parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
Wikipedia, 2006. Sugiarto, 2006 mengatakan bahwa salah satu langkah penting yang dilakukan
dalam menangani infertilitas adalah memberikan pengetahuan yang cukup tentang infertilitas dan penanggulangannya pada kedua pasangan suami-istri serta masyarakat
yang rata-rata memiliki pengetahuan yang minim mengenai masalah infertilitas. Sepertinya sudah terbiasa bila pasangan infertil, maka sang perempuanlah yang paling
dicurigai bahkan langsung divonis sebagai penyebabnya. Hal ini bertentangan dengan data statistik yang menunjukkan bahwa penyebab infertilitas pada pria lebih besar
dibandingkan wanita. Dengan pengetahuan yang rendah mengenai infertilitas memungkinkan terjadinya
sikap negatif terhadap pemeriksaan infertilitas sehingga menyebabkan tidak tertanggulanginya masalah infertilitas.
2. Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang 100, istri
sebanyak 30 orang 100. Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan
sikap tentang infertilitas didapatkan hasil bahwa pasangan usia subur yang banyak menjawab sangat setuju pada pernyataan nomor 16 yaitu pasangan suami-istri yang
mandul harus segera memeriksakan kesehatannya ke dokter setelah 12 bulan tidak memiliki keturunan tanpa menggunakan kontrasepsi. Pernyataan ini sangat penting
diketahui oleh pasangan usia subur sehingga mereka segera memeriksa kesehatannya
Universitas Sumatera Utara
setelah mereka mengetahui tidak memiliki keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan kontrasepsi dengan frekuensi hubungan seksual yang teratur Vitahealth,
2007. Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan
sikap tentang infertilitas didapat hasil bahwa pasangan usia subur banyak menjawab tidak setuju pada pernyataan nomor 1 yaitu kemandulan hanya milik perempuan,
pasangan usia subur tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini disebabkan karena pasangan usia berpendapat bahwa kemandulan itu dapat disebabkan oleh suami, istri
ataupun kedua belah pihak. Berdasarkan penelitian Soetomo Dikutip dari Wikipedia, 2006, Data Infertil menjelaskan bahwa penyebab infertilitas adalah 40 dari faktor
suami, 40 dari faktor istri dan 20 adalah karena faktor hubungan di antara keduanya.
Pasangan usia subur juga tidak setuju pada pernyataan nomor 8 yaitu stress dapat menyebabkan kemandulan, hal ini disebabkan karena pasangan usia subur tidak percaya
dan tidak pernah mendengar teori itu. Ini bertentangan dengan Penelitian Kurniawan, 2008 di Poli Infertilitas RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2008
menyatakan bahwa stress dapat menyebabkan kemandulan, kondisi jiwa yang penuh gejolak juga bisa menyebabkan gangguan ovulasi, spasme tuba fallopi, menurunnya
frekuensi hubungan suami istri dan personal hygien yang kurang sehingga menyebabkan terjadinya infeksi yang tidak diketahui.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN