3. Burner untuk bakar padat.

402 2.Underfeed stoker Stoker jenis ini banyak dipakai untuk industri skala kecil, konstruksinya sederhana. Bahan-bakar di dalam berupa batu bara dimasukan ke perapian dengan dengan srew pengumpan. Proses pembakaran terjadi di dalam retort, batu bara akan dipanaskan untuk menguapkan air dan zat terbang kemudian arang terbakar. Sisa pembakaran berupa abu akan digeser ke luar karena desakan batu bara baru yang belum terbakar. Udara tambahan digunakan untuk membantu proses pembakaran sehingga lebih efesien [gambar 19.28] Gambar 19.28.Underfeed stoker 3.Fixed grate burner Gambar 19.29 Fixed grate burner Batu bara Ulir Pendorong batubara Pemanas mula batu bara Zona pembakaran Tempat Abu Clinker untuk bahan bakar baru Ke luar api skunder udara cepat Proses volatile Retort Nosel udara skunder depan dan belakang Dari sistem transport batu bara Tempat Injeksi kembali 403 Tempat pembakaran berbentuk plat yang memungkinkan udara utama dapat mengalir dari bawah. Serbuk batu bara dari pulvizer dipindahkan menuju burner dengan udara berkecapatan sedang dengan pipa pengumpan. Proses pembakaran dibantu dengan udara tambahan dari saluran saluran udara sekunder. Ada dua tipe yang umum dipakai yaitu front feed dan top feed fixed grate burner. Sisa pembakaran yang berupa abu dibersihkan secara manual atau dirancang secara otomatis[gambar 19.29] 4.Chain grate stoker Serbuk batu bara diumpankan dari hopper dengan katup rotari ke grate berjalan, kapasitasnya dibatasi dengan menggunakan plat geloutin. Rotari vane juga digunakan untuk mencegah nyala balik dari grate berjalan ke hopper. Grate berjalan dapat divariasi kecepatannya. Udara pembakaran dilewatkan dari sela-sela grate dan udara tambahan dilewatkan melalui permukaan atas lapisan serbuk batu bara pada grate [gambar 19.30] Gambar 19.30.Chain grate stoker 5.Fluidized bed stoker Bahan bakar berupa serbuk batu bara dikondisikan seperti fluida. Serbuk batu bara terangkat ankat dari grate karena desakan dari udara bertekanan dari bagian bawah grate. Udara bertekanan disuplai dari kompresor. Proses pembakaran terjadi sangat cepat, dibantu dengan penyalaan dengan bahan-bakar gas atau cair. Temperatur pembakaran tidak boleh melebihi dari temperatur leleh dari abu, sehingga tidak terjadi penyumbatan di grate oleh lelehan dari abu. Abu akan turun ke penampung abu di bagian bawah. Serbuk batu bara diumpankan dari Pintu guillotine Tempat Abu Abu Sistem katup rotari pemutus api Hopper Roda kecepatan variabel Uadara primer Tempat berhenti Peredam distribusi udara Udara skunder Penyalaan bahan bakar Tanpa Penyalaan bahan bakar Arch refractori 404 feeder. Untuk mencegah emisi gas ke luar ditambahkan limestone atau zat lainnya untuk menetralisir zat polusi seperti sulfat dan nitrat [gambar 19.31] Gambar 19.31.Fluidized bed stoker Uap Ke luar Gas Ke luar Drum uap Drum mud Udara masuk Tingkat distribusi udara Pemantik api dan alat bantu burner bahan bakar Pengunpan batu bara TYP Bed material drain TYP 405

BAB 20 PRINSIP DASAR ALIRAN

Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang besar yang dapat dimanfaatkan, khususnya sumber daya air yang sangat berlimpah. Air yang tersimpan di danau, waduk atau yang mengalir di sungai, mempunyai energi potensial yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk menggerakan turbin air [gambar 20.1, 20.2, 20.3]. Dengan membangun bendungan-bendungan pada tempat-tempat yang tinggi, misalnya di pegunungan-pegunungan, air dapat diarahkan dan dikumpulkan pada suatu tempat, tempat tersebut dinamakan waduk atau danau buatan. Dengan memanfaatkan beda tinggi, air dapat dialirkan melalui saluran saluran ke turbin air, yang dipasang di bawah waduk. Gambar 20.1 Waduk sebagai sumber energi potensial air 406 Gambar Gambar 20.2 Instalasi Turbin air pada aliran sungai Gambar 20.3 Instalasi pembangkit listrik tenaga air Micro Hydro masuk ke luar kanal pintu masuk air penstok turbin pipa hisap