Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV

(1)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

BAHASA PLESETAN DALAM ACARA

DEMOCRAZY DI METROTV

SKRIPSI

Oleh

RIKKY ANTONIUS

NIM 040701016

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

BAHASA PLESETAN DALAM ACARA

DEMOCRAZY DI METROTV

Oleh

RIKKY ANTONIUS

NIM 040701016

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana dan disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Dardanila, M.Hum. Dra. Mascahaya, M.Hum.

NIP 131569304 NIP 131570491

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

Dra. Nurhayati Harahap, M. Hum. NIP 131676481


(3)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Maret 2009

Rikky Antonius P. NIM 040701016


(4)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak hikmat dan karunia-Nya kepada penulis, antara lain berupa kesempatan mengecap pendidikan dan selesainya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU. 2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra USU yang telah memberikan dukungan kepada penulis mengikuti perkuliahan di Departemen Sastra Indonesia.

3. Ibu Dra. Mascahaya, M. Hum., sebagai sekretaris Departemen Sastra Indonesia, sekaligus sebagai pembimbing II yang telah banyak memberi dorongan, nasihat, serta bimbingan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Dardanila, M.Hum., sebagai dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Bapak Prof. H. Ahmad Samin Siregar, S.S., sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.


(5)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

7. Kakanda Fitri dan Ade yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi di Departemen Sastra Indonesia.

8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda R.E. Panggabean dan K. br. Saragih yang dalam keadaan bagaimanapun senantiasa memberikan kepada penulis dua hal sederhana namun sangat berarti, kasih sayang dan doa. Skripsi ini hanyalah persembahan kecil atas dua hal besar itu.

9. Kakanda Leonard Franklin dan Hendrick Fernando atas motivasi, adik-adik saya yang senantiasa memberi semangat kepada penulis.

10. Teman-teman, senior, dan junior di Departemen Sastra Indonesia khususnya stambuk 2004, M. Hisyam, Wanto, Ori, Lemon, Nicco, Melfa, Rini, Rotua, Friska, Corry, Retna, Erni, dan lain-lain yang tidak mungkin penulis cantumkan namanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca dan menjadi cikal bakal karya tulis lainnya.

Medan, Maret 2009


(6)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.1.1 Latar Belakang ... 1

1.1.2 Masalah ... 6

1.2 Batasan Masalah ... 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Konsep Bahasa Plesetan ... 8

2.1.1 Acara Democrazy di metrotv ... 9

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Semantik ... 10

2.2.2 Bahasa Plesetan ... 10

2.3 Tinjauan Pustaka ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.2 Populasi dan Sampel ... 17

3.2.1 Populasi ... 17

3.2.2 Sampel ... 18

3.3 Instrument Penelitian ... 18

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ... 19


(7)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

4.1 Analisis Penggunaan Bahasa Plesetan Dalam Acara

Democrazy Di Metrotv ... 21

4.2 Analisis Jenis-Jenis Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metrotv ... 30

4.2.1 Plesetan Fonologis... 30

4.2.2 Plesetan Grafis ... 31

4.2.3 Plesetan Morfemis ... 33

4.2.4 Plesetan Frasa ... 34

4.2.5 Plesetan Kalimat... 35

4.2.6 Plesetan Ideologis ... 35

4.2.7 Plesetan Wacana... 35

4.3 Pengaruh Yang Dapat Ditimbulkan Bahasa Plesetan Terhadap Pemakai Bahasa Indonesia ... 37

4.3.1 Pengaruh Positif ... 37

4.3.2 Pengaruh Negatif ... 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1 Simpulan ... 39

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan universal yang memiliki banyak fungsi. Di antara banyak fungsi yang dimiliki oleh bahasa, fungsinya sebagai alat komunikasi menempati urutan pertama. Sementara komunikasi bertujuan mentransformasikan ide atau maksud di antara mereka yang melakukan komunikasi itu. Maka, apabila ide atau maksud tidak berhasil disampaikan dalam suatu komunikasi, komunikasi itu dianggap tidak efektif bahkan gagal.

Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan hasil dari aktivitas manusia. Melalui bahasa akan terungkap suatu hal yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar, penulis kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa. Suatu hal tersebut tentu saja berupa informasi-informasi, baik yang berupa lisan dalam bentuk ujaran maupun yang berupa tulisan.

Plesetan merupakan kegiatan berbahasa yang memanfaatkan sifat sewenang-wenang pada kaitan di antara kata-kata dan realitas dunia yang diacunya. Kesewenang-wenangan itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah keadaan yang menjadi bagian dari hakikat bahasa yang paling mendasar dan universal di seluruh muka bumi. Ia bukan sekedar penyelewengan yang terjadi


(9)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

sesekali, karena iseng, atau khas digemari oleh orang Jawa. Oleh karena itu, plesetan sebenarnya praktik berbahasa yang jauh lebih normal dan lazim dari yang selama ini diakui orang. Yang mencurigakan ialah bahwa kenyataan yang seolah-olah sangat sederhana ini tidak mendapatkan pengakuan sewajarnya dalam masyarakat pada umumnya dan kalangan ahli bahasa pada khususnya.

Kesewenang-wenangan yang menjadi sifat kaitan di antara kata-kata dan realitas luarnya merupakan temuan Bapak strukturalisme Eropa, Ferdinand de Saussure, pada dekade awal abad ke-20 yang ternyata menjadi salah satu tonggak terpenting dalam seluruh ilmu-ilmu sosial dan humaniora sepanjang abad ini. Dalam bahasa yang lebih baku di kalangan kaum strukturalis, hal itu digambarkan sebagai tidak adanya kaitan yang langsung, logis atau ilmiah di antara tiga hal ini: penanda (signifier), maknanya (signified), dan realitas di dunia yang diacunya (referent), kecuali kaitan yang diada-adakan dan sewenang-wenang (arbitrary). Kata arbitrer biasa dikatakan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka. Jadi, yang dimaksud dengan arbiter itu adalah hubungan wajib antarbahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut (Abdul Chaer, 1994:45).

Walaupun sudah banyak kita dengar sejak pertama kali belajar seluk-beluk bahasa, hal tersebut masih terasa perlu dikemukakan kembali di sini beberapa alasan berikut:

Pertama, sebagian besar gejolak umat manusia dibangun dengan menyangkal kesewenang-wenangan kaitan penanda-makna-realitas. Fanatisme, kecemburuan, kebencian, kemarahan, dan perang terjadi berkat atau demi tercapainya penyangkalan itu. Beberapa contoh istilah kunci pada alinea di atas


(10)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

sengaja dipilih untuk mengajak kita merenung betapa dahsyat dampaknya apabila orang terharu sehingga percaya bahwa seakan-akan ada kaitan yang langsung, tegas di antara realitas dunia.

Kedua, sehubungan yang pertama, plesetan hampir selalu disepelekan, dianggap sebagai lelucon dan hiburan orang iseng. Meskipun sesekali dihargai karena bahasa plesetan bersifat lucu dan juga menghibur. Oleh karena itu plesetan jarang mendapat perhatian dalam agenda penelitian serius.

Ketiga, tidak dapat dibantah lagi dalam lingkungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora secara global pada tiga dekade belakangan diteliti oleh wawasan post-strukturalisme dan dekonstruksi (memutarbalikkan fakta yang ada sebelumnya).

Perdebatan poststrukturalisme (zaman sesudah atau setelah unsur-unsur yang di dalamnya membangun sebuah struktur) beranjak dari pengkajian yang sangat radikal dan kritis terhadap seluk-beluk bahasa, khususnya kesewenang-wenangan bahasa. Yang paling disesalkan lagi, jarang sekali ahli linguis di Indonesia dan mungkin beberapa negeri lain, yang tanggap terhadap perdebatan yang telah merombak sosok ilmu-ilmu sosial pada era globalisasi ini. Perdebatan itu lebih banyak diikuti oleh para filosof, ilmuwan politik dan sosial sejarawan, serta kritikus budaya dan sastra. Semua ini memberikan kesan seakan-akan linguistik merupakan ilmu yang tidak dipentingkan dari masyarakat zamannya, dikuasai sisa-sisa pemikiran dari abad lampau yang lebih menyukai cara kerja ilmuwan pasti dan berusaha menjiplak cara kerja disiplin itu ke dalam kajian bahasa.

Keempat, di Indonesia saat ini perdebatan tentang poststrukturalisme dan postmodernisme kadang-kadang dicurigai dan ditolak dengan alasan bahwa semua


(11)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

itu tidak relevan untuk Indonesia sebagai negara dunia ketiga yang masih baru berkembang. Perbincangan poststrukturalisme dan postmodernisme dianggap terlalu berlebihan karena cara sekelompok intelektual Indonesia yang terlalu ke Barat-baratan. Ironisnya, justru pandangan yang meremehkan Indonesia dalam perspektif evolusi sosial itu tidak kalah “Barat” khususnya barat dari zaman kolonial.

