Pembahasan Karakteristik Penderita Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2013

massa tubular. Perubahan struktural dapat mengurangi ukuran ginjal. Pada korteks ginjal, kejadian glomerulosklerosis meningkat rata-rata dari 5 pada usia 40 tahun sampai dengan 30 dengan 80 tahun. Namun, perubahan yang berhubungan dengan usia pada ginjal dapat menjadi lebih rumit dengan kondisi seperti hipertensi, diabetes, gagal jantung kongestif, aterosklerosis, obstruksi saluran kemih dan infeksi saluran kemih berulang Katie Flint,2011. Tingkat pendidikan kebanyakan penderita gagal ginjal kronik adalah tingkat SLTA 55,0. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang faktor risiko gagal ginjal, gejala klinis dan menjalani pengobatan sesuai dengan keparahannya. Tetapi dalam penelitian yang telah dilakukan di RSUP Hj Adam Malik menunjukkan angka tertinggi pada tingkat pendidikan SLTA. Mungkin ini bisa dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan juga ketidakpedulian tentang kesehatan oleh seserang penderita tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wiwin Handayani di Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan pada tahun 2006 di mana tingkat pendidikan SLTA menduduki tempat pertama diikuti dengan SD dan AKA. Jenis pekerjaan yang paling tinggi menderita gagal ginjal kronik adalah ibu rumah tangga 30,2. Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh RISKESDAS 2013 di mana hasil RISKESDAS yang tertinggi adalah wiraswasta dan diikuti dengan ibu rumah tangga tetapi sesuai dengan hasil penelitian di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerta pada tahun 2005 di mana kebanyakan pasien gagal ginjal terdiri daripada golongan tidak bekerja dengan persentasi ibu rumah tangga adalah 83,7. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Kingdom of Saudi Arabia oleh sekelompok dokter yang terdiri daripada universitas-universitas terkenal di Saudi Arabia dibuktikan bahawa sebanyak 70.9 penderita GGK adalah ibu rumah tangga dan dari studi tersebut dapat dilihat bahawa ibu rumah tangga mempunyai lebih banyak faktor resiko berbanding jenis pekerjaan yang lain Ginawi,2013. Jumlah ibu rumah tangga paling tinggi mungkin karena pola hidup yang pasif di mana kurang berolahraga dan mungkin akibat stress yang berlebihan dan menurut penelitian American Society Of Nephrology 2013 olahraga dapat mengurangkan resiko GGK. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak penderita gagal ginjal kronik adalah dari luar medan 69,5 berbanding dengan dari kota Medan 30,5. Ini bisa disebabkan oleh kekurangan fasilitas pengobatan di luar medan sehingga menyebabkan seseorang itu tidak mendapatkan perawatan sejak awal dan membiarkan sehingga menjadi kronik. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohaya pada tahun 2012 di RSUP Hj Adam Malik di mana jumlah pasien dari luar medan adalah 63,9 dan juga sesuai dengan penelitian oleh RISKESDAS pada tahun 2013 iaitu jumlah penderita gagal ginjal kronik lebih banyak dari luar medan. Penderita dari luar Medan iaitu berasal dari Deli Serdang, Langkat, Karo, Asahan, Kota Binjai, Acheh, Lawas, Dairi, Toba Samosir, Nias, Serdang Bedagai, Kota Sibolga dan Labuhan Batu. Kebanyakan penderita adalah dari Deli Serdang 28, Langkat18,1 dan Karo16,5. Kebanyakan penderita gagal ginjal kronik memiliki riwayat penyakit hipertensi 34,0 sebelum menderita gagal ginjal kronik dan diikuti dengan riwayat penyakit diabetes mellitus 23,3. Hasil ini sesuai dengan faktor risiko gagal ginjal kronik di mana hipertensi dan diabetes mellitus merupakan faktor risiko tertinggi untuk menderita gagal ginjal kronik Joseph,2013. Hipertensi akan menyebabkan pengerasan ginjal nefroskelerosis sehingga menyebabkan fungsi ginjal menurun dan kelajuan glomerulus juga menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan di University Hospital Cracow oleh Departmen Nefrologi di mana 65 penderita mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan juga penelitian yang telah dilakukan oleh Center of Disease Control and Prevention 2013 kasus hipertensi sebanyak 71,16. Menurut International Journal Of Nephrology suatu penelitian yang telah dilakukan di daerah-daerah tertentu di Dhaka pada tahun 2012 didapati sebanyak 11,6 penderita mempunyai hipertensi manakala 4,1 penderita mempunyai diabetes mellitus. Berdasarkan hasil penelitian saya, sejumlah 19172,9 orang penderita gagal ginjal kronik mempunyai kadar ureum lebih dari 200mg100ml dan sebanyak 7127,1 orang penderita mempunyai kadar ureum kurang dari 200mg100ml. Kadar ureum yang paling tinggi dalam penelitian saya adalah 552mg100ml dan paling rendah adalah 92.4mg100ml. Menurut Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH, salah satu indikasi dialisis di RSUP Hj Adam Malik, Medan adalah kadar ureumnya lebih dari 200mg100ml. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan di Pakistan Institute of Medical Islamabad di mana 53 pasien GGK mempunyai kadar ureumnya rata-rata 200-300mg100ml dan menjalani hemodialisisRaja Tahir,2014. 27,1 pasien yang menjalani hemodialisis walaupun kadar ureumnya kurang 200mg mungkin karena disebabkan atas indikasi-indikasi yang lain seperti kadar kreatininnya atau mempunyai uremic syndrome. Kadar kreatinin yang paling tinggi yang telah saya dapati dari penelitian saya adalah 38,6mg100ml dan paling rendah adalah 5,15mg100ml. Menurut Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH, salah satu indikasi dialisis di RSUP Hj Adam Malik, Medan adalah kadar kreatininnya lebih dari 8mg100ml. Indikasi ini sesuai dengan hasil penelitian saya. Sebanyak 24,8 penderita mempunyai kadar kreatininnya 8mg100ml tetapi tidak kurang dari 5mg100ml. Hasil ini sesuai dengan penelitian di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania di mana sebanyak 47 penderita gagal ginjal kronik mempunyai kadar kreatinin lebih daripada 4,7mg100ml dan telah menjalani dialisis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di RSUP Hj Adam Malik, proporsi penderita gagal ginjal kronik berdasarkan keadaan sewaktu pulang, sebanyak 123 orang penderita pulang berobat jalan, 109 orang penderita pulang atas permintaan sendiri manakala 30 orang penderita meninggal. Kebanyakan penderita pulang berobat jalan karena pengobatan untuk gagal ginjal kronik harus berlanjutan dan masih dapat dilakukan berobat jalan. Malah penelitian saya terhadap penderita yang menjalani hemodialisis yang dapat berobat jalan karena hemodialisis yang dilakukan 3-4minggu dengan rata-rata 2-4jamdialisis. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Divisions of Nephrology and Clinical Care Research, Department of Medicine, New England Medical Center, Boston, Massachusetts, USA di mana 53.5 pasien yang menjalani hemodialis pulang berobat jalan. Bagi penderita PAPS mungkin karena keterbatasan biaya. Penderita yang meninggal adalah 30 orang di mana dalam umur yang berisiko iaitu 49-57 tahun sebanyak 9 orang penderita, jenis kelamin yang tertinggi adalah lelaki iaitu sebanyak 15 orang, riwayat penyakit tertinggi adalah hipertensi iaitu sebanyak 12 orang dan kebanyakannya adalah wiraswasta iaitu 14 orang. 26 orang penderita daripada 30 orang yang meninggal mempunyai kadar kreatinin yang lebih dari 8mg100ml dan 27 orang mempunyai kadar ureum yang lebih dari 200mg100ml Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialis di RSUP Hj Adam Malik pada tahun 2013 adalah seperti berikut: 1. Proporsi penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis berdasarkan umur yang tertinggi adalah dalam kelompok 49-57 tahun 34,7. 2. Berdasarkan penelitian jenis kelamin yang tertinggi dalam menderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah perempuan 51,9 tetapi jenis kelamin yang tertinggi pada golongan umur beresiko adalah lelaki 37.3. 3. Menurut tempat tinggal penderita gagal ginjal kronik, kebanyakannya dari luar Medan 69,5. 4. Proporsi penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis menurut tingkat pendidikan, yang tertinggi adalah tingkat SLTA 55. 5. Pekerjaan penderita yang paling dominan adalah ibu rumah tangga 30.2. 6. Kebanyakan penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis pulang berobat jalan 46.9. 7. Proporsi penderita gagal ginjal kronik berdasarkan kadar ureum yang tertinggi adalah 200mg100ml 72.9. 8. Proporsi penderita gagal ginjal kronik berdasarkan kadar kreatinin yang tertinggi adalah 8mg100ml 74.9. 9. Proporsi penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis berdasarkan riwayat penyakit yang tertinggi adalah hipertensi 34.0.

6.2 Saran

1. Kepada penderita gagal ginjal kronik yang pulang atas permintaan sendiri, diminta untuk rajin datang menjalani hemodialisis dan segera mengontrol ulang penyakitnya apabila terdapat keluhan yang berkaitan penyakit tersebut agar tidak menjadi parah. 2. Kepada penderita yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus agar teratur dalam pengambilan ubatnya dan sentiasa membuat pemeriksaan supaya dapat mencegah daripada terjadinya gagal ginjal kronik. 3. Kepada petugas kesehatan baik dokter mahupun perawat di RSUP Hj Adam Malik Medan agar memberi penyuluhan atau kaunseling kepada penderita gagal ginjal kronik tentang penatalaksanaannya karena bukan semuanya setuju untuk menjalani hemodialisis atas sebab biayanya. 4. Kepada masyarakat diminta untuk sentiasa melakukan pemeriksaan kesehatan, menjaga pola makanan, kebersihan, berolahraga dan pastikan mengamalkan gaya hidup yang sihat karena pencegahan lebih baik daripada mengobati. 5. Kepada pihak RSUP Hj Adam Malik sebaiknya melengkapi pencatatan data pada kartu status penderita seperti riwayat penyakitnya, pengobatan, kadar ureum dan kreatininnya.