Modifikasi Turbin Gas 1. Turbin gas dengan regenerator
365
Gambar 17.11 Diagram t-s turbin gas dengan regenerator Dari diagram di atas terlihat dengan penambahan Q
gen
dapat menaikkan suhu udara mampat, dari titik 2 T
2
menjadi titik 3 T
3
. Dengan kenaikan tersebut, energi yang dibutuhkan untuk proses
pembakaran menjadi berkurang atau lebih sedikit. Dengan kata lain, dengan energi yang lebih sedikit, bahan -bakar yang dibutuhkan pun
menjadi sedikit atau lebih irit.
Gambar 17.12 Diagram t-s turbin gas sistem tertutup dengan regenerator
kompresor turbin
udara segar masuk
udara panas tekanan rendah kerja
2 4
5 1
udara panas tekanan tinggi
udara mampat pemanas awal
REGENERATOR
T
2
T
3
T
4
T
5
T
1
3
syarat T
5
T
2
ruang bakar SUMBER ENERGI
penukar kalor bahan bakar
masuk gas buang
air pendingin 6
T
6
4
1 2
3
[A] [B]
[C ]
[D]
diagram t-s
s T K
5 3
Q
reg
Q
reg
Q
masuk
Q
buang
Q
generator
T
4
T
2
gas buang
udara mampat REGENERATOR
100 =
η
366
B.2. Turbin gas dengan pendingin sela intercooler
Gambar 17.13 Diagram t-s turbin gas sistem terbuka dengan regenerator dan intercooler
kompresor turbin
udara segar masuk
gas pembakaran tekanan rendah ke
luar kerja
4 6
7 1
gas pembakarani udara mampat
pemanas awal REGENERATOR
T
4
T
5
T
6
T
7
T
1
5 ruang bakar
SUMBER ENERGI
INTERCOOLER 2
T
2
T
3
3
diagram t-s
air pendingin
7
3 4
6
s
T K
8 5
Q
reg
Q
masuk
Q
buang
1 2
INTERCOOLER REGENERATOR
p1 = konstan p4= konstan
x p2 = konstan
367
Pada akhir proses kompresi pada kompresor, terjadi kenaikan temperatur dari fluida gas. Dari perumusan termodinamika didapat
bahwa kenaikan temperatur sebanding dengan rasio tekanannya. Adapaun persamaannya adalah sebagai berikut ;
n n
i d
i b
p p
T T
1 −
=
n n
i d
i b
p p
T T
1 −
=
dimana T
b
= temperatur akhir kompresi T
i
= temperatur awal kompresi p
d
= tekanan akhir kompresi pi = tekanan hisap kompresi
n = faktor politropie n=1 ~n = 1,4 dan persamaan kerja dari kompresor adalah
− −
= 1
1
i b
s i
kompresor
T T
n n
T R
W
dan untuk kerja pada kondisi isotermal, persamaannya adalah
i b
s i
kompresor
p p
T R
W ln
=
Dari perumusan temperatur dan kerja menunjukkan bahwa dengan kenaikan rasio tekanan akan menaikkan temperatur akhir dari kompresi,
hal ini juga berarti kerja yang dibutuhkan kompresor naik.
Kenaikan kerja kerja kompresor sangat tidak menguntungkan, karena kerja kompresor adalah negatif. Apabila kondisi ini diaplikasikan
pada kompresor turbin gas pada rasio tekanan tinggi, maka akan banyak mengurangi daya dari turbin gas, hal ini akan menurunkan efisiensi
secara keseluruhan.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, proses kompresi dibuat bertingkat dan dengan pendinginan sela intercooler pada setiap tingkat
kompresi. Dengan metode ini akan menggunakan kompresor yang jumlahnya sama dengan jumlah tingkat kompresi, dan jumlah intercooler
yang dipasang adalah jumlah kompresor dikurangi satu.
Pada gambar 17.13 menunjukkan proses kerja dari turbin gas dengan penambahan regenerator dan pendingin sela intercooler.
368
Dengan pemasangan intercooler suhu dari proses kompresi tingkat sebelumnya didinginkan kembali ke temperatur awal. Dengan keadaan
tersebut kerja kompresor yang kedua adalah sama dengan kerja kompreso sebelumnya, dengan rasio tekanan yang sama. Pada gambar
17.14 terlihat dengan membuat dua tingkat kompresi, dua kompresor, dan satu intercooler, ada penghematan kerja kompresor dibandingkan
dengan kerja kompresor tunggal.
Gambar 17.14 Diagram p-v kompresor bertingkat dengan intercooler