Harus diakui bahwa tidak sedikit pembahasan tentang poststrukturalisme dan postmodernisme yang memadamkan minat orang awam untuk ikut mendengar. Hal ini disebabkan oleh padatnya istilah dan nama asing yang disampaikan dalam susunan rumit di balik sikap angkuh pembahasnya. Sedikit banyak hal ini mengandung sinisme orang. Namun, kalau kita jujur dan adil, harus diakui pula bahwa sinisme itu sering muncul sebagai akibat kekhilafan atau ketidak-kenalan banyak orang bahwa praktik dekonstruksi dan wawasan poststrukturalisme Perancis masih berkerabat dekat dengan plesetan. Ia menjadi bagian yang universal di muka bumi ini dengan sosok, watak, dan nama yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang cendekiawan Indonesia yang gemar poststrukturalisme untuk lebih banyak mengenal plesetan atau sejenisnya.

Belakangan ini dapat kita ketahui bahwa dalam antropolinguistik juga telah membahas plesetan yang terdapat dalam masyarakat. Antropolinguistik dan sosiolinguistik sangat berhubungan erat karena kedua istilah tersebut belakangan ini sama-sama tertarik pada relasi, organisasi dan perilaku sosial (Sibarani, 2004:54).


(12)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Democrazy merupakan salah satu acara parodi politik yang disiarkan di

sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, yakni Metrotv. Acara ini kerap kali menggunakan bahasa plesetan dalam penyampaiannya karena setiap akronim yang diucapkan oleh tokoh yang terdapat di acara tersebut tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Hal ini dimaksudkan agar penonton tidak merasa jenuh dalam menyimak perkembangan dunia politik yang sedang marak-maraknya terjadi pada masa sekarang ini.

Acara Democrazy yang disiarkan di metrotv bertujuan untuk mengkritik para pejabat tinggi negara yang telah membuat kesengsaraan pada rakyat dengan menaikkan harga BBM yang mengakibatkan naiknya harga bahan pokok.

Penulis merasa tertarik untuk meneliti bahasa plesetan dalam acara

Democrazy di Metrotv karena bahasa plesetan memiliki makna yang unik.

Keunikan itu kadang-kadang muncul dari perbedaan yang drastis antara apa yang diujarkan dan apa yang dimaksudkan.

Selain itu, penulis merasa bahwa penelitian ini sangat berguna bagi penulis karena pada masa sekarang ini telah semakin banyak di kalangan masyarakat maupun pemerintahan menggunakan bahasa plesetan. Di samping itu, skripsi-skripsi sebelumnya yang membahas tentang plesetan cenderung pada iklan komersial atau acara-acara televisi yang tidak tetap, sementara Democrazy merupakan suatu acara yang rutin disiarkan oleh salah satu televisi swasta nasional, yakni metrotv pada hari minggu, pukul 21:05 WIB. Hal inilah yang membuat penulis merasa penelitian bahasa plesetan dalam acara Democrazy di metrotv relevan untuk dilakukan.


(13)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

1.1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka pokok permasalahan yang akan dibicarakan antara lain:

1. Bagaimanakah penggunaan bahasa plesetan dalam acara Democrazy di Metrotv?

2. Jenis bahasa plesetan apa saja yang digunakan dalam acara Democrazy di Metrotv?

3. Apa saja pengaruh yang dapat ditimbulkan bahasa plesetan terhadap pemakai bahasa Indonesia.

1.2 Batasan Masalah

Dalam suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Batasan ini sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta tujuan dari penelitian dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada bahasa plesetan yang terdapat dalam acara Democrazy di Metrotv antara tanggal 10 Mei 2008-16 November 2008.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dibicarakan, penelitian tentang bahasa plesetan dalam acara Democrazy di Metrotv memilki tujuan yakni:

1. Menjelaskan bagaimana penggunaan bahasa plesetan dalam acara


(14)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

2. Menjelaskan bagaimana jenis-jenis bahasa plesetan dalam acara

Democrazy di Metrotv.

3. Mendeskripsikan apa saja pengaruh yang dapat ditimbulkan bahasa plesetan terhadap pemakai bahasa Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian yang dilakukan tentu saja mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah

1. Menambah wawasan kebahasaan bagi pembaca khususnya tentang bahasa plesetan.

2. Menjadi bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti lainnya yang akan menganalisis hal yang sama di bidang linguistik, khususnya yang ingin meneliti tentang bahasa plesetan.

3. Menambah pengetahuan penulis tentang bahasa plesetan, sekaligus menjadi bahan masukan bagi para pembaca yang lebih suka berbahasa plesetan dalam kehidupan sehari-hari.


(15)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bahasa Plesetan

Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran awal dari objek yang diabstrakkan dari peristiwa konkret dan digunakan untuk memahami hal-hal lain dalam suatu penelitian. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kridalaksana (2001:117) mengatakan bahwa konsep adalah gambaran awal dari objek penelitian yang digunakan untuk memahami hal-hal lain dalam suatu penelitian.

Paparan konsep-konsep bisa bersumber dari pendapat para ahli, pengalaman peneliti, dokumentasi, dan nalar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Marlina, 2001:9).

Belakangan ini bahasa Indonesia mengalami proses pembentukan kata dengan cara memplesetkan sebuah kata sehingga makna kata itu bertambah dari maknanya semula. Proses itu disebut dengan istilah plesetan kata dan hasil proses itu disebut kata-kata plesetan.

Keberagaman jenis plesetan seperti plesetan fonologis atau fonem, plesetan grafis atau huruf, plesetan frasal atau kelompok kata, plesetan kalimat atau ekspresi, plesetan ideologis atau semantis, dan plesetan wacana memperlihatkan bahwa bahasa plesetan juga sangat menarik untuk dianalisis. Dengan demikian, plesetan bahasa berarti unsur-unsur bahasa yang dibuat tidak sesuai dengan sasaran yang seharusnya dituju.


(16)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Plesetan pertama ditampilkan semata-mata sebagai hiburan untuk mengundang tawa serta melepaskan kesumpekan hidup sehari-hari dengan memperlihatkan keterampilan sebuah kata-kata.

2.1.1 Acara Democrazy di Metrotv

Democrazy merupakan salah satu acara parodi politik yang disiarkan di

sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, yakni Metrotv. Acara ini kerap kali menggunakan bahasa plesetan dalam penyampaiannya karena setiap akronim yang diucapkan oleh tokoh yang terdapat di acara tersebut tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Hal ini dimaksudkan agar penonton tidak merasa jenuh dalam menyimak perkembangan dunia politik yang sedang marak-maraknya terjadi pada masa sekarang ini. Democrazy merupakan suatu acara yang rutin disiarkan oleh salah satu televisi swasta nasional, yakni metrotv pada hari minggu, pukul 21:05 WIB.

Acara democrazy yang disiarkan di metrotv bertujuan untuk mengkritik para pejabat tinggi negara yang telah membuat kesengsaraan pada rakyat dengan menaikkan harga BBM yang mengakibatkan naiknya harga bahan pokok. Dalam acara ini membahas topik yang berbeda tiap minggunya, biasanya membahas masalah yang sedang marak-maraknya dialami oleh bangsa Indonesia. Contoh yang dapat diambil adalah lumpur LAPINDO, kenaikan BBM, kasus korupsi yang menyeret para wakil rakyat ke lembaga permasyrakatan.


(17)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Semantik

Kata semantik (dalam bahasa Inggris: semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Jadi, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti (Chaer, 1994: 2).

Kata semantik yakni sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya atau bidang studi linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti. Oleh karena itu, makna merupakan objek semantik.

Pengertian makna berbeda dengan arti di dalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Lyons (dalam Naibaho, 2007:7) menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang dibuat kata tersebut, berbeda dengan kata-kata lain. Arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata itu sendiri yang cenderung terdapat di dalam kamus sebagai leksem.

2.2.2 Bahasa Plesetan

Robert Sibarani (dalam antropolinguistik, 2004:90) yang mengatakan bahwa istilah kata-kata plesetan merupakan suatu hasil dari proses pembentukan kata dengan cara memplesetkan sebuah kata sehingga makna kata itu bertambah


(18)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

dari maknanya semula. Plesetan bahasa, sebagai sebuah proses, pada akhirnya akan memperlihatkan jenis bahasa plesetan yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) disebutkan bahwa peleset atau memeleset berarti tidak mengenai sasaran atau tidak mengenai yang dituju. Berdasarkan makna di atas maka plesetan adalah sesuatu yang diplesetkan sehingga tidak sesuai dengan sasaran yang sebenarnya atau tidak mengenai sasaran yang dituju.

Heryanto (dalam PELLBA 9, 1996:105) menyatakan bahwa plesetan merupakan kegiatan berbahasa yang memanfaatkan sifat sewenang-wenang pada kaitan di antara kata-kata dan realitas dunia yang diacunya. Sementara di dalam kamus Horne (1974) menyatakan bahwa plesetan yang dikenal dalam bahasa Jawa justru mengandung makna yang positif: meluncur di tempat licin untuk bersenang-senang, atau bermain dengan kata.

