bermanfaat baginya. Bila orang tidak mau menerima kritikan dari nuraninya sendiri, maka ia tidak akan dapat menerimanya dari orang lain.
Lebih lanjut Khalil menyatakan, disamping melakukan introspeksi diri, seseorang juga harus mau menerima kritikan yang dilontarkan orang lain.
Orang yang mau menerima kritikan orang lain adalah orang yang memiliki jiwa positif dan konstruktif. Mau menerima kritikan orang lain adalah
pertanda kelapangan dada, kesabaran, kemampuan mengendalikan diri, kedalaman akal dan hikmah.
44
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Ninik Chamidah, dengan tema “Konsep Zakat dalam Islam dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Sosial.” Karya ini menjelaskan
pengaruh zakat dalam pendidikan sosial mempunyai arti dan peran penting yang berkaitan dengan kesejahteraan dan pemerataan pengembangan
ekonomi masyarakat miskin melalui jalan memperkecil jurang dan jarak antara si kaya dan si miskin dan akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan
persaudaraan dalam persatuan Islam di dalam masyarakat yang bersangkutan.
45
Ajaran Islam menjadikan Ibadah yang mempunyai aspek sosial sebagai landasan membangun satu sistem yang mewujudkan
kesejahteraan dunia dan akhirat. Dengan mengintegrasikannya dalam Ibadah berarti memberikan peranan penting pada keyakinan keimanan
yang mengendalikan seorang mukmin dalam hidupnya. Namun demikian, zakat bukanlah satu-satunya gambaran dari sistem yang ditampilkan oleh
ajaran Islam dalam mewujudkan keejahteraan umum bagi masyarakat. Namun juga harus diakui bahwa zakat sangat penting arti dan
kedudukannya karena merupakan titik sentral dari sistem tersebut.
44
Khalil al-Musawi, Terapi Akhlak, Jakarta: Zaytuna, 2011, h. 102-103.
45
Ninik Chamidah, Konsep Zakat dalam Islam dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Sosial Semarang: UIN Sunan Kalijaga Press, 2006.
2. Aunur Rofiq, dengan karya ilmiah berjudul “Konsep Metode Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah Nashih Ulwan Studi Dalam Manusiab
Tarbiyatul Awlad Fil Islam.
46
Karya ini menjelaskan bahwa metode pendidikan sosial anak ialah jalancara untuk menanamkan pengetahuan
sosial pada diri seseorang anak sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran yaitu pribadi yang mempunyai kecakapan sosial. Adapun Macam-
macam Metode Pendidikan sosial anak menurut Nashih Ulwan meliputi 4 hal yakni metode penanaman dasar-dasar kejiwaan yang mulia, metode
memelihara hak orang lain, metode disiplin etika sosial, dan metode kontrol dan kritik sosial. Sementara macam-macam metode pendidikan
sosial konvensional Islam, antara lain: Metode Keteladanan, Metode Pembiasaan, Metode Hukuman dan Ganjaran, Metode kisah Qurani,
Metode Ibrah dan Mauidzah, Metode tarhib wa targhib. 3. Suyadi, dengan tema “Konsep Fiqih Sosial dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan Islam Telaah Pemikiran KH. Sahal Mahfudh.” Karya ini berpijak pada kerangka epistemologi Fiqih sosial KH. MA. Sahal
Mahfudh. Fiqih sosial, perbincangan antara fiqih dengan realitas yang ada, berkembang. Menempatkan fiqih tidak hanya sebagai mengenai ritual
agama hubungan vertikal. Tapi lebih pada prinsip mencari kemaslahatan bersama ibadah sosial. Dengan dalil, yaitu mempertahankan hal lama
yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik. Kemudian manusia cari implikasi pemikiran di atas terhadap Pendidikan Islam.
Karenanya secara konteksnya, antara fiqih dengan pendidikan Islam mempunyai kesamaan. Penulis merujuk pada buku babon fikih sosialnya
Sahal Mahfudh untuk kemudian dibandingkan dengan Tafsir al-Quran Tematik Sosial.
47
46
Aunur Rofiq, Konsep Metode Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah Nashih Ulwan Studi Dalam Kitab Tarbiyatul Awlad Fil Islam Surabaya: UIN-Sunan Ampel Press,
2010.
47
Suyadi, Konsep Fiqih Sosial dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam Telaah Pemikiran KH. Sahal Mahfudh , Solo: Tiga Serangkai, 2006.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN