Dasar Hukum Jual Beli.

21 َيذمرلا اورُ ِءاَدَهشلا َو َِْْقْيِدصلا و َِّْْب لا َعَم ُِْْمَأا ُقْوُدصلا ُرِج اتلا Pedagang yang jujur dan terpercaya sejajar tempatnya di surga bersama-sama dengan para Nabi, shidiqin, dan syuhada. HR.At-Tirmidzi, No. Hadits 10196 14 Terakhir dalil dari ijma. Ulama muslim sepakat atas kebolehan akad jual beli. 15 . Karena kebutuhan manusia sehari-hari pada umumnya bergantung pada apa yang ada ditangan kawannya, sedangkan kawan tersebut terkadang tidak memberikannya dengan cuma-cuma kepada rekannya. Maka di dalam persyariatan jual beli terdapat sarana yang sah untuk menggapai tujuan dengan cara yang sah tanpa menzhalimi orang lain. 16 Pada dasarnya hukum jual beli adalah boleh. Imam Syafii mengatakan, Semua jenis jual beli hukumnya boleh kalau dilakukan oleh dua pihak yang masing-masing mempunyai kelayakan untuk melakukan transaksi, kecuali jual beli yang dilarang atau diharamkan dengan izin-Nya maka termasuk dalam kategori yang dilarang. 17 Namun menurut Imam asy-Sy ȃtibȋ ahli fikih Mazhab Imam Maliki, hukumnya bisa berubah menjadi wajib dalam situasi tertentu, sebagai contoh dikemukakannya, bila suatu waktu terjadi praktek penimbunan barang, sehingga 14 Ahmad Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr Al-Baihaqi, Sunan Baihaqi Al-Kubro, juz v , Maktabah Darul-Bazi:Maktabah Al-Mukaromah, 1994, hlm 266 15 Dim Yaudim Juaini, Fiqh Muamalah,hlm.73. 16 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada Lembaga Keuangan Syariah, hlm 68. 17 Wahbah az-Zuhaili Fiqih Islam 5,penerj Abdul Hayyie al-Kattani, dkk , hlm 27. 22 persediaan stok hilang dari pasar dan harga melonjak naik. Apabila terjadi praktek semacam itu, maka pemerintah boleh memaksa para pedagang menjual barang-barang sesuai dengan harga pasar sebelum terjadi pelonjakan harga barang itu. Para pedagang wajib memenuhi ketentuan pemerintah di dalam menentukan harga di pasaran. Berdasarkan dalil-dalil yang diungkapkan jelas sekali bahwa praktek akad atau kontrak jual beli mendapatkan pengakuan dan legalitas dari syara dan sah untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia. 18 Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dasar hukum jual beli adalah mubah, namun bisa menjadi wajib disebabkan kejadian tertentu. Dan transaksi jual beli tidak bisa kita pungkiri keberadaannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita membutuhkannya untuk saling mendapatkan manfaat. Jual beli juga merupakan sarana yang sah untuk menggapai tujuan dengan cara yang sah tanpa menzhalimi orang lain.

C. Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli adalah merupakan suatu akad, dan dipandang sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat jual beli, 19 1. Rukun-rukun Jual Beli. Dalam melaksanakan suatu perikatan jual beli terdapat rukun dan 18 Dim Yaudim Juaini, Fiqh Muamalah,hlm.73. 19 M.Ali Hasan Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 hlm 117 23 syarat yang harus di penuhi. Secara bahasa rukun adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk syahnya pekerjaan. 20 Mengenai rukun dan syarat jual beli, para ulama berbeda pendapat. Menurut mazhab Hanafi rukun jual beli hanya ijab dan kabul saja. Menurut mereka yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan antara kedua belah pihak untuk berjual-beli itu. 21 Sedangkan menurut jumhur ulama ada empat rukun jual beli :Bai Penjual, Mustari pembeli, Ma,qudalaih bendabarang, Sighat Ijab- Qabul. 22 a. Bai penjual Adalah seorang atau sekelompok orang yang menjual bendabarang kepada pihak lain atau pembeli baik berbentuk individu atau kelompok. b. Mustari pembeli. Adalah seorang atau sekelompok orang yang membeli benda barang dari penjual baik berbentuk individu atau kelompok. c. Maqud alaih bendabarang Adalah objekk dari transaksi jual beli baik berbentuk barangbenda atau uang. 20 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta;Balai Pustaka, 2002, hlm. 996 21 M.Ali Hasan Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, hlm 117-118 22 Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah,hlm.76. 24 d. Sighat.ijab-qabul. Yaitu ucapan penyerahan hak milik dari satu pihak dan ucapan penerimaan di pihak lain baik darii penjual dan pembeli. 2. Syarat-syarat Jual Beli. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam akad jual beli adalah sebagai berikut : a. Terkait dengan Suubjek Akad Aqad. Subjek akad atau aqad penjual dan pembeli yang dalam hal ini bisa dua atau beberapa orang melakukan akad, adapun syarat-syarat bagi orang yang melakukan akad ialah.: 1 Baligh, Berumur 15 tahun keatas dewasa. Anak kecil tidak sah jual belinya. Adapun anak-anak yang sudah mengerti tetapi belum sampai umur dewasa, menurut pendapat sebagian ulama, mereka diperbolehkan berjual beli barang-barang yang kecil, karena kalau tidak diperbolehkan, sudah tentu menjadi kesulitan dan kesukaran, sedangkan agama Islam sekali-kali tidak akan menetapkan peraturan yang mendatangkan kesulitan kepada pemeluknya. 23 2 Kehendak Sendiri, artinya tidak ada unsur pemaksaan kehendak baik dari penjual atau pembeli dalam transaksi jual beli. Unsur yang dikedepankan adalah adanya kerelaan suka sama suka antara penjual dan pembeli. 23 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,Cet. XXIV, Bandung: Sinar Baru Algensido, 1994, Hlm 281.