Menurut Heryanto (dalam PELLBA 9, 1996:111-115) ada tiga “kelompok besar” variasi plesetan, karena masing-masing kelompok dapat dibagi atas beberapa sub-kelompok lebih kecil antara lain:

1. Plesetan untuk berplesetan itu sendiri merupakan plesetan yang hanya menjegal (menjatuhkan) suatu rangkaian tanda (penanda dan makna) yang sudah lazim, tanpa diikuti pembentukan suatu susunan pesan baru yang dari sudut kebahasaan terpadu secara formal. Plesetan yang pertama ini dibagi menjadi dua bagian yakni:

Plesetan yang hanya menuntut kemahiran mengundang tawa penonton dengan mendistorsi (memilah-milah) kata sehingga terbentuk kata-kata lain yang sebenarnya tidak punya sangkut paut.


(19)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Plesetan yang menjegal suatu kemapanan atau kelaziman rangkaian pesan tetapi diikuti dengan terbentuknya sebuah rangkaian pernyataan baru yang mempunyai tingkat keterpaduan formal.

2. Plesetan alternatif merupakan plesetan yang mengajukan sebuah penalaran atau acuan alternatif terhadap penggunaan bahasa yang sedang lazim/ dominan/ resmi dalam masyarakat. Plesetan yang kedua ini memiliki dua

sub-kategori yaitu: Praktek berbahasa di antara remaja atau pemuda, misalnya yang dinamakan

prokem atau walikan yang mengubah penanda, bukan pada penanda, makna atau hubungan realitas di luar bahasa.

Plesetan yang paling ekstrem (paling tinggi) dari bentuk plesetan jenis kedua. 3. Plesetan oposisi merupakan plesetan yang memberikan nalar dan acuan

secara konfrontatif bertabrakan atau menjungkirbalikkan apa yang sudah atau yang sedang lazim/dominan/resmi dalam masyarakat.

Menurut Robert Sibarani (dalam Antropolinguistik, 2004:95) plesetan bahasa, sebagai sebuah proses, pada akhirnya akan memperlihatkan jenis bahasa plesetan yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Jenis bahasa plesetan ini ditinjau dari segi tingkatan atau tataran kebahasaan yang menjelaskan plesetan tersebut. Berdasarkan tingkatan kebahasaan, plesetan bahasa dibagi atas tujuh jenis sebagaimana yang diuraikan di bawah ini.

Pertama, plesetan fonologis (bunyi), yakni plesetan sebuah fonem atau lebih dalam leksikon. Plesetan semacam ini merupakan plesetan tahap pertama dalam budaya berbahasa di acara Democrazy berdasarkan pengamatan yang saya


(20)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

lakukan menggunakan jenis plesetan ini untuk memperolok-olok atau mengejek lawan bicaranya.

Contoh : Penyedap rasa

Kata di atas diplesetkan menjadi penyadap rasa.

Kedua, plesetan grafis (huruf), yakni plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya sebagai tingkatan.

Misalnya, WTC : Warung Tegal Club

Hasil akhir plesetan ini hampir sama dengan singkatan (abbreviation) atau akronim. Perbedaannya terletak pada proses pembentukannya. Singkatan pada umumnya dibentuk setelah ada bentuk yang panjangnya sehingga dipendekkan menjadi singkatan atau akronim. Plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih dahulu ada atau diciptakan, kemudian diberi kepanjangannya seperti:

“BBM” menjadi ‘Bahan Bakar Mahal’atau “BLT” menjadi ‘Bantuan Langsung

Tewas’. Memang sulit membuktikannya mana yang lebih dahulu ada, apakah kepanjangannya atau kependekannya, sehingga ruang ini menarik untuk diperdebatkan, tetapi yang paling penting dicatat di sini bahwa proses plesetan bahasa jenis ini benar-benar terjadi untuk mengungkapkan emosi penuturnya.

Ketiga, plesetan morfemis (leksikon), yakni plesetan sebuah kata dengan cara “menjadikan” atau “menganggapnya” sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, kata tikus diplesetkan menjadi ‘Tindakannya Rakus’. Dalam bahasa Indonesia, plesetan morfemis atau leksikon ini paling banyak dibicarakan dan difokuskan dalam tulisan ini.

Keempat, plesetan frasa (kelompok kata), yakni plesetan kelompok kata, seperti plesetan tipe kedua, dengan cara menjadikannya sebagai singkatan berupa


(21)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

akronim. Misalnya, frasa botol lampu diplesetkan menjadi ‘BOdoh TOLol LAMbat PUla’

Kelima, plesetan kalimat (ekspresi), yakni plesetan sebuah kalimat dengan cara mengikuti struktur dan intonasi kalimat, tetapi mengubah kata-katanya sehingga mengubah makna keseluruhan struktur itu. Misalnya, kalimat dari lagu Garuda Pancasila adalah Ayo maju-maju; ayo maju-maju diplesetkan menjadi

‘tidak maju-maju;tidak maju-maju’

Keenam, plesetan ideologis (semantis), yakni plesetan sebuah ide menjadi ide lain dengan bentuk linguistik yang sama.

Ketujuh plesetan wacana, yakni plesetan sebuah cerita atau bentuk linguistik naratif yang sengaja digunakan untuk memutarbalikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya. Misalnya, cerita-cerita kesaksian yang sengaja dibuat menyimpang dari cerita faktualnya dan cerita baru yang berbeda dari cerita sebelumnya dengan tujuan tertentu termasuk dalam plesetan wacana.

Plesetan wacana ini akan mengakibatkan kerusakan dan kehilangan makna wacana yang sebenarnya. Kehilangan dan kerusakan makna ini terjadi pada tiga jenis, yaitu:

1. Kenyataan yang dibuat-buat, yakni fakta tidak ada, tetapi disiarkan atau dinyatakan berulang-ulang oleh banyak orang sehingga seolah-olah ada. 2. Pemusatan sebagian, yakni penonjolan dan pengambilan sebagian dari

narasi sehingga maknanya menjadi ”terpeleset” dari makna keseluruhan yang sebenarnya.

3. Penyimpangan dari kenyataan, yakni penyimpangan dari fakta-fakta yang sebenarnya sehingga mengakibatkan distorsi interpretasi.


(22)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Keseluruhan jenis-jenis plesetan di atas akan digunakan untuk menganalisis penggunaan bahasa plesetan pada acara Democrazy di Metrotv.

2.2 Tinjauan Pustaka

Heryanto (dalam PELLBA 9, 1996:105) menyatakan bahwa plesetan merupakan kegiatan berbahasa yang memanfaatkan sifat sewenang-wenang pada kaitan di antara kata-kata dan realitas dunia yang diacunya. Sementara di dalam kamus Horne (1974) menyatakan bahwa plesetan yang dikenal dalam bahasa Jawa justru mengandung makna yang positif: meluncur di tempat licin untuk bersenang-senang, atau bermain dengan kata.

Menurut Heryanto (dalam PELLBA 9, 1996) yang membicarakan tentang jenis bahasa plesetan yang terbagi atas tiga yaitu

1. Plesetan untuk berplesetan itu sendiri.

Pada jenis plesetan ini tingkat keterpaduan antara penanda makna-acuan dalam pernyataan yang terbentuk rendah sekali dibandingkan dengan jenis plesetan yang lain. Plesetan jenis ini tidak berminat untuk menyampaikan pesan atau komentar apapun tentang realias dunia di luar bahasa.

2. Plesetan alternatif

Plesetan jenis ini mengacu pada realitas di dunia bahasa yakni pada sisi-sisi lain dari realitas di luar bahasa yang sudah resmi.


(23)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Plesetan ini juga mempertahankan keterpaduan formal pada waktu menyelewengkan sebuah pernyataan resmi. Plesetan ini tidak hanya mengubah suatu rumusan pernyataan resmi tetapi sekaligus memberikan acuan terhadap realitas dunia yang bertolak belakang dengan apa yang sudah lazim.

Menurut Deddy Mulyana (dalam Komunikasi Efktif, 1998) menyatakan bahwa seseorang atau sekelompok orang dapat menciptakan permainan bahasa (plesetan). Dia mengemukakan bahwa plesetan itu bersifat pragmatis yakni enak untuk didengar, lucu atau menghibur. Permainan bahasa (plesetan) juga dapat berbentuk kata-kata, kalimat rekaan yang dibuat-buat atau dimirip-miripkan

Hasil penelitian bahasa plesetan sebelumnya dapat menjadi informasi bagi peneliti saat ini dalam meneliti Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di

Metrotv.

Pada kesempatan ini, peneliti meneliti Bahasa Plesetan Dalam Acara

Democrazy Di Metrotv yang membicarakan tentang penggunaan bahasa plesetan

dalam acara Democrazy di metrotv, jenis jenis bahasa plesetan apa saja yang digunakan dalam acara tersebut dan sekaligus dampak yang dapat ditimbulkan oleh bahasa plesetan itu sendiri.

