Pengertian Jual Beli dalam Hukum Islam

19 secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara dan disepakati. 9 Dari uraian pengertian jual beli diatas yang dapat penulis simpulkan adalah bahwa jual beli merupakan pertukaran barang yang bermanfaat antara kedua belah pihak secara sukarela dengan cara-cara dan aturan yang telah ditentukan.

B. Dasar Hukum Jual Beli.

Jual Beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. Terdapat sejumlah ayat Al-Qur;an yang berbicara tentang jual beli, diantaranya: 10  …..      ….. ArtinyaAllah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Q.S. Al-Baqarah 275 Ayat ini menunjukkan tentang kehalalan jual-beli dan keharaman riba. Ayat ini menolak argumen kaum mushrikin yangmenentang disyariatkannya jual beli yang telah di syariatkan Allah SWT dalam Al-Quran dan menganggap identik dan sama dengan sistem ribawi. 11 Kemudian ditegaskan lagi dalam surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi : 9 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm.68-69 10 Nasroen Haroen,Fiqh Muamalah, hlm.113 11 Dim Yaudim Juaini, Fiqh Muamalah, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm.71. 20                           Artinya : . Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yangBerlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Q.S An-Nisa :29 Ayat ini merujuk pada perniagaan atau transaksi-transaki dalam muamalah yang dilakukan secara bathil. Ayat ini mengindikasikan bahwa Allah SWT, melarang kaum muslimin memakan harta orang lain secara bathil dalam konteks memiliki arti yang sangat luas diantaranya : melakukan transaksi berbasis bunga riba, transaksi yang bersifat spekulatif judi maisir maupun transaski yang mengandung unsur gharar adanya resiko dalam transaksi serta hal-hal lain yang bisa dipersamakann dengan itu. 12 Jual beli yang diberkahi adalah jual beli yang tidak mengandung unsur penipuan dan merugikan orang lain. Hukum jual beli juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yakni : اورُ ٍضاَرَ ت ْنَع ُعْيَ بلا اَِّّا با ن نابح َ Jual beli itu atas dasar saling suka sama suka HR.Ibnu Hiban No. Hadits 1283 13 Sabda Rasulullah Saw : 12 Dim Yaudim Juaini, Fiqh Muamalah,hlm.70. 13 Muhammad Nashirudin Al-Albani, Irwaul-Gholil Fi Takhriji Ahadits, Juz V, Cet II Beirut : Munari As-Sabil, Al-Maktabah Al-Islamiyah-, hlm 125. 21 َيذمرلا اورُ ِءاَدَهشلا َو َِْْقْيِدصلا و َِّْْب لا َعَم ُِْْمَأا ُقْوُدصلا ُرِج اتلا Pedagang yang jujur dan terpercaya sejajar tempatnya di surga bersama-sama dengan para Nabi, shidiqin, dan syuhada. HR.At-Tirmidzi, No. Hadits 10196 14 Terakhir dalil dari ijma. Ulama muslim sepakat atas kebolehan akad jual beli. 15 . Karena kebutuhan manusia sehari-hari pada umumnya bergantung pada apa yang ada ditangan kawannya, sedangkan kawan tersebut terkadang tidak memberikannya dengan cuma-cuma kepada rekannya. Maka di dalam persyariatan jual beli terdapat sarana yang sah untuk menggapai tujuan dengan cara yang sah tanpa menzhalimi orang lain. 16 Pada dasarnya hukum jual beli adalah boleh. Imam Syafii mengatakan, Semua jenis jual beli hukumnya boleh kalau dilakukan oleh dua pihak yang masing-masing mempunyai kelayakan untuk melakukan transaksi, kecuali jual beli yang dilarang atau diharamkan dengan izin-Nya maka termasuk dalam kategori yang dilarang. 17 Namun menurut Imam asy-Sy ȃtibȋ ahli fikih Mazhab Imam Maliki, hukumnya bisa berubah menjadi wajib dalam situasi tertentu, sebagai contoh dikemukakannya, bila suatu waktu terjadi praktek penimbunan barang, sehingga 14 Ahmad Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr Al-Baihaqi, Sunan Baihaqi Al-Kubro, juz v , Maktabah Darul-Bazi:Maktabah Al-Mukaromah, 1994, hlm 266 15 Dim Yaudim Juaini, Fiqh Muamalah,hlm.73. 16 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada Lembaga Keuangan Syariah, hlm 68. 17 Wahbah az-Zuhaili Fiqih Islam 5,penerj Abdul Hayyie al-Kattani, dkk , hlm 27.