdL. 16 Sedangkan kriteria diagnosis Diabetes Melitus menurut PERKENI tahun 2011, tercantum dalam tabel sebagai berikut: Gambar 2.9 Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus Sumber: PERKENI, 2011 Pada Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO, pasien sebelumnya diberikan beban glukosa sebanyak 75 gram glukosa oral. Pemeriksaan TTGO memiliki kekurangan dan kelebihan dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa. Kelebihannya yaitu pada TTGO lebih spesifik dan sensitif sedangkan kekurangan pemeriksaan TTGO adalah sukar dilakukan 21 berulang-ulang dan membutuhkan persiapan khusus dalam pelaksanaannya sehingga sangat jarang dilakukan. 6

2.1.4.4. Kadar Gula Darah Tinggi

Dokumen yang terkait

Hubungan Perubahan Keasaman Vagina dengan Fluor albus di Usia Kehamilan 11-24 minggu di RS Medirossa Cikarang Periode April-Juni 2013

1 8 62

Hubungan Perilaku Hygiene Organ Genitalia Eksterna dengan Jenis Keputihan pada Ibu Hamil Usia Gestasi 11-24 Minggu di RS Medirossa Cikarang Periode April-Juni 2013

0 30 76

Hubungan Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Fluor Albus Pada Wanita Hamil Usia 13-40 Minggu Di RS Prikasih Periode Januari-April 2014

0 3 89

Hubungan kadar hemoglobin : HB dan tekanan darah dengan kejadian persalinan seksio sesarea di Rs Prikasih Jakarta Selatan pada Tahun 2013

0 20 0

Hubungan gula darah sewaktu dengan kejadian fluor albus pada wanita hamil usia 13-40 minggu di RS Prikasih Pondok Labu periode Januari-April 2014

0 3 86

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH WANITA HAMIL DENGAN GINGIVITIS Hubungan Kadar Gula Darah Wanita Hamil Dengan Gingivitis.

0 2 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH WANITA HAMIL DENGAN GINGIVITIS Hubungan Kadar Gula Darah Wanita Hamil Dengan Gingivitis.

0 2 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK ULANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Stroke Iskemik Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

1 4 15

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK ULANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Stroke Iskemik Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

0 2 21

HUBUNGAN KADAR HBAIC DENGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PERIODE 1 JANUARI 2013-31 OKTOBER 2013 -

0 2 60