BAB III

METODE PENELITIAN


(24)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Untuk memperoleh data-data yang yang diperlukan, maka penulis melakukan penelitian pada acara Democrazy yang disiarkan pada salah satu siaran televisi swasta, yakni Metrotv pada hari minggu pukul 21:05 WIB. Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu antara tanggal 10 Mei 2008-16 November 2008.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan pemakai bahasa tertentu yang tidak diketahui batas-batasnya akibat luasnya daerah dan banyaknya orang yang memakai bahasa tersebut (Sudaryanto, 1990:36). Populasi penelitian ini adalah keseluruhan tokoh yang berperan dalam acara democrazy di metrotv yakni berjumlah 12 orang diantaranya adalah

1. Mucle Iskandar sebagai pimpinan sidang 2. Iwel sebagai wakil pimpinan sidang 3. Nina Sapty sebagai pengamat ekonomi

4. Bima Arya Sugianto sebagai sataf ahli dewan parodi rakyat. 5. Indah Kirana sebagai protokol dewan parodi rakyat

6. Ucup Kelik sebagai wakil presiden

7. Isa Jagger sebagai utusan dari fraksi partai lidah tak bertulang 8. Ohank sebagai utusan dari fraksi partai ketupat

9. Ngademin Santoso sebagai utusan dari fraksi partai bonsai 10. Ridho Eka Santri sebagai utusan dari fraksi partai tambahan 11. Jesica sebagai utusan dari fraksi partai main mata


(25)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

12. Murfi sebagai utusan dari fraksi partai kambing hitam

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari pemakai bahasa yang mewakili dari satu populasi (Sudaryanto, 1990:30).

Menurut Arikunto (1995:103) mengatakan bahwa: bila subjek kurang dari 100 orang, lebik baik diambil semuanya. Dan apabila lebih banyak, maka sekedar 10-15% atau 20-25%.

Mengingat jumlah populasi yang sangat sedikit, maka penulis mengambil sampel semuanya yaitu 12 orang yakni orang-orang yang berperan dalam acara

democrazy di metrotv.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti sendiri. Peneliti menggunakan metode simak, metode agih, dan metode padan dibantu dengan teknik penyimakan dan didukung dengan alat bantu yang berupa televisi, pena dan kertas yang digunakan untuk menyimak kemudian mencatat kata yang berbentuk bahasa plesetan yang diucapakan oleh tokoh yang terdapat dalam acara Democrazy di Metrotv pada kartu data.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilaksanakan sementara itu teknik adalah cara melaksanakan metode. Metode dan teknik pengumpulan data yang sesuai


(26)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

perlu diperhatikan agar penelitian terarah. Penggunaan metode dan teknik pengumpulan data yang tepat dapat membantu pencapaian hasil data yang sahih (valid).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif sinkronis, yaitu penelitian bahasa pada masa sekarang. Dengan metode ini akan dideskripsikan atau diuraikan dalam sampel-sampel data, kemudian membahas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh data. Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan sejumlah data yang akan dijadikan sebagai bahan olahan. Oleh karena itu, untuk memperoleh data penelitian bahasa plesetan ini menggunakan metode simak, yakni penyimakan terhadap bahasa plesetan yang ada dalam acara

Democrazy di metrotv, sedangkan teknik yang digunakan selanjutnya dalam

pengumpulan data adalah teknik catat (Sudariyanto, 1993:13).

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode agih yaitu metode yang objek penentunya berasal dari bahasa itu sendiri dan metode padan yaitu metode yang memadankan, menyelaraskan sesuatu dengan alat penentu lain di luar bahasa (Sudariyanto, 1993:13). Teknik yang digunakan adalah teknik lesap yang dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual yang ada dan teknik ganti yang dilakukan dengan mengganti unsur satuan lingual data (Sudariyanto, 1993:37).

Metode agih digunakan untuk menganalisis struktur pembentukan kata-kata dalam bahasa plesetan yang terdapat dalam acara Democrazy, sedangkan


(27)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

metode padan digunakan untuk menganalisis perubahan makna yang terjadi dalam bahasa plesetan menjadi makna konotasi.

Pemakaian bahasa plesetan dalam acara Democrazy merupakan suatu cara yang digunakan untuk menyindir atau memberikan celaan secara tidak langsung kepada sesuatu atau orang tertentu. Dampak yang terjadi dari keadaan tersebut membuat orang lebih baik menggunakan bahasa plesetan meskipun kata-kata tersebut tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya.

Sebuah contoh bahasa plesetan yang dapat diambil dari acara Democrazy tersebut adalah

- BBM : Bahan Bakar Mahal

Contoh bahasa plesetan yang terdapat di atas merupakan salah satu cara yang digunakan oleh tokoh-tokoh yang berperan dalam acara Democrazy untuk mengkritik pemerintah yang pada masa sekarang ini telah menaikkan harga BBM.

BAB IV


(28)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

4.1 Analisis Penggunaan Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metrotv

Bahasa plesetan merupakan suatu proses pembentukan kata dengan cara memelesetkan sebuah kata sehingga makna kata itu bertambah dari maknanya semula. Bahasa plesetan memperlihatkan pertambahan makna karena sebuah kata yang diplesetkan diberi makna baru dengan cara memperlakukan kata yang diplesetkan itu sebagai akronim dan kemudian diberi kepanjangan sehingga menimbulkan makna yang baru. Bahasa plesetan pada umumnya berfungsi untuk menuturkan pola pikir dan perasaan penutur yang bersangkutan dan mengakibatkan bahasa plesetan cepat berubah sesuai dengan situasi masyarakatnya.

Democrazy merupakan salah satu acara parodi politik yang disiarkan di

sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, yakni Metrotv. Acara ini kerap kali menggunakan bahasa plesetan dalam penyampaiannya karena setiap akronim yang diucapkan oleh tokoh yang terdapat di acara tersebut tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Hal ini dimaksudkan agar penonton tidak merasa jenuh dalam menyimak perkembangan dunia politik yang sedang marak-maraknya terjadi pada masa sekarang ini.

Acara Democrazy yang disiarkan di metrotv bertujuan untuk mengkritik para pejabat tinggi negara yang telah membuat kesengsaraan pada rakyat dengan menaikkan harga BBM yang mengakibatkan naiknya harga bahan pokok.

Di bawah ini merupakan kata-kata plesetan yang pernah diungkapkan dalam acara Democrazy di metrotv anatra lain adalah.


(29)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 2. SMS : - Sarana Mengirim Santet

- Sarana Menuju Selingkuh 3. DPR : - Dewan Parodi Rakyat

- Dewan Penggemar Rupiah 4. BBM : - Bahan Bakar Mahal

- Bahan Bakar Mobil - Bicara Bisa Murah

- Belum Bersedia Menurunkan

5. SBY MJK : - Saya Berharap dan Yakin Mimpi Jadi Kenyataan - Sulit Bensin Ya Mungkin Jalan Kaki

6. SPBU : Supaya Pembeli Bensin Uantri 7. BLT : - Bantuan Langsung Tekor

- Bantuan langsung tewas

- Bantuan Langsung Takye (bahasa Madura) - Bagaimana Langkah Terbaik

- Birokrasinya Langsung Transparan - Bubur Lumpur Terbesar

8. PERTAMINA : Pertahunnya Minyak Naik 9. PLTD : Pusat Listrik Tenaga Dalam 10. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang 11. PENDEKAR : Pendek Tapi Kekar

12. KPK : Komisi Penggeledah Kantor 13. RSS : Rumah Sedikit Semen 14. LAPINDO : - Lapisan Pasir Indonesia


(30)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. - Lagaknya Jangan Pintar-pintar boDOh 15. MURI : Musibah Rakyat Indonesia

16. PILKADA : - Terpilih Karena Mengada-ada

- Pilihan Langsung Kepada Daerah asli 17. BALIHO : Banyak Dilihat Orang

18. KORAN : Kolomnya Teledoran

19. GOLPUT : Golongan Pucat (karena takut memilih pilihannya salah) 20. MISI : MI artinya mie dan SI artinya sisi atau tempat

MISI berarti tempat mie atau disebut dengan mangkok 21. Cecak apa yang bisa membuat seseorang meninggal dunia?

- Jawabnya adalah Cecak nafas (sesak nafas) 22. IBADAH : Ingin Bahagia Dalam Hidup

23. DPD : Dewan Penggemar Duit

24. Pak Sarwono : Pasar Wono yang artinya pak Sarwono dipanggil jadi pak ramai

25. PEMUDI : Pemimpin Baru Mudah-Mudahan Dirindukan 26. BERMUTU : Bermuka Tua

27. Dalam berpidato harus sesuai dengan A, B, C, dan D - A berarti Assalam


(31)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. - C berarti Cukup sekian

- D berarti Dan terima kasih 28. UGM : Universitas Gajah Mati 29. Musim apa yang pandai menyanyi?

