Peringkat dan konsekuensi cinta

Selanjutnya, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surat Al Maa`idah diatas, ciri orang yang mencintai Allah adalah tidak takut dengan celaan, cemoohan, cibiran dan hinaan orang-orang yang tidak suka kepadanya karena ia berpegang teguh terhadap agama dan ajaran Allah. Kekuatan cinta telah membuatnya kebal dengan semua itu. Seperti teladannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang juga mendapat kata- kata dan hinaan buruk dari orang-orang musyrik dahulu. Beliau disebut penyihir, orang gila dan pemecah belah. Namun semua hinaan itu tidak membuatnya menyurutkan langkah walaupun sedikit pun dalam berdakwah kepada Allah. 10 Cara Agar Bisa Mencintai Allah Ibnu Qayyim menyebutkan 10 cara agar bisa mencintai Allah: 1. Membaca Al Quran, mentadabburi, dan memahami makna-maknanya. 2. Bertaqarrub kepada Allah dengan mengamalkan amal-amal yang sunnah. 3. Selalu berdzikir kepada Allah di setiap keadaan, dengan lisan, hati dan amal. 4. Lebih mementingkan apa yang dicintai oleh Allah di atas yang dicintai oleh hamba ketika bertabrakan. 5. Menyelami nama-nama Allah dan sifatNya serta pengaruh dan kesempurnaan yang ditunjukkan olehnya. 6. Memikirkan nikmat-nikmat Allah yang bersifat lahiriyah dan batiniyah. Serta menyaksikan kebaikan-kebaikaNya kepada hambaNya. 7. Menundukkan hati di hadapan Allah dan selalu merasa faqir kepadaNya. 8. Bermunajat kepada Allah di saat sepertiga malam terakhir dengan shalat, membaca alquran dan istighfar. 9. Bershahabat dengan orang-orang shalih dan mengambil faidah dari mereka. 10. Menjauhi semua yang menghalangi hati dari Allah.

4. Peringkat dan konsekuensi cinta

Peringkat Cinta Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta. Peringkat cinta ini sebaiknya dipahami oleh para remaja. Bila mereka menempatkan proiritas yang salah, maka akan terjadi kesalahan yang luar biasa. Salah-salah mereka bisa menjadi hamba Allas yang musyrik karena menandingi cinta kepada Allah dengan cinta kepada makhluk-Nya. Menurut Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7 terdapat enam peringkat cinta maratibul mahabah, yaitu : Peringkat pertama adalah tatayyum, yang merupakan tingkat paling tinggi dan merupakan hak Allah semata. Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah....Q.S al-Baqarah: 165. Allah-lah yang palin utama dan tidak ada tandingan, tidak ada bandingan. Posisi Allah tidak boleh digeser menjadi nomor dua ataupun nomor lainnya. Cinta kita kepada Allah harus menjadi puncak dari segala cinta yang kita miliki, karena Dia-lah yang memberikan kita segala nikmat dan kebaikan sejak kita dilahirkan di dunia ini. Peringkat kedua adalah isyk yang hannya merupakan hak Rasulullah saw. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanaya, ingin mengikutinya, emcontohnya dll. Namun, bukan menghambakan diri kepadanya. Kita mencintai Rasulullahsaw. dengan segenap konsekuensinya. Kita akan dengan bangga menjalankan sunnah-sunnahnya dan mengikuti petunjuknya dalam mengamalkan agama ini. Kita juga akanmencintai kehidupannya yang begitu luhur dan penuh amal shalih. Cinta kita kepada Rasululllah akan mendorong kita untuk membela agama ini dengan kekuatan yang kita miliki. Demikian juga membela sunnah-sunnagnya bila diinjak-injak oleh orang lain. Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku Nabi saw maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.Q.S Ali Imran : 31 Peringkat ketiga adalah syauq, yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnnya. Antara suami istri, antara orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah. Cinta yang timbuh pada diri mereka akan menambah ketentraman hati dan ketenangan jiwa. Peringkat keempat adalah shabahah, yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah islamiyah. Cinta ini menuntut sebuah kesabaran yang untuk menerima perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah hikamh yang berharga. Seperti kita ketahui bahwa saat ini sedikit perbedaan saja seringkali terjadi perpecahan. Belum lagi kalau kita lihat betapa banyak kelompok harakah islamiyah yang bermunculan. Bila cinta ini ada, insya Allah segala perbedaan bisa disinergiskan. Tidak semua perbedaan harus dipaksa sama, tapi kadang hannya membutuhkan hubungan dalam tubuh uamat islam. Peringkat kelima adalah ithf simpati yang ditunjukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, termasuk puli didalamnya adalah dakwah. Rasa ini seringkali muncul bila sisi kemanusiaan kita tersentuh. Di saat melihat anak kecil yang memelas membutuhkan bantuan, duduk disebuah bangku gubuk dengan wajah peb-nuh oenderitaan, atau saat melihat korban musibah alam yang berjatuhan, tentu saja mengetuk kepedulian kita yang terdalam. Sisi kemanusiaan kita menjadi tersentuh dan ingin menitikkan air mata. Hati kita tidak tega melihat sebuah penderitaan yang tak kunjung berakhir. Inilah bentuk simpati yang muncul dari hati yang paling dalam. Peringkat keenam adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta keinginan kepada selain manusia; harta benda. Namun, keinginan ini sebatas intifapendayagunaanpemanfaatan. Cinta jenis ini pula yang sering kali menggelincirkan manusia, karena sifat harta memang selalu melenakan. Namun, bila kita cerdas, banyaknya harta benda seharusnya tidak menjadikan kita terlena. Sebaliknya, ia hannya menjadi sarana untuk meraih cinta yang sebenarnya yaitu kepada Allah SWT. Konsekuensi Cinta Cinta kita pada sesuatu menuntut kita untuk mencintai apa yang dicintainya dan membenci apa yang dibencinya. Kebencian kita pada sesuatu yang dicintainya akan menjadikan kebenciannya kepada kita. Cinta kita pada sesuatu yang dibencinya juga akan menjadikan kebenciannya pada kita. Adalah lazim dalam tradisi cinta mencintai bahwa kekasih senantiasa berusaha menyatu dengan kekasihnya. Ia merasakan apa yang dirasakan oleh kekasihnya. Ia sedih dengan kesedihannya, ia bahagia dengan kebahagiaannya, menderita dengan penderitaannya, ia gembira dengan kegembiraannya. Konsekuensi cinta lebih lanjut akan diuraikan berikut ini

1. Mencintai siapa yang dicintai sang kekasih