- Jawabnya adalah Musim Alatas 30. Baru- baru ini seorang anak desember petir

31. Say no to drug : Seno Todrak

32. Mohon doa restu : Mohon Dua Ratus Ribu 33. HATI : Harta dan properti

34. Tipe : Tape (tape recorder)

35. Penyadap : Koki memakai penyadap makanan (penyedap) 36. Paskah Suzetta: Pasrah Sejuta

37. Kaban : Kapan

38. Divisi apa sebagai seorang artis?

- Jawabnya adala Divisi Ratnasari (Desy Ranasari). 39. Inter-inter bodoh : Pintar-pintar bodoh

40. inter jemput : Antar jemput 41. Tikus : Tindakannya rakus 42. Di borgol : Di Bogor


(32)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

- Jawabnya adalah Group Band PADI Karena lirik lagunya ada “Kimia kutemukan” yang sebenarnya adalah “Kini aku temukan”.

44. LPG : Laporan Pertanggung Jawaban 45. TABUNG : Tarifnya Melambung

46. Siapakah artis yang selalu membawa senjata? Jawabnya adalah Meriam Bellina

47. Nama artis yang berasal dari nama binatang adalah Cecak Handika yang sebenarnya namanya adalah Caca Handika (seorang penyanyi lagu dangdut).

48. WTC : Warung Tegal Club 49. RUU : Rancangan Umbul-Umbul 50. TITI DJ : Hati-Hati Di Jalan

51. TITI KAMAL : Hati-Hati Kalau Malam 52. Dedy Dores : Dengan Diiring Doa Restu 53. SIMPUL : Simbolis dengan Politis 54. Botol lampu : Bodoh tolol lambat pula

55. Silaturahmi : Silahkan Bersatu, Rahmat itu Bagi Kami 56. OHANG : Ompong Di atas Rahang

57. MUCLE : Muka Celamitan 58. ayo maju-maju: Tidak maju-maju 59. RAMAH : Rajin Menjamah

60. Penyanyi barat yang kerja sambilannya sebagai supir adalah Britney Supir (spears)


(33)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

61. Siapa berani menurunkan harga serentak rakyatmu membela (Maju Tak Gentar)

62. KEJUTAN : Keju pake Ketan

63. Teori yang dipakai oleh pemerintah dalam menaikkan BBm adalah teori ingus karena ingus turunnya lambat tapi waktu naiknya cepat

64. Amerika artinya tergantung pada satu orang yaitu ame Rika (sama Rika) 65. BARAK : Bangsa Amerika Bersorak (Barack Obama)

66. Negara yang selalu mengejek atau meledek kepada warganya sendiri adalah Negara Zimbabue

67. Yes we can : Yes weekend 68. John mc Cane : Jake mungkin

69. UMAR : Untung Masih Ada Rambut 70. DRS : Di kepala Rambutnya Sedikit 71. FBI : Fans Berat Inul

72. Senior : Senang Istri Orang

Dari data yang terdapat di atas kelihatan bahwa penggunaan bahasa plesetan yang diungkapkan dalam acara democrazy di metrotv lebih banyak menggunakan bahasa plesetan di mana singkatan yang diplesetkan tersebut masih berhubungan dengan arti yang sebenarnya (denotasinya), misalnya:

1. GSM : Ganjen Suka Misscall

Antara kata GSM dengan “ganjen suka misscall” masih berhubungan yaitu sama-sama membicarakan tentang alat komunikasi.

2. BBM : - Bahan Bakar Mahal - Bahan Bakar Mobil


(34)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. - Bicara Bisa Murah

- Belum Bersedia Menurunkan

Data yang terdapat di atas mebuktikan bahwa BBM (bahan bakar minyak) diplesetkan menjadi ‘bahan bakar mahal’, ‘bahan bakar mobil’, ‘belum bersedia menurunkan’ dan ‘bicara bisa murah’ masih berhubungan dengan arti yang sebenarnya yakni membahas atau membicarakan tentang bahan bakar minyak yang sekarang ini sedang naik.

3. SPBU : Supaya Pembeli Bensin Uantri

Apabila diperhatikan akronim yang terdapat di atas dapat dilakukan suatu pembuktian bahwa antara singkatan dari SPBU dalam arti yang sebenarnya adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang diplesetkan menjadi “Supaya Pembeli Bensin Uantri” memiliki hubungan yakni singkatannya masih tetap berhubungan dengan arti atau makna yang sebenarnya. Begitu juga dengan kata-kata akronim yang peneliti sebutkan di bawah ini antara lain adalah

4. PERTAMINA : Pertahunnya Minyak Naik 5. PLTD : Pusat Listrik Tenaga Dalam 6. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang 7. PENDEKAR : Pendek Tapi Kekar

8. KPK : Komisi Penggeledah Kantor 9. RSS : Rumah Sedikit Semen 10. LAPINDO : - Lapisan Pasir Indonesia 11. PILKADA : - Terpilih Karena Mengada-ada 12. BALIHO : Banyak Dilihat Orang


(35)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 13. DPD : Dewan Penggemar Duit

14. UGM : Universitas Gajah Mati 15. TABUNG : Tarifnya Melambung

16. BARAK : Bangsa Amerika Bersorak (Barack Obama)

Data yang terdapat di atas merupakan data yang menunjukkan bahwa dalam acara democrazy memang secara sengaja membuat kebanyakan dari bahasa plesetan yang berbentuk akronim masih berhubungan dengan arti atau makna singkatan yang sebenarnya. Hal ini bertujuan untuk membuat para penonton tidak terlalu jauh berpikir atas singkatan yang telah diplesetkan.

Para tokoh yang terdapat dalam acara democrazy sangat pandai untuk memelesetkan apa yang saat itu berada di sekitar kita dan hal ini jugalah yang merupakan kelebihan dalam acara ini.

Berdasarkan makna penggunaan dan konteks penggunaan kata plesetan, Plesetan bahasa memiliki beberapa fungsi yakni:

1. Bahasa plesetan berfungsi sebagai olok-olokan dengan mengambil sebuah objek tertentu menjadi topik pembicaraan.

Contoh: ojek diplesetkan menjadi orangnya jelek.

2. Bahasa plesetan berfungsi sebagai sindiran atau celaan secara tidak langsung kepada orang tertentu. Sindiran dimaksudkan agar orang yang disindir menyadari kesalahannya untuk diperbaiki pada masa yang akan mendatang.


(36)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

3. Bahasa plesetan berfungsi sebagai protes sosial terhadap penguasa dan terhadap kekacauan yang terjadi baik di masyarakat maupun di pemerintahan. Tipe fungsi plesetan ini ditujukan kepada para penguasa. Contoh: Tikus diplesetkan menjadi ‘tindakannya rakus’

4. Bahasa plesetan berfungsi sebagai pencerminan daripada situasi yang menguntungkan. Misalnya : USU (Universitas Samping USU) Untuk menyatakan AMIK MBP, Universitas Sutomo Ujung (HKBP Nomensen), Universitas Samping Unimed (Amir Hamzah).

5. Bahasa plesetan berfungsi sebagai eufemisme, yaitu plesetan yang dimaksudkan sebagai penghalusan untuk menggantikan kata-kata yang dianggap kurang berterima atau dirasakan agak kasar dalam masyarakat. Contoh : Merah kalender dikatakan pada orang yang lagi haid.

6. Bahasa plesetan berfungsi sebagai ungkapan rahasia agar orang lain tidak mengetahui maksud yang diungkapkannya.

Misalnya : Sumitro : Suka Minta Rokok.

7. Bahasa plesetan berfungsi sebagai lelucon atau hiburan komunikasi. Contoh : kemeja diplesetkan menjadi ‘Kernet Medan Jaya’


(37)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

4.2 Analisis jenis-jenis bahasa plesetan dalam acara Democrazy di Metrotv.

4.2.1 Plesetan fonologis

Plesetan fonologis (bunyi), yakni plesetan sebuah fonem atau lebih dalam leksikon. Plesetan semacam ini merupakan plesetan tahap pertama dalam budaya berbahasa di acara Democrazy berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan menggunakan jenis plesetan ini untuk memperolok-olok atau mengejek lawan bicaranya sekaligus sebagai bahan kritikan untuk para petinggi negara pada masa sekarang ini.

Contoh :

1. Penyedap rasa

Kata di atas diplesetkan menjadi penyadap rasa.

2. Pasar Wono yang artinya pak Sarwono dipanggil jadi pak ramai

Maksud dari kata di atas adalah bahwa sebelumnya pasar wono berasal dari kata pak sarwono yaitu nama seorang bintang tamu yang hadir dalam acara

democrazy tersebut.

3. Baru- baru ini seorang anak desember petir.

Kata desember yang terdapat di atas merupakan kata yang diplesetkan. Jadi yang sebenarnya adalah disambar.

4. Say no to drug : Seno Todrak

Kalimat yang terdapat di atas merupakan kalimat dalam bentuk bahasa Inggris yang artinya adalah katakan tidak untuk narkoba sehingga diplesetkan menjadi nama seseorang yaitu Seno Todrak


(38)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 5. Mohon doa restu : Mohon Dua Ratus Ribu

Kalimat yang terdapat di atas merupakan suatu permintaan kepada orang yang menyayangi kita, kemudian diplesetkan menjadi mohon dua ratus ribu. 6. Paskah Suzetta : Pasrah Sejuta

7. Kaban : Kapan

8. Inter-inter bodoh : Pintar-pintar bodoh

4.2.2 Plesetan grafis

Plesetan grafis (huruf), yakni plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya sebagai tingkatan.

Misalnya,

1. GSM : Ganjen Suka Misscall 2. SMS : - Sarana Mengirim Santet

- Sarana Menuju Selingkuh 3. DPR : - Dewan Parodi Rakyat

- Dewan Penggemar Rupiah 4. BBM : - Bahan Bakar Mahal

- Bahan Bakar Mobil - Bicara Bisa Murah

- Belum Bersedia Menurunkan

5. SBY MJK : - Saya Berharap dan Yakin Mimpi Jadi Kenyataan - Sulit Bensin Ya Mungkin Jalan Kaki

6. SPBU : Supaya Pembeli Bensin Uantri 7. BLT : - Bantuan Langsung Tekor


(39)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. - Bantuan langsung tewas

- Bantuan Langsung Takye (di Madura) - Bagaimana Langkah Terbaik

- Birokrasinya Langsung Transparan - Bubur Lumpur Terbesar

8. PLTD : Pusat Listrik Tenaga Dalam 9. WTC : Warung Tegal Club

10. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang 11. KPK : Komisi Penggeledah Kantor 12. RSS : Rumah Sedikit Semen 13. DPD : Dewan Penggemar Duit 14. UGM : Universitas Gajah Mati 15. RUU : Rancangan Umbul-Umbul 16. UMAR : Untung Masih Ada Rambut 17. DRS : Di kepala Rambutnya Sedikit 18. FBI : Fans Berat In

19. PLTD : Pusat Listrik Tenaga Dalam 20. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang

Hasil akhir plesetan ini hampir sama dengan singkatan (abbreviation) atau akronim. Perbedaannya terletak pada proses pembentukannya. Singkatan pada umumnya dibentuk setelah ada bentuk yang panjangnya sehingga dipendekkan menjadi singkatan atau akronim. Plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih dahulu ada atau diciptakan, kemudian diberi kepanjangannya seperti:


(40)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

“BBM” menjadi ‘Bahan Bakar Mahal’atau “BLT” menjadi ‘Bantuan Langsung

Tewas’. Memang sulit membuktikannya mana yang lebih dahulu ada, apakah kepanjangannya atau kependekannya, sehingga ruang ini menarik untuk diperdebatkan, tetapi yang paling penting dicatat di sini bahwa proses plesetan bahasa jenis ini benar-benar terjadi untuk mengungkapkan emosi penuturnya.

4.2.3 Plesetan morfemis

Plesetan morfemis (leksikon), yakni plesetan sebuah kata dengan cara “menjadikan” atau “menganggapnya” sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, kata tikus diplesetkan menjadi ‘Tindakannya Rakus’. Dalam bahasa Indonesia, plesetan morfemis atau leksikon ini paling banyak dibicarakan dan difokuskan dalam tulisan ini.

Contoh yang dapat diambil peneliti dari kata-kata yang diucapkan pada acara democrazy di metrotv antara lain adalah

1. PERTAMINA : Pertahunnya Minyak Naik 2. PENDEKAR : Pendek Tapi Kekar 3. LAPINDO : - Lapisan Pasir Indonesia

- Lagaknya Jangan Pintar-pintar boDOh 4. MURI : Musibah Rakyat Indonesia

5. PILKADA : - Terpilih Karena Mengada-ada - Pilihan Langsung Kepada Daerah asli 6. BALIHO : Banyak Dilihat Orang


(41)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

8. GOLPUT : Golongan Pucat (karena takut memilih pilihannya salah)

9. IBADAH : Ingin Bahagia Dalam Hidup

10. PEMUDI : Pemimpin Baru Mudah-Mudahan Dirindukan 11. BERMUTU : Bermuka Tua

12. HATI : Harta dan properti 13. TABUNG : Tarifnya Melambung 14. RUU : Rancangan Umbul-Umbul 15. SIMPUL : Simbolis dengan Politis

16. Silaturahmi : Silahkan Bersatu, Rahmat itu Bagi Kami 17. OHANG : Ompong Di atas Rahang

18. MUCLE : Muka Celamitan 19. RAMAH : Rajin Menjamah 20. KEJUTAN : Keju pake Ketan

21. BARAK : Bangsa Amerika Bersorak (Barack Obama) 22. Senior : Senang Istri Orang

4.2.4 Plesetan frasal

Plesetan frasal (kelompok kata), yakni plesetan kelompok kata, seperti plesetan tipe kedua, dengan cara menjadikannya sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, frase botol lampu diplesetkan menjadi ‘BOdoh TOLol LAMbat PUla’ begitu juga dengan contoh yang terdapat di bawah ini

1. TITI DJ : Hati-Hati Di Jalan 2. TITI KAMAL : Hati-Hati Kalau Malam 3. Dedy Dores : Dengan Diiring Doa Restu


(42)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 4.2.5 Plesetan kalimat

Plesetan kalimat (ekspresi), yakni plesetan sebuah kalimat dengan cara mengikuti struktur dan intonasi kalimat, tetapi mengubah kata-katanya sehingga mengubah makna keseluruhan struktur itu. Misalnya, kalimat Ayo maju-maju; ayo

maju-maju diplesetkan menjadi ‘tidak maju-maju;tidak maju-maju’.

4.2.6 Plesetan ideologis

Plesetan ideologis (semantis), yakni plesetan sebuah ide menjadi ide lain dengan bentuk linguistik yang sama.

4.2.7 Plesetan wacana

Plesetan wacana, yakni plesetan sebuah cerita atau bentuk linguistik naratif yang sengaja digunakan untuk memutarbalikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya. Misalnya, cerita-cerita kesaksian yang sengaja dibuat menyimpang dari cerita faktualnya dan cerita baru yang berbeda dari cerita sebelumnya dengan tujuan tertentu termasuk dalam plesetan wacana.


(43)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Plesetan wacana ini akan mengakibatkan kerusakan dan kehilangan makna wacana yang sebenarnya. Kehilangan dan kerusakan makna ini terjadi pada tiga jenis, yaitu:

1. Kenyataan yang dibuat-buat, yakni fakta tidak ada, tetapi disiarkan atau dinyatakan berulang-ulang oleh banyak orang sehingga seolah-olah ada. 2. Pemusatan sebagian, yakni penonjolan dan pengambilan sebagian dari

narasi sehingga maknanya menjadi ”terpeleset” dari makna keseluruhan yang sebenarnya.

3. Penyimpangan dari kenyataan, yakni penyimpangan dari fakta-fakta yang sebenarnya sehingga mengakibatkan distorsi interpretasi.


(44)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

4.3 Pengaruh yang dapat ditimbulkan bahasa plesetan terhadap pemakai bahasa Indonesia.

Bahasa plesetan yang diungkapkan oleh tokoh yang terdapat dalam acara

Democrazy di metrotv merupakan bahasa yang secara sengaja dibuat untuk

mengkritik secara tidak langsung kepada para pemimpin di negara Republik Indonesia. Sangat diharapkan juga bahwa bahasa plesetan dapat menarik perhatian para penonton. Apabila perhatian penonton sudah didapatkan maka pesan atau makna yang mau disampaikan akan tersampaikan. Hal inilah yang akhirnya dapat membuka hati maupun pikiran para penonton atau para pemimpin negara ini untuk membuat suatu perubahan ke arah yang lebih baik agar apa yang diharapkan oleh bangsa ini dapat tercapai.

Pemakaian bahasa plesetan dalam acara Democrazy di metrotv menimbulkan pengaruh bagi penonton yang sedang mengikuti acara tersebut. Adapun pengaruh yang ditimbulkan bagi konsumen pemakai bahasa indonesia adalah

4.3.1 Pengaruh positif

1. Menambah perbendaharaan kosakata pendengar tentang bahasa plesetan Pendengar sebagai pemakai bahasa Indonesia akan mendapatkan kosakata baru bahasa plesetan yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cara memelesetkan bahasa.

2. Menciptakan suasana santai, gembira, tertawa saat berbahasa plesetan Pendengar sebagai pemakai bahasa Indonesia akan mendapatkan bahasa santai, unik, dan dapat tertawa.


(45)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 4.3.2 Pengaruh negatif

1. Penonton yang sedang menonton acara tersebut akan lebih terbiasa mengingat apa yang didengarnya dalam tayangan itu sehingga akan mengakibatkan timbulnya suatu singkatan yang baru, padahal singkatan yang didengarnya tersebut berupa singkatan yang diplesetkan.

2. Seseorang yang pernah mendengar bahasa yang diplesetkan nantinya bisa menimbulkan konflik apabila pemakaian plesetan itu sendiri tidak sesuai dengan kondisi karena pengucapan bahasa plesetan itu harus dalam kondisi yang santai atau bisa disebut tidak ada terjadi konflik. 3. Konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia akan merasa lebih

menyukai menggunakan bahasa plesetan dalam situasi santai. Selain itu, penggunaan bahasa plesetan khususnya jenis plesetan grafis akan menimbulkan keraguan bagi pemakai bahasa Indonesia, maksudnya di sini adalah seseorang yang sudah terlalu sering mendengarkan bahasa yang sudah diplesetkan bisa mengakibatkan kesalahan dalam mengartikan apa makna yang sebenarnya dari akronim tersebut misalnya:

a. BBM : Bahan Bakar Minyak (Makna denotasi) b. BBM : Bahan Bakar Mahal (Makna konotasi)


(46)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap pemakaian bahwa plessetan dalam acara Democrazy di Metrotv periode 10 mei – 16 nov 2008 dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan bahasa plesetan dalam acara Democrazy di metrotv dapat berubah-ubah dari satu akronim yang diplesetkan tergantung pada topik yang sedang dibicarakan. Selain itu bahasa plesetan yang digunakan dalam acara tersebut seperti plesetan grafis (huruf), yakni plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya sebagai tingkatan masih memiliki hubungan antara makna konotasi dengan makna denotasinya sendiri, misalnya:

- BBM : Bahan Bakar Minyak (Makna denotasi) - BBM : Bahan Bakar Mahal (Makna konotasi)

2. Jenis-jenis bahasa plesetan yang digunakan dalam acara Democrazy di metrotv terdapat lima jeni antara lain:

a. Plesetan fonologis (bunyi) b. Plesetan grafis (huruf) c. Plesetan morfemis (leksikon) d. Plesetan frasal (kelompok kata) e. Plesetan kalimat (ekspresi)

Sementara plesetan ideologis dan wacana masih belum pernah digunakan selama peneliti melakukan penelitian pada acara democrazy di metrotv.


(47)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

3. Pembentukan bahasa plesetan dalam acara democrazy di metrotv tidak harus mengikuti aturan, maksudnya apabila sebuah kata yang diplesetkan sekarang, bisa saja berbeda pada episode yang selanjutnya tergantung pada topik apa yang sedang dibicarakan, misalnya:

- DPR : Dewan Parodi Rakyat - DPR : Dewan Penggemar Rupiah

4. Bahasa plesetan kebanyakan digunakan oleh kaum remaja sampai dengan orang tua

5. Jenis plesetan yang digunakan dalam acara democrazy di metrotv kebanyakan menggunakan jenis plesetan grafis (huruf)

6. Bahasa plesetan yang terdapat dalam acara democrazy di metrotv merupakan salah satu cara para tokoh yang terdapat dalam acara tersebut untuk mengkritik para petinggi negara pada masa sekarang ini.

7. Pengaruh yang ditimbulkan bahasa plesetan dalam acara democrazy di metrotv adalah berupa dampak positif yaitu menambah perbendaharaan kosakata konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia dan menciptakan suasana santai, dekat, dan akrab dalam berkomunikasi, sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan antara lain: konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia akan merasa lebih menyukai menggunakan bahasa plesetan dalam situasi santai. Selain itu, penggunaan bahasa plesetan khususnya jenis plesetan grafis akan menimbulkan keraguan bagi pemakai bahasa Indonesia, misalnya:

- BBM : Bahan Bakar Minyak (Makna denotasi) - BBM : Bahan Bakar Mahal (Makna konotasi)


(48)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

5.2 Saran

Penulis berharap pemakai bahasa plesetan harus melihat situasi dalam menggunakan bahasa plesetan, karena pemakaian bahasa plesetan yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi akan menimbulkan pro dan kontra.

Pada penelitian ini penulis hanya menjelaskan penggunaan, jenis, dan pengaruh yang ditimbulkan bahasa plesetan, sehingga masih terbuka kesempatan bagi peneliti lain yang bermaksud untuk membahas dalam situasi dan kondisi yang bagaimanakah harus menggunakan bahasa plesetan sehingga tidak menimbulkan pro dan kontra.

Satu hal yang perlu diharapkan bagi konsumen bahasa plesetan agar dapat selalu mengembangkan terus bahasa plesetan karena bahasa plesetan merupakan salah satu kunci utama dan cara yang paling ampuh untuk menciptakan suasana santai, bergembira.


(49)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Azwida, Ade. 2007. “Pemakaian Bahasa Gaul Pada Ikalan Produk Komersial Televisi”. (Skripsi). Medan: Fakultas Sastra USU.

Arikunto, 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Modern. Yogyakarta: Ysit.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia. Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Marlina, Henni. 2001. “Penggandaan Naskah Obat-Obatan Batak Toba di Tomok”.

(Skripsi).

Nazir,Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Naibaho, Marini Nova Siska. 2007. ”Analisis Pemakaian Polisemi pada Harian Medan Bisnis Edisi Agustus 2007.” Medan: Fakultas Sastra USU.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1996. PELLBA 9. Yogyakarta: Kanisius. Rahardi, Kunjana. 2006. Dimensi-Dimensi Kebahasaan. Jakarta: Erlangga. Siregar, Ahmad Samin. Bahasa Indoneisa Untuk Perguruan Tinggi. Medan: USU

Press.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda.

Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana, University Press.


(50)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

LAMPIRAN

Di bawah ini merupakan kata-kata plesetan yang pernah diungkapkan dalam acara Democrazy di metrotv anatra lain adalah

Tanggal 18 Mei 2008

Topik : Membicarakan tentang kenaikan BBM 73. GSM : Ganjen Suka Misscall 74. SMS : - Sarana Mengirim Santet

- Sarana Menuju Selingkuh 75. DPR : - Dewan Parodi Rakyat

- Dewan Penggemar Rupiah 76. BBM : - Bahan Bakar Mahal

- Bahan Bakar Mobil

Tanggal 25 Mei 2008

Topik : Membicarakan tentang BLT

1. BLT : - Bantuan Langsung Tekor - Bantuan langsung tewas

- Bantuan Langsung Takye (bahasa Madura) - Bagaimana Langkah Terbaik

- Birokrasinya Langsung Transparan

2. RSS : Rumah Sedikit Semen (ciri-ciri orang miskin) 3. Pendekar : Pendek Tapi Kekar


(51)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. Topik : Membicarakan korban LAPINDO

1. LAPINDO : Lapisan Pasir Indonesia 2. BLT : Bubur Lumpur Terbesar

3. LAPINDO : Lagaknya Jangan Pintar-pintar Bodoh 4. MURI : Musibah Rakyat Indonesia

Tanggal 08 Juni 2008

Topik : Membicarakan tentang PILKADA

1. PILKADA : - Terpilih Karena Mengada-ada

- Pilihan Langsung Kepada Daerah asli 2. Nyalon : mencalonkan diri (buka n pergi ke salon) 3. Yang penting little-littlelah : Yang penting sedikit-sedikitlah 4. BALIHO : Banyak Dilihat Orang

Tanggal 15 Juni 2008

Topik : Membicarakan tentang kenaikan BBM 1. BBM : - Bahan Bakar Mahal

- Bicara Bisa Murah

- Belum Bersedia Menurunkan

2. SBY MJK : - Saya Berharap dan Yakin Mimpi Jadi Kenyataan - Sulit Bensin Ya Mungkin Jalan Kaki

3. SPBU : Supaya Pembeli Bensin Uantri 4. PLTD : Pusat Listrik Tenaga Dalam Tanggal 29 Juni 2008


(52)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

1. BBM : Bahan Bakar Mobil (bahan untuk membakar mobil) 2. PILKADA : Pilihan Langsung Kepada Daerah Asal

3. Saifulidi : Saiful Jamil

Tanggal 06 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang pemilih yang GOLPUT

1. GOLPUT : Golongan Pucat (karena takut memilih pilihannya salah). Tanggal 13 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang PILKADA

1. MISI : MI artinya mie dan SI artinya sisi atau tempat

MISI berarti tempat mie atau disebut dengan mangkok. 2. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang

3. Cecak apa yang bisa membuat seseorang meninggal dunia? - Jawabnya adalah Cecak nafas (sesak nafas)

Tanggal 20 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang kasus korupsi yang ditangkap KPK 1. KPK : Komisi Penggeledah Kantor

Tanggal 27 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang PILKADA 1. Pertamax-tamax : Pertama-tama

2. Mohon Doa restu : Mohon Dua Ratus Ribu 3. Hati : Harta dan Properti.


(53)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 4. Say no to drug : Seno Todrak

5. Musim apa yang pandai menyanyi?

- Jawabnya adalah Musim Alatas. 6. Baru- baru ini seorang anak desember petir.

Tanggal 10 Agustus 2008

Topik : Membicarakan tentang Presiden yang mempertahankan kasus korupsi 1. Tipe : Tape (tape recorder)

2. Penyadap : Koki memakai penyadap makanan (penyedap) 3. Paskah Suzetta: Pasrah Sejuta

4. Kaban : Kapan

Tanggal 17 Agustus 2008

Topik : Membahas tentang Aliran dana Bank Indonesia (BI) 1. Divisi apa sebagai seorang artis?

- Jawabnya adala Divisi Ratnasari (Desy Ranasari). 2. Inter-inter bodoh : Pintar-pintar bodoh

3. inter jemput : Antar jemput 4. Tikus : Tindakannya rakus 5. Di borgol : Di Bogor

6. KORAN : Kolomnya Teledoran.

Tanggal 31 Agustus 2008


(54)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 1. Siapakah yang telah menemukan kimia?

- Jawabnya adalah Group Band PADI Karena lirik lagunya ada “Kimia kutemukan” yang sebenarnya adalah “Kini aku temukan”.

2. LPG : Laporan Pertanggung Jawaban 3. TABUNG : Tarifnya Melambung

4. Siapakah artis yang selalu membawa senjata? Jawabnya adalah Meriam Bellina

5. Nama artis yang berasal dari nama binatang adalah Cecak Handika yang sebenarnya namanya adalah Caca Handika (seorang penyanyi lagu dangdut).

6. WTC : Warung Tegal Club.

Tanggal 07 September 2008

Topik : membicarakan tentang Undang- Undang 1. RUU : Rancangan Umbul-umbul.

2. UMAR : Untung Masih Ada Rambut 3. DRS : Di kepala Rambutnya Sedikit 4. FBI : Fans Berat Inul

5. Senior : Senang Istri Orang

Tanggal 14 September 2008 Topik : membahas tentang DPD


(55)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 2. DPD : Dewan Penggemar Duit

3. Pak Sarwono : Pasar Wono yang artinya pak Sarwono dipanggil jadi pak ramai

4. PEMUDI : Pemimpin Baru Mudah-Mudahan Dirindukan 5. BERMUTU : Bermuka Tua

6. Dalam berpidato harus sesuai dengan A, B, C, dan D - A berarti Assalam

- B berarti Bapak-bapak - C berarti Cukup sekian - D berarti Dan terima kasih

Tanggal 05 Oktober 2008

Topik : Membahas tentang arus mudik. 1. TITI DJ : Hati-Hati Di Jalan 2. TITI KAMAL : Hati-Hati Kalau Malam 3. Dedy Dores : Dengan Diiring Doa Restu 4. SIMPUL : Simbolis dengan Politis 5. Botol lampu : Bodoh tolol lambat pula

6. Silaturahmi : Silahkan Bersatu, Rahmat itu Bagi Kami 7. OHANG : Ompong Di atas Rahang

8. MUCLE : Muka Celamitan 9. ayo maju-maju: Tidak maju-maju 10. RAMAH : Rajin Menjamah 11. MUDIK : Mau pulang pesan tiket


(56)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. Uang harus perlu dibawa

Dibawalah barang yang sebanyak-banyaknya. Ingin turun keretanya jalan dulu

Keluar karena kepenuhan.

Tanggal 02 November 2008

Topik : Membicarakan “apakah BBM akan diturunkan”

1. Penyanyi barat yang kerja sambilannya sebagai supir adalah Britney Supir (spears)

2. Siapa berani menurunkan harga serentak rakyatmu membela (Maju Tak Gentar)

3. KEJUTAN : Keju pake Ketan

4. Teori yang dipakai oleh pemerintah dalam menaikkan BBM adalah teori ingus karena ingus turunnya lambat tapi waktu naiknya cepat.

Tanggal 09 November 2008

Topik : Membahas tentang Barack Obama(calon presiden Amerika Serikat) 6. Amerika artinya tergantung pada satu orang yaitu ame Rika (sama Rika) 7. BARAK : Bangsa Amerika Bersorak (Barack Obama)

8. Negara yang selalu mengejek atau meledek kepada warganya sendiri adalah Negara Zimbabue

9. Yes we can : Yes weekend 10. John mc Cane : Jake mungkin


(57)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.


(1)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

1. BBM : Bahan Bakar Mobil (bahan untuk membakar mobil)

2. PILKADA : Pilihan Langsung Kepada Daerah Asal

3. Saifulidi : Saiful Jamil

Tanggal 06 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang pemilih yang GOLPUT

1. GOLPUT : Golongan Pucat (karena takut memilih pilihannya salah).

Tanggal 13 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang PILKADA

1. MISI : MI artinya mie dan SI artinya sisi atau tempat

MISI berarti tempat mie atau disebut dengan mangkok.

2. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang

3. Cecak apa yang bisa membuat seseorang meninggal dunia?

- Jawabnya adalah Cecak nafas (sesak nafas)

Tanggal 20 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang kasus korupsi yang ditangkap KPK

1. KPK : Komisi Penggeledah Kantor

Tanggal 27 Juli 2008

Topik : Membicarakan tentang PILKADA 1. Pertamax-tamax : Pertama-tama

2. Mohon Doa restu : Mohon Dua Ratus Ribu


(2)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 4. Say no to drug : Seno Todrak

5. Musim apa yang pandai menyanyi?

- Jawabnya adalah Musim Alatas. 6. Baru- baru ini seorang anak desember petir.

Tanggal 10 Agustus 2008

Topik : Membicarakan tentang Presiden yang mempertahankan kasus korupsi

1. Tipe : Tape (tape recorder)

2. Penyadap : Koki memakai penyadap makanan (penyedap)

3. Paskah Suzetta: Pasrah Sejuta

4. Kaban : Kapan

Tanggal 17 Agustus 2008

Topik : Membahas tentang Aliran dana Bank Indonesia (BI) 1. Divisi apa sebagai seorang artis?

- Jawabnya adala Divisi Ratnasari (Desy Ranasari). 2. Inter-inter bodoh : Pintar-pintar bodoh

3. inter jemput : Antar jemput

4. Tikus : Tindakannya rakus

5. Di borgol : Di Bogor

6. KORAN : Kolomnya Teledoran.

Tanggal 31 Agustus 2008


(3)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

1. Siapakah yang telah menemukan kimia?

- Jawabnya adalah Group Band PADI Karena lirik lagunya ada “Kimia kutemukan” yang sebenarnya adalah “Kini aku temukan”.

2. LPG : Laporan Pertanggung Jawaban

3. TABUNG : Tarifnya Melambung

4. Siapakah artis yang selalu membawa senjata? Jawabnya adalah Meriam Bellina

5. Nama artis yang berasal dari nama binatang adalah Cecak Handika yang

sebenarnya namanya adalah Caca Handika (seorang penyanyi lagu dangdut).

6. WTC : Warung Tegal Club.

Tanggal 07 September 2008

Topik : membicarakan tentang Undang- Undang

1. RUU : Rancangan Umbul-umbul.

2. UMAR : Untung Masih Ada Rambut

3. DRS : Di kepala Rambutnya Sedikit

4. FBI : Fans Berat Inul

5. Senior : Senang Istri Orang

Tanggal 14 September 2008 Topik : membahas tentang DPD


(4)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

2. DPD : Dewan Penggemar Duit

3. Pak Sarwono : Pasar Wono yang artinya pak Sarwono dipanggil jadi pak

ramai

4. PEMUDI : Pemimpin Baru Mudah-Mudahan Dirindukan

5. BERMUTU : Bermuka Tua

6. Dalam berpidato harus sesuai dengan A, B, C, dan D - A berarti Assalam

- B berarti Bapak-bapak - C berarti Cukup sekian - D berarti Dan terima kasih

Tanggal 05 Oktober 2008

Topik : Membahas tentang arus mudik.

1. TITI DJ : Hati-Hati Di Jalan

2. TITI KAMAL : Hati-Hati Kalau Malam

3. Dedy Dores : Dengan Diiring Doa Restu

4. SIMPUL : Simbolis dengan Politis

5. Botol lampu : Bodoh tolol lambat pula

6. Silaturahmi : Silahkan Bersatu, Rahmat itu Bagi Kami

7. OHANG : Ompong Di atas Rahang

8. MUCLE : Muka Celamitan

9. ayo maju-maju: Tidak maju-maju

10. RAMAH : Rajin Menjamah


(5)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. Uang harus perlu dibawa

Dibawalah barang yang sebanyak-banyaknya. Ingin turun keretanya jalan dulu

Keluar karena kepenuhan.

Tanggal 02 November 2008

Topik : Membicarakan “apakah BBM akan diturunkan”

1. Penyanyi barat yang kerja sambilannya sebagai supir adalah Britney Supir (spears)

2. Siapa berani menurunkan harga serentak rakyatmu membela (Maju Tak

Gentar)

3. KEJUTAN : Keju pake Ketan

4. Teori yang dipakai oleh pemerintah dalam menaikkan BBM adalah teori

ingus karena ingus turunnya lambat tapi waktu naiknya cepat.

Tanggal 09 November 2008

Topik : Membahas tentang Barack Obama(calon presiden Amerika Serikat) 6. Amerika artinya tergantung pada satu orang yaitu ame Rika (sama Rika)

7. BARAK : Bangsa Amerika Bersorak (Barack Obama)

8. Negara yang selalu mengejek atau meledek kepada warganya sendiri

adalah Negara Zimbabue

9. Yes we can : Yes weekend


(6